BAB I PENDAHULUAN. Artinya:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

MAKALAH UNSUR UNSUR DAKWAH DAN HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN PSIKOLOGI. Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ilmu dakwah

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan terbesar sebagai media imajinasi. 1. dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah,

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyampaikan pesan kepada audience yang sangat luas. 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ma ruf dan mencegah dari yang mungkar merekalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya dalam upaya mempengaruhi orang lain. Seperti kata Werner

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam ensiklopedia islam diartikan sebagai ajakan kepada islam. Jadi

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa).

BAB I PENDAHULUAN. waktu memaksakan media industri hiburan khususnya media televisi berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. canggih, manusia telah mampu menembus batas-batas geografis, kejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima 1. Informasi adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. imaniah yang manipestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan, undangan doa. dan merekalah orang-orang yang beruntung

DAKWAH MULTIMEDIA PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik. Media massa elektronik seperti televisi lebih diminati,

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan

BAB I PENDAHULUAN. menyeru dan memanggil baik itu lisan, tulisan maupun perbuatan.

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber informasi yang bersifat satu arah, linear communication.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yang akhirnya semakin meningkat kebutuhan-kebutuhan hidup. meningkat seiring perkembangan zaman.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. sedang bentuk kata kerja atau fi ilnya adalah da a yad u yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan dakwah dari da i kepada mad u. Dakwah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat Islam yang ada di dunia. Dengan ajaran Agama Islam kuat

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memiliki peran yang sangat penting. Di era modern saat

BAB I PENDAHULUAN. kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Audio visual merupakan sarana yang diberikan televisi,audio visual juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi tersebut bisa terjadi pada siapa saja, dalam hubungan komunikasai

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB I PENDAHULUAN. peran televisi sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan informasiinformasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. sangat signifikan di berbagai bidang, dan masyarakat memerlukan saluran

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Televisi dapat didefinisikan sebagai media massa yang menampilkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi kebutuhan dan telah menjadi komoditas penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. hal yang berbeda, meskipun keduanya mempunyai kemiripan untuk. komunikasi dan dakwah, maka komunikator selaku dai bisa dengan tepat

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

BAB I PENDAHULUAN. gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami

PERAN PRODUCTION ASSISTANT PROGRAM 100% AMPUH DI GLOBAL TV

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah Islamiyyah merupakan salah satu kegiatan penting yang wajib di laksanakan oleh setiap umat Islam. Kegiatan ini mempunyai landasan normatif dalam Al-qur an dan Hadist. Dalam Alqur an cukup banyak ditemukan ayat-ayat yang menyuruh umat Islam berdakwah dan penjelasan tentang prinsip-prinsip cara pelaksanannya. Demikian juga dalam hadist nabi terdapat berbagai diktum tentang anjuran berdakwah dan cara melaksanakan dakwah. 1 Sebagaimana Allah SWT telah mewajibkan kaum muslimin dan muslimat untuk menyeru manusia, berdakwah ke jalan Allah, sebagimana firmannya: ى ا دع ا ل ب ي ل ر ب ك ب ال ك م ة و ال م و ع ظ ة ال س ن ة و ج اد ل م ب ال ت ا ح س ن ا ن ر ب ك و ا ع ل م ب ن ض ل ع ن ب ي ل ه و و ا ع ل م ب ال م ه ت د ي ن Artinya: )٥٢١( Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalannya dan Dia-lah yang lebih Mengetahui siapa yang mendapat petunjuk (QS. An-Nahl : 125) 2008), p.1 1 Ridho Syabibi, Metodologi Ilmu Dakwah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1

2 Ayat makiyyah di atas mengandung unsur perintah dari Allah untuk mengajak manusia ke jalannya. Rasul saw. dan seluruh pengikutnya dari kaum muslimin dan muslimat mukallaf terkena beban kewajiban dakwah. Apabila membaca ayat di atas ia berkata: Demikianlah Rasulallah saw, demikianlah kekasih Allah, demikianlah pilihan Allah. Inilah, demi Allah, paling dicintainya penduduk bumi oleh Allah. 2 Islam adalah agama dakwah artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya, karena itu Al-qur an dalam menyebut kegiatan dakwah dengan Ahsanu Qaula. Dengan kata lain bisa disimpulkan bahwa dakwah menempati posisi yang tinggi dan mulia dalam kemajuan agama Islam, tidak dapat di bayangkan apabila kegiatan dakwah mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh berbagai faktor terlebih pada era globalisasi sekarang ini, di mana berbagai informasi masuk begitu cepat dan instan yang tidak dapat di bendung lagi. Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada setiap muslim di mana saja ia berada, sebagaimana termaktub dalam Alqur an dan as-sunnah Rasulalllah SAW. Kewajiban dakwah menyerukan, dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat. Dakwah Islam, dakwah yang bertujuan untuk memancing dan mengharapkan potensi fitri manusia agar eksistensi mereka punya makna di hadapan Tuhan dan sejarah. 3 2 Cahyadi Takariawan, Prinsip-Prinsip Dakwah, Yang Tegar Di Jalan Allah (Yogyakarta: Izzan Pustaka, 2005), p. 1 3 Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009), p. 4

3 Islam adalah agama dakwah yang menuntut para pemeluknya untuk selalu melakukan aktivitas dakwah di masyarakat. Dalam rangka aktivitas dakwahnya dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, di antaranya dapat melalui media massa atau elektronik seperti televisi. Folkerts & Lacy dalam bukunya, The Media In Your Life mengemukakan bahwa televisi tidak pernah menjadi media yang statis. Televisi mengubah kehidupan orang, walaupun hanya mengarah pada penataan rumah mereka. Seperti yang dikemukakan oleh Lynn Spigel yang memberikan contoh dalam sebuah majalah wanita tahun 1950 (di Amerika) membahas cara menata kembali perabotan rumah untuk menyimpan televisi sebagai pengganti perapian dan piano tradisional. Dibandingkan dengan media massa yang lain, televisi mempunyai kelebihan utama dalam sifatnya yang audio-visual, berarti dua indra kita, yakni mata dan telinga terangsang secara bersamaan, sehingga menonton televisi tidak perlu berimajinasi seperti dalam mendengarkan radio. Televisi dapat menghadirkan dunia nyata ke hadapan kita. Televisi juga dapat membawa kita ke tempat-tempat di mana kita belum pernah mengunjunginya, atau kita dapat melihat pertandingan olahraga tanpa kita harus datang ke tempat pertandingan. Melalui televisi kita dapat melihat tata surya tanpa harus menggunakan teleskop sebagaimana dikemukakan oleh Shirley Biagi dalam bukunya. 4 Secara keseluruhan, isi media adalah hiburan, atau suatu yang dimaksudkan sebagai hiburan. Kalimat itu perlu dicermati karena 4 Deddy Mulyana, Komunikasi Konstekstual, Teori dan Prkatik Komunikasi Kontemporer (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), p. 483

