BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fatra Jaya Purnama, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KETERLAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK UNTUK MENJADI PEKERJA TEKNISI OTOMOTIF BERDASARKAN TUNTUTAN SKKNI

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR

KONTRIBUSI PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA BIDANG OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kerja pada umumnya relatif rendah dikarenakan rendahnya pendidikan dan latihan. setiap tahunnya tidak dapat terserap sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekar Arum Ningtyas, 2014 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

KONTRIBUSI PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA BIDANG OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

COVER Lembar penetapan Kata Pengantar Daftar Isi. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan. Visi dan Misi SMK Tujuan SMK ISI KTSP. Tujuan Program Keahlian

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia. semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan pada pembangunan sekarang, merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak negatif khususnya terhadap negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dalam masyarakat, juga untuk menjawab tentang masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah A. Rahmat Dimyati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

STUDI TENTANG KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATERI PENGISIAN REFRIGERAN DI UNIT TATA UDARA DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. secara kompetitif dalam mengembangkan pembangunan suatu negara. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pekerjaan dan aktivitasnya sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Hal ini sesuai dengan tujuan khusus yang ada dalam kurikulum tingkat kesatuan pendidikan SMK yang menyebutkan bahwa, SMK bertujuan untuk : (1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, (2) membekali peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, (3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, (4) membekali peserta didik dengan kompetensi kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. SMK N 8 Bandung adalah salah satu SMK unggulan di bandung yang memiliki kompetensi khusus di bidang otomotif. Guna mendukung tujuan khusus dalam (KTSP), SMK N 8 Bandung memiliki tujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Visi dari sekolah SMK N 8 Bandung ini adalah menjadi sekolah unggulan yang menghasilkan tamatan berkualitas, sebagai mekanik/tenaga kerja yang kompeten, wirausahawan yang sukses dan melanjutkan ke perguruan tinggi melalui pengembangan IPTEK dan IMTAQ.

2 Salah satu indikator untuk mengukur ketercapaian tujuan dan visi dari SMK N 8 Bandung adalah dengan melihat sejauh mana lulusan bisa bekerja, berwirausaha dan melanjutkan kuliah dengan baik. Tabel di bawah ini menjelaskan data penelusuran lulusan SMK N 8 Bandung dalam kurun waktu tiga tahun terakhir: No Tahun Pelajaran Tabel 1.1 Data Penelusuran Tamatan SMK Negeri 8 Bandung Penelusuran Lulusan Jumlah Lulusan DU/DI dan Instansi Pemerintah Lanjut ke Perguruan Tinggi Wirausaha Lain-lain (belum terdata, masih menganggur dan sebagainya) 1 2009/2010 472 309 65% 88 18% 57 12% 18 4% 2 2010/2011 478 296 62% 119 25% 52 11% 11 2% 3 2011/2012 493 315 64% 102 21% 76 15% - 0% Rata-rata 481 64% 21% 13% 2% (Sumber: Dokumen SMK Negeri 8 Bandung) Berdasarkan tabel data penelusuran tamatan SMK Negeri 8 Bandung diatas, bahwa SMK Negeri 8 Bandung yang tiap tahunnya meluluskan sekitar rata-rata 481 siswa dan kebanyakan lulusan dari sekolah ini adalah bekerja di DU/DI dan instansi pemerintah dengan jumlah rata-rata 64%, meneruskan ke perguruan tinggi 21%, berwirausaha 13% dan lain-lain 2%. Walaupun data pada tabel di atas menunjukkan bahwa yang bekerja di DU/DI dan instansi pemerintah adalah paling banyak di bandingkan dengan melanjutkan ke perguruan tinggi dan berwirausaha, tapi tidak semua yang bekerja di DU/DI dan instansi pemerintah ini adalah bekerja di perusahaan otomotif. Data ini dapat dilihat pada tabel dibawah:

