TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI PEJABAT FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA



dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI PEJABAT FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI WIDYAISWARA

No.1610, 2014 KEMENTAN. Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Pakan. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. Pencabutan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAGI PENYULUH PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Penyesuaian/Inpassing Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Bidang Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 71/Permentan/OT.140/6/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENTINGNYA WORKSHOP DAN PELATIHAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIDYAISWARA DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 16 TAHUN 2003 (16/2003) TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

HASIL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

2017, No Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara (Be

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 133/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 45/Permentan/SM.240/8/2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KARYA ILMIAH BAGI TENAGA PENDIDIK

Pengertian Tulisan Ilmiah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN TEKNISI PENELITIAN DAN PEREKAYASAAN

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ORASI ILMIAH WIDYAISWARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Diklat. Pedoman. Jabatan Fungsional.

2 menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Uji Kompetensi Pejabat Fungsional Medik Veteriner; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahu

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Pamong Belajar. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. Pencabutan.

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsiona

2016, No Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494), 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabat

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

2015, No Kompetensi Pejabat Fungsional Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perli

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB III PENATAAN SURAT JABATAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peraturan Menpan No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Publikasi ilmiah. Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya; c. bahwa dalam rangka memenuhi formasi Jabatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

2017, No atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

TEKNIK PENILAIAN ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN PROFESI PRAMINTO ADI.S.IP KEPALA BAGIAN SDM APARATUR, HUKUM DAN ORGANISASI BADAN RISET DAN SDM KP

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/10/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Uji K

KARYA TULIS ILMIAH DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Analis Kebijakan melalui Penyesuaian/Inpassing; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/Permentan/KP.240/5/2015 TENTANG

PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN

2015, No Negara tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2014 tentan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/Permentan/OT.160/12/20013

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK

MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak

BERITA NEGARA. No.1566, 2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan Kinerja.

PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH HASIL PENELITIAN DAN GAGASAN ILMIAH. Oleh: Supartinah, M.Hum.

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

2 Menetapkan 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembar

2016, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PEDOMAN UMUM PENULISAN KARYA ILMIAH SATYA WACANA RESEARCH AWARD 2018

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/Permentan/KP.240/5/2015 TENTANG

BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

Metode penulisan artikel jurnal ilmiah. Suminar Setiati Achmadi Institut Pertanian Bogor

KARYA TULIS ILMIAH 1

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENILIK DAN ANGKA KREDITNYA

PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Birokrasi Nomor PER/219/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Perkayasa dan angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 T

PEDOMAN LOMBA PENULISAN BEST PRACTICE GURU DALAM TUGAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 34 TAHUN 2015 NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

2015, No Fungsional Pengantar Kerja didasarkan pada analisis beban kerja; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. SERTIFIKASI. Widyaiswara. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PERSYARATAN DAN KETENTUAN PENULISAN LKTI NASIONAL BIOEXPO 2017

NASKAH PERENCANAAN PENYUSUNAN PERATURAN KEPALA BPKP TENTANG (judul rancangan peraturan kepala)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2010

2016, No Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

MENTERI PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 34/Permentan/OT.140/6/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI PEJABAT FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengembangan karir pejabat fungsional Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian perlu menyusun karya tulis ilmiah sebagai pengembangan profesi sesuai bidang jabatannya; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, dan untuk memberikan panduan bagi pejabat fungsional Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian serta tim penilai perlu ditetapkan Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi Pejabat Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) juncto Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor.3547); 3. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta susunan organisasi, tugas dan fungsi Eselon I Kementerian Negara; 7. Keputusan Menko Wasbangpan Nomor 59/KEP/MK.WASPAN/9/1999 tentang Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Angka Kreditnya; 8. Keputusan Menko Wasbangpan Nomor 60/KEP/MK.WASPAN/9/1999 tentang Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner dan Angka Kreditnya; 9. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/31/MENPAN/3/2004 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Pakan; 10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/17/M.PAN/4/2006 tentang Pengawas Mutu Hasil Pertanian; 11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/02/MENPAN/2/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya; 12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/10/M.PAN/5/2008 tentang Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan; 13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Benih Tanaman; 14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 02 Tahun 2011 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Bibit Ternak dan Angka Kreditnya; 15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara;

