MAKALAH TENTANG WELDING REPAIR / PERBAIKAN LAS UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH APLIKASI LAS



dokumen-dokumen yang mirip
PERMASALAHAN PADA SAMBUNGAN LAS

Laporan Praktik Pengelasan Lanjut. Membuat rigi-rigi las posisi 3G dan Pengisian Posisi 3G. Membuat rigi-rigi las posisi 4G dan Pengisian Posisi 4G

MACAM-MACAM CACAT LAS

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

BAB II KERANGKA TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

PENGARUH VARIASI AMPERE PENGELASAN PLAT BAJA ST 36 TERHADAP BEBAN TEKAN BENGKOK DAN KERUSAKAN PERMUKAAN

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

BAB III TEKNOLOGI PENGELASAN PIPA UNTUK PROSES SMAW. SMAW ( Shielded Metal Arc Welding ) salah satu jenis proses las busur

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

ANALISA PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP PENGELASAN ELEKTRODA RB-26 AWS E 6013 DENGAN PENGUJIAN BENDING

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

DASAR-DASAR PENGELASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

BAB V. ELEKTRODA (filler atau bahan isi)

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Mengetahui cara mengoperasian mesin las GMAW

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

BAB III TEKNIK PENGELASAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No : PER. 02/MEN/1982 TENTANG KWALIFIKASI JURU LAS DI TEMPAT KERJA

JOOB SHEET MENGELAS TINGKAT LANJUT DENGAN PROSES LAS BUSUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT XII PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T.

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

MENGELAS TINGKAT LANJUT

JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. Berdasarkan definisi dari Deutche Industrie Normen (DIN), las adalah

proses welding ( pengelasan )

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

Studi Karakteristik Hasil Pengelasan MIG Pada Material Aluminium 5083

I. PENDAHULUAN. atau lebih dengan memanfaatkan energi panas. luas, seperti pada kontruksi bangunan baja dan kontruksi mesin.

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

PENGARUH HEAT TREATMENT

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

TEKNIK PENGELASAN KAPAL JILID 2

MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) LOG.OO

JOOB SHEET MENGELAS DENGAN PROSES LAS BUSUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT XI PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T.

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

MENGELAS DENGAN PROSES LAS GAS METAL

LAS LISTRIK LAPORAN PRAKTIKUM. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Teknik Pelayanan dan Perawatan. Dosen Pembimbing :

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

LAB LAS. Pengelasan SMAW

ELEMEN PENGIKAT SAMBUNGAN PERMANEN ( PENGELASAN & PENYOLDERAN )

Oleh : Halim Darmako, S.Pd.

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

TEKNIK PENGELASAN KAPAL JILID 2

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Transkripsi:

MAKALAH TENTANG WELDING REPAIR / PERBAIKAN LAS UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH APLIKASI LAS DISUSUN OLEH : FRIZAL WIDYA SUBAGIYO 361536603002 ALVEN ANDI WARDANA 361536603008 PROGRAM STUDI TEKNIK PENGELASAN POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI 2015

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul WELDING REPAIR / PERBAIKAN LAS DAN KLASIFIKASI CACAT PENGELASAN tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Abdul Rohman selaku dosen Las Aplikasi dan teman teman D1 Pengelasan atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Banyuwangi,23 Oktober 2015 Penulis Welding Repair Halaman 2

DAFTAR ISI Kata Pengantar...2 Daftar Isi...3 Bab I Pendahuluan...4-5 Bab II Pembahasan...6-17 Bab III Kesimpulan...18 Pentup...19 Daftar Pustaka...20 Welding Repair Halaman 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menghasilkan produk berkualitas menjadi sebuah keharusan terutama dalam memenuhi kebutuhan dan jaminan kepada konsumen. Sehingga kemudian terlahirlah suatu standar penting yakni ISO 9001 (1987) yang merupakan model untuk jaminan kualitas dalam desain/pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan jasa yang merupakan salah satu seri dari ISO 9000. ISO 9000 sendiri merupakan sekumpulan standar sistem kualitas universal yang dihasilkan oleh International Organization for Standardization di Jenewa Swiss yang muncul sebagai jawaban adanya Pembentukan Masyarakat Ekonomi Eropa yang menekankan kebutuhan akan standar yang sama. Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang continue. Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam proses penyambungan ini ada kala-nya di sertai dengan tekanan dan material tambahan(filler material). Teknik pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam rentang waktu antara 3000 4000 SM. Sesudah energi listrik dengan mudahnya di gunakan, teknologi pengelasan maju dengan sangat pesat, dan hingga saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan. Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-konsturksi las merupakan hal yang umum di semua negara di dunia. Welding Repair Halaman 4