4 ternyata istilah hiburan itu sendiri diartikan secara berbeda-beda. Bisa jadi kisah tentang pengusaha curang ynag sukses dinyatakan sebagai hiburan penuh inspirasi, namun para pendidik jelas takkan menerimanya. Atau bisa juga televisi menyatakan kuisnya brsifat mendidik, namun belum tentu hal itu sesuai dengan harapan para orang tua. Salah satu cara untuk memastikan apakah suatu acara itu hiburan atau bukan, adalah dengan menyimak isinya dan memperkirakan dampaknya. Ada pendapat bahwa sesuatu bersifat menghibur jika hal itu menjadikan kita gembira dan melupakan sejenak berbagai kesulitan dan masalah. Joseph T. Klapper dalam bukunya yang berjudul The Effects Of The Mass Media setuju dengan definisi itu, namun ia mengingatkan bahwa definisi hiburan memang tidak tunggal, dan bisa membingungkan. Makna hiburan juga tergantung pada motivasi orang per orang.jika kita menjadikan televisi sebagai media hiburan, maka apa saja acaranya akan kita anggap sebagai hiburan. Seorang pengusaha bisa jadi terhibur dengan membaca artikel ekonomi yang bagi orang lain sangat rumit. Dalam pengertian ini, semua isi media berpotensi menjadi hiburan, karena penentuannya terserah kepada pembaca, penonton atau pendengarnya. 5 Stasiun televisi seakan terpacu untuk mengemas acara untuk memikat hati pemirsa. Kesan seperti ini timbul karena jumlah stasiun televisi di Indonesia memancarkan siaran keagamaan pada waktu yang hampir bersamaan, terutama pada waktu subuh atau pagi hari. Akan tetapi, kesan ini mungkin bisa ditepis jika disadari sepenuhnya bahwa 5 William L. Rivers, Media Massa & Masyarakat Modern (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), p. 281-283

5 memang seharusnya seperti itu. Manusia harus mengasah rohaninya sebelum mereka memulai aktivitas. Indosiar adalah stasiun swasta yang menyiarkan berbagai macam program, baik yang sifatnya umum, berita, hiburan ataupun keagamaan. Salah satunya adalah Program Akademi Sahur Indonesia atau biasa di sebut Aksi indosiar. Program Aksi Indosiar ini menyiarkan sebuah acara seputar kompetisi dakwah dengan berbagai macam hiburan yang disiarkan. Program Aksi Indosiar ini tayang pada bulan suci Ramadhan tepat pada pukul 02.00 WIB sampai 04.15 WIB yang diisi dengan tausiyah atau ceramah yang menghibur bagi para penonton. Penulis tertarik untuk meneliti Program Acara Agama Islam di Indosiar yaitu Akademi Sahur Indonesia dikarenakan banyak sekali yang mengikuti audisi program Akademi Sahur Indonesia di setiap tahunnya, di tahun 2013 sejumlah 1245, di tahun 2014 sejumlah 2659, di tahun 2015 sejumlah 3973, dan di tahun 2016 sejumlah 5296 yang minat untuk mengikuti penyeleksian program ini. 6 Selain menyiarkan acara tausiyah ataupun ceramah para da i dan da iah yang hebat, program inipun mampu menyiarkan dakwah dengan berbagai macam hiburan dari para da i dan da iah, para pembawa acara ataupun dewan juri yang tak kalah menghiburnya. Acara Akademi Sahur Indonesia (AKSI) ini melibatkan para penceramah untuk mampu menyampaikan pesan dakwah di depan kamera melalui televisi. Dalam hal ini tidak semua pendakwah mampu menyampaikan dakwah dengan baik di depan kamera apalagi pendakwah terbiasa menyampaikan ceramah di depan audien atau 6 Didik, diwawancarai oleh Siti Mahfudoh, Via Whatsapp, serang, 29 April 2017.

6 pendengar secara langsung agar mendapat dukungan yang banyak melalui Sms ataupun yang lainnya agar menjadi pemenang terhadap program kompetisi Akademi Sahur Indonesia. Berdasarkan permasalahan di atas penulis ingin mengetahui lebih dalam tentang program penyiaran Agama Islam pada acara Akademi Sahur Indonesia di Indosiar. Penulis tertarik untuk meneliti dan mengangkat dalam sebuah karya ilmiah dengan judul: Kompetisi Dakwah Di Televisi (Study Program Aksi di Indosiar) B. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan program Aksi di Indosiar? 2. Apa tujuan dan manfaat pelaksanaan program Aksi di Indosiar? 3. Apa faktor yang menyebabkan masyarakat antusias dan tertarik untuk mengikuti program Aksi di Indosiar dan bagaimana respon masyarakat terhadap tayangan program Aksi di Indosiar? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai perumusan dari masalah di atas adalah: 1. Untuk mengetetahui pelaksanaan program Aksi di Indosiar 2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dilaksanakannya program Aksi di Indosiar 3. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan masyarakat antusias dan tertarik untuk mengikuti program Aksi di Indosiar

7 dan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap tayangan program Aksi di Indosiar D. Kerangka Pemikiran Dakwah disebut juga komunikasi Islam, memiliki beberapa unsur seperti da i, media (wasilah), metode (uslub), materi (mawdu ), sasaran (mad u) dan tujuan dakwah. Semua unsur ini merupakan konsep yang harus di uji melalui riset-riset yang lebih empirik. Pijakan dakwah adalah isyarat-isyarat etik-normatif dari Qur an dan Hadist. Ajaklah/serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan al-hikmah, almaw izah al-hasanah dan berdebatlah dengan yang lebih baik. Aku mengutus seorang Rasul dengan bahasa kaumnya. Sebaik-baik seruan, barang siapa melihat suatu kemungkaran, maka ubahlah dengan tangan, apabila tidak mampu (dengan tangan) ubahlah dengan lisan, apabila tidak mampu juga, maka dengan sikap hati. Akan tetapi, yang demikian itu adalah sikap iman yang paling lemah (al-hadist) Berbicaralah kepada mereka dengan kadar ukuran pengetahuannya. (al-hadist). Sampaikanlah dariku meski hanya satu ayat. (al-hadist). Bahasa perbuatan lebih valid dari bahasa lisan (ucapan). Pengutipan ayat-ayat Qur an dan Hadist di atas, sering dijadikan pijakan normatif mengenai bagaimana seharusnya melakukan tindakan dakwah. At-Thabari misalnya, mengartikan kata al-hikmah pada surat Al-Nahl ayat 125 di atas dengan wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw, Al-Maraghi mengartikan dengan perkataan yang benar dan tegas dengan dalil yang kuat untuk menjelaskan yang hak dan menghilangkan syubhat. Al-Bayanuni mengartikan al-hikmah dengan teknik menempatkan sesuatu pada tempatnya, sehingga

8 berdakwah dengan hikmah meliputi semua aspek. Pengertian al-hikmah dalam disertasi ini digunakan silih berganti, termasuk penggunaan makna hikmah menurut pendapat Bayanuni di atas. 7 Menurut Syaikh Ali Makhfudz dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan definisi dakwah sebagai berikut : dakwah Islam yaitu: mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dapat diambil kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: 1. Dakwah menjadikan perilaku Muslim dalam menjalankan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin yang harus didakwahkan kepada seluruh manusia, yang dalam prosesnya melibatkan unsur: da i (subjek), maaddah (materi), thoriqoh (metode), washilah (media), dan mad u (objek) dalam mencapai maqashid (tujuan) dakwah yang melekat dengan tujuan Islam yaitu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 2. Dakwah juga dapat dipahami dengan proses internalisasi, tranformasi, transmisi, dan difusi ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat. 3. Dakwah mengandung arti panggilan dari Allah Swt. dan Rasulallah Saw. Untuk umat manusia agar percaya kepada 7 Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, Respons Da i Terhadap Dinamika Kehidupan Beragama di Kaki Ciremai (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), p.1-2

9 ajaran Islam dan mewujudkan ajaran yang dipercayainya itu dalam segala segi kehidupannya. 8 Syaikh Ali Mahfudz dalam buku da wahnya Ridho Syabibi yang cukup representatif, Hidayat Mursyidin, menyatakan bahwa da wah adalah mendorong manusia agar memperbuat kebaikan menurut petunjuk, menyeru mereka berbuat kebaikan dan melarang mereka dari berbuat kemungkaran agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Bahkan menurut Abdul Rosyad Shaleh, sebagaimana dikutip Ridho Syabibi. Terdapat titik temu antara berbagai definisi da wah tersebut. Titik temu itu berupa: 1. Dakwah adalah suatu proses aktivitas yang dilakukan secara sadar. 2. Usaha yang diselenggarakan adalah berupa mengajak orang untuk beriman dan manaati Allah atau memeluk Islam dan amar ma ruf nahi mungkar. 3. Proses tersebut bertujuan mencapai kehidupan yang bahagia dan sejahtera yang di ridhai Allah. 9 Adapun kekuatan hiburan sebagai alat propaganda sudah diketahui sejak lama. Selama perang kemerdekaan di AS, semua koran, almanak dan aneka terbitan banyak menerbitkan anekdot, lagu-lagu dan aneka artikel humor disertai tentunya dengan pesan-pesan pentingnya kemerdekaan untuk meringankan beban hidup sekaligus menyemangati para pembacanya. Sejumlah penelitian mendapati bahwa kekuatan persuasi hiburan ternyata kontradiktif. Namun studi ini juga 8 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), p.1-3 9 Ridho Syabibi, Metodologi Ilmu Dakwah,p.47

10 menyebutkan jenis-jenis hiburan yang ternyata efektif, misalnya opera sabun dan kisah-kisah di majalah. Pengaruh hiburan tidak kalah kuatnya dari pengaruh informasi. Dalam jangka pendek, hiburan tak banyak pengaruhnya terhadap perilaku khalayak bis berubah secara bertahap. Dalam studi komprehensifnya mengenai dampak media massa, joseph T. Kappler melaporkan bahwa orang-orang mencari hiburan acapkali karena mereka ingin melepaskan tekanan emosinya dari beratnya kehidupan sehari-hari. Mereka ingin mententramkan perasaan dengan cara membaca komik, menonton film bioskop, serta menikmati acara hiburan di radio dan televisi. Di samping itu hiburan juga berfungsi sebagai elemen penting kehidupan yang baik, bahkan juga bisa berfungsi sebagai simbol status. Pengamat lain menghawatirkan kemungkinan orang-orang akan tergantung pada hiburan dari media untuk memperoleh informasi dan rujukan tentang segala sesuatu. Jika benar, kecenderungan ini memang merugikan karena hiburan dibuat untuk menyenangkan keinginan pasar, bukan didasarkan pada riset tentang hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam kehidupan nyata. Tampaknya televisi ikut merusak kesabaran masyarakat bagi tumbuhnya masyarakat demokratis. Acara maupun iklannya, karena keterbatasan waktu, sering melukiskan ditemukannya berbagai solusi dengan begitu cepat dan gampang. 10 Pesatnya perkembangan media massa, khususnya televisi telah membuat fungsi televisi jadi tidak sekedar media hiburan dan informasi. Dampak program-program televisi yang sensasional secara 10 William L. Rivers, Media Massa & Masyarakat Modern,p. 286-289

11 sporadis di berbagai belahan bumi telah membuat beberapa ilmuwan mengemukakan teorinya. 11 Televisi merupakan medium yang paling cepat berkembang ditahun 1980-an, dalam jumlah pesawat dan kebiasaan menonton orang Indonesia. Selama dekade ini jumlah pesawat televisi bertambah 6 kali lipat, sementara radio meningkat 3 kali. Data biro pusat statistik menunjukkan tanpa ragu-ragu dan secara konsisten bahwa pada akhir 1980-an, lebih banyak orang Indonesia menyaksikan televisi secara rutin dibanding membaca koran atau majalah atau mendengarkan radio. Seperti disebutkan sebelumnya, televisi pemerintah Indonesia mendapatkan dana operasional dari penghasilan iklan. Sejak peluncuran palapa, penghasilan dari iklan berkembang pesat. Tahun 1997 perolehan iklan televisi mengalami penurunan. Menurut data yang di keluarkan Survey Research Indonesia, total iklan mencapai Rp 1,9 triliyun. Dari jumlah ini, RCTI meraup 39 %, sedangkan sisanya dibagi habis oleh 4 stasiun lainnya TPI, SCTV, ANTV, dan INDOSIAR (panjaitan,1999: 118). 12 Pada dasarnya radio dan televisi adalah media hiburan. Mereka menyajikan aneka acara itu langsung ke ruang-ruang tamu atau ruang tidur, tempat paling pribadi bagi semua keluarga. National Association of Broadcaster sudah menetapkan bahwa televisi harus selalu mengingat tanggung jawabnya karena khalayak mereka umumnya adalah rumah tangga, sehingga ia harus membatasi perannya sebagai tamu. Namun radio dan televisi sebenarnya tidak sekedar merupakan media hiburan. Mereka juga menyajikan aspek daya tarik film dengan 11 Deddy Mulyana, Komunikasi Kontekstual,p. 484 12 Muhammad Mufid, Komunikasi & Regulasi Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), p.57

12 gambar gerak yang tentu saja lebih hidup dan menarik ketimbang artikel-artikel di koran atau majalah. Dengan pembatasan apa pun, pengaruh mereka akan tetap kuat. Sifat dasar media siaran memang mengandung lebih banyak persoalan moral dan hukum dari pada media cetak. 13 Pendapat Baudrillard senada dengan pendapat Whetmore dalam bukunya Mediamerica yang dikutip Deddy Mulyana, yang mengemukakan bahwa televisi telah menjadi sumber yang luas, alat pendidikan yang mutlak, dan bukan karena dia mengajarkan kurikulum tradisional, tetapi karena televisi menyediakan peran. Tidak terhitung jumlah karakter yang berlalu lalang di hidup kita setiap harinya lewat televisi. Namun, melalui televisi kita dapat melakukan kontak dengan ratusan karakter. Peran-peran ini memiliki dampak langsung terhadap bagaimana kita memandang diri kita dan peran yang kita jalankan di dalam kehidupan dan lingkungan sehari-hari. 14 Program Akademi Sahur Indonesia atau yang di sebut Aksi Indosiar yang disiarkan di televisi swasta Indosiar merupakan kegiatan dakwah yang ada setiap tahunnya tentunya di bulan Suci Ramadhan. Program ini memiliki dampak perubahan sikap khalayak setelah menyaksikan dan menonton program Akademi Sahur Indonesia yang ada di Indosiar dan tertarik untuk mengikuti kompetisinya. Dakwah yang melalui televisi ini adalah sebuah dakwah entertainment dari berbagai macam bentuk hiburannya merupakan program televisi yang paling bermanfaat dan menghibur bagi para khalayak. 13 William L. Rivers, Media Massa & Masyarakat Modern,p. 291-292 14 Deddy Mulyana, Komunikasi Kontekstual,p. 485

13 E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara adalah percakapan tatap langsung atau tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu. Wawancara dilakukan antara peneliti dengan beberapa informan antara lain: Ust Didik Yulianto Al-paresi selaku kiyai program AKSI di Indosiar dan masyarakat yang pernah mengikuti program AKSI. b. Observasi Yakni dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung kondisi objektif atau kelompok. Dari observasi ini juga dapat terlihat bagaimana kompetisi dakwah di televisi, yang fokusnya akan dilakukan penelitian ke Aksi indosiar. Peneliti juga mempunyai keterlibatan dalam program AKSI dengan mengikuti audisi AKSI di Indosiar sebanyak 2 kali di tahun 2015 dan 2016 yang lolos hanya sampai tahap 2 dan tidak lolos sampai masuk ke tahap 3 yang berjumlah 42 besar. 3. Metode Analisis Dalam menganalisis hasil penelitian, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa

14 kata-kata, dan gambar. 15 Data yang telah dikumpulkan diteliti guna untuk menjawab permasalahan pada penelitian sehingga menghasilkan berupa kesimpulan. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah : Bab pertama bab pendahuluan yang membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab kedua bab gambaran umum program Akademi Sahur Indonesia: profil Program Akademi Sahur Indonesia (Sejarah, Visi dan Misi) Struktur Kerabat Kerja dan Tugas Tim Program Akademi Sahur Indonesia. Bab ketiga bab yang membahas tentang Kajian Teoritis :Pengertian Dakwah, Pengertian Televisi, Pengertian dan Peranan Media Dakwah, Televisi Sebagai Hiburan. Bab keempat bab yang membahas tentang laporan hasil wawancara dengan program Akademi Sahur Indonesia :Tujuan dan Manfaat Program Akademi Sahur Indonesia (AKSI) di Indosiar, Pembinaan Da i Pembimbing Kepada Peserta Akademi Sahur Indonesia (AKSI) di Indosiar. Bab kelima bab yang membahas tentang penutup : Kesimpulan, Saran-saran dan Lampiran. 15 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), p.11.

BAB II GAMBARAN UMUM PROGRAM AKADEMI SAHUR INDONESIA (AKSI) DI INDOSIAR A. Sejarah Berdirinya Program Akademi Sahur Indonesia (AKSI) di Indosiar PT. Indosiar Visual Mandiri resmi mengudara sebagai televisi nasional pada tanggal 11 Januari 1995. Stasiun televisi swasta bersekala nasional indosiar Selanjutnya indosiar melakukan perubahan status Perseroan menjadi Perseroan Terbatas Terbuka pada tahun 2004, sehingga nama indosiar berubah menjadi PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk. Indosiar melakukan restrukturisasi Perseroan termasuk penghapusan pencatatan saham (delisting) dan go private pada 30 November 2004. Pada tahun 2013, induk perusahaan indosiar, PT. Indosiar Karya Mandiri Tbk (SCM) melakukan penggabungan perusahaan untuk meningkatkan sinergi dan efesiensi dalam pengembangan bisnis. Dengan penggabungan tersebut, IDKM melebur ke dalam SCM, selanjutnya SCM menjadi induk perusahaan Indosiar terhitung sejak 1 Mei 2013. 1 Indosiar adalah stasiun televisi pertama di Indonesia yang pernah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta tahun 2001 dan Bursa Efek Surabaya tahun 2003. Restrukturisasi perusahaan yang ditempuh pada akhir tahun 2004 membawa indosiar secara resmi menjadi anak perusahaan PT.Indosiar Karya Media Tbk, sebuah perusahan induk operasional uasaha penyiaran televisi yang memiliki 1 Http://www.indosiar.com (diakses pada 13 Maret 2017) 15

16 potensi besar untuk mengeksplorasi berbagai peluang diversifikasi usaha. Sejak awal berdiri, indosiar berkomitmen membangun infastruktur dan tim produksi in-house yang lengkap. Tim kreatif indosiar secara konsisten mempelajari pasar Indonesia dan tren global untuk mengindentifikasi jenis-jenis program acara yang berpotensi menghasilkan ratting dan share yang tinggi. Dengan memproduksi sendiri program siarannya, indosiar dapat dengan cepat menanggapi perubahan selera dan pola perilaku pemirsa Indonesia yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu, sekaligus menghasilkan programprogram berkualitas dengan biaya yang komperatif. Program in-house indosiar tetap menarik perhatian pemirsa televisi sepanjang tahun dan kerap berada dipuncak perolehan ratting selama beberapa minggu berturut-turut. Sejak 2005 hingga kini beberapa program acara indosiar menjadi fenomenal, melahirkan bintang-bintang baru dan tetap melekat di ingatan pemirsa televisi. 2 Diantaranya program musik kontes bakat AFI ditahun 2005, program KDI kontes dangdut Indonesia dan sekarang menjadi D ACADEMY. Program siaran indosiar pada bulan Ramadhan pun lebih menarik pemirsa dengan diadakannya program AKSI Akademi Sahur Indonesia. Pada tahun 2010 sampai tahun 2013 acara-acara televisi sahur pada bulan suci Ramadhan kebanyakan sangat kurang Islami dan kurang pas dengan situasi ramadhan, kebanyakan program-program acaranya lawakan komedi, lalu timbulah pemikiran untuk membuat acara yang lain yang lebih Islami untuk ditayangkan. 2 PT.Indosiar Visual Mandiri, Company Profile

17 Waktu itu pada tahun 2013 beberapa crew tv indosiar dipanggil oleh pimpinan untuk mengadakan lomba dakwah pada bulan suci Ramadhan kemudian dimulailah untuk membuat rancangan program diawali dengan pencarian bibit-bibit para da i dengan mengadakan audisi di berbagai tempat yang awalnya audisi dilaksanakan di Pulau Jawa, dan dibagi tiga tim pantura yaitu Pantai Utara Jawa, Tim Selatan mulai dari Bandung, Sukabumi, sampai dengan Jogja. Kemudian team jawa timur mulai dari Ponorogo, Kediri, Pare, Jombang, Malang, Pasuruan dan Surabaya. Karena kebetulan untuk tanggung jawab program lomba dakwah ini dipegang oleh Ust Didik Yulianto Al-paresi beliau asli dari jawa. Pada waktu itu dipilihlah dari beberapa kandidat sampai akhirnya jadi yang namanya AKSI (Akademi Sahur Indonesia) karena AKSI ini dari berbagai daerah se-indonesia. Kemudian anak-anak dari hasil audisi itu disebut sebagai santri. Dikondisikan situasinya kayak pesantren, maka jadilah yang namanya pesantren Al-aksi. Disinilah anak-anak santri dibimbing dan diarahkan. Lalu para santri diperkenalkan dengan televisi dan bagaimana masuk berbicara depan kamera dan berdakwah melalui media televisi dengan baik dan lancar. Ust Didik Yulianto Al-paresi membuat kurikulum AKSI yang diberi nama Smart Dakwah Televisi Style, isi kurikulum tersebut sudah juga diajarkan kebeberapa lembaga NU. Dalam isi kurikulum tersebut terdapat tekhnik komunikasi yang harus informative, persuasif, instruktif dan human relation. Ceramahnya hanya sebentar tapi bermanfaat, sedikit bicara punya makna sedikit kata punya makna. 3 3 Didik,15 Maret 2017, di Kantor Indosiar, Jakarta

18 B. Visi dan Misi Program Akademi Sahur Indonesia (AKSI) di Indosiar Visi dan Misi PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk. VISI : Menjadi stasiun televisi terkemuka dengan tayangan berkualitas yang bersumber pada in-house production, kreativitas dan sumber daya manusia yang handal. MISI : Futuristik- Berorientasi pada kemajuan dengan terobosan yang inovatif Inovatif- Menjadi trendsetter dengan ide yang inovatif Kepuasan- Memprioritaskan kepuasan stakeholder Kemanusiaan- Memelihara lingkungan sekitar dengan baik. 4 Visi dan Misi Akademi Sahur Indonesia (AKSI) di Indosiar VISI : Memberikan tontonan dan juga tuntunan MISI : MengIslamkan masyarakat dan masyarakat Islam lebih Islami. 5 C. Kerabat Kerja dan Tugas Tim Program Akademi Sahur Indonesia (AKSI) di Indosiar Program Akademi Sahur Indonesia (AKSI) di Indosiar berjalan karena adanya kerabat kerja dan para tim program AKSI. Maka di bentuklah para kerabat kerja dan tugas tim produksi program Akademi Sahur Indonesia (AKSI) di Indosiar sebagai berikut: 4 PT.Indosiar Visual Mandiri, Company Profile 5 Didik,15 Maret 2017, di Kantor Indosiar, Jakarta

19 No Jabatan Nama 1 Manager Enda Juanda 2 Marketing Somad Afif Wury 3 Administrasi Norman Widi 4 Manager Program Ust. Didik Yulianto Al-paresi 5 Produser Silvi Anton Wahab GM 6 Kameramen Yanto Athok Imam Zaenal Rubi Salam Sanusi 7 Editor Ryan Sahruli 8 Devisi Teknik Eco Paero 9 Master Kontrol Heru Umam 10 Tim Kreatif Hadi Aysha Hasna Gunawan Rani Hikmat Arifudin

20 11 PE (Produser Asisten) Hanum Ajril Riyanto Erik 12 Skuti Produser Wulan JSP 13 Make Up & Wardrobe Emmy Irabi 14 Asisten Make Up & Wardrobe Zheire Dede Sheshe Hendra 15 Pengasuh Pesantren Ust. Didik Yulianto Al-paresi Al-Aksi 16 Pembawa Acara Abdel Achrian Rina Nose Irfan Hakim 17 Juri Ustadz Subkhi Al-Bughury Ustadz Ahmad Al-Habsyi Mamah Dedeh Ustadz Wijayanto Gus Chandra Terkait tugas produser, di sini produser program acara AKSI (Akademi Sahur Indonesia) telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik mulai dari pra produksi, produksi, pasca produksi, juga evaluasi Selama pra produksi produser program AKSI melakukan perencanaan dan persiapan, mencari ide, konsep, menentukan crew yang akan dilibatkan, dan menjadwalkan kegiatan produksi. Beberapa

21 kerabat kerja dan tugas tim produksi AKSI di Indosiar sangat banyak, meski menurut Ust Didik sendiri masih sangat kurang untuk pengurus di bagian pesanten Al-Aksinya. Karena pegawai-pegawainya hanya memiliki pengetahuan tentang pertelevisian dan produksinya aja, tapi dalam hal keagamaan masih sangat kurang. Terkadang Ust Didik sendiri memegang beberapa peserta untuk dilatih dan diarahkan. 6 6 Didik,15 Maret 2017, di Kantor Indosiar, Jakarta

BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Tentang Dakwah dan Televisi 1. Pengertian Dakwah Arti dakwah menurut bahasa (etimologi) Ditinjau dari segi etimologi atau asal kata (bahasa), dakwah berasal dari bahasa arab, yang berarti panggilan, ajakan atau seruan. Arti dakwah menurut istilah (semantik) Dakwah menurut arti istilahnya mengandung beberapa arti beraneka ragam. Banyak ahli ilmu dakwah dalam memberikan pengertian atau definisi terhadap istilah dakwah terdapat beraneka ragam pendapat. Sehingga antara definisi menurut ahli yang satu dengan lainnya senantiasa terdapat perbedaan dan kesamaan. Menurut Drs. Hamzah Yaqub dalam bukunya publisistik Islam memberikan pengertian dakwah dalam Islam ialah mengajak umat manusia dengan hikmah kebijkasanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasulnya. Dalam Al Qur an surat An-nahl ayat 125 disebutkan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah dengan cara yang bijaksana, nasehat yang baik serta berdebat dengan cara yang baik pula. 1 Dakwah secara bahasa mempunyai makna bermacam-macam: 1. Memanggil dan menyeru, seperti dalam firman Allah dalam surat yunus ayat 25: 1 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Alikhlas, 1983), P.17-20 22

23 و هللا يدعىا الى دارالسالم و يهدي هن يشاء الى صراط هستقين )يىنس: 52 ( Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga) dan memberikan petunjuk kepada orang yang dikehendaki-nya kepada jalan yang lurus (Islam). 2. Menegaskan atau membela, baik terhadap yang bener ataupun yang salah, yang positif ataupun yang negatif. 3. Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan untuk menarik seseorang kepada suatu aliran atau agama tertentu. 4. Doa (permohonan) 5. Meminta dan mengajak seperti ungkapan, da a bi as-syai yang artinya meminta dihidangkan atau didatangkan makanan atau minuman. Secara terminologi, sebagian ulama seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Abu al-futuh dalam kitabnya al-madkhal ila Ilm ad- Da wat mengingatkan, bahwa dakwah adalah menyampaikan (attabligh) dan menerangkan (al-bayan) apa yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagian lagi menganggap dakwah sebagai ilmu dan pembelajaran (ta lim). Definisi ini menurut penulis lebih bersifat normative dimana dakwah hanya bersifat dan mencakup belajar dan mengajar tanpa melihat bahwa dakwah adalah suatu proses penyampaian pesan-pesan kepada orang lain dengan berbagai sarana, jadi belajar dan mengajar. Dari sekian definisi dakwah, para ulama sepakat bahwa dakwah adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan dan mengajarkan serta mempraktikkan ajaran Islam di dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Abu al-futuh dalam kitabnya al- Madkhal ila Ilm ad-da wat, menurut beliau, dakwah menyampaikan

24 dan mengajarkan ajaran Islam kepada seluruh manusia dan mempraktikannya (thathbiq) dalam realitas kehidupan. 2 Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai messege yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan. Dengan demikian maka esensi dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran demi untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan untuk kepentingan juru dakwah / juru penerang. 3 Dakwah merupakan fenomena keagamaan yang bersifat ideal normatif sekaligus juga merupakan fenomena sosial yang rasional, aktual dan empiris sebagai sunnatullah. Justru itu dakwah berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut sejalan dengan pandangan bahwa dakwah merupakan amal saleh (syariah dan akhlak) yang bersumber dari iman (aqidah), takwa (apresiasi ke-tuhanan) dan Islam (penyerahan diri) yang harus dilaksanakan sesuai sunnatullah yang dipahami manusia dalam bentuk ilmu pengetahuan. Sebagai fenomena keagamaan, perintah tentang dakwah serta pengertian atau makna yang dikandungnya bersumber dari wahyu tuhan yang tercantum dalam Al-Qur an (Surat Ali Imran, 3: 104), yaitu: 2 Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), P.4-7 3 H.M Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), P.6

25 Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang-orang yang menyeru kepada al-khayr, amar ma ruf, dan nahy munkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. 4 Demikian juga Toha Jahya Omar (1967) menyatakan bahwa dakwah menurut Islam adalah mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai peringatan tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat. Kemudian Abd. Al-Karim Zaidan dalam Ali Azis (2009:13) dengan ringkas menyebut, dakwah adalah mengajak kepada agama Allah yaitu Islam. Selain itu M. Quraish Shihab (1992:194) menulis bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna terhadap individu dan masyarakat. perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. 5 Jadi definisi dakwah sendiri adalah kegiatan yang bentuknya mengajak, menyeru, menyampaikan kepada orang-orang untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. 2. Pengertian Televisi Televisi adalah media komunikasi yang bersifat dengar-lihat (audio-visual) dengan penyajian berita yang berorientasi pada 4 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer, Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011). P.16-17 5 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer, P.36

26 reproduksi dari kenyataan. Kekuatan utama dari media televisi adalah suara dan gambar, televoisi lebih menarik dari pada radio. 6 Prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884, namun baru tahun 1928 Vladimir Zworkyn (Amerika Serikat) menemukan tabung kamera atau iconoscope yang bisa menangkap dan mengirim gambar ke kotak bernama televisi. Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak program untuk disaksikan. 7 Keberhasilan pengoprasian stasiun televisi, seperti yang kita nikmati sekarang, tentu tidak dapat dilepaskan dari berbagai eksperimen sebelumnya. Paul Nipkow, seorang Insinyur Polandia, menemukan sistem penyaluran sinyal gambar, hanya dengan menggunakan satu foto sel dari satu kawat penghubung. Sistem ini dianggap lebih praktis, sehingga diadakan percobaan pemencaran serta penerimaan sinyal televisi tersebut. 8 Dampak pemberitaan melalui televisi bersifat power full, karena melibatkan aspek suara dan gambar, sehingga lebih memberi pengaruh yang kuat kepada pemirsa. Media televisi memiliki fungsi yang lebih dominan pada hiburan dibandingkan dengan fungsi memberi informasi dan mendidik. Kelebihan televisi adalah sebagai berikut. 6 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, Teori dan Praktik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), P. 45 7 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana, 2013), P.6 8 Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, (yogjakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2011), P.72

27 a. Sifatnya yang audio visual Dapat didengar sekaligus dilihat secara langsung, sehingga pemirsa merasa mendapatkan sajian informasi / berita yang lebih realistis, sesuai dengan keadaan sebenarnya. b. Pemirsa televisi tidak dituntut melek huruf Dibandingkan dengan media cetak, khalayak media ini dituntut harus melek huruf (bisa membaca), sedangkan pemirsa televisi tidak dituntut untuk bisa melek huruf karena penyiar / pembawa beritalah yang membacakan berita untuk khalayaknya. Bahkan, pemirsa tuna netra atau tuna wicara (buta dan bisu) masih bisa menkmati sajian informasi / berita melalui media cetak, kecuali ada pihak lain yang membacakan berita. 9 Awalnya ditahun 1945, hanya terdapat delapan stasiun televisi dan 8000 pesawat televisi diseluruh AS. Namun sepuluh tahun kemudian, jumlah stasiun televisi meningkat menjadi hamper 100 stasiun sedangkan jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat televise mencapai 35 juta rumah tangga atau 67 persen dari total rumah tangga. Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Siaran langsung itu masih terhitung sebagai siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari stadion utama Gelora Bung Karno. 10 9 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, Teori dan Praktik,P. 45 10 Morissan, Manajemen Media Penyiaran,P.7-9

28 Indosiar mulai diluncurkan pada 11 januari 1995. Masa awal perjalanan indosiar identik dengan tayangan drama Asia dan sinetron berepisode panjang. Seperti tersanjung, takdir, dan juga misteri gunung merapi. Bentuk logo Televisi Broadcast Limited, televisi milik Hongkong menjadikan indosiar mendapat anggapan sebagai televisi adopsi Hongkong, misalnya serial Return of The Condor Horoes yang dibintangi oleh Andy Lau, To Liong To yang dibintangi oleh tony Leung. Kini masa telah berubah dan popularitas indosiar pun goyah seiring dengan munculnya televisi-televisi yang lebih muda dan pandai menarik perhatian pemirsa. Popularitas indosiar semakin menurun di kalangan pemirsa dengan status sosial menengah atas karena tayangan yang berbau misteri dan rekayasa semakin ramai. 11 Sampai saat ini sedikitnya terdapat Sembilan produk teknologi pertelevisian di dunia, yang digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan (message) atau hiburan, yaitu: 1) High Definition Video System: Merupakan kamera video yang dilengkapi dengan sistem editing dan mampu merekam serta mentransfer film cerita yang langsung disalurkan ke gedung-gedung bioskop. 2) Sistem Imax: Memebrikan kesan seluruh penontonnya seolah-olah terlibat dalam cerita. Film dengan layar 70mm memiliki rasio 20.5 : 30.5. 2012), P.26 11 Dedi Kurnia Syah Putra, Media dan Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

29 3) Sistem Diamond Vision: Sistem yamg dapat memproyeksikan video signal pada layar lebar, dengan ukuran 5,4 m 4,1 m, baik untuk siaran diluar maupun di dalam ruangan. 4) Sistem Teletext: Merupakan surat kabar elektronik, yang isinya antara lain berita, ramalan cuaca, harga pasar serta pengumuman lain. 5) Sistem Still Picture Broadcasting: untuk keperluan pendidikan. 6) Sistem Cable Television: Sistem ini juga disebut dengan CATV (Community Antena Television) sinyal penyiarannya dilakukan secara khusus kepada para pelanggan melalui decoder, dengan menggunakan kabel atau pancaran satelit. 7) Sistem Pay Television: Penyiarannya melalui sentral video, hanya untuk suatu tempat (hotel,terminal, dan lain-lain) dengan cara membayar, memasukkan coin, apabila ingin menontonnya. 8) Sistem Siaran Satelit Langsung: Sistem ini disingkat dengan DBS (Direct Broadcasting Satelitte), yaitu dengan menggunakan antenna parabola untuk menangkap siaran tersebut. 9) Sistem High Definition Televisi: Sistem ini disingkat dengan HDTV, yaitu sistem pertelevisian terbaru penemuan jepang, dengan aspek rasio 5 : 3 dan mempunyai scanning lines 1125. 12 kelebihan yang melekat pada televisi menyebabkan media ini paling populer di kalangan masyarakat. Tak heran, jika televisi telah mendominasi hamper semua waktu luang setiap orang. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan pada masyarakat Amerika ditemukan 12 Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan,P.75-76

30 bahwa hampir setiap orang di benua itu menghabiskan waktunya antara 6 dan 7 jam per minggu untuk menonton televisi. 13 Menurut buku Televisi Sebagai Media Pendidikan sesuai dengan SOP (Standard Operation Prosedure) untuk memproduksi suatu acara televisi terdapat tiga tahapan diantaranya: 14 1. Pra Produksi Pada tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan program siaran, karena tahapan ini merupakan tahapan planning production atau pre production planning. Bermula dari timbulnya ide atau gagasan dan berdasarkan ide atau gagasan tersebut produser mulai melakukan berbagai kegiatan untuk mengumpulkan data yang kemudian disusun menjadi naskah atau treatment. Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencanaan diatas kertas. Perencanan diatas kertas merupakan imajinasi yang dituangkan diatas kertas yang nantianya akan diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan diatas kertas itulah yang akan dibuatkan audiovisualnya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan praproduksi antara lain: a. Penuangan ide (gagasan) ke dalam outline b. Penulisan skrip/scenario c. Storyboard d. Program meeting e. Peninjauan lokasi pengambilan gambar f. Production meeting g. Technical meeting 46 13 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, Teori dan Praktik,P. 45-14 Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan,P.164

31 h. Pembuatan dekor i. Perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pascaproduksi. 2. Produksi Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar (shooting) baik di studio maupun diluar studio. Proses ini disebut juga dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksan ulang setelah kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang kembali. 3. Pascaproduksi Tahap pascaproduksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam pascaproduksi antara lain penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek, dan lain-lain. Salah satu hal yang sangat diperhitungkan oleh pengelola stasiun televisi adalah rating atau peringkat acara yang menjadi indikator minat masyarakat terhadap suatu acara. Pemilik stasiun televisi perlu memperhitungkan rating acara dan menjadikannya patokan untuk mengelola siarannya. Setiap produk acara yang mendapat rating tinggi akan mengundang pemasukan iklan yang besar, dan stasiun televisi biasanya tidak akan segan memutar ulang program yang populer. Sebaliknya produk yang ratingnya tidak beranjak naik terkadang harus diubah untuk meningkatkan minat penonton. 15 Televisi bagi kebanyakan masyarakat Indonesia dijadikan sarana hiburan dan sumber informasi utama. Di beberapa daerah 15 Morissan, Manajemen Media Penyiaran,P.309-311

32 pedesaan, masyarakat banyak menghabiskan waktunya di depan televisi. Kalau dakwah Islam dapat memanfaatkan media ini dengan efektif, maka secara otomatis jangkauan dakwah akan lebih luas dan kesan keagamaan yang ditimbulkan akan lebih mendalam. Sesungguhnya televisi merupakan penghubungan antara radio dan film, sebab media ini dapat meneruskan peristiwa dalam bentuk gambar hidup dengan suara bahkan dengan warna ketika peristiwa itu berlangsung. Oleh karena itu kekurangan dalam film mengenai aktualitasnya dapat ditutupi. 16 3. Pengertian Dan Peranan Media Dakwah 1. Pengertian Media Dakwah Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti perantara, tengah atau pengantar (Arsyad, 2006: 3). Dalam bahasa inggris media merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti tengah, antara, rata-rata. Dari pengertian ini ahli komunikasi mengartikan media sebagai alat yang menghubungkan pesan komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan (penerima pesan). Dalam bahasa arab media sama dengan washilah yang berarti alat atau )وساى ل( atau dalam bentuk jamak, wasail )وسيلت( perantara. 17 Arti istilah media bila dilihat dari asal katanya (etimologi), berasal dari bahasa latin yaitu median, yang berarti alat perantara. Sedangkan kata media merupakan jamak dari pada kata median tersebut. P.424 16 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2009), 17 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Edisi Revisi,P.403

33 Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah di tentukan. Media dakwah ini dapat berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya. 18 Media ialah alat atau wahana yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Untuk itu komunikasi bermedia (mediated communication) adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya, dan atau banyak jumlahnya. Komunikasi bermedia disebut juga dengan komunikasi tak langsung (indirect communication) dan sebagai konseksuasinya arus balik pun tidak terjadi pada saat komunikasi dilancarkan. Untuk itu, komunikasi melalui media bersifat satu arah sehingga komunikator tidak mengetahui tanggapan komunikasi dengan seketika. Komunikator tidak mengetahui tanggapan komunikan pada saat ia berkomunikasi. 19 Pada hakikatnya media adalah segala sesuatu yang merupakan saluran dengan mana seseorang menyatakan gagasan, isi jiwa atau kesadarannya. Dengan kata lain media adalah alat untuk menyalurkan gagasan manusia, dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu eksistensi dan urgensi media dalam bermasyarakat menjadi penting bagi dakwah dalam menopang budaya dan perbedaan manusia modern. Media dakwah adalah sarana yang digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah. Disebutkan Deddy Mulyana bahwa media bisa merujuk pada alat maupun bentuk pesan, baik verbal maupun nonverbal, seperti cahaya dan suara. Saluran juga bisa merujuk 2010), P.104 18 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam,P.163 19 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,

34 pada cara penyajian, seperti tatap muka (langsung) atau lewat media, seperti surat kabar, majalah, radio, telepon dan televisi. Sering pula di sebut bahwa apa yang dikategorikan sebagai media juga disebut sebagai cara atau metode. Cara dakwah dengan menerangkan maupun menginformasikan, terutama menginformasikan lewat lisan misalnya, sering disebut dakwah bi-al-lisan, terkadang penggunaan istilah memiliki konotasi sesuai maksud penggunanya, terutama istilah-istilah yang memiliki makna samar dan beragam. 20 Lebih lanjut beberapa definisi media dakwah dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) A. Hasjmy (1974: 269) menyamakan media dakwah dengan sarana dakwah dan menyamakan alat dakwah dengan medan dakwah. 2) Abdul Kadir Munsyi (1981:41) media dakwah adalah alat yang menjadi saluran yang menghubungkan ide dengan umat. 3) Asmuni Syukir (1983:163), media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. 4) Hamzah Ya qub (1992:47), media dakwah ialah alat objektif yang menjadi saluran yang menghubungkan ide dengan umat. 5) Wardi Bachtiar (1997:35), media dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah. 6) Syukriadi Sambas (2004:53), media dakwah adalah instrumen yang dilalui oleh pesan atau saluran pesan yang menghubungkan antara da i dan mad u. 20 Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah,P.13

35 7) Mira Fauziyah (2006:102), media dakwah adalah alat atau sarana yang digunakan untuk berdakwah dengan tujuan supaya memudahkan penyampaian pesan dakwah kepada mad u. 8) M. Munir dan Wahyu Ilahi (2006:32), wasilah (media) dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad u (penerima dakwah). 9) Al-Bayanuni (1993:282), media dakwah adalah: ها يتىصل به الى تطبيق هناهج الدعىة هن ا هىر هعنىيت ا و هاديت Sesuatu yang bersifat fisik dan non fisik yang bisa mengantarkan pendakwah dalam menerapkan strategi dakwah Maka media dakwah الدعىة( )وسيلت adalah alat yang menjadi perantara penyampaian pesan dakwah kepada mitra dakwah. Jika ceramahnya ingin didengar, teks ayat-ayat Al-Qur an yang dikutip bisa dibaca serta ekspresi wajahnya bisa dilihat oleh semua pemirsa di indonesia bahkan sedunia, maka ia menggunakan media Televisi. 21 2. Peranan Media Dakwah Dalam artian sempit media dakwah dapat di artikan sebagai alat pembantu dakwah, atau yang populer di dalam proses belajar mengajar disebut dengan istilah alat peraga. Alat bantu berarti media dakwah memiliki peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan. Artinya proses dakwah tanpa adanya media masih dapat mencapai tujuan yang maksimal mungkin. Sebenarnya media dakwah ini bukan saja berperan sebagai alat bantu dakwah, namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu sistem, yang mana sistem ini terdiri dari beberapa komponen (unsur) yang 21 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah..., P.403-404

36 komponen satu dengan lainnya saling kait mengait, bantu membantu dalam mencapai tujuan. Maka dalam hal ini media dakwah mempunyai peranan atau kedudukan yang sama di banding dengan komponen yang lain. Hakekat dakwah adalah mempengaruhi dan mengajak manusia untuk mengikuti (menjalankan) ideologi (pengajak) nya sedangkan pengajak (da i) sudah tentu memiliki tujuan yang hendak dicapainya. Proses dakwah tersebut agar mencapai tujuan yang efektif dan efisien, da i harus mengorganisir komponen-komponen (unsur) dakwah secara baik dan tepat. Setelah satu komponen adalah media dakwah. 22 Eksistensi dan urgensi media massa dalam dakwah, sangat penting dalam upaya membentuk citra diri pada dai atau mubalig dan citra ummat Islam, untuk memperoleh dukungan publik. Media massa memiliki kekuatan dalam dampak sosial yang ditimbulkan langsung atau tidak langsung. 23 Media massa melakukan proses pesan melalui sistem yang sistematis dan tersusun rapi, tidak semua pesan dapat dengan bebas di terima oleh khalayak, namun harus melalui proses seleksi oleh media (censored). Semua pesan yang di produksi akan masuk dalam wilayah pemilihan redaksi, pemilihan pesan berlandaskan pada dua kepentingan besar, penting menurut media dan penting menurut khalayak. Jika salah satu unsur kepentingan tersebut tidak terpenuhi maka pesan tidak akan disampaikan. Informasi, ide, dan gagasan yang disampaikan media bersifat umum, hal demikian melihat sifat media massa yang umum pula. 22 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam,P.163-165 23 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer, P.88-91

37 Tentu berkomunikasi melalui media massa tidak semudah dengan transaksi pesan lainnya, semisal komunikasi antarpribadi, kelompok, organisasi bahkan budaya. Pesan yang terkirim melaui komunikasi antar prbadi tidak akan sesuai dengan pesan yang sama untuk komunikasi massa, media sebagai komunikator harus mampu membingkai pesan dengan tujuan mendapatkan emphaty (effect) dari khalayak karena pesan akan terkirim secara serentak kepada ribuan komunikan yang beragam antara satu dengan yang lainnya, keberagaman meliputi cara pandang, pedidikan, dan budaya. Untuk itu, kesigapan dan daya pikir media harus jeli dan bersifat kreatif, pesan harus mengena kepada individu-individu sebagai penerima pesan. 24 Media dakwah dengan televisi ini sangat banyak memperoleh kehebatan dibanding dengan media-media dakwah lainnya, sebagian kehebatannya antara lain televisi dapat dilihat dan di dengar oleh seluruh penjuru tanah air bahkan luar negri, sedangkan mubalighnya hanya pada pusat pemberitaan (studio) saja. Meskipun kehebatan media televisi ini sangat menonjol, bukan berarti televisi paling baik untuk dijadikan media dakwah. Sebab seperti media-media yang lain televisi pula memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: 1) Kelemahan media radio juga di miliki oleh televisi. 2) Sukar dijangkau oleh masyarakat, karena televisi telatif mahal harganya dibandingkan dengan radio. 3) Kadang-kadang masyarakat dalam menonton hanya sebagai pelepas lelah (hiburan), sehingga di lain hiburan mereka tidak senang. 25 24 Dedi Kurnia Syah Putra, Media dan Politik,P.11 25 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam,P. 177-178