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI PEJABAT FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT PERTANIAN. Pasal 1 Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi Pejabat Fungsional Rumpun Ilmu Hayat lingkup Pertanian seperti tercantum pada Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan ini. Pasal 2 Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bagi Pejabat Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 sebagai acuan bagu Pejabat Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah. Pasal 3 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri Pertanian ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 34/Permentan/OT.140/6/2011 Tanggal : 20 Juni 2011 PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI PEJABAT FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam Pedoman jabatan fungsional yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan salah satu unsur pengembangan profesi yang memperoleh apresiasi cukup tinggi. Apresiasi tersebut ditunjukkan dengan adanya klausul bahwa kenaikan pangkat pejabat fungsional jenjang Madya dan Utama wajib mengumpulkan minimal 12 Angka Kredit yang berasal dari Karya Tulis Ilmiah sebagai syarat untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi (Anonim, 2010). Tujuan dari ketentuan tersebut adalah untuk mengembangkan pola pikir pejabat fungsional agar tidak terjebak dalam rutinitas tugas pokok, dan senantiasa berinovasi serta terus berupaya untuk mengembangkan keilmuannya sesuai bidang tugas masing-masing. Kondisi yang terjadi saat ini, sub unsur pengembangan profesi khususnya penulisan karya tulis ilmiah merupakan bidang yang belum banyak diminati. Sebagian besar pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian belum mampu memanfaatkan sebagai sarana pengumpulan angka kredit. Hal ini disebabkan belum adanya pedoman penulisan karya tulis ilmiah bagi pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, sebagai acuan dalam penulisan. Mencermati pentingnya karya tulis ilmiah dalam pembinaan karir pejabat fungsional, maka perlu disusun pedoman penulisan karya tulis ilmiah bagi pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian. Melalui pedoman tersebut, diharapkan pejabat

fungsional akan termotivasi untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang berkualitas dan sebagai panduan bagi pejabat fungsional serta tim penilai dalam mengapresiasi ilmunya di bidang tugas pokok masing-masing sesuai standar yang telah ditetapkan. B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Pedoman penyusunan karya tulis ilmiah dimaksudkan sebagai panduan bagi pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian dalam penyusunan karya tulis ilmiah sesuai standar, dan sebagai pedoman bagi tim penilai, dalam memberikan penilaian yang obyektif. 2. Tujuan Tujuan Pedoman penyusunan karya tulis ilmiah agar para pejabat fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian termotivasi untuk menyusun karya tulis ilmiah, sesuai standar yang ditetapkan. C. PENGERTIAN 1. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri. 2. Rumpun Ilmu Hayat adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang tugasnya adalah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan teori dan metode operasional, penerapan ilmu pengetahuan di bidang biologi, mikrobiologi, botani, ilmu hewan, ekologi, anatomi, bakteorologi, biokimia, fisiologi, citologi, genetika, agronomi, fatologi, atau farmakologi, serta melaksanakan kegiatan teknis yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, penerapan konsep prinsip dan metode operasional di bidang biologi, ilmu hewan, agronomi, dan kehutanan. 3. Jabatan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian yang selanjutnya disingkat RIHP adalah jabatan fungsional dalam rumpun ilmu hayat, dimana Kementerian Pertanian ditetapkan sebagai instansi pembina. 4. Karya Tulis Ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil pokok pikiran, pengembangan dan hasil kajian/penelitian yang disusun oleh perorangan atau kelompok, yang membahas suatu pokok bahasan ilmiah 2

