BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi (Soewardjono, 2005 dalam Yenibra, 2014). Asimetri

BAB I Perusahaan yang biasa kita kenal dengan sebutan perusahaan go public, akan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kinerja keuangan entitas. Laporan keuangan menunjukkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan tersebut menimbulkan biaya utang bagi perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan yield imbal hasil yang di peroleh dari instrumen tersebut. Imbalan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana peningkatan dana bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan good corporate governance dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat menjalankan suatu kelangsungan usaha, suatu

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Namun pemisahan ini mengakibatkan keleluasaan manajemen perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh calon investor sebelum melakukan investasi adalah memastikan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang, memprediksi laba, dan menaksir risiko dalam investasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB I PENDAHULUAN. suatu bentuk pasar dalam pasar keuangan. Pasar modal sebagai media yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, akan tetapi bagi investor. perusahaan atau investor bertujuan untuk mendapatkan return dari

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam mengambangkan usahanya, globalisasi juga dapat memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. pula pemiliknya. Untuk itu nilai perusahaaan bagi investor dan kreditur

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu, laba juga. dilakukan adalah manajemen laba.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no.1. sejenis yang rasional. Laporan keuangan ini digunakan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum membuat keputusan investasi saham pada perusahaan go public

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Secara historis peranan seorang manajer keuangan mengalami. perkembangan. Semula tugas manajer keuangan hanya sebatas pada proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indikator penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu negara adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan suatu usaha, hal ini menjadi kendala yang sering dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas suatu entitas bisnis dan laporan keuangan berfungsi sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk mempertahankan dan

penjualan saham di pasar modal atau Bursa Efek. Dalam pasar modal dengan resiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu cara perusahaan untuk mengembangkan usahanya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya perusahaan didirikan tidak hanya untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. modalnya. Namun adanya praktik manajemen laba pada laporan keuangan. emiten dapat menurunkan kembali kepercayaan investor.

BAB I PENDAHULUAN. seperti sole proprietorship biasanya peran ini dilakukan oleh pemilik. Tetapi pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan pendanaan untuk kegiatan investasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan internal, yaitu dari laba perusahaan saja, tidak akan cukup untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Indonesia hampir

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. utama perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangannya kepada para

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. Oktober 2015 menjelaskan bahwa saat ekonomi Indonesia melemah properti

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan teknologi dan informasi saat ini, persaingan industri semakin ketat dan hal ini membuat perusahaan harus dapat mengembangkan usahanya sebaik mungkin agar mampu bertahan dan bersaing dengan para kompetitornya. Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk dapat bersaing dengan para kompetitornya adalah dengan melakukan perluasan industri. Akan tetapi, perluasan industri yang dilakukan oleh perusahaan juga diikuti dengan meningkatnya kebutuhan dana atau modal. Salah satu cara perusahaan agar mendapatkan tambahan modal adalah menerbitkan saham perusahaan. Perusahaan nantinya akan menerima sumber modal dari saham yang mereka terbitkan yang dibeli oleh para investor yang ingin menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut. Andriani (2013) berpendapat bahwa sebelum investor memutuskan untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan, investor memerlukan informasi yang menggambarkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya dan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam membuat keputusan investasi dimana informasi tersebut tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Tuntutan atas kebutuhan dana yang diperlukan oleh perusahaan tidak hanya dapat diperoleh melalui investor saja, tetapi juga dapat diperoleh dari kreditur. Kreditur akan memperhatikan default risk perusahan terlebih dahulu sebelum memberikan pinjaman dana kepada perusahaan. Candra dan Ekawati (2015) menyatakan bahwa modal yang dibutuhkan perusahaan mengeluarkan biaya yang disebut biaya modal sebagai konsekuensi perusahaan dari perolehan modal yang dapat berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Biaya modal (cost of capital) adalah tingkat pengembalian (rate of return) yang harus diperoleh perusahaan dalam proyek investasinya untuk menjaga nilai pasar saham mereka (Gitman, 2015:451). Komposisi biaya modal sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu biaya ekuitas (cost of equity) dan biaya utang (cost of debt). Biaya ekuitas (cost of equity) merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebagai pengembalian atas pemberian dana dari investor. Pemegang 1

