BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko ergonomi adalah unsur-unsur tempat kerja yang berhubungan dengan ketidaknyamanan dialami pekerja saat melakukan pekerjaan, dan jika diabaikan, lama-lama bisa menambah kerusakan pada tubuh pekerja yang menimbulkan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Adapun faktor risiko yang berhubunhan dengan ergonomi salah satunya adalah postur janggal (awkward posture) dimana keadaan tubuh yang tidak sesuai dengan mekanisme posisi sehat dan dapat berisiko menimbulkan sakit pada bagian tubuh tertentu. Memperpanjang pencapaian dengan tangan, twisting, berlutut, jongkok. Postur janggal merupakan lawan dari posisi netral. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula risiko kejadian keluhan tersebut (UCLA-Labor Occupational Safety and Health Program, 2009). (International Labour Organitation, 2013), menyatakan bahwa 160 pekerja mengalami sakit akibat pekerjaan. Di tahun sebelumnya (2012) tercatat angka kematian akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. Menurut Departemen Kesehatan RI, terdapat 40,5% pekerja di Indonesia mempunyai gangguan kesehatan yang berhubungan dengan penyakit akibat kerja diantaranya adalah gangguan musculoskeletal sebanyak 16%, gangguan kardiovaskular 6%, kulit 1,3% dan gangguan THT (Depkes RI, 2007). Salah satu profesi yang berisiko melakukan pekerjaan dengan postur janggal adalah profesi dokter gigi. dikarenakan pekerjaan dokter gigi dilakukan pada area yang kecil yaitu mulut pasien. Prosedur kerja yang harus tepat dan membutuhkan tangan yang stabil seringkali memerlukan gerakan pengulangan, pengerahan tenaga, dengan berbagai gerakan yang terbatas. Selain itu, posisi yang tidak tepat antara operator 1
dan pasien sering meningkatkan beban kerja statis dan postur janggal terutama dalam kaitannya dengan kondisi leher dan bahu (Biswas et al, 2012). Posisi kerja yang ergonomis adalah posisi kerja yang baik. Ergonomi sendiri adalah penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan. Lebih jauh lagi ergonomi adalah ilmu tentang hubungan di antara manusia, mesin yang digunakan, dan lingkungan kerjanya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan, yaitu, Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau sikap berdiri secara bergantian, semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statis diperkecil, tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani melainkan dapat memberikan relaksasi pada otot yang tidak digunakan untuk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian paha (Bridger, 2003). Postur janggal adalah postur tubuh yang menyimpang secara signifikan terhadap posisi normal saat melakukan pekerjaan. Bekerja dengan posisi janggal meningkatkan jumlah energi yang dibutuhkan untuk bekerja. Posisi janggal menyebabkan kondisi dimana perpindahan tenaga dari otot ke jaringan rangka tidak efisien sehingga mudah menimbulkan lelah. Termasuk ke dalam postur janggal adalah pengulangan atau waktu lama dalam posisi menggapai, berputar (twisting), memiringkan badan, berlutut, jongkok, memegang dalam kondisi statis, dan menjepit dengan tangan. Postur ini melibatkan beberapa area tubuh seperti bahu, punggung dan lutut, postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan sakit pada bagian tubuh tertentu (postural stress) dan merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap timbulnya kejadian musculoskeletal disorders (MSDs) (Straker, 2000). 2
Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan (2010), yang meneliti dua aktivitas pekerjaan dokter gigi yaitu penilaian postur duduk pada aktivitas pembersihan karang gigi serta penilaian postur berdiri pada aktivitas pencabutan, keduanya berpotensi menimbulkan MSDs, dengan skor REBA 6 poin, anggota tubuh yang memiliki risiko tinggi adalah tulang punggung, bahu, siku, leher, dan pergelangan tangan. Menurut Wijaya, dkk (2011), pada 70 mahasiswa tingkat profesi yang kerja praktik di klinik FKG UI juga menunjukkan bahwa prevalensi mahasiswa profesi yang mengalami nyeri pada bagian tubuh karena aktivitas praktik 62.9% nyeri ringan dan 37,1% nyeri sedang. Happy Dental Clinic Mal Ciputra Jakarta Barat berdiri tahun 2009 memiliki 8 tenaga kerja dokter gigi, berdasarkan observasi awal bahwa dalam pekerjaannya terdapat postur yang tidak alamiah, dikarenakan adanya penyesuaian antara tubuh dokter dengan pasiennya. Aktivitas yang dilakukan oleh dokter gigi ini meliputi kegiatan merawat gigi, menambal gigi, mencabut gigi, pemasangan kawat gigi dan membersihkan karang gigi dimana pada penelitian ini hanya dilakukan pada dua aktivitas kegiatan saja yaitu scaling dan pencabutan gigi, dikarenakan tindakan tersebut meliputi posisi duduk dan posisi berdiri dan membutuhkan waktu yang lama dan berbahaya bagi tindakan pencabutan gigi, karena diperlukan konsentrasi penuh dan tingkat ketelitian yang tinggi. Pekerjaan dokter gigi membutuhkan ketelitian dalam proses kerjanya, dilakukan dengan postur tubuh yang janggal dengan durasi kerja yang cukup panjang dan frekuensi yang tinggi, dengan desain peralatan yang harus disesuaikan dengan tubuh pekerja, karena itu kesehatan pekerjaan dokter gigi perlu mendapatkan perhatian. Pada di Happy Dental Clinic Mal Ciputra Jakart barat tahun 2019 belum memiliki data kesehatan terkait ergonomi, hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian. 3