dengan menuangkan gagasan tertentu melalui identifikasi, tinjauan pustaka, diskripsi, analisis permasalahan, kesimpulan dan saran-saran pemecahannya. 5. Penelitian atau pengkajian adalah proses kegiatan yang dilakukan secara sistematis mengikuti kaidah, prosedur dan metode ilmiah untuk memperoleh data dan atau informasi (keterangan) tertentu yang diperlukan dalam penguraian, pembahasan dan pembuktian asumsi atau pengujian hipotesis, serta menarik kesimpulan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang tertentu atau penerapannya. (Sumber : Pedoman Penyusunan KTI Widyaiswara, 2008) 6. Proceeding adalah kumpulan dari beberapa makalah yang dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah dan dibukukan. (Sumber : gagasan tim) 7. Makalah adalah sebuah karya akademis yang umumnya diterbitkan dalam suatu jurnal ilmiah atau disampaikan dalam forum ilmiah, dapat berisi hasil penelitian orisinil atau berupa telaah dari hasil-hasil yang telah ada sebelumnya. 8. Naskah adalah karangan seseorang yang belum diterbitkan. 9. Survei adalah pemeriksaan atau penelitian secara komprehensif. Dalam penelitian kuantitatif, survei lebih merupakan pertanyaan tertutup, sementara dalam penelitian kualitatif berupa wawancara mendalam dengan pertanyaan terbuka.(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/survei) 10. Evaluasi adalah proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu(tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, obyek, dll) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. 11. Abstrak adalah deskripsi singkat atau kondensasi suatu karangan yang memuat tema, maksud dan kesimpulan artikel asli. (Sumber : Brotowidjoyo, Penulisan Karangan Ilmiah, 2010) 12. Pertemuan Ilmiah adalah forum/wadah kegiatan berupa diskusi panel, seminar, lokakarya, konferensi, atau pertemuan sejenisnya yang menyangkut persoalan ilmiah yang diselenggarakan oleh institusi pemerintah atau non pemerintah. (Sumber : Pedoman Penyusunan KTI Widyaiswara, 2008) 13. Metodologi adalah ilmu-ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam 3

menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji.(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/metodologi) 14. Tinjauan merupakan pandangan/pendapat/apresiasi/pantauan (sesudah menyelidiki, mempelajari, membaca, dsb) terhadap suatu masalah. 4

BAB II JENIS DAN BENTUK KARYA TULIS ILMIAH A. Jenis Karya Tulis Ilmiah Terdapat beberapa jenis karya tulis ilmiah, namun mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang jabatan fungsional RIHP dan angka kreditnya, pedoman ini mengkategorikan menjadi dua jenis, yaitu : 1. Hasil penelitian/pengkajian/survei/evaluasi; 2. Makalah hasil tinjauan/telaahan/ulasan. B. Bentuk Karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah dapat berbentuk buku dan non buku. Jumlah minimal halaman dalam pedoman ini dimaksudkan hanya untuk batang tubuh karya tulis ilmiah (tidak termasuk halaman judul, kata pengantar, daftar isi/tabel/gambar), dengan persyaratan sebagai berikut: 1. Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku terdiri atas karya tulis ilmiah yang dipublikasikan dan karya tulis ilmiah yang tidak dipublikasikan. a. Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku dipublikasikan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Diterbitkan oleh suatu lembaga/organisasi profesi atau penerbit yang berbadan hukum dan diedarkan secara internasional/nasional; 2) Memiliki International Standard of Book Numbers (ISBN). b. Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku tidak dipublikasikan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Didokumentasikan pada perpustakaan instansi/lembaga, yang dibuktikan dengan nomor katalog buku perpustakaan dan surat keterangan dari perpustakaan instansi. 2) Jumlah minimal 20 halaman atau minimal 5000 kata dengan spasi 1.5, karakter huruf arial, dan ukuran huruf 12. 2. Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku terdiri atas karya tulis ilmiah yang dipublikasikan dan karya tulis ilmiah yang tidak dipublikasikan. a. Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku yang dipublikasikan, terdiri atas: Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku yang dipublikasikan dapat berbentuk jurnal/majalah, proceeding dan internet. 5

