Air adalah merupakan sumberdaya yang paling penting dalam kehidupan manusia m a u p u n m a k h l u k h i d u p l a i n n y a. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air sangat penting di dalam mendukung kehidupan manusia, air juga mempunyai potensi yang sangat besar jika air tersebut tercemar, dalam menularkan atau mentransmisikan berbagai penyakit, M e n i n g k a t n y a j u m l a h p e n d u d u k d a n kegiatan pembangunan telah mengakibatkan kebutuhan akan air meningkat tajam. Di lain pihak, ketersediaan air semakin terbatas bahkan dibeberapa tempat sudah terjadi kekeringan. Hal itu semua terjadi sebagai akibat dari kualitas lingkungan hidup yang menurun, seperti pencemaran, penggundulan hutan, berubahnya tata guna lahan, dan lain-lain. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Kualitas air secara umum mengacu pada kandungan polutan yang terkandung dalam air dan kaitannya untuk menunjang kehidupan ekosistem yang ada di dalamnya. Air sungai yang telah mengalami pencemaran logam berat dan penurunan kualitas, apabila digunakan sebagai air konsumsi rumah tangga ataupun untuk pengairan, terutama untuk tanaman pangan akan menimbulkan dampak yang sangat berbahaya bagi konsumen. Logam-logam berat yang terdapat di dalam air pengairan tersebut pada gilirannya akan terakumulasi pada tanaman, dan lewat tanaman ini pada akhirnya logam-logam berat tersebut akan masuk ke dalam tubuh hewan dan manusia yang dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit terutama kanker. Pencemaran yang terjadi di sungai, merupakan masalah penting yang perlu memperoleh perhatian dari berbagai pihak. Hal ini disebabkan beragamnya sumber bahan pencemar yang masuk dan terakumulasi di sungai. Sumber-sumber bahan pencemaran tersebut antara lain berasal dari kegiatan produktif dan non-produktif di upland (lahan atas), dari permukiman dan dari kegiatan yang berlangsung di badan perairan sungai itu sendiri, dan sebagainya. Meningkatnya beban pencemaran yang masuk ke perairan sungai juga disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang berdominsili di sekitar sungai. Umumnya masyarakat sekitar sungai membuang limbah domestik, baik limbah cair maupun limbah padatnya langsung ke perairan sungai. Hal ini akan memberikan tekanan terhadap ekosistem perairan sungai.
Kondisi ini akan mengakibatkan semua bahan pencemar yang terlarut dalam bentuk limbah cair akan masuk kedalam aliran sungai. Besarnya bahan pencemar yang masuk ke sungai akan berpengaruh terhadap kualitas air sungai. Pada titik tertentu akan mengakibatkan terjadinya pencemaran. Di satu sisi, pengembangan industri akan memberikan dampak positif berupa penciptaan lapangan kerja baru dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat, namun di sisi lain usaha ini juga akan membawa dampak negatif terhadap ekosistem perairan sungai. Pengaruh tersebut diakibatkan oleh limbah industri dan domestik. Bila konsentrasinya melebihi ambang batas, dapat mencemari dan meracuni biota di perairan sungai tersebut. Penyebaran dampak buangan limbah yang kaya zat hara dan bahan organik tersebut dapat meningkatkan sedimentasi, siltasi, hipoksia, hipernutrifikasi, dan perubahan produktivitas serta struktur komunitas bentuk. Fenomena-fenomena tersebut menunjukkan bahwa pencemaran yang terjadi di perairan Sungai semakin mengkhawatirkan karena dapat mengancam kelestarian fungsi sungai. Hal ini merupakan masalah yang perlu segera ditangani secara serius agar tidak meluas dan semakin parah di kemudian hari. Untuk mencegah terjadinya pencemaran air sungai perlu dilakukan upaya pengendalian. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya pencemaran air sungai adalah memelihara sungai agar tetap memiliki kemampuan untuk mereduksi dan membersihkan bahan pencemar yang masuk kedalamnya. Pemerintah lewat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran telah menetapkan baku mutu kualitas air untuk berbagai jenis penggunaan air. Mutu air ditentukan antara lain oleh beberapa sifat fisik air seperti suhu, warna, kekeruhan air dan total dissolved solid (TDS); taraf keudaraan di dalam tubuh air yang diidentifikasi lewat beberapa sifat antara lain Dissolved Oxygen (DO) dan Chemical Oxygen Demand (COD); taraf kehidupan mikroba air Biological Oxygen Demand (BOD), dan juga atas dasar kandungan beberapa logam berat As, Hg, Cr, Pb. Sungai di Provinsi Maluku Utara seperti halnya sungai-sungai di Indonesia pada umumnya juga mengalami masalah yang hampir sama yaitu masalah pencemaran perairan, penurunan kualitas perairan, penurunan debit air dan pendangkalan sungai. Apabila tidak ada usaha-usaha pencegahan dan pengendalian dikhawatirkan pencemaran dan sedimentasi akan terus-menerus berlangsung, yang selanjutnya akan berpengaruh pada menurunnya nilai atau fungsi dari sungai serta berdampak pada kelangsungan fungsi sungai. Perubahan yang terjadi pada sumber daya alam tersebut akan berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan hidup
penduduk setempat. Penurunan kualitas perairan sungai juga dapat berdampak buruk terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar perairan sungai pada khususnya dan masyarkat Provinsi Maluku Utara pada umumnya. Pencemaran yang terjadi di perairan sungai diduga berasal dari aliran (masukan) beban limbah dari kegiatan masyarakat yang berlangsung di indogenous (badan air sungai) dan di exogenous (luar sungai). Limbah yang berasal dari kegiatan yang berlangsung di badan air bersumber dari kegiatan industri dan domestik. Pendangkalan yang terjadi di sungai diduga dari erosi yang berasal dari daerah tangkapan air (DTA) dan sempadan sungai. Erosi yang tinggi pada daerah tersebut akan terbawa oleh aliran sungai yang pada akhirnya akan mengendap sebagai sedimen di dasar sungai. Akumulasi dari erosi yang terjadi terus-menerus akan mengarah pada terjadinya pendangkalan sungai, penurunan kuantitas dan kualitas air serta dapat merusak habitat di badan perairan sungai. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya pengendalian sumber pencemaran yang masuk ke perairan sungai melalui pendekatan kesisteman dan kebijakan yang dapat diterima oleh berbagai pihak. Dasar Hukum Daftar perundang-undangan sebagai dasar hukum dalam manajemen kualitas air adalah sebagai berikut: 1) Undang Undang Sumber Daya Air Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air 2) Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran 3) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri 4) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 52 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel 5) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 58 Tahun 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit 6) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik 7) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 113 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan Atau Kegiatan Pertambangan Batubara 8) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air
9) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 110 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air 10) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 111 Tahun 2003 Tentang Pedoman Mengenai Syarat Dan Tatacara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air Hasil Uji Laboratorium Uji laboratorium Kesehatan Makassar dengan 8 parameter yang diujikan pada masingmasing sampel kualitas air. Hasil Uji Sampel Kualitas Air tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil Analisa Hasil Analisa kualitas air tahun 2017 ini merupakan hasil analisa dari 08 lokasi titik pemantauan kualitas air di BWS Maluku Utara, yang menjadi 5 fokus pemantauan yaitu DAS Akedaga, DAS Tutiling dan DAS Opiyang, DAS Oba, DAS Malifut dan 1 danau yaitu danau duma. Daftar Titik Pengambilan Sample Kualitas Air INDEKS No SUNGAI STATUS EVALUASI STATUS MUTU AIR 1 Tutiling Uji Kualitas Air 0.4152 Memenuhi Baku Mutu 2 3 Mancalele Uji Kualitas Air 0.4137 Memenuhi Baku Mutu Opiyang Uji Kualitas Air 0.4313 Memenuhi Baku Mutu 4 Dakaino Uji Kualitas Air 0.4532 Memenuhi Baku Mutu 5 Akedaga Uji Kualitas Air 0.3909 Memenuhi Baku Mutu 6 Sofifi Uji Kualitas Air 0.3715 Memenuhi Baku Mutu 7 Malifut Uji Kualitas Air 0.6828 Memenuhi Baku Mutu 8 Danau Duma Uji Kualitas Air 0.2573 Memenuhi Baku Mutu
HASIL UJI LABORATORIUM DAN ANALISIS KUALITAS AIR UNIT HIDROLOGI DAN KUALITAS AIR MALUKU UTARA TAHUN ANGGARAN 2018 Lokasi pemantauan kualitas air oleh Unit Hidrologi dan Kualitas Air BWS Maluku Utara antara lain sebagai berikut : No DAS Sungai NAMA POS / LOKASI Lokasi Desa Kecamatan Kabupaten 1 DAS Ekor Ekor Ekor Uruino Kec. Wasile Selatan Hal-tim 2 DAS Ibu Goal Goal Air Panas Kec. Sahu Timur Hal-bar 3 DAS Lamo Akelamo 4 DAS Tutiling Tutiling 5 DAS Opiyang Opiyang 6 DAS Dodaga Dodaga Akelamo Tutiling Opiyang Dodaga Akelamo Kec. Sahu Hal-bar TT. Jaya Wasile Hal-Tim Bumi Restu Wasile Hal-Tim Akedaga Kec. Wasile Timur Hal-tim 7 DAS Mawea Tolabit Tolabit Tolabit Kec. Kao Barat Hal-ut 8 DAS Sangaji Maba Maba Maba Sangaji Kec. Maba Hal-tim 9 DAS Kobe Kobe Kobe Kobe Kulo Kec. Weda Tengah Hal-teng 10 DAS Kapulusan Amasing Kali Amasing Kali 11 DAS AHA AHA Aha AHA Tabel Daftar Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Air Amasing Kali Kec. Bacan Hal-sel Kec. Morotai Selatan Morotai
HASIL UJI LABORATORIUM DAN ANALISIS Unit Hidrologi Balai Wilyah Sungai Maluku Utara melakukan analisa laboratorium uji sampel kualitas air di Laboratorium Kesehatan, Jl. Perintis KM.11 Tamalamrea Makassar 90245. Status mutu air sungai-sungai pada DAS Maluku Utara dengan metode indeks pencemaran di 11 (sebelas) lokasi pengamatan tahun 2018 berdasarkan baku mutu Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Kelas II adalah Memenuhi Baku Mutu sampai cemar berat dengan nilai antara 0 s/d >10. Skor 0 s/d 1 1 s/d 5 5 s/d 10 > 10 Klasfikasi Mutu Air Memenuhi Baku Mutu Cemar Ringan Cemar Sedang Cemar Berat Hasil Analisa dalam laporan kualitas air tahun 2018 ini merupakan hasil analisa dari 11 lokasi titik pemantauan kualitas air di BWS Maluku Utara. NO SUNGAI STATUS INDEKS EVALUASI STATUS MUTU AIR 1 Ekor Uji Kualitas Air 3,6589 Cemar Ringan 2 3 Goal Uji Kualitas Air 3,4189 Cemar Ringan Tolabit Uji Kualitas Air 2,3553 Cemar Ringan 4 Maba Uji Kualitas Air 3,3912 Cemar Ringan 5 Kobe Uji Kualitas Air 2,3749 Cemar Ringan 6 Amasing Kali Uji Kualitas Air 3,3291 Cemar Ringan 7 Opiyang Uji Kualitas Air 3,4385 Cemar Ringan 8 Dodaga Uji Kualitas Air 2,3687 Cemar Ringan 9 Tutuling Jaya Uji Kualitas Air 8,6290 Cemar Sedang 10 Akelamo Uji Kualitas Air 2,4208 Cemar Ringan 11 Aha Uji Kualitas Air 3,3260 Cemar Ringan Tabel Daftar Titik Pengambilan Sample Kualitas Air