1.2 Tujuan Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan/ menjelaskan terjadinya cacat las, macammacamcacat las, dan cara penanggulangan cacat hasil pengelasan. Terwujudnya standarstandar teknik pengelasan akan membantu memperluas ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern. 1.3 Rumusan Masalah 1. Apa saja jenis cacat cacat pada pengelasan? 2. Penyebab cacat- cacat pada pegelasan? 3. Bagaimana cara menanggulangi cacat pada pengelasan? 4. Peralatan yang diguakan? Welding Repair Halaman 5

BAB II PEMBAHASAN 1.1 Cacat Cacat pada Proses Pengelasan 1) Retak Las / Crack Gambar 1.1 Crack Cacat las yang sering sekali terjadi pada saat proses pengelasan adalah retak las yang dapat dibagi menjadi dua kategori yakni : retak dingin dan retak panas. Retak dingin adalah retak yang terjadi pada daerah las pada suhu kurang lebih 300 C. Sedangkan retak panas adalah retak yang terjadi pada suhu diatas 500 C. Retak dingin tidak hanya terjadi pada daerah HAZ (Heat Affected Zone) atau sering disebut dengan daerah pergaruh panas tetapi biasanya terjadi pada logam las. Retak dingin ini dapat terjadi pada daerah panas yang sering terjadi. Dan retakan ini dapat dilihat dibawah manik Ias, retak akar dan kaki, serta retak melintang. Sedangkan retak panas dibagi menjadi dua kelas yaitu retak karena pembebasan tegangan pada daerah pengaruh panas yang terjadi pada suhu 500 C - 700 C dan retak yang terjadi pada suhu diatas 900 C yang terjadi pada peristiwa pembekuan logam las. Retak panas sering teriadi pada logam las karena pembekuan, biasanya berbentuk kawah dan retak memanjang. Retak panas ini terjadi karena pembebasan tegangan pada daerah kaki didalam daerah pengaruh panas. Welding Repair Halaman 6

Retak ini biasanya terjadi pada waktu logam mendingin setelah pembekuan dan terjadi karena adanya tegangan yang timbul, yang disebabkan oleh penyusutan dan sifat baja yang ketangguhannya turun pada suhu dibawah suhu pembekuan. Keretakkan las yang lain adalah retak sepanjang rigi-rigi lasan retak disamping las dan retak memanjang diluar rigi-rigi lasan. Akan 2) Penembusan Kurang Baik Gambar 1.2 Penembusan Kurang Baik Selain retak, cacat las yang juga sering terjadi, adalah penembusan las yang kurang dan jelek. Jika penembusan pengelasan kurang maka akibat yang timbul pada konstruksi adalah kekuatan konstruksi yang kurang kokoh karena penembusan yang kurang. Karena kurang penembusan inilah maka penyambungan tidak sempurna. 3) Pengerukan / Under cut Gambar 1.3 Under Cut Welding Repair Halaman 7

Adalah pengerukan atau yang sering disebut dengan under cut pada benda kerja. Pengerukan ini terjadi pada benda kerja atau konstruksi yang termakan oleh las sehingga benda kerja tadi berkurang kekuatan konstruksi meskipun sebelumnya telah dilakukan pengelasan. 4) Porosity Gambar 1.4 Porosity Porosity adalah salah satu jenis cacat pada las. Porosity merupakan sekelompok gelembung gas yang terjebak di dalam lasan. Porosity bisa terjadi karena proses pemadatan yang terlalu cepat. Porosity berupa rongga-rongga kecil berbentuk bola yang mengelompok pada lokasi-lokasi lasan. Terkadang terjadi rongga besar berbentuk bola yang tunggal atau tidak mengelompok. Rongga besar tersebut adalah blow hole. 5) KURANG PENETRASI (Lack of Penetration) Gambar 1.5 Lack of Penetration Welding Repair Halaman 8