1) Jurnal dan majalah, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a) diterbitkan oleh suatu lembaga/organisasi ilmiah/profesi atau penerbit berbadan hukum, baik nasional maupun internasional; b) memiliki International Standard of Serial Numbers (ISSN). 2) Proceeding yang diterbitkan oleh panitia/penyelenggara forum ilmiah tertentu baik di dalam maupun luar negeri. 3) Internet yang diterbitkan melalui website lembaga/organisasi ilmiah. b. Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku yang tidak dipublikasikan Karya tulis ilmiah dalam bentuk non buku yang tidak dipublikasikan, dapat berbentuk naskah ataupun makalah. 1) Naskah sebagai bahan/referensi di perpustakaan instansi/lembaga, dengan kriteria: a) Didokumentasi pada perpustakaan instansi/ lembaga, yang dibuktikan dengan nomor katalog buku perpustakaan dan surat keterangan dari perpustakaan instansi. b) Jumlah minimal 5 halaman atau minimal 1500 kata, ukuran kertas A4 dengan spasi 1.5, karakter huruf arial, dengan ukuran huruf 12. 2) Makalah dalam pertemuan ilmiah, dengan kriteria: a) Makalah yang dijilid dalam bentuk buku (1) Didokumentasi pada perpustakaan instansi/lembaga, yang dibuktikan dengan nomor katalog buku perpustakaan dan surat keterangan dari perpustakaan instansi. (2) Melampirkan sertifikat/surat keterangan dari instansi/lembaga penyelenggara sebagai penyaji dalam pertemuan ilmiah. (3) Jumlah minimal 10 halaman atau minimal 2500 kata, spasi 1.5, karakter huruf arial, dengan ukuran huruf 12. b) Majalah (1) Didokumentasi pada perpustakaan instansi/ lembaga, yang dibuktikan dengan nomor katalog buku perpustakaan dan surat keterangan dari perpustakaan instansi. (2) Melampirkan sertifikat/surat keterangan dari instansi/lembaga penyelenggara sebagai penyaji dalam pertemuan ilmiah. (3) Jumlah minimal 5 halaman atau minimal 1500 kata, spasi 1.5, karakter huruf arial, dengan ukuran huruf 12. 6

BAB III KAIDAH, TATA CARA, SISTEMATIKA PENULISAN, DAN FORMAT PENYAJIAN KARYA TULIS ILMIAH Pada umumnya hal-hal yang berkenaan dengan prosedur, metoda (tata cara) dan sistematika penyusunan karya tulis ilmiah ditetapkan oleh lembaga penyelenggara atau pengelola kegiatan tersebut. Namun pada dasarnya terdapat dua aturan/ketentuan yang wajib dipatuhi dalam penyusunan karya tulis ilmiah, yaitu ketentuan umum dan khusus. Ketentuan umum adalah kaidah-kaidah yang berlaku dan digunakan secara umum di kalangan komunitas ilmiah dalam penyusunan karya tulis ilmiah. Ketentuan khusus adalah kaidah-kaidah yang dibuat atau ditetapkan oleh dan hanya berlaku pada suatu instansi atau lembaga tertentu. Dalam kaitan dengan karya tulis ilmiah yang disusun oleh pejabat fungsional RIHP, kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi dalam menyusun karya tulis ilmiah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian selaku instansi pembina jabatan fungsional RIHP sebagaimana termuat dalam Pedoman ini. A. Kaidah Penulisan Dalam penyusunan KTI harus memperhatikan kaidah sebagai berikut: 1. Asli, yaitu karya tulis ilmiah merupakan hasil pemikiran penulis sendiri bukan plagiasi, jiplakan atau disusun dengan tidak jujur. 2. Manfaat, yaitu karya tulis ilmiah memiliki urgensi karena diperlukan, dan mempunyai nilai manfaat pada masing-masing bidang sesuai jenis jabatan fungsionalnya. 3. Substansi, yaitu materi karya tulis ilmiah yang disajikan harus merupakan bagian dari tugas utama masing-masing pejabat fungsional RIHP. 4. llmiah, yaitu karya tulis ilmiah didasari oleh kaidah keilmuan yang memiliki struktur logika dan terbuka terhadap pengujian kebenaran. 5. Konsisten, yaitu karya tulis ilmiah relevan dengan lingkup tugas utama masingmasing pejabat fungsional RIHP. 6. Objektif, yaitu penulis tidak boleh: a. mengganti fakta dengan dugaan; b. menyembunyikan kebenaran dengan menggunakan makna ganda (ambiguitas); 7