2 saham (pemilik) tidak dapat secara langsung mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan sehingga pemilik memberikan tanggungjawab kepada manajemen untuk mengelola dana dan melakukan pengambilan keputusan yang sesuai dengan tujuan pemilik untuk memaksimalkan keuntungannya (Rimardhani, Hidayat dan Dwiatmayanto, 2016). Disisi lain, biaya utang (cost of debt) merupakan tingkat pengembalian yang diminta oleh kreditur (Marcelliana, 2014; dalam Santosa dan Kurniawan, 2015). Ketika meminjamkan dananya kepada perusahaan, kreditur juga menanggung risiko yang berhubungan dengan cara manajemen dalam mengelola perusahaan tersebut. Oleh karena itu, besarnya cost of debt yang ditentukan oleh kreditur akan ditentukan berdasarkan risiko perusahaan. Santosa dan Kurniawan (2015) berpendapat bahwa semakin besar risiko perusahaan di mata kreditur maka akan semakin besar pula return yang diinginkan oleh kreditur. Baik investor maupun kreditur, dalam mengambil keputusan mereka membutuhkan hal yang sama, yaitu laporan keuangan perusahaan. Menurut IAI (2017) dalam PSAK No. 1, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas. Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen. Laporan keuangan yang dibuat haruslah relevan agar tidak menyesatkan pengguna laporan keuangan dalam membuat suatu keputusan (Triningtyas dan Siregar, 2014). Keputusan yang diambil oleh pihakpihak eksternal diatas sangat bergantung pada salah satu unsur laporan keuangan, yaitu informasi laba perusahaan. Namun belum tentu laba yang terdapat di laporan keuangan sepenuhnya mencerminkan keadaan yang sebenarnya, hal ini terjadi akibat adanya insentif manajemen untuk memanipulasi laba agar kinerja dan nilai perusahaan tetap baik. Perbedaan kepentingan antara pihak eskternal dan pihak manajemen inilah yang menyebabkan timbulnya masalah keagenan (agency problem). Hal ini disebabkan karena manajemen lebih memahami prospek perusahaan di masa yang akan datang sehingga manajemen tidak lagi bertindak untuk kepentingan pemilik melainkan berusaha untuk memaksimalkan keuntungannya sendiri. Dalam teori

3 keagenan, masalah tersebut timbul karena adanya asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak lain. Dalam hal ini, pihak yang memiliki informasi yang lebih banyak adalah manajemen sehingga membuka peluang bagi manajemen untuk melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya sendiri (Yenibra, 2014). Hal yang dapat dilakukan untuk melihat dan menilai kinerja perusahaan yang sesunguhnya dan mengurangi masalah keagenan adalah dengan mengukur kualitas laba. Kualitas laba sebagai suatu ukuran untuk melihat apakah laba yang dilaporkan di laporan keuangan dapat merefleksikan kinerja perusahaan yang sebenarnya (Dechow dan Schrand, 2004; dalam Triningtyas dan Siregar, 2014). Di sisi lain, perusahaan juga perlu meningkatkan ekfektivitas pengawasan melalui penerapan good corporate governance (GCG) (Yenibra, 2014).Menurut Forum Corporate Governance on Indonesia (FCGI), corporate governance merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemangku kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban mereka. Corporate governance memiliki lima prinsip dasar yang melandasinya, yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independen, kewajaran dan kesetaraan (Effendi, 2016: 3). Hartono dan Nugrahanti (2014) menyatakan bahwa dengan adanya corporate governance yang baik diharapkan dapat mengurangi masalah keagenan yang terjadi di dalam perusahaan yang pada akhirnya corporate governance dapat dijadikan sebagai alat yang dapat meningkatkan kinerja suatu perusahaan. Dalam penelitiannya, Triningtyas dan Siregar (2014) menyatakan bahwa risiko informasi yang berkaitan dengan laba yang diukur oleh kualitas akrual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya ekuitas namun tidak berpengaruh terhadap biaya utang. Hasil penelitian ini, berbeda dengan hasil penelitian dari Candra dan Ekawati (2014) yang menyatakan bahwa kualitas akrual berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas maupun biaya utang. Berkenaan dengan pengaruh good corporate governance terhadap biaya ekuitas dan biaya utang, dalam penelitiannya Rebecca dan Siregar (2012) mengatakan bahwa adanya penerapan good corporate

