BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu instrumen yang dibutuhkan bagi perkembangan suatu perusahaan. Informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan berperan penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat untuk pengambilan keputusan.setiap perusahaan publik diwajibkan menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal. Kebutuhan akan ketepatan waktu pelaporan keuangan secara jelas telahdisebutkan dalam kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan bahwa ketepatan waktu merupakan salah satu karakteristik yang harus dipenuhi agar laporan keuangan yang disajikan relevan untuk pembuat keputusan. Berdasarkan SFAC (Statement of Financial Accounting Concept) No.2 mengenai karakteristik kualitatif informasi keuangan dijelaskan bahwa kualitas primer yang harus dimiliki oleh informasi keuangan adalah relevansi dan reliabilitas sebagai dasar pengambilan keputusan.informasi dikatakan relevan jika memiliki nilai umpan balik, nilai prediksi, dan ketepatwaktuan.informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus memiliki relevansi yang baik, yang dapat berarti informasi tersebut harus disajikan tepat waktu.ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan akan mengurangi ketidakpastian dalam melakukan keputusan investasi dan penyebaran informasi keuangan yang tidak merata diantara para stakeholder di pasar modal (Yaputro dan Rudiawarni,
2012).McGee (2007) menyatakan kualitas informasi yang dilaporkan berhubungan dengan interval waktu dari tanggal laporan keuangan tahunan hingga tanggal dipublikasikannya laporan keuangan. Dalam rangka melindungi kepentingan para pemegang saham di pasar modal, otoritas pengawas di seluruh dunia termasuk Indonesia telah mengeluarkan aturan mengenai batas waktu pelaporan keuangan perusahaan. Menurut Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang termuat dalam Peraturan BAPEPAM(2011), perusahaan yang terdaftar wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan auditan kepada BAPEPAM dan Bursa Efek Indonesia (BEI) paling lambat pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.sejak tahun 2013, laporan keuangan auditan disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Berkaitan dengan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,persyaratan ketepatan waktu merupakan suatu keharusan, karena perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya akan dikenakan sanksi administrasi dan denda sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No.45/63E/1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).bahkan melalui keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor 306/BEJ/07-2004 yang disesuaikan dengan
peraturan BAPEPAM No.X.K.2apabila mulai hari kalender ke-60 hingga kalender ke-90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda maka dilakukan penghentian sementara perdagangan (suspensi) perusahaan tersebut.pasarmodal di Indonesia memandang keterlambatan tersebut sebagai pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan informasi di pasar modal. Keberadaan komite audit dipandang sebagai komponen penting dari struktur tata kelola perusahaan secara keseluruhan, khususnya berkaitan dengan pengawasan pelaporan keuangan. Hal ini diharapkan bahwa melalui fungsi pengawasan, komite audit dapat mendorong manajemen untuk menerbitkan laporan keuangan secara tepat waktu.untuk itu dalam melakukan tugas dan fungsinya seperti di atas, komite audit memiliki karakteristik yang akan menunjukkan bahwa tugas komite audit tersebut telah berjalan efektif atau belum. Karakteristik komite audit itu antara lain ditunjukkan oleh independensi komite audit. Selain itu juga keahlian, piagam, tugas atau tanggung jawab, ukuran, pertemuan, dan pengungkapan sukarela dari komite audit. Jensen dan Meckling (1976:309) menjelaskan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak kerjasama (nexus of contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut.menurut teori agensi, adanya pemisahan dan perbedaan kepentingan antara agen dan prinsipal, agen tidak selalu bertindak demi kepentingan prinsipal sehingga menciptakan masalah keagenan, seperti
pengeluaran berlebih, keputusan investasi suboptimal, dan asimetri informasi.semakin besarnya ukuran perusahaan maka pengawasan prinsipal terhadap agen juga semakin ketat.prinsipal menerapkan pengawasan dan mekanisme pengendalian yang ketat agar agen dapat menerbitkan laporan keuangan perusahaan secara tepat waktu.permasalahan agen dan prinsipal muncul karena perbedaan kepentingan keduanya sehingga dalam sebuah perusahaan diperlukan adanya pihak yang secara independen yaitu auditor untuk mengaudit kinerja agen agar tidak merugikan kepentingan prinsipal.pertumbuhan perusahaan yang semakin bagus juga memotivasi pihak manajemen untuk melaporkan laporan keuangannya dengan tepat waktu.sulistyo (2010) dalam penelitiannya menemukan bukti empiris bahwa kompleksitas perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.kompleksnya perusahaan akan cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untukmenyelesaikan pekerjaan auditnya sehingga adanya kecenderungan perusahaan untuk tidak tepat waktu dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Variabel-variabel yang berhubungan tersebut merupakan karakteristik dari sebuah perusahaan yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Beberapa fakta yang ada menunjukkan masih banyak terjadi kasus keterlambatan penyampaian laporan keuangan oleh perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut data pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012 terdapat 52 emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya dan beberapa dari emiten tersebut telah disuspensi sahamnya. Pada tahun 2013 terdapat 49 emiten terlambat dan pada tahun 2014 terdapat sekitar 52
