BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai Ilmu-Ilmu Sosial dan Kemanusiaan yang dipelajari secara ilmiah untuk memberikan pemahaman dan wawasan yang luas pada peserta didik. Luasnya kajian ilmu pengetahuan ini mencangkup berbagai aspek kehidupan yang berhubungan dengan sosialogi, sejarah, geografi, ekonomi, budaya, maupun politik, (Susanto, 2014:6). Ilmu pengetahuan sosial lebih menekankan pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar individu dapat mengambil bagian secara aktif dalam kehidupannya kelak sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik. Oleh karena itu, IPS sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh individu, terutama sejak usia dini pada jenjang sekolah dasar. Proses pembelajaran IPS pada jenjang Sekolah Dasar, memerlukan guru dan siswa untuk terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini, dirancang oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk siswa, sehingga dapat terciptanya pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif merupakan pembelajaran yang dapat melibatkan seluruh siswa menjadi aktif dan suasana belajar menjadi kondusif, sehingga siswa dapat dengan mudah menguasai materi pembelajaran terutama pada pembelajaran IPS. Upaya yang dilakukan 1 16
oleh guru agar pembelajaran menjadi efektif dan suasana belajar menjadi kondusif yakni siswa berdiskusi dan membentuk kelompok kecil, presentasi materi dan debat dalam kelas, latihan melalui pengalaman dan pengalaman lapangan (Silberman, 2012:29). Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif diperlukan adanya model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif merupakan metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran (Slavin, 2009:4). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V di SD N 1 Purbadana, memperoleh data bahwa terdapat permasalahan secara umum kegiatan belajar mengajar masih dilakukan secara klasikal, siswa cenderung duduk, mendengarkan, mencatat, dan menghafal Kebanyakan siswa masih berpikir bahwa pelajaran IPS membosankan, sehingga siswa cenderung aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Guru kelas juga mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran IPS harus memastikan siswanya sudah dapat menguasai materi yang diajarkan sebelum melanjutkan ke materi selanjutnya, agar hasil ulangan harian pada pembelajaran IPS di atas batas tuntas KKM yaitu 69 yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Siswa masih banyak yang diam atau bahkan masih bermain sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru pada saat 17
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa cenderung untuk bertanya apabila belum memahami materi yang diajarkan, selain itu peran guru pada saat pembelajaran masih dominan dibandingkan siswanya, seharusnya proses kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswanya. Permasalahan ini berpengaruh pada hasil belajar siswa yang masih rendah pada aspek kognitif. Berikut ini adalah hasil rekapitulasi nilai ulangan harian pada pelajaran IPS materi masa persiapan kemerdekaan pada dua tahun terakhir di kelas V: Tabel 1.1 Data Hasil Nilai Ulangan Harian Pelajaran IPS materi Masa Persiapan Kemerdekaan kelas V Tahun 2013/2014 2014/2015 Jumlah Nilai 1389 1525 Rata-rata 60,4 66,30 Nilai Tertinggi 83 86 Nilai Terendah 35 40 Tuntas KKM 7 9 Tabel data hasil nilai ulangan harian mata pelajaran IPS materi masa persiapan kemerdekaan di kelas V SD Negeri 1 Purbadana membuktikan bahwa pembelajaran IPS masih kurang berhasil, sehingga prestasi belajar siswa masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian di atas KKM yaitu pada tahun 2013/2014 dari 23 siswa hanya 7 siswa yang tuntas KKM, sedangkan pada tahun 2014/2015 terdapat 9 anak yan tuntas KKM dari 23 siswa. Hasil wawancara dengan guru kelas V menyatakan bahwa permasalahan yang menyebabkan siswa kurang mendapatkan nilai di atas KKM antara lain karena siswa kurang memahami konsep pembelajaran IPS pada materi masa persiapan 18
kemerdekaan, siswa kurang memperhatikan dan kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran, sehingga mengakibatkan siswa kurang dalam hal penguasaan materi. Berdasarkan permasalahan di atas, agar pembelajaran IPS menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, maka peneliti dengan guru telah sepakat untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dengan media permaianan ular tangga. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II yang nantinya akan diterapkan pada siswa oleh peneliti dalam penelitiannya dapat merangsang siswa menjadi lebih semangat dalam belajar, akan lebih menarik jika penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II ini dipadukan dengan media permainan ular tangga. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II ini akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPS materi masa persiapan kemerdekaan. Media permaianan ular tangga akan dimainkan oleh siswa dalam setiap kelompok. Permaianan ular tangga ini berisi pertanyaan yang ada pada kotak yang sudah ditandai, pertanyaan tersebut mengenai pembelajaran IPS materi masa persiapan kemerdekaan yang telah dipelajari oleh siswa. Media permainan ular tangga, dapat membuat siswa menjadi aktif dan tidak cepat jenuh sehingga siswa akan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran, dan siswa dapat bekerja sama dengan baik bersama kelompoknya. 19
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahannya, yaitu: 1. Apakah model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II melalui Media Ular Tangga pada materi Masa Persiapan Kemerdekaan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Purbadana? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian kelas ini ada dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum merupakan tujuan bagi kalangan Sekolah Dasar, sedangkan tujuan khusus merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh subyek penelitian, yaitu siswa kelas V SD Negeri 1 Purbadana Unit Pendidikan Kecamatan Kembaran pada semester II Tahun Ajaran 2015/2016. 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian kelas ini adalah untuk meningkatkan kualitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Purbadana Unit Pendidikan Kecamatan Kembaran. 2. Tujuan Khusus Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Masa Perencanaan Kemerdekaan melalui Media Ular Tangga dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II. 20
D. Manfaat Penelitian Hasil dari kegiatan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap banyak pihak, antara lain: 1. Manfaat Teoritis Mendapatkan teori baru tentang peningkatan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II materi masa persiapan kemerdekaan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. 2) Meningkatkan keterampilan guru dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. 3) Guru dapat mengelola dengan siswa dengan baik. b. Bagi Siswa 1) Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. 2) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan guru. 3) Dapat menumbuhkan kerjasama yang baik antar sesama siswa, karena dalam pembelajaran model Kooperatif keberhasilan individu merupakan tanggung jawab kelompok. 21
c. Bagi Sekolah 1) Sebagai bahan pertimbangan terhadap kinerja guru. 2) Sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran. d. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai cara belajar yang dapat menjadikan siswa lebih aktif, dan interaktif. 22