Cacat las jenis ini terjadi karena logam las gagal mencapai root (akar) dari sambungan dan gagal menyambungkan permukaan root secara menyeluruh. Hal ini disebabkan karena kesalahan dalam memilih ukuran elektroda, arus listrik yang terlalu kecil, dan rancangan sambungan yang kurang memadai. Kurang penetrasi sering dialami pada pengelasan posisi vertikal dan overhead. Pada gambar berikut nampak logam las tidak menutupi bagian bawah (akar) sambungan. 6) CACAT LAS DENGAN PENETRASI BERLEBIH Gambar 1.6 Penetrasi Berlebih Cacat las jenis ini terjadi di mana logam las mencair melewati tebal benda kerja dan tergantung pada bagian bawah hasil pengelasan. 7) CACAT LAS KURANG MENYATU (Lack of Fusion) Gambar 1.7 Kurang Menyatu Welding Repair Halaman 9

Cacat las ini terjadi karena logam las dan benda kerja gagal menyatu. Cacat jenis ini bisa terjadi akibat benda kerja yang kurang panas atau permukaan benda kerja yang kurang bersih. 1.2 Penyebab Cacat Pada Pengelasan 1) Penyebab Crack Disebabkan Oleh : Konstruksi terlalu kaku Terdapat gas hydrogen didalam weld metal Terjadi struktur yang keras Pendinginan mendadak Pemilihan kawat las kurang tepat Pilihan jenis elektroda yang salah atau tidak tepat. Benda kerja terbuat dari baja karbon tinggi. Pendinginan setelah pengelasan yang terlalu cepat. Benda kerja yang dilas terlalu kaku. Penyebaran panas pada bagian-bagian yang di las tidak seimbang. 2) Penyebab Penembusan Kurang Baik Penyebab dari penembusan yang kurang ini antara lain : Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi. Arus terlalu rendah. Diameter elektroda yang terlalu besar atau terlalu kecil. Benda kerja terlalu kotor. Persiapan kampuh atau sudut kampuh tidak baik. Busur las yang terlalu panjang. 3) Penyebab Pengerukan / Under cut Sebab-sebab pengerukan las antara lain : Arus yang terlalu tinggi. Kecepatan pengelasaan yang terlalu tinggi pula. Busur nyala yang terlalu panjang. Welding Repair Halaman 10

Ukuran elektroda yang salah. Posisi elektroda selama pengelasan tidak tepat. Ayunan elektroda selama pengelasan tidak teratur. 4) Penyebab Porosity Penyebab Porosity ini yakni : Busur pendek. Kecepatan mengelas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kurang waktu pengisian. Terdapat kotoran-kotoran pada benda kerja. Kesalahan memilih jenis elektroda. 5) Penyebab KURANG PENETRASI (Lack of Penetration) Cacat jenis ini disebabkan antara lain oleh: Persiapan sambungan (groove) pada benda kerja yang tebal kurang memadai atau bahkan tidak dilakukan. Heat input kurang besar. Teknik pengelasan kurang tepat. Ampere rendah Alur las kotor Busur kurang tepat Welding Speed dan ayunan terlalu cepat 6) Penyebab CACAT LAS DENGAN PENETRASI BERLEBIH Hal yang menyebabkan penetrasi berlebih antara lain: Heat input yang terlalu besar. Teknik pengelasan yang kurang tepat. 7) Penyebab Cacat Las Kurang Menyatu (Lack of Fusion) Hal Penyebab Las Kurang Menyatu antara lain : Heat input terlalu rendah. Welding Repair Halaman 11

Benda kerja kotor. Teknik pengelasan kurang tepat. 1.3 Cara Penanggulangan Cacat Las Untuk mengatasi macam-macam cacat las yang telah terjadi supaya hasil pekerjaan las dapat memuaskan banyak pihak, maka perlu dilaksanakan cara-cara penanggulangannya, yaitu sebagai berikut: 1) Penanggulangan Retak Las Dalarn menghindari terjadinya retakan las pada daerah panas, atau usaha penaggulanganya supaya tidak terjadi retak pada las antara lain : o Menggunakan elektroda yang betul, dalam hal ini sedapat mungkin menggunakan elektroda dengan fluk yang mempunyai kadar hydrogen rendah. o Sebelum mengelas, pada daerah sekitar kampuh harus dibersihkan dari air, karat, debu, minyak dan zat organik yang dapat menjadi sunrber hidrogen. o Mendinginkan perlahan-lahan setelah dilas. o Membebaskan kampuh dari kekakuan. o Mengadakan pemanasan pendahuluan sebelum memulai pengelasan, dengan cara ini retak las dapat terhindarkan 2) Penanggulangan Penembusan Kurang Baik Cara untuk mengatasi cacat las penembusan yang kurang baik dapat dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut : o Penyetelan arus pengelasan yang tepat. o Pengelasan diperlambat dan stabil agar panas yang didapat lebih merata. o Mengatur kecepatan las, sehingga kedua sisi benda kerja mencair dengan baik. o Memilih diameter elektroda yang sesuai dengan ukuran coakan. o Membersihkan benda kerja dari terak dan kotoran yang ada. o Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat. o Membetulkan sudut kampuh. 3) Penanggulangan Pengerukan / Under cut Cara untuk mengatasi cacat las pengerukan/under cut dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Welding Repair Halaman 12