c. berbohong dengan mengacu data statistik; d. memasukkan dugaan pribadi dalam karya tulisnya. B. Tata Cara Penulisan Penulisan karya tulis ilmiah bagi pejabat fungsional RIHP pada dasarnya memuat ketentuan atau tata cara penulisan yang berlaku umum dalam penyusunan karya ilmiah. Agar lebih mudah dipahami, maka penulisan karya tulis ilmiah harus memperhatikan tata cara penulisan, sebagai berikut: a. Dalam bahasa Indonesia: Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) 1) Untuk kata serapan bahasa asing, dipergunakan cara penulisan kata serapan yang telah dibakukan. 2) Penggunaan peristilahan di bidang komputer mengikuti penggunaan istilah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Dalam bahasa Asing: Menggunakan kaidah tata bahasa (gramatikal) dalam bahasa asing yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum. C. Sistematika Penulisan Karya tulis ilmiah dibangun oleh kesatuan gagasan yang dapat diidentifikasi berdasarkan pemaknaan tautan antar gagasan yang tertuang dalam setiap bagian karangan. Sistematika atau kerangka karya tulis ilmiah umumnya terdiri atas 3 (tiga) bagian utama yaitu bagian awal atau pembuka, bagian batang tubuh/isi tulisan, dan bagian akhir. 1. Bagian awal atau pembuka menyajikan latar belakang masalah penulisan atau kajian, diikuti bagian permasalahan atau rumusan masalah, dan menyajikan maksud dan tujuan penulisan atau kajian. 2. Bagian batang tubuh tulisan merupakan bagian pembahasan tentang pokok tulisan dan permasalahannya dengan sistematika yang didasarkan pada kompleksitas suatu masalah yang disajikan. 3. Bagian akhir merupakan bagian simpulan yang harus mencakup gagasan utama yang dituangkan dalam isi tulisan. Bagian akhir atau simpulan merupakan jawaban atas masalah yang disertai saran atau rekomendasi dari hasil 8

pembahasan. Ketiga bagian tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Sistematika atau kerangka karya tulis ilmiah terdiri atas judul, nama dan alamat penulis, abstrak, pendahuluan, landasan teori/tinjauan pustaka, metodologi, hasil dan pembahasan, kesimpulan, saran, ucapan terima kasih dan daftar pustaka. 1. Judul Judul karya tulis ilmiah harus singkat, tepat, tidak multi tafsir, dan sesuai dengan masalah yang ditulis. Judul sebaiknya tidak lebih dari 12 (dua belas) kata, diketik dengan huruf kapital dicetak tebal (tidak termasuk kata sambung dan kata depan) yang mengandung beberapa kata kunci untuk memudahkan pemayaran (penelusuran) pustaka. 2. Nama dan Alamat Penulis Nama penulis diketik lengkap di bawah judul beserta nama dan alamat instansi. Bila nama dan alamat instansi lebih dari satu diberi tanda asteriks *) dan diikuti alamat penulis sekarang. Jika penulis lebih dari 1 (satu) orang kata penghubung digunakan kata dan. 3. Abstrak Bagian abstrak menggungkapkan hasil penelitian atau kajian secara singkat dan pernyataan apa yang telah disimpulkan sehingga pembaca akan dapat memahami inti sari dari tulisan hanya dengan membaca bagian ini. Abstrak merupakan ulasan singkat/pernyataan apa yang telah dilakukan, dihasilkan, dan disimpulkan, yang harus ditulis dalam bahasa indonesia atau bahasa inggris, selain bahasa Indonesia ditulis huruf miring. Abstrak disusun dalam 1 (satu) paragraf, panjangnya tidak lebih dari 1 (satu) halaman, dan maksimal 150 kata, dengan huruf arial ukuran 12 serta diketik dengan 1 (satu) spasi. Kata Abstrak ditulis dalam huruf kapital dan diletakkan ditengah. Abstrak dilengkapi dengan kata kunci yang terdiri atas 2 (dua) sampai dengan 5 (lima) kata, ditulis miring. Dalam menyusun abstrak, tempatkan diri Anda sebagai pembaca. Mereka ingin mengetahui dengan cepat garis besar pekerjaan Anda. Jika sesudah membaca bagian ini pembaca ingin mengetahui perincian lain, mereka akan membaca karya Anda selengkapnya. Penyajian abstrak selalu informatif dan faktual. Untuk meningkatkan informasi yang diberikan, tonjolkan temuan dan keterangan lain yang baru bagi ilmu pengetahuan dan suguhkan angka-angka. Abstrak hanya memuat teks, tidak ada pengacuan pada pustaka, gambar, dan tabel. 9