4 governance dapat meningkatkan pengawasan terhadap tindakan-tindakan manajemen yang dapat mengurangi risiko informasi antara manajemen, pemegang saham dan kreditur. Oleh karena itu, penerapan GCG dalam perusahaan dapat mengurangi biaya ekuitas dan biaya utang. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penelitian ini menggunakan biaya ekuitas dan biaya utang sebagai variabel dependen. Pengukuran pertama adalah kualitas akrual. Dalam penelitiannya, Francis et al. (2005) menggunakan kualitas akrual sebagai ukuran dari risiko informasi yang berkaitan dengan laba. Alasannya yaitu dengan menggunakan kualitas akrual dapat dilihat seberapa besar ketepatan working capital accruals menjadi realisasi arus kas operasi sehingga dapat dilihat kualitas laba yang dilaporkan perusahaan (Triningtyas dan Siregar, 2014). Penggunaan model kualitas akrual tersebut berdasarkan dari prinsip akuntansi yaitu basis akrual. Pendapatan dan beban merupakan komponen akrual yang pengakuannya berdasarkan kriteria tertentu. Hasil penelitian Francis et al. (2005) membagi komponen kualitas akrual menjadi dua, yaitu faktor diskresioner dan faktor innate. Faktor diskresioner merupakan komponen kualitas akrual yang merefleksikan pilihan kebijakan manajemen, misalnya berupa praktik manajemen laba untuk memanipulasi laba perusahaan dalam pelaporan laporan keuangan. Sedangkan faktor innate merupakan komponen kualitas akrual yang merefleksikan faktor lingkungan, fundamental ekonomi, atau model bisnis perusahaan (Triningtyas dan Siregar, 2014). Penelitian acuan mengenai hubungan kualitas akrual dengan biaya modal yang dilakukan Francis et al. (2005) memberikan bukti empiris bahwa kualitas akrual yang buruk akan meningkatkan risiko informasi dan akan meningkatkan biaya modal, artinya kualitas akrual berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas maupun biaya utang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Candra dan Ekawati (2015) yang menyatakan bahwa kualitas akrual berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas dan biaya utang. Namun, hasil yang sedikit berbeda ditunjukkan dalam penelitian Triningtyas dan Siregar (2014) yang menunjukkan bahwa kualitas akrual hanya berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas saja namun tidak memiliki pengaruh terhadap biaya utang. Disisi lain, terdapat hasil penelitian

5 yang jauh berbeda yang dilakukan oleh Yentine (2017) yang menunjukkan bahwa kualitas akrual tidak berpengaruh terhadap biaya ekuitas maupun biaya utang. Pengukuran kedua adalah kepemilikan keluarga. Apriliani (2016) menyatakan bahwa perusahaan dengan kepemilikan keluarga dapat mengurangi asimetri informasi antara manajer dengan pemegang saham, namun kepemilikan keluarga juga dapat meningkatkan insentif untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang lebih besar. Akibatnya, investor menginginkan tingkat pengembalian yang lebih besar sehingga meningkatkan biaya ekuitas. Pernyataan ini didukung oleh Amelia dan Yadnyana (2016) yang menemukan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan positif terhadap biaya ekuitas. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Meiranto (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya ekuitas. Jika dilihat menggunakan teori keagenan, kepemilikan keluarga memang dapat mengurangi masalah keagenan yang terjadi antara agen dan prinsipal. Akan tetapi, kepemilikan keluarga yang besar dalam suatu perusahaan akan menimbulkan masalah keagenan yang lain antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas di mana pemegang saham mayoritas berusaha untuk meningkatkan kepentingan pribadinya sendiri. Sehingga kreditur mengantisipasi risiko tersebut dengan meningkatkan biaya utang. Hasil penelitian oleh Boubakri dan Ghouma (2010, dalam Rebecca dan Siregar, 2012) memberikan bukti bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap biaya utang. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Meiriasari (2017) yang menyatakan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap biaya utang. Pengukuran ketiga dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh institusi keuangan, institusi berbadan hukum, pemerintah dan institusi lainnya (Sari, 2014). Menurut Syadeli (2013) masalah keagenan dapat diminimalkan dengan adanya kepemilikan institusional. Hal ini dikarenakan investor institusional dapat melakukan pengawasan yang lebih baik atas kebijakan manajemen. Menurut penelitian Rebecca dan Siregar (2012), adanya pengawasan oleh investor institusional

6 cenderung tidak mempengaruhi keputusan investor atas biaya ekuitas perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Natalia dan Sun (2013) menemukan pula bahwa kepemilikan institusional berdampak negatif terhadap biaya ekuitas perusahaan. Menurut Meiriasari (2017), adanya pengawasan dari investor institusional terhadap kebijakan manajemen juga mempengaruhi biaya utang yang akan ditentukan oleh kreditur. Adanya pengawasan tersebut dapat mengurangi perilaku opurtunistik yang dilakukan oleh manajemen sehingga risiko perusahaan dan risiko yang akan ditanggung oleh kreditur menjadi lebih kecil. Semakin kecil risiko perusahaan, maka tingkat pengembalian yang diingingkan oleh kreditur pun menjadi lebih rendah. Dalam penelitiannya, Rebecca dan Siregar (2012) menyatakan pula bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan negatif terhadap biaya utang perusahaan. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Meiranto (2014) dimana kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap biaya utang perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dan ketidakkonsistenan hasil pada beberapa penelitian diatas, peneliti tertarik untuk membuktikan kembali pengaruh kualitas akrual, kepemilikan keluarga dan kepemilikan institusional terhadap biaya ekuitas dan biaya utang. Objek Penelitian yang digunakan adalah perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013 2017 dengan alasan bahwa perusahaan manufaktur terdiri dari berbagai sub sektor industri. Serta periode 2013 2017 dipilih karena merupakan periode terbaru sehingga data yang diperoleh lebih aktual. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian yang akan diteliti adalah : 1. Apakah kualitas akrual berpengaruh terhadap biaya ekuitas? 2. Apakah kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap biaya ekuitas? 3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap biaya ekuitas? 4. Apakah kualitas akrual berpengaruh terhadap biaya utang? 5. Apakah kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap biaya utang?

7 6. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap biaya utang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kualitas akrual terhadap biaya ekuitas. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemilikan keluarga terhadap biaya ekuitas. 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap biaya ekuitas. 4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kualitas akrual terhadap biaya utang. 5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemilikan keluarga terhadap biaya utang 6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap biaya utang. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat secara akademis maupun praktis, sebagai berikut: 1. Manfaat akademis Penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian yang sudah ada dan sebagai tambahan informasi untuk penelitian berikutnya yang terkait dengan pengaruh kualitas akrual, kepemilikan keluarga dan kepemilikan institusional terhadap biaya ekuitas dan biaya utang perusahaan. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi beberapa pihak, baik bagi pihak perusahaan, kreditur maupun investor sebagai berikut : a. Memberikan informasi kepada perusahaan akan pentingnya kualitas laba dan good corporate governance terhadap biaya ekuitas dan biaya utang perusahaan.

8 b. Memberikan informasi kepada kreditur sebagai bahan pertimbangan sebelum memberikan dana pinjaman kepada perusahaan dengan memperhatikan kualitas laba dan good corporate governance. c. Memberikan informasi kepada para investor sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi dengan memperhatikan kualitas laba dan good corporate governance. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun secara keseluruhan yang terdiri dari lima bab. Uraian ide pokok yang terkandung pada masing-masing bab adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang penelitian terdahulu, landasan teori, pengembahan hipotesis dan model analisis. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, pengukuran variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, serta teknik analisis data. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data dan pembahasan. BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Bab ini terdiri dari simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, serta saran yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.