BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Leuwikopo, Darmaga, Bogor pada ketinggian 250 m di atas permukaan laut (mdpl). Penelitan ini dilaksanakan mulai dari Februari sampai April 2011. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih caisin varietas Tosakan. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk hayati majemuk cair yang diproduksi oleh CV Bangkit Jaya Abadi yang mengandung Azospirillum sp., Azotobacter sp., Rhizobium sp., Pseudomonas sp., Bacillus sp., dan bakteri pelarut fosfat (Tabel 1). Pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk NPK yang terdiri dari Urea 187 kg/ha, SP-36 311 kg/ha, KCl 112 kg/ha. Bahan lain yang digunakan adalah pupuk kandang kotoran ayam 10 ton/ha, kapur 2 ton/ha, pestisida nabati hasil ekstrak daun mimba, lengkuas, dan serai, dan media tanam organik. Alat yang digunakan terdiri dari seperangkat alat budidaya pertanian, tray semai, kantong kertas, Bagan Warna Daun (BWD), penggaris, timbangan digital, plastik, paranet 50 %, oven, mikroskop, obyek glass, silet, celotape bening, dan alat tulis menulis. Tabel 1. Komposisi Pupuk Hayati Majemuk Cair Jenis Mikroba Satuan Jumlah Populasi Azospirillum sp. Azotobacter sp. Rhizobium sp. Bacillus sp. Pseudomonas sp. Bakteri Pelarut Fosfat 2.4 x 10 8 3.2 x 10 8 7.2 x 10 5 2.7 x 10 5 5.0 x 10 6 4.0 x 10 7 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan tujuh perlakuan dan tiga ulangan, sehingga terdapat 21 satuan percobaan (Lampiran 1). Adapun perlakuannya yaitu :
9 1. P0 = Tanpa pupuk hayati (PH) dan NPK 2. P1 = 1 dosis NPK (Urea 187 kg/ha, SP-36 311 kg/ha, KCl 112 kg/ha) 3. P2 = Pupuk hayati + 1 dosis NPK 4. P3 = Pupuk hayati + 0.75 dosis NPK 5. P4 = Pupuk hayati + 0.5 dosis NPK 6. P5 = Pupuk hayati + 0.25 dosis NPK 7. P6 = Pupuk hayati Model linier yang digunakan adalah : Model : Y ij = µ + τ i + β j + ε ij Y ij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai rataan umum τ i = Pengaruh perlakuan pupuk hayati ke-i (1, 2, 3, 4, 5) β j = Pengaruh ulangan ke-j (1, 2, 3) ε ij = Pengaruh galat percobaan perlakuan pupuk hayati ke-i dan ulangan ke-j Analisis data menggunakan analisis ragam (uji F). Jika pada hasil uji F berpengaruh nyata dilakukan uji beda nilai tengah dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 %. Pelaksanaan Pengolahan Tanah Tanah diolah sedalam 20 cm, selanjutnya digaru dan diratakan dengan cangkul. Dibuat petak-petak percobaan dengan ukuran 1 m x 3 m dengan jarak antar petak 30 cm dan jarak antar ulangan 50 cm. Pemberian pupuk kandang kotoran ayam dan kapur dilakukan setelah pembuatan bedengan kemudian diaduk dengan tanah sampai rata. Selanjutnya pupuk hayati diaplikasikan 3 hari sebelum penanaman tanaman caisin (pra tanam) setelah tanah diolah secara merata pada bedengan caisin sesuai perlakuan. Persemaian Bibit caisin yang akan ditanam disemaikan terlebih dahulu di tray semai ukuran 100 dan 200 lubang. Benih caisin ditanam 2-3 benih per lubang. Media persemaian yang digunakan berupa media tanam organik. Bibit yang telah disemai
10 ditempatkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari dan air hujan berlebihan. Penyiraman dilakukan setiap dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Pemberian hormon perangsang tumbuh organik dilakukan 10 hari sekali dengan takaran 4 ml/liter air. Benih yang sudah berdaun 3-4 helai (3 minggu setelah semai) dapat dipindahkan ke lahan dengan satu bibit untuk tiap lubang tanam. Penanaman Jarak tanam yang dipakai untuk penanaman adalah 4 baris tanaman per bedeng dengan jarak tanam 25 cm x 20 cm. Penanaman dilakukan dengan bibit yang berumur 3 minggu atau sudah mempunyai 3-4 helai daun. Satu lubang ditanam dengan satu bibit. Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan tangan atau tugal yang berdiameter 5 cm. Penyulaman Penyulaman dilakukan dimulai pada umur 1 minggu setelah tanam (MST) dengan umur bibit caisin yang sama. Pemupukan Aplikasi pupuk hayati dilakukan pada awal penanaman dan 2 minggu MST pada perakaran tanaman sesuai perlakuan dengan takaran 12,5 ml/liter air. Aplikasi pupuk Urea, SP-36, dan KCl dilakukan pada awal tanam sesuai perlakuan. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan dengan penyiraman tiap pagi dan sore hari. Penyiangan dilakukan secara manual 1 minggu sekali sesuai pertumbuhan gulma. Pemanenan Panen tanaman caisin pada umur 4 MST dengan cara mencabut seluruh tanaman beserta akarnya.