4. Pendahuluan Bagian pendahuluan merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan padat meliputi latar belakang, tujuan dan manfaat, dan hipotesis (jika ada). Bagian ini mengungkapkan informasi dan deskripsi tentang permasalahan penelitian atau kajian yang biasanya terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, asumsi atau hipotesis dan kerangka pikir. Latar belakang masalah dapat bersumberkan hasil penelitian terdahulu, penemuan, fakta sehari-hari, teori atau hipotesis, status ilmiah terkini (state of the art). Dengan menguraikan rumusan masalah dan tujuan penelitian, penulis hendaknya dapat mengemukakan hipotesisnya dalam pendahuluan ini. Latar belakang merupakan argumentasi yang menunjukan permasalahan serta situasi yang melatarbelakangi penulisan. Penyajian bagian latar belakang dilakukan dengan cara mengkonfrontasi antara teori atau konsep dengan hasil yang diperoleh. Bagian rumusan masalah merupakan bagian yang menjelaskan permasalahan yang akan dikaji atau diteliti. Rumusan ini biasanya disajikan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Pertanyaan dalam rumusan masalah harus dapat terukur oleh aktivitas kajian atau penelitian yang dilakukan. Tujuan dan manfaat harus terkait dengan masalah yang akan ditulis, dan merujuk pada hasil yang akan dicapai, serta mengungkapkan secara spesifik manfaat yang akan diperoleh. Tujuan diarahkan pada pemecahan masalahmasalah yang menjadi permasalahan. Manfaat dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis diarahkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan manfaat praktis dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Bagian hipotesis dalam penulisan karya tulis ilmiah bergantung pada pendekatan yang digunakan. Hipotesis diungkapkan secara lugas, singkat, dan padat dengan pernyataan mendorong pembuktian dalam pengolahan data. Pembuktian hipotesis menjadi dasar bagi pembahasan yang menghubungkan antara variabel penelitian atau kajian dengan indikator dari setiap variabel tersebut. 5. Landasan Teori / Tinjauan Pustaka Landasan teori merupakan deskripsi lengkap teori-teori yang digunakan dan dirangkai sebagai argumen keilmuan yang dilandasi dengan serangkaian teori. Landasan teori yang digunakan adalah untuk menjawab dan membahas permasalahan. 10

Tinjauan Pustaka merupakan dasar pijak penelitian atau kajian secara teoritis. Pijakan ini berdasarkan referensi atau temuan penelitian atau kajian lain sejenis yang akan digunakan untuk membahas permasalahan yang akan diteliti atau dikaji. Kerangka pikir merupakan dasar teoritis yang menjadi dasar berfikir dari penulis dalam melakukan penelitian atau kajian serta disajikan dalam bentuk deskripsi setiap teori yang digunakan. 6. Metodologi Metodologi adalah kerangka pendekatan studi, yang digunakan sebagai analisis suatu teori, metode percobaan, atau kombinasi keduanya. Metodologi yang digunakan diuraikan secara terperinci (perubahan, model yang digunakan, rancangan karya tulis ilmiah, teknik pengumpulan dan analisis data, serta cara penafsiran). Aspek-aspek ini tidak seluruhnya ada pada bagian metode, tetapi bergantung pada jenis dan pendekatan penelitian atau kajian yang dilakukan. 7. Hasil dan pembahasan Hasil dan pembahasan memaparkan dan menganalisis data yang mencakup uraian dengan mengungkapkan, menjelaskan, membahas, dan menganalisis hasil tulisan yang mengacu pada tujuan penulisan. Hasil yang diperoleh harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan masalah, serta disajikan secara sistematis, dengan menampilkan tabel, gambar, grafik, atau data dukung lainnya. Tabel dan gambar harus dilengkapi nomor urut menggunakan angka, dan bila diperlukan disertai keterangan tambahan, seperti acuan dan arti singkatan. Pembahasan mengemukakan gagasan dan argumentasi secara bebas, singkat dan logis. Pembahasan diberikan berdasarkan hasil, teori, dan hipotesis, disampaikan secara jelas, padat, dan rasional. Hasil penelitian, survei atau simulasi/pemodelan/rancang bangun beserta analisis dan pembahasannya disajikan secara sistematis, bersama-sama atau secara terpisah berupa uraian, tabel, atau gambar. Data yang dilaporkan sudah harus berupa data yang telah diolah, bukan data mentah. Untuk karya tulis hasil kajian dan hasil bahasan teoritis, informasi pustaka yang akan dipermasalahkan dan pembahasannya dapat diuraikan secara bersama-sama atau secara terpisah yang disajikan secara sistematis, rasional, dan lugas. 8. Simpulan Simpulan merupakan hasil generalisasi atau keterkaitan dengan masalah, yang memuat ringkasan hasil dan jawaban atas tujuan, serta konsisten dengan 11

masalah dan tujuan. Pada bagian simpulan diungkapkan makna yang merupakan deskripsi jawaban dari rumusan masalah. Simpulan tidak hanya mengemukakan fakta, tetapi juga harus menjawab hipotesis yang disebutkan pada bab pendahuluan serta menjelaskan pencapaian tujuan penelitian yang telah dilakukan. Simpulan ditulis secara ringkas dan padat. 9. Saran Saran merupakan rekomendasi dari hasil penelitian atau kajian dan harus berdasarkan simpulan, sehingga bukan merupakan pikiran atau pendapat penulis. Saran merupakan tindak lanjut dari penyelesaian suatu permasalahan yang disajikan berdasarkan hasil penelitian atau kajian. Uraian saran dapat mengemukakan kelemahan atau kekekurangan pelaksanaan penelitian/pengkajian/survei/evaluasi/telaahan, serta hal-hal yang perlu disempurnakan pada tahap berikutnya. 10. Ucapan terima kasih (bila diperlukan) Ucapan terima kasih ditujukan kepada para pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian/pengkajian/survei/evaluasi/telaahan. 11. Daftar Pustaka Daftar pustaka berupa daftar dari semua artikel jurnal dan pustaka lain yang diacu secara langsung di dalam karya tulis ilmiah.teknik penulisan dan pengacuan dijelaskan secara terperinci pada daftar pustaka. Pencantuman pustaka selain merupakan suatu bentuk penghargaan dan pengakuan atas karya atau pendapat orang lain juga sebagai sopan santun professional. Pencantuman pendapat orang lain tanpa merujuk ke sumbernya akan mengesankan plagiarisme. Komunikasi pribadi tidak termasuk dalam pustaka yang mudah diperoleh. Bila diperlukan, nyatakan hal ini dalam teks atau catatan kaki. D. Format Penyajian Karya Tulis Ilmiah Dilihat dari sudut sistematika penulisan, setiap bentuk karya tulis ilmiah pejabat fungsional RIHP mempunyai bagian dan tata urutan penyusunan dalam format penyajian sebagai berikut: 1. Bentuk Buku dan Non Buku yang dipublikasikan Format penyajian buku dan non buku yang dipublikasikan tidak terikat pada sistematika penulisan hasil laporan penelitian/pengkajian. Hal ini ditentukan oleh 12