emiten yang terlambat menyerahkan laporan keuangan audit per 31 Desember 2013. Beberapa dari emiten yang terlambat menyerahkan laporan keuangannya ialah perusahaan pertambangan seperti BORN yang disuspensi oleh bursa efek Indonesia pada tahun 2014 karena belum menyerahkan laporan keuangan 2013 serta belum melakukan pembayaran dendanya.selain itu PT.Ratu Prabu Energi, Tbk (ARTI) melaporkan laporan keuangan 2013 pada tahun 2015 dan PT.Benakat Integra,Tbk melaporkan laporan keuangan 2014 pada desember 2015. (idx.co.id, 30 Januari 2016). Banyaknya pelanggaran itulah maka Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan sanksi dan denda kepada perusahaan go public yang terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunan auditan melebihi batas waktu yang telah ditetapkan oleh BEI, melalui keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor 306/BEJ/07-2004 menerbitkan peraturan pencatatan berkala Nomor I-E tentang kewajiban penyampaian informasi yang batas waktu penyampaiannya disesuaikan dengan peraturan BAPEPAM No.X.K.2. Terdapat sejumlah penelitian yang meneliti pengaruh keefektifan komite audit dan karakteristik perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan. Ika dan Ghazali (2012), Wiyantoro et all, Yaputro menemukan bahwa keefektifan komite audit berpengaruh negatif terhadap financial reporting lead time yang merupakan proksi dari ketepatan waktu pelaporan.. Abbott et al. (2004) misalnya, menyelidiki penyajian laporan keuangan di Amerika Serikat selama tahun 1991-1999 menemukan bahwa kemungkinan perusahaan menyajikan kembali laporan keuangan tahunan mereka menurun secara signifikan jika komite audit melakukan
pertemuan setidaknya empat kali dalam setahun, memiliki setidaknya satu ahli keuangan, dan semua anggota komite audit independen. Afify (2009) juga menemukan bahwa keberadaan komite audit mengurangi waktu yang dihabiskan oleh auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Pada penelitian Septriana (2010), Vuran dan Adiloglu (2013),Ni Putu Desy dan I Gusti Ketut (2014) menguji ukuran perusahaan memiliki pengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan sedangkan dalam hasil penelitian Saleh (2004) dan Respati (2004) ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap Ketepatan waktu. Vuran dan Adiloglu (2013) menemukan pengaruh yang positif antara pertumbuhan perusahaan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan pada perusahaan di Istanbul sedangkan hasil penelitian Ku Ismail dan Chandler(2003) berpengaruh negative. Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terutama pada penelitian Ika dan Ghazali (2012) yang meneliti mengenai pengaruh keefektifan komite audit terhadap ketepatan waktu pelaporan yang diproksikan dengan financial reporting lead time.perbedaan dengan Ika dan Ghazali (2012) dalam penelitian ini, peneliti menambahkan karakteristik perusahaan.berdasarkan penelitian terdahulu, karaktersitik perusahaan dapat diukur dengan banyak variable. Namun, pengukuran karakteristik perusahaan pada penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel yang terdiri dari ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan kompleksitas operasi perusahaan sebagai variabel independen. Selain itu, penelitian ini juga berbeda dalam hal periode pengambilan data dimana Ika dan Ghazali periode 2008 sedangkan peneliti ini menggunakan data terbaru tahun
2012-2014.serta jenis perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian yaitu perusahaan pertambangan yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas makapenulis tertarik menyusun skripsi yang berjudul : Pengaruh Keefektifan Komite Audit dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Financial Reporting Lead Time Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah efektivitas komite audit berpengaruh terhadap financial reporting lead time? 2.1 Apakah karakteristik perusahaan (diproksikan ukuran perusahaan) berpengaruh terhadap financial reporting lead time? 2.2 Apakah karakteristik perusahaan (diproksikan pertumbuhan perusahaan) berpengaruh terhadap financial reporting lead time? 2.3 Apakah karakteristik perusahaan (diproksikan kompleksitas operasi perusahaan) berpengaruh terhadap financial reporting lead time? 3. Apakah efektivitas komite audit dan karakteristik perusahaan (diproksikan ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan) berpengaruh secara simultan terhadap Financial Reporting Lead Time?
a. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui efektivitas komite audit berpengaruh terhadap financial reporting lead time. 2. Untuk mengetahui apakah karakteristik perusahaan (diproksikan ukuran perusahaan) berpengaruh terhadap financial reporting lead time. 3. Untuk mengetahui apakah karakteristik perusahaaan (diproksikan pertumbuhan perusahaan) berpengaruh terhadap financial reporting lead time. 4. Untuk mengetahui apakah karakteristik perusahaan (diproksikan kompleksitas operasi perusahaan) berpengaruh terhadap financial reporting lead time.. 5. Untuk mengetahui apakah efektivitas komite audit, karakteristik perusahaan (diproksikan ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan) berpengaruh secara simultan terhadap financial reporting lead time. b. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai kalangan, antara lain: 1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan mengenai pengaruh kefektifan komite audit dan karakteristik perusahaan terhadap financial reporting lead time.
2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada perusahaan mengenai pengaruh keefektifan komite audit dan karakteristik perusahaan terhadap pentingnya ketepatan waktu pelaporan keuangan 3. Bagi Investor Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pada investormaupun calon investor untuk memperhatikan tingkat ketepatan waktu perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan dalam menentukankebijakan dalam menanamkan sahamnya agar lebih menguntungkan 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya.