PERANCANGAN ALAT BANTU PEMBUATAN BENDA TIRUS PADA MESIN BUBUT DENGAN PENDEKATAN METODE DFMA UNTUK MENGOPTIMALKAN WAKTU PROSES.



dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

RANCANG (BAGIAN. commit to user. Diajukan. Ahli Madya

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY UNTUK MESIN ROLL SHEETER KARET

PEMBUATAN ALAT PEMEGANG MATA BOR DALAM RANGKA REKONDISI PERALATAN MESIN BOR KOORDINAT ACIERA 22 TA LABORATORIUM PEMESINAN JURUSAN TEKNIK MESIN

MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT. Oleh : Purgiyanto

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

EKSPERIMENTAL PEMBUATAN SPIRAL DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN FREIS UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIKUM LABORATORIUM PEMESINAN

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router

Penerapan Metoda Design for Manufacture and Assembly pada Handle Transformer Hand Bike

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

TURBO Vol. 6 No p-issn: , e-issn: X

RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN. Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : Prodi : PTMSI

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT KOMPLEKS Ulir, Tirus, Eksentrik dan Benda Panjang

ANALISIS MESIN PEMOTONG BAGIAN ATAS GELAS PLASTIK

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT BAJA AISI 1045

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

MESIN BOR. Gambar Chamfer

MATERI KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI

Simulasi Komputer Untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan Pada Proses Cylindrical Turning Berdasarkan Parameter Undeformed Chip Thickness

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari

Proses Gerinda. Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 1-8 ISSN , e-issn

REKONDISI POMPA AIR SPIRAL MEKANIK DENGAN PENGGERAK ALIRAN ARUS SUNGAI

RANCANG BANGUN MESIN PENEPUNG SINGKONG

CREATED BY: Fajri Ramadhan,Wanda Saputra dan Syahrul Rahmad

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan Alat Penepat Asah Pahat

MEKANIKA Volume 12 Nomor 1, September Keywords : Digital Position Read Out (DRO)

Rancang Bangun Jig Drilling Sebagai Solusi Pembuatan Lubang Chassis Minitruk yang Diproduksi SMK Muhammadiyah 3 Kartasura

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Produksi 2.2 Sistem Perencanaan Proses Produksi

TUGAS TEKNIK PERAWATAN MESIN MAKALAH MESIN BUBUT, SEKRAP DAN FRAIS

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

2. Mesin Frais/Milling

PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERENCANAAN MESIN PENGADUK, DAN PENCETAK ADONAN MIE

PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM UPAYA MEMBANTU PROSES PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN PADI

ALAT BANTU PEGANG FLEKSIBEL UNTUK PROSES PENGGERINDAAN INTISARI

PERANCANGAN DAN REKAYASA ALAT BANTU UNTUK SNEI ULIR STANDAR PADA MESIN BUBUT

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

MESIN FRAIS HORIZONTAL

Analisa Pengaruh Gerak Makan Dan Putaran Spindel Terhadap Keausan Pahat Pada Proses Bubut Konvensional

M O D U L T UT O R I A L

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

ANALISA KEDATARAN GUIDE WAYS TERHADAP PENGARUH GERAK CARRIAGE PADA MESIN BUBUT G.D.W LZ 350 DENGAN ALAT UKUR DIGI- PAS DWL-200

MODIFIKASI MESIN PENANAM BIBIT PADI MANUAL DENGAN TRANSMISI RANTAI PENGGERAK MOTOR BENSIN 1.8 HP

BAB II Mesin Bubut I II. 1. Proses Manufaktur II

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS

STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT, PENGARUH RAKE ANGLE DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP TENAGA YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMOTONGAN

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK

c. besar c. besar Figure 1

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUBUTAN POROS ALUMINIUM PADA LATHE MACHINE TYPE LZ 350 MENGGUNAKAN ALAT UKUR ROUNDNESS TESTER MACHINE

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan

Gambar 1. Kepala tetap, tampak spindel utam a mesin

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN BUBUT (KOMPLEK)

Kata Kunci : konsep DFMA, jumlah komponen, biaya perakitan, biaya manufaktur, assembly efficiency

RANCANG BANGUN MESIN BUBUT KAYU DUPLIKAT (BAGIAN STATIS) LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh Dodik Supaedi

PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN ULANG PRODUK RAGUM PTI MENGGUNAKAN METODE DFA-BOOTHROYD/DEWHURST UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PERAKITAN

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi

PERANCANGAN ALAT PEMINDAH BATERAI MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK BEBAN MAKSIMAL 18 KG

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN PENCACAH PLASTIK BEKAS KEMASAN

Transkripsi:

PERANCANGAN ALAT BANTU PEMBUATAN BENDA TIRUS PADA MESIN BUBUT DENGAN PENDEKATAN METODE DFMA UNTUK MENGOPTIMALKAN WAKTU PROSES Arlis Yuniarso Program Studi Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro Semarang, arlisyuni@gmail.com ABSTRAK Pembuatan benda tirus pada mesin bubut konvensional jenis Lunan LC460A menggunakan eretan atas dengan cara pembubutan manual menunjukkan waktu proses yang belum optimal. Waktu proses tersebut meliputi waktu setting dan waktu pembubutan. Waktu proses pembuatan benda tirus dengan spesifikasi diameter besar (D = 30 mm), diameter kecil (d = 22 mm) dan panjang tirus (l = 45 mm), rata rata mencapai 29,69 menit. Jika dihitung waktu pembubutan secara empiris yang mencapai 17,14 menit maka waktu proses pembuatan benda tirus tersebut masih dapat dioptimalkan apabila pembubutan dilakukan dengan cara otomatis. Pembuatan benda tirus dengan sistem pembubutan otomatis membutuhkan alat bantu yang akan memindahkan arah pemakanan alat potong yang sebelumnya searah dengan feeding shaft menjadi searah dengan derajat ketirusan yang diinginkan. Dengan menggunakan pendekatan metode DFMA (Design For Manufacture and Assembly) dibuat rancangan alat bantu pembuatan benda tirus dengan tujuan untuk mengoptimalkan waktu proses. Pengaplikasian metode DFMA diawali tahap Konsep Desain yang menghasilkan konsep rancangan alat bantu yang kemudian dilanjutkan tahap Desain Untuk Perakitan yang menghasilkan desain rakitan antar komponen dan rakitan alat bantu terhadap mesin bubut. Tahap selanjutnya adalah Pemilihan Material Dan Proses Desain yang menghasilkan jenis material yang dipilih sebagai bahan baku alat bantu serta pemilihan alternatif desain yang ada. Dari tahap tahap tersebut dihasilkan Konsep Desain Terbaik dilanjutkan tahap Desain Untuk Pembuatan dengan menghasilkan gambar kerja yang siap untuk dibuat menjadi produk jadi. Dari hasil evaluasi, rancangan alat bantu pembuatan benda tirus dengan metode DFMA dapat menurunkan waktu proses sebesar

8,33 menit dari semula 29,69 menit menjadi 21,36 menit atau secara prosentase penurunan waktu proses tersebut sebesar 28,062%. Kata kunci : optimalisasi, alat bantu, tirus, mesin bubut, DFMA PENDAHULUAN Pembuatan benda tirus dengan menggunakan mesin bubut yang dilakukan dengan cara penggeseran eretan atas terdapat beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan tersebut adalah pemakanan benda kerja tidak dapat dilakukan seara otomatis melainkan hanya dapat dilakukan dengan cara manual. Arah pemakanan benda kerja pada saat eretan atas digeser, baik secara otomatis maupun manual dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Arah Pemakanan Benda Kerja Pada Gambar 1 diperlihatkan bahwa jika pemakanan benda kerja dilakukan dengan cara otomatis (garis biru), maka meskipun eretan atas telah digeser sejauh, arah pemakanan benda kerja tidak mengikuti kemiringan yang dikehendaki, sehingga benda kerja hasil pembubutan tidak membentuk benda tirus. Pada Gambar 1 juga diperlihatkan bahwa untuk menghasilkan benda tirus dengan cara penggeseran eretan atas pemakanan benda kerja harus dilakukan secara manual (garis merah) agar arah pemakanan mengikuti kemiringan yang dikehendaki. Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan, untuk pembuatan benda tirus dengan spesifikasi diameter besar (D = 30 mm), diameter kecil (d = 22 mm) dan panjang tirus 45 mm (Gambar 2), dibutuhkan waktu rata rata 29,69 menit yang meliputi waktu penggeseran eretan atas (waktu penyetingan) dan waktu pemakanan benda kerja secara manual (waktu pembubutan). Waktu pembubutan tersebut dapat dioptimalkan jika proses pemakanan dilakukan secara otomatis, dimana secara empiris waktu pembuatan benda tirus dengan spesifikasi yang sama didapat 17,14 menit.

Gambar 2 Benda Uji Tirus Dari perbandingan waktu tersebut, pembuatan benda tirus dengan cara penggeseran eretan atas dimana pemakanan benda kerja dilakukan secara manual mempunyai waktu proses yang kurang optimal. Pengoptimalan waktu proses pembuatan benda tirus dapat diperoleh jika pemakanan benda kerja dilakukan dengan cara otomatis, yang tentunya membutuhkan tambahan alat bantu pembuatan benda tirus agar arah pemakanan benda kerja dapat mengikuti kemiringan yang dikehendaki. TINJAUAN PUSTAKA Perancangan mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material dan toleransi toleransi dari seluruh komponen pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana proses dan peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat dalam sistem produksi. Out put dari fase ini adalah pencatatan pengendalian untuk produk : gambar pada file komputer tentang bentuk tiap komponen dan peralatan produksinya, spesifikasi komponen komponen yang dibeli, serta rencana proses untuk fabrikasi dan perakitan (Ulrich dan Eppinger, 2001). Adanya alat bantu kerja dapat menghemat waktu yang terbuang dalam rangkaian proses produksi, dimana semakin singkat waktu yang terpakai selama proses untuk menghasilkan suatu produk maka semakin besar kapasitas produk yang dapat dihasilkan per satuan waktu (Hadi, dkk., 2007). Benda tirus dapat digambarkan sebagai sebuah kerucut terpancung yang digambarkan dalam Gambar 3, dimana kedua sisi permukaan benda memiliki ukuran diameter yang berbeda. Gambar 3 Benda Tirus