3 Tabel 1.2 Presentase Jumlah Siswa Yang Bekerja di Industri Otomotif dan selain otomotif selama 3 tahun terakhir No 1 2 3 Tahun lulus 2010-2011 2011-2012 2012-2013 Jurusan Jumlah Lulusan Jumlah Bekerja Di Industri Otomotif TKR 232 151 119 32 TSM 217 143 113 30 TPBO 23 15 9 6 Selain di Industri Otomotif TKR 235 139 115 24 TSM 213 135 110 25 TPBO 30 22 15 7 TKR 240 162 126 36 TSM 216 124 105 19 TPBO 37 29 17 12 Jumlah 1443 920 729 191 Persentase 100% 79% 21% (Sumber: Dokumen SMK Negeri 8 Bandung) Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa lulusan di SMK Negeri 8 Bandung yang telah bekerja di industri otomotif hanya terdapat 729 orang atau 79% dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Sisanya yaitu sebanyak 191 orang atau 21% telah bekerja diluar industri otomotif. Berdasarkan wawancara dengan Wakasek hubungan industri (HUBIN) SMK Negeri 8 Bandung menyatakan bahwa lulusan yang bekerja di industri otomotif maupun selain industri otomotif memang tidak dihitung nilai persentasinya. Tetapi dalam hal ini karena SMK Negeri 8 Bandung adalah sekolah yang berkonsentrasi pada bidang otomotif, setidaknya minimal 85% yang bekerja adalah seharusnya bekerja pada industri otomotif. Melihat kenyataan yang dihadapi tersebut, terdapat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, dimana harapannya adalah lulusan sekolah yang bekerja seharusnya minimal 85% bekerja di industri otomotif, namun kenyataannya ternyata lulusan dari SMK N 8 Bandung dalam 3 tahun terakhir hanya terdapat 79% yang bekerja di industri otomotif, dan sisanya sebesar 21% bekerja diluar industri otomotif. Berdasarkan hal tersebut diperlukan sebuah solusi

4 untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menyelenggarakan Praktik Kerja Industri. Praktik kerja Industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan untuk peserta didik yang dilaksanakan di luar sekolah (industri) yang telah disesuaikan dengan kebutuhan di dunia usaha dan industri. Pelaksanaan praktek kerja industri secara tidak langsung akan memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja. Pengalaman yang diperoleh pada saat melakukan praktik kerja industri secara tidak langsung akan mempercepat transisi siswa dari sekolah ke dunia industri. Praktik Kerja Industri dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional dibidangnya. Praktik Kerja Industri diharapkan dapat memberikan pengalaman bekerja. Karena dalam hal ini setiap siswa adalah melaksanakan praktek kerja lapangan di industri otomotif, maka seharusnya mereka harus mempunyai dasar pengalaman bekerja di industri untuk menjadi pekerjaan teknisi otomotif, sehingga dapat mempersiakan lulusan SMK siap bekerja. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan utama dari praktik kerja industri di SMK Negeri 8 Bandung yang notabene adalah jurusan otomotif yaitu adalah mempersiapkan siswa untuk menjadi seorang teknisi otomotif. Pengukuran ketercapaian keberhasilan praktik kerja industri dapat dilihat dari hasil akhir atau nilai akhir praktek kerja industri itu sendiri. Berikut data nilai akhir praktek kerja industri siswa SMK Negeri 8 Bandung yang telah melaksanakan praktek kerja industri. Tabel 1.3 Nilai Akhir Praktek Kerja Industri siswa SMK Negeri 8 Bandung Nilai Akhir Jumlah Tidak No. Jurusan KKM Memenuhi Siswa Memenuhi Jumlah (%) Jumlah (%) 1. TKR 240 229 95 11 5 75 2. TSM 216 197 91 19 9