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah masih banyaknya dokter gigi melakukan gerakan postur janggal dan statis yang dilakukan dalam durasi kerja yang panjang dengan frekuensi yang cukup tinggi dan berulang pada saat melakukan kegiatan kerjanya. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian terkait penerapan postur kerja yang ergonomis selama kegiatan di Happy Dental Clinic Mal Ciputra Jakarta Barat. Berdasarkan masalah tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai Gambaran Postur Kerja Pada Dokter Gigi di Happy Dental Clinic Mal Ciputra Jakarta Barat Berdasarkan Metode REBA Tahun 2019. Hasil analisis terhadap postur kerja tersebut kemudian digunakan sebagai acuan untuk membuat suatu paduan kerja dokter gigi yang ergonomis. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1.3.1 Bagaimana gambaran risiko postur kerja duduk dokter gigi pada aktivitas membersihkan karang gigi/scaling di Happy Dental Clinic Mal Ciputra Jakarta Barat Tahun 2019 Berdasarkan Metode REBA? 1.3.2 Bagaimana gambaran risiko postur kerja berdiri dokter gigi pada aktivitas pencabutan gigi di Happy Dental Clinic Mal Ciputra Jakarta Barat Tahun 2019 Berdasarkan Metode REBA? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum 4
1.4.1.1 Untuk mengetahui skoring gambaran postur kerja berdiri pada pekerjaan dokter gigi di Happy Dental Clinic Mal Ciputra Jakarta Barat tahun 2019. 1.4.2 Tujuan Khusus 1.4.2.1 Mengetahui gambaran risiko postur kerja duduk dokter gigi pada aktivitas membersihkan karang gigi/scaling di Happy Dental Clinic Mal Ciputra Jakarta Barat Tahun 2019 Berdasarkan Metode REBA. 1.4.2.1 Mengetahui gambaran risiko postur kerja berdiri dokter gigi pada aktivitas pencabutan gigi di Happy Dental Clinic Mal Ciputra Jakarta Barat Tahun 2019 Berdasarkan Metode REBA. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Untuk Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman, dan mempertajam kemampuan peneliti dalam hal postur kerja mengenai Gambaran Postur Kerja Pada Dokter Gigi di Happy Dental Clinic Mal Ciputra Jakarta Barat Berdasarkan Metode REBA tahun 2019. 1.5.2 Untuk Universitas/Prodi/Institusi Sebagai sarana literatur tambahan bagi para mahasiswa di Universitas Esa Unggul, terutama jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat dan memberikan masukan dan menambah kepusatakaan dalam mengembangkan keilmuan di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. 5
1.5.3 Untuk Tempat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan bagi para pekerja dokter gigi mengenai postur kerja pada pekerjaannya dan bagi pengelola agar lebih memperhatikan kondisi kesehatan para pekerja di Happy Dental Clinic Mal Ciputra Jakarta Barat. Selain itu, penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi dasar dalam melakukan tindakan perbaikan posur kerja/tubuh di tempat kerja. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengenai bertujuan untuk mengetahui gambaran postur tubuh dan aktivitas kerja pada dokter gigi. Dengan observasi awal terdapat postur yang tidak alamiah. Penelitian ini hanya dilakukan pada dua aktivitas kegiatan yaitu scaling dan pencabutan gigi, dikarenakan tindakan tersebut meliputi posisi duduk dan posisi berdiri dan membutuhkan waktu yang lama dan berbahaya bagi tindakan pencabutan gigi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Objek penelitian ini adalah untuk melihat gambaran postur kerja pada dokter gigi pada saat melakukan aktifitas kerjanya, dengan cara mengamati aktifitas pekerjaan mendokumentasikan menggunakan kamera. Penilaian tingkat risiko dilakukan menggunakan metode Rapid Entire Body Assesment (REBA). Metode REBA dipilih karena metode ini dapat menilai keseluruhan postur tubuh dari anggota tubuh paling atas sampai yang paling bawah dan dapat digunakan untuk menilai pekerjaan yang bersifat statis maupun dinamis. Penelitian dilakukan di Happy Dental Clinic Mal Ciputra Jakarta Barat dilaksanakan mulai dari bulan Mei 2019 hingga Juli 2019. 6