11 Pengamatan Pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman dilakukan pada 10 tanaman contoh yang ditentukan secara acak pada saat umur 1 MST. Pengamatan dilakukan mulai tanaman berumur 1-4 MST. Pengamatan meliputi : Pengamatan komponen tumbuh 1. Tinggi tanaman diukur setiap satu minggu sekali dari 1 sampai 4 MST menggunakan penggaris. 2. Jumlah daun diamati setiap satu minggu sekali dari 1 sampai 4 MST. 3. Panjang akar diukur mulai dari pangkal sampai ujung akar terpanjang pada umur 4 MST dengan menggunakan penggaris. 4. Bobot kering biomassa akar; dilakukan dengan cara mengeringkan akar dengan oven pada suhu 80 o C selama tiga hari kemudian ditimbang menggunakan timbangan digital. 5. Bobot kering biomassa tajuk; dilakukan dengan cara mengeringkan tajuk dengan oven pada suhu 80 o C selama tiga hari kemudian ditimbang menggunakan timbangan digital. 6. Bobot kering biomassa total; dilakukan dengan cara mengeringkan tajuk dan akar dengan oven pada suhu 80 o C selama tiga hari kemudian ditimbang menggunakan timbangan digital. Pengamatan Hasil 1. Bobot basah tajuk per tanaman; dilakukan dengan menimbang bobot tajuk tanaman pada umur 4 MST menggunakan timbangan digital. 2. Bobot basah akar per tanaman; dilakukan dengan menimbang bobot akar tanaman pada umur 4 MST menggunakan timbangan digital. 3. Bobot basah total (tajuk dan akar) per tanaman; dilakukan dengan menimbang bobot tajuk dan akar tanaman pada umur 4 MST menggunakan timbangan digital. 4. Pengamatan jumlah stomata daun tanaman pada umur 4 MST dengan metode pembuatan preparat stomata di Lab. Mikrotehnik Departemen Agronomi dan Hotikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Metode yang dilakukan sebagai berikut : 1) permukaan bawah daun diolesi cat kuku,
12 dibiarkan kering kira-kira 5-10 menit, 2) celotape bening dipotong dengan ukuran panjang ± 2 cm (secukupnya), 3) potongan celotape dilekatkan pada bagian daun yang diolesi cat kuku, 4) setelah kering cat kuku dikelupas dengan potongan celotape, 5) potongan celotape diletakkan di atas obyek glass, 6) diberi label pada obyek glass dan diamati jumlah stomata menggunakan mikroskop. 5. Warna daun diamati pada tanaman umur 4 MST menggunakan BWD (Gambar 1). 6. Luas daun dihitung pada tanaman umur 4 MST dengan metode gravimetrik, yaitu semua daun digambar pada kertas koran kemudian digunting dan ditimbang menggunakan timbangan digital, bobot kertas koran dari jenis yang sama dengan luas 20 cm x 20 cm ditimbang juga. Maka, luas daun merupakan hasil perbandingan antara bobot kertas koran yang digambar dengan bobot kertas koran dari jenis yang sama dengan luas 20 cm x 20 cm. 7. Indeks Luas Daun (ILD) dihitung dari perbandingan antara luas daun tanaman dengan luas permukaan tanah tempat tumbuhnya. 8. Bobot panen per petak dilakukan dengan menimbang bobot seluruh tanaman (tajuk dan akar) per petak lahan pada umur 4 MST menggunakan timbangan. 9. Indeks panen dihitung dari perbandingan rata-rata bobot basah tajuk dengan rata-rata bobot basah total tanaman pada umur 4 MST. 10. Pengamatan tebal daun pada umur 4 MST dilakukan di Lab. Mikrotehnik Departemen Agronomi dan Hotikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Metode yang dilakukan sebagai berikut : 1) sampel daun dipotong dengan ukuran 1 cm x 3 cm (secukupnya), 2) potongan daun diletakkan pada obyek glass, 3) potongan daun diiris tipis dengan menggunakan ujung silet, 4) setelah kelihatan lapisan epidermis atas dan bawah diberi label pada obyek glass dan diamati menggunakan mikroskop.
13 Gambar 1. Bagan Warna Daun (BWD) Analisis Tanah Analisis tanah dilakukan sebelum dan sesudah penelitian. Parameter analisis tanah yaitu C-Organik, ph tanah, kandungan N, P, dan K tanah. Pengambilan sampel tanah sebelum penelitian diambil secara komposit, sedangkan pengambilan sampel tanah sesudah penelitian diambil sesuai perlakuan.