kebutuhan, antara lain media atau forum dimana karya tulis tersebut akan dimuat, namun proses penyusunannya harus tetap melalui proses identifikasi, deskripsi, analisis, dan memberikan konklusi ataupun rekomendasi. 2. Bentuk Buku dan Non Buku yang tidak dipublikasikan Untuk dapat dinilai sebagai karya tulis ilmiah buku dan non buku yang tidak dipublikasikan harus memiliki kriteria sebagai berikut: a. Bagian awal memuat: 1) Halaman judul; 2) Abstrak; 3) Kata Pengantar; 4) Daftar isi; 5) Daftar tabel (jika ada); 6) Daftar gambar/grafik (jika ada). 7) Daftar Lampiran (jika ada). b. Bagian batang tubuh memuat: 1) Bagian Pendahuluan Bagian pendahuluan terdisi atas latar belakang, tujuan, manfaat, dan hipotesis (bila ada). Proporsi bagian pendahuluan ini ± 15% dari isi karya tulis ilmiah 2) Bagian Isi Bagian isi terdiri atas landasan teori / tinjauan pustaka, metodologi, serta hasil dan pembahasan. Proporsi bagian ini ± 70% dari isi karya tulis ilmiah. 3) Bagian Penutup Bagian ini terdiri atas simpulan, saran dan daftar pustaka. Proporsi bagian ini ± 15% dari isi karya tulis ilmiah. 13

BAB IV PENILAIAN KARYA TULIS ILMIAH Dalam penulisan karya tulis ilmiah, hal pokok yang perlu diingat adalah adanya konsistensi dan pertautan yang erat antara permasalahan yang disampaikan, tujuan dan simpulan. Penilaian karya tulis ilmiah meliputi 2 aspek, yaitu: sistematika penulisan, dan isi tulisan. Teknis penilaian menggunakan skala 100 dan masing-masing item yang dinilai memiliki bobot, yaitu sistematika penulisan bobot 30, dan isi tulisan bobot 70. Secara lengkap penilaian pada karya tulis ilmiah sebagai berikut: 1. Sistematika penulisan (bobot 30) meliputi: a. Kesinambungan antar alinea, antar bab dalam naskah, ada tidaknya pengulangan yang tidak perlu, bobot 15 b. Susunan kalimat/penggunaan bahasa, bobot 10 c. Cara penulisan kepustakaan/rujukan, bobot 5 2. Isi tulisan (bobot 70) meliputi: a. Kejelasan rumusan, bobot 10 b. Ketajaman analisis/pembahasan, bobot 25 c. Kesesuaian pemecahan masalah, bobot 25 d. Saran bersifat operasional sesuai dengan isi tulisan, bobot 10. 14

BAB V PENUTUP 1. Pedoman Penyusunan KTI merupakan penjabaran dari sub unsur pengembangan profesi yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Jabatan Fungsional RIHP dan Angka Kreditnya. 2. Pedoman Penyusunan KTI merupakan acuan bagi Pejabat Fungsional RIHP dan Tim Penilai Jabatan Fungsional RIHP dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan KTI. 3. Hal-hal lain yang bersifat spesifik dalam penyusunan KTI untuk setiap jabatan fungsional RIHP akan diatur lebih lanjut dalam Petunjuk Teknis. 4. Pedoman Penyusunan KTI bersifat dinamis dan akan ditinjau kembali sesuai dengan perkembangan pengetahuan, teknologi dan perubahan peraturan perundang-undangan yang mengatur Jabatan Fungsional RIHP. MENTERI PERTANIAN, SUSWONO 15

Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 34/Permentan/OT.140/6/2011 Tanggal : 20 Juni 2011 PERNYATAAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH PEJABAT FUNGSIONAL RUMPUN ILMU HAYAT LINGKUP PERTANIAN Yang bertanda tangan dibawah ini Nama : NIP : Jabatan : Instansi : Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah berjudul benar-benar di susun oleh Pejabat Fungsional di bawah ini : Nama : NIP : Pangkat\Gol.Ruang\TMT : Jabatan : Unit Kerja : Demikian pernyataan ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya dengan penuh tanggung jawab Tempat, (tgl, bulan, tahun) Atasan Langsung 16