o Menyetel arus yang tepat. o Mengurangi kecepatan mengelas. o Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat. o Menggunakan ukuran elektroda yang benar. o Menyetel posisi elektroda, sehingga gaya busur nyala akan menahan cairan pengelasan. o Mengupayakan ayunan elektroda dengan teratur. 4) Penanggulangan Porosity Cara untuk mengatasi cacat las keropos dapat dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: o Mempertahankan jarak busur yang baik. o Mengurangi kecepatan pengelasan atau kecepatan dipertinggi. o Member waktu pengisian yang cukup untuk melepaskan gas. o Membersihkan benda kerja. o Menggunakan elektroda yang tepat. 5) Penanggulangan Cacat Las Kurang Penetrasi (Lack of Penetration) Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari kurangnya penetrasi antara lain: o Pembuatan groove harus tepat di mana mampu menyediakan akses pada bagian bawah sambungan. o Tingkatkan arus listrik, bila perlu gunakan elektroda yang lebih besar. o Kontrol kondisi busur las, kurangi kecepatan pengelasan. 6) Penanggulangan Cacat Las Dengan Penetrasi Berlebih Penanggulangan yang bisa dilakukan antara lain: o Kecilkan arus listrik, jika perlu gunakan elektroda yang lebih kecil. o Percepat kecepatan pengelasan. 7) Penanggulangan Cacat Las Kurang Menyatu (Lack of Fusion) Penanggulangan yang bisa dilakukan antara lain : Welding Repair Halaman 13

o Tingkatkan arus listrik, bila perlu ganti dengan ukuran elektroda yang lebih besar. o Posisikan elektroda tepat pada sambungan. o Kontrol sudut elektroda dengan tepat. o Bersihkan benda kerja dari oli, minyak, embun, kotoran, dan cat sebelum anda mengelas. 1.4 Peralatan yang diguakan 1) Palu Las Gambar 2.1 Palu Las Palu ini digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Gunakanlah kaca mata terng pada waktu poembersihan terak, sebeb dapat memercikan pada mata. 2) Sikat Kawat Gambar 2.2 Sikat Las Sikat kawat digunakan untuk : a. Membersihkan benda kerja yang akan dilas, b. Membersihkan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan palu las Welding Repair Halaman 14

3) Meja Las Gambar 2.3 Meja Las Meja las adalah tempat untuk menempatkan benda kerja pada posisi yang dipersyaratkan. Meja las harus diletakkan sedemikian rupa dan tidak mudah bergerak saat tersenggol atau saat welder melakukan pengelasan. Gunakan benda kerja lain saat mencoba penyalaan elektroda dan jangan dilakukan di meja las. 4) Palu Terak Gambar 2.4 Palu Terak Welding Repair Halaman 15

Palu terak adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil pengelasan. Dalam menggunakan palu terak ini jangan sampai membuat luka pada hasil pengelasan maupun pada base metalnya. karena luka bekas pukulan adalah merupakan cacat pengelasan. Palu terak sebelum digunakan dicek ketajamannya dan kondisinya. apabila sudah tumpul, maka harus ditajamkan dengan menggerindanya. Setelah selesai menggunakannya, tempatkan palu terak pada tempatnya secara rapi. 5) Gerinda Tangan Gambar 2.5 Gerinda Tangan Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan di las berupa penyiapan kampuh las. Gerinda ini juga digunakan untuk membantu dalam proses pengelasan khususnya dalam pembersihan lasan sebelum di sambung atau sebelum ditumpuki dengan lasan lapis berikutnya. gerinda tangan ini juga digunakan untuk membantu dalam memperbaiki cacat las yang memerlukan penggerindaan dalam persiapannya sebelum diperbaiki cacat pengelasan tadi. Dalam penggunaannya : Periksa kabel gerinda apakah ada yang terkelupas atau tidak, jika ada segera diisolasi agar operator tidak tersengat listrik. Pastikan saklar dalam kondisi OFF sebelum kabel dihubungkan pada sumber listrik. Pastikan batu gerinda terpasang dengan kuat dan tepat dan kemudian peganglah geridan pada tangkai gerinda dengan kuat. Hubungkan kabel gerinda pada listrik dan kemudian hidupkan dengan menekan tombol ON. Gunakan kaca mata putih saat menggerinda. Setelah selesai saklar OFF dan lepas kembali kabel dari sumber arus. Gulung kabel sedemikian rupa dan simpanlah pada tempatnya dengan aman dan tidak saling bertindih dengan alat lain. Welding Repair Halaman 16

6) Elektroda Gambar 2.6 Elektroda Elektroda yang dipergunakan pad alas busur mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda berselaput. Pada elektroda ini pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destruksi, semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm. Welding Repair Halaman 17

BAB III KESIMPULAN Perlu diketahui bahwa perakitan konstruksi dimulai dari tengah menuju kesisi. Sedangkan untuk pengelasan antar plat kulit dan rangka geladak atas urutan-nya adalah las tumpul dan kemudian barulah las tumpang. Pengelasan dalam reparasi/perbaikan kapal harus diperhatikan hal-hal berikut: A. Menentukan se-teliti mungkin besarnya bagian yang rusak. B. Memperhatikan lingkungan kerja, misalnya dalam memindahkan tabung gas yang mudah terbakar. C. Memasang pengaman bila pengelasan dilakukan ditempat yang tinggi. D. Mempersiapkan tenaga listrik yang diperlukan. E. Dalam penggantian plat harus disiapkan lubang batas dan harus menentukan urutan pengelasan. Penggunaan Teknik Pengelasan dalam konstruksi banyak sekali. Misalnya industri perkapalan, industry jembatan, banguna gedung dan lain sebagainya. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk mereparasi misalnya untuk lubang, membuat lapisan keras dan lain-lain. Pengalasan bukan tujuan utama dari sebuah konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk mencapai efisiensi penyambungan konstruksi supaya menjadi lebih baik. Rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan konstruksi serta keadaan sekitarnya. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak kendala yang harus diatasi dimana penanggulangannya memerlukan bermacam-macam cara. Sedapat mungkin dalam perencanaan konstruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las harus direncanakan pula tentang cara pengelasannya, pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang dipergunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang direncanakan. Setelah sambungan las dalam kapal selesai, maka hasil pengelasan harus diperiksa dengan pengamatan yang meliputi bentuk las seperti lebar, tinggi, dan bentuk gelombangnya, panjang kaki, adanya takik, adanya lubang dan lain-lain. Untuk bagian yang penting perlu diadakan pengujian permukaan dengan cara penembus, serbukmagnit dan sebagainya. Dan kualitas sambungan sangat tergantung pada ketrampilan juru las yang melakukanya. Karena itu biasanya biro klasifikasi meminta persyaratan atau kualitas tertentu untuk juru las yang akan melakukan pekerjaan las tersebut. Welding Repair Halaman 18

PENUTUP Orang bijak pernah mengatakan TAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA dan ada pantun Jawa yang isinya SANTEN PARUTAN KELOPO,CUKUP SEMATEN ATUR KULO.Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan saran yang berguna untuk membangun kepada penulis, demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.semoga makalah ini berguna bagi penulis dan juga khususnya para pembaca yang budiman pada umumnya. Welding Repair Halaman 19

DAFTAR PUSTAKA CACAT LAS, PENYEBAB DAN SOLUSINYA http://hima-tl.ppns.ac.id/?p=954 MACAM MACAM CACAT LAS http://bagasalbany.blogspot.co.id/2012/06/bab-i-pendahuluan-latar-belakang.html GAMBAR CACAT LAS https://www.google.co.id/search?q=cacat+las,+penyebab+dan+solusinya&es_sm=122&so urce=lnms&tbm=isch&sa=x&ved=0cagq_auoamovchmi5cqyh- 3cyAIVw8GOCh0YaQX6&biw=1242&bih=566 Welding Repair Halaman 20