1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa remaja sering dilukiskan sebagai masa badai dan topan karena pada masa ini remaja terus berkembang dengan pemahaman mereka sendiri. Tanpa memperdulikan lingkungan disekitarnya, kecuali teman sebaya maka dari itu remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya. Pada kemungkinan besar remaja akan mengalami banyak masalah salah satunya krisis identitas yang dialami oleh remaja ditandai dengan kecenderungan munculnya sikap menyimpang misalnya merokok. Di daerah pucang sawit terdapat 10 remaja setelah pulang sekolah hingga larut malam sering berkumpul di basecame untuk nongkrong dan merokok bercanda tawa dengan teman sebayanya. Dari 10 remaja telah di saring oleh peneliti menjadi 3 yang memiliki perbedaan lamanya merokok, dan kesamaan dalam mengganggap dirinya sudah kecanduan rokok bahkan susah berhenti dengan menghisab kurang lebih 5 batang rokok dalam sehari. Juliansyah (2010) menerangkan terkait dengan perilaku merokok pada remaja dijelaskan bahwa remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek psikologikal yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mencari jati diri. Dalam masa remaja ini seringkali terjadi ketidaksesuaian antara perkembangan psikis dan perkembangan sosial. Upaya-upaya untuk menemukan jati diri tersebut selalu dapat berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. Center
2 for The Advancement of Health yang di katakan Taylor (2006) yang di kutip khotijah bahwasanya merokok bagi sebagian remaja merupakan perilaku proyeksi dari rasa sakit baik psikis maupun fisik, walaupun di sisi lain, saat pertama kali mengkonsumsi rokok dirasakan ketidakenakan. Perokok aktif berisiko untuk terkena kanker hati dan paru, bronkitis kronis, emphysema, gangguan pernafasan, kerusakan dan luka bakar, berat badan menurun dan perkembangan yang terhambat pada bayi. Fenomena di daerah pucang sawit terdapat 10 remaja laki laki yang sering berkumpul di basecame untuk nongkrong dan merokok. Tidak menuntut kemungkinan bahwa sebagian dari mereka juga ada yang minuman keras ( miras). Selain di basecame mereka juga berkumpul di taman sebelah rumah mereka tidak lain remaja itu juga melakukan perilaku merokok di luar basecame. Hal tersebut menjadikan remaja susah untuk meninggalkan rokok di usia yang belum sepantasnya untuk merasakan rokok. Selain fenomena di daerah pucang sawit ada juga yang dilakukan Survey Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia tahun 2011 menunjukkan, Indonesia menduduki posisi pertama dengan prevalensi perokok aktif tertinggi diantara 16 negara berkembang lain yang disurvey (Kementerian Kesehatan RI dalam depkes.go.id). Perokok aktif laki-laki di Indonesia mencapai 67 persen. Tingginya perokok aktif laki-laki tersebut akan memengaruhi kesehatan perempuan dan anak yang terdapat asap rokok laki-laki yang merokok di rumah atau di tempat publik. Di Indonesia, angka prevalensi merokok tergolong tinggi di kalangan pria. Pada 2012, sebanyak 57% pria
3 Indonesia digolongkan sebagai perokok aktif dan tercatat sebagai kedua tertinggi di dunia. Konsumsi rokok tahun 2008 mencapai 240 miliar batang per hari atau 658 juta batang per hari. Ini berarti 330 Miliar Rupiah dibakar oleh perokok Indonesia dalam sehari. Padahal konsumsi terbesar rokok yaitu 60% dari total perokok aktif di Indonesia adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah (miskin). Sehingga disatu sisi pemerintah diuntungkan melalui cukai rokok dan mengorbankan kesehatan masyarakat miskinnya. Pembatasan rokok melalui Framework Convention on Tobacco Controlakan secara langsung membatasi konsumsi rokok dan secara logis menurunkan tingkat kecanduan. (kompas.com, 2012) Perilaku merokok merupakan suatu kegiatan yang banyak dilakukan oleh banyak orang dan menjadi trend khususnya dikalangan remaja akan tetapi dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Seperti yang dikatakan oleh Ray (dalam Kurniawan, 2002) mengatakan bahwa perilaku merokok adalah perilaku yang membahayakan kesehatan baik bagi perokok sendiri maupun orang lain dan berakibat buruk bagi kesehatan seperti : kanker, paru-paru, bronkitis kronik, Jantung koroner, Hipertensi. Pada dasarnya remaja sudah mengetahui akibat buruk dari rokok, namun remaja tidak pernah perduli, karena remaja telah memiliki tujuan tertentu antara lain: ingin terlihat lebih gagah dan lebih dewasa, ingin memperoleh kenimatan, ingin menyesuaikan diri dengan lingkungan supaya terlihat lebih modern dan dianggap gaul.
4 Selain itu ada beberapa faktor yang melatarbelakangi perilaku merokok pada remaja, salah satunya adalah sikap terhadap kesehatan. Menurut Azwar (dalam Suyono, 2008) sikap adalah suatu bentuk reaksi perasaan seseorang terhadap sesuatu objek, baik perasaan mendukung (favorebel) atau tidak mendukung (unfavorebel), memihak atau tidak memihak, suka atau tidak suka sehingga menimbulkan pengaruh tertentu terhadap perilaku seseorang. Selain itu menurut Sarwono (2000) sikap merupakan hal yang sangat penting berkaitan dengan perilaku merokok, karena pada hakekatnya sikap akan menentukan seseorang berperilaku terhadap sesuatu objek baik yang disadari atau tidak disadari. Berdasarkan pengertian sikap yang diungkap oleh beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sikap akan menentukan seseorang berperilaku terhadap suatu objek. Dengan muncul sikap terhadap kesehatan yang berfungsi untuk mencegah perilaku merokok. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Menurut WHO (dalam Smet, 1994) kesehatan adalah suatu keadaan sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial. Akan tetapi sikap seseorang terhadap kesehatan tidak selalu sama. Misalnya seseorang individu memilki sikap positif terhadap kesehatan maka individu tersebut akan lebih memperhatikan kondisi kesehatannya, dengan cara menghindari perilaku yang berakibat buruk terhadap kesehatan. Sebaliknya seseorang indiviu yang mempunyai perilaku yang buruk terhadap kesehatan, maka sikap mereka terhadap kesehatan cenderung negatif.
5 Oleh karena itu, dengan adanya sikap terhadap kesehatan pada perokok remaja diharapkan dapat mencegah sikap merokok di usia remaja. Terkait dengan uraian permasalahan tentang merokok khususnya pada remaja, maka dalam penelitian ini bermaksud mengangkat permasalahan tersebut sebagai pembahasan dalam penelitian ini. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti bermaksud mengangkat permasalahan yang terkait dengan sikap terhadap kesehatan pada perokok remaja yang ada di Kelurahan Pucang Sawit Kota Surakarta. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasi permasalahan yang ada dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : Bagaimana sikap terhadap kesehatan pada perokok remaja di Kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta? B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sikap merokok terhadap kesehatan pada perokok remaja di Kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta. C. Manfaat Penelitian Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini diantaranya adalah : Dari penelitan yang akan dilakukan diharapkan untuk mendapat manfaat sebagai berikut :
6 1. Bagi subjek Dapat memberikan wawasan tentang sikap merokok terhadap kesehatan perokok remaja khususnya di daerah pucang sawit. 2. Bagi masyarakat Menambah pengetahuan kepada masyarakat tentang sikap terhadap kesehatan pada perokok.remaja 3. Bagi peneliti lain Hasil peneitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian sejenis.