5 3. TPBO 37 35 94 2 6 Jumlah 708-461 93% 32 7% Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa nilai akhir dari seluruh siswa di SMK Negeri 8 Bandung telah memenuhi kriteria di atas KKM sebanyak 461 siswa atau 93% dan yang belum memenuhi KKM sebanyak 32 siswa atau 7%. Hasil ini menunjukkan bahwa kebanyakan siswa telah berhasil melaksanakan praktek kerja industri karena telah mendapatkan nilai diatas KKM. Namun nilai akhir praktek kerja industri yang telah terpenuhi ini tidak membuat siswa memiliki kriteria sebagai seorang teknisi otomotif, dikarenakan setiap teknisi otomotif mempunyai beberapa tingkatan atau level tertentu. Setiap tingkatan seorang teknisi mempunyai Standar Kompetensi yang sudah diterapkan oleh masing-masing industri. Maka untuk mencapai standar kompetensi tersebut, dibuat Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia atau yang biasa dikenal dengan SKKNI. SKKNI akan digunakan sebagai acuan dalam pembinaan, persiapan SDM yang berkualitas, kompeten yang diakui oleh seluruh pemangku kepentingan dan berlaku secara nasional di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. SKKNI adalah uraian kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja minimal yang harus dimiliki seseorang untuk menduduki jabatan tertentu yang berlaku secara nasional. Standar tersebut adalah acuan yang dibuat oleh industri yang digunakan untuk menetapkan tingkat kemampuan yang efektif dalam perawatan dan perbaikan di bengkel otomotif. Praktik kerja industri di SMK Negeri 8 Bandung nampaknya belum terlaksana sesuai dengan tuntutan SKKNI, hal ini terlihat dari tabel 1.3 yang tidak sesuai dengan tabel 1.2, dimana siswa yang kebanyakan sudah memenuhi nilai akhir praktik kerja industri dengan baik tapi lulusannya masih banyak yang bekerja di luar industri otomotif, karena belum sesuai dengan kriteria sebagai

6 seorang teknisi otomotif. Sehubungan dengan keadaan tersebut, maka penulis merasa tertarik melakukan penelitian yang dituangkan dalam judul penelitian Keterlaksanaan Praktik Kerja Industri Siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Teknik Sepeda Motor Di SMK N 8 Bandung). B. Identifikasi Masalah Tujuan diadakan suatu identifikasi masalah dalam suatu penelitian adalah untuk memperjelas kemungkinan permasalahan yang timbul dalam penelitian. Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Masih banyaknya lulusan SMK Negeri 8 bandung yang bekerja diluar industri otomotif. 2. Praktik Kerja Industri di SMK Negeri 8 Bandung belum bisa mempersiapkan siswa menjadi seorang pekerja teknisi otomotif. 3. Sebanyak 21% siswa lulusan SMK Negeri 8 Bandung yang bekerja adalah bekerja diluar industri otomotif. 4. Nilai Akhir praktik kerja industri yang di atas KKM tidak menjadikan acuan siswa memiliki kriteria seorang teknisi otomotif C. Rumusan Masalah Suharsimi Arikunto (1990:30) berpendapat bahwa Perumusan masalah merupakan langkah suatu problematika penelitian dan merupakan bagian pokok dari kegiatan penelitian. Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Keterlaksanaan praktik kerja industri berdasarkan dengan tuntutan SKKNI

7 2. Bagaimana kriteria seorang pekerja teknisi otomotif siswa SMK Negeri 8 Bandung 3. Bagaimana ketercapaian praktik kerja industri untuk kriteria tingkat teknisi di bidang otomotif siswa SMK Negeri 8 Bandung. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Keterlaksanaan praktik kerja industri berdasarkan dengan tuntutan SKKNI 2. Kriteria seorang pekerja teknisi otomotif siswa smk negeri 8 bandung 3. Keterlaksanaan praktik kerja Industri siswa SMK untuk menjadi pekerja teknisi otomotif berdasarkan dengan tuntutan SKKNI E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu bagi: 1. Bagi Sekolah Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai informasi dan masukan mengenai keterlaksanaan praktik kerja industri siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif berdasarkan dengan tuntutan SKKNI 2. Bagi Perguruan Tinggi Penelitian ini merupakan perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya bidang penelitian yang hasil penelitian ini digunakan perguruan tinggi sebagai persembahan kepada masyarakat. 3. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menambah wawasan dan sebagai wahana dalam melatih kemampuan menulis karya tulis ilmiah, disamping itu diharapkan dapat

8 membangkitkan minat mahasiswa lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dalam bidang pendidikan. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan berperan sebagai pedoman penulis agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan ke dalam beberapa bab, sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN berisi mengenai latar belakang masalah; perumusan masalah; tujuan penelitian, manfaat penelitian; dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA berisi landasan teori penelitian yang meliputi teori yang mendukung, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN berisi mengenai objek penelitian; metode penelitian; populasi dan sampel; definisi operasional; teknik pengumpulan data; pengujian instrumen penelitian; teknik analisis data; dan pengujian hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi mengenai penjelasan deskripsi data, analisis data, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN berisi hasil penelitian yang disimpulkan dan sekaligus diberikan saran-saran yang perlu diperhatikan.