Dari Gambar 3 di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut : = dan = x dimana, : sudut ketirusan D : diameter besar d : diameter kecil l : panjang tirus Vr : jarak penggeseran sumbu benda tirus L : maksimal panjang benda kerja yang dapat dibubut (Hofstatter dan Hauser, 1995). Mesin bubut merupakan mesin perkakas dengan prinsip kerja dimana benda kerja berputar dan alat potong melakukan penyayatan, baik secara memanjang maupun melintang (Walker, 1981). DFMA (Design For Manufacture and Assembly) merupakan metode dalam perancangan pembuatan produk yang bertujuan untuk memudahkan proses manufaktur dan perakitan dimana desain yang ada sedapat mungkin disederhanakan dan disesuaikan dengan kemampuan fasilitas manufaktur dengan mempertimbangkan aspek aspek teknis. Tahapan penerapan metode DFMA diperlihatkan dalam Gambar 4 (Boothroyd, 1994). Gambar 4 Penerapan Metode DFMA

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di workshop Kejuruan Teknologi Mekanik Logam Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) yang beralamat di Jl. Brigjen Sudiarto No. 118 Semarang. Obyek dalam penelitian adalah mesin bubut konvensional jenis Lunan LC460A dan sebagai subyek penelitian adalah pengguna mesin bubut tersebut. Data yang dikumpulkan berupa waktu proses pembubutan manual, kuisioner responden, data teknis mesin bubut, karakteistik material. Adapun tahapan penelitian ini diawali dengan observasi pendahuluan, perumusan masalah, studi pustaka, pengumpulan data, pengolahan data perancangan produk dengan DFMA, produk jadi, evaluasi, kesimpulan dan saran. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari 18 praktikan yang melakukan pembuatan benda uji tirus (Gambar 2) dengan menggunakan eretan atas, didapat waktu proses rata rata sebesar 29,69 menit. Dari 18 praktikan tersebut juga dibagikan kuisioner dan menghasilkan masukan mengenai kelengkapan alat bantu berupa dapat digunakan dengan cara otomatis, adanya pengaturan sudut tirus dan dapat membuat benda tirus yang lebih panjang dari metode penggeseran eretan atas. Dari kebutuhan pengguna tersebut dibuat rancangan produk alat bantu dengan menggunakan metode DFMA yang diawali dengan Konsep Desain (Gambar 5). Gambar 5 Konsep Desain

Dari konsep desain yang ada dibuat Desain Untuk Perakitan yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam merakit antar komponen untuk dipasang pada mesin bubut yang diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1 Perakitan Antar Komponen Selanjutnya dilakukan Pemilihan Material Dan Proses Desain, dimana pemilihan material didasarkan pada kebutuhan di lapangan dan dibandingkan dengan karakteristik beberapa material yang ada. Kebutuhan di lapangan tersebut mempertimbangkan hal hal berikut : No. Komponen Dirakit Jenis Keterangan 1 Dudukan Eretan memanjang Tetap Baut Plat bawah Sliding Gib 2 Plat bawah Dudukan Sliding Gib Plat atas Rotasi Mur - baut Plat pengunci Tetap Baut 3 Plat atas Plat bawah Rotasi Mur - baut Pengarah tirus Sliding Gib 4 Pengarah tirus Plat atas Sliding Gib Plat pengarah Tetap Mur - baut 5 Plat pengarah Eretan melintang Tetap Mur - baut Pengarah tirus Tetap Mur - baut 6 Plat pengunci Plat bawah Tetap Baut Pengunci atas Tetap Baut Pengunci bawah Tetap Baut 7 Pengunci atas Plat pengunci Tetap Baut Pengunci bawah Tetap Baut 8 Pengunci bawah Plat pengunci Tetap Baut Pengunci atas Tetap Baut 1. Dapat menahan getaran mesin pada saat proses berlangsung 2. Mempunyai karakteristik mampu mesin yang baik Sedangkan pada proses desain dipilih desain terbaik dari beberapa alternatif desain yang ada dengan tetap berorientasi pada pengguna dan mempertimbangkan aspek teknis. Dari seluruh tahapan yang ada dihasilkan Konsep Desain Terbaik yang diperlihatkan pada Gambar 6.

Gambar 6 Konsep Desain Terbaik Dari hasil konsep desain terbaik dilanjutkan dengan Desain Untuk Pembuatan yang menghasilkan gambar kerja yang siap untuk dibuat menjadi produk. Setelah produk alat bantu hasil rancangan selesai dibuat, maka alat bantu hasil rancangan dilakukan evaluasi, yang meliputi komparasi produk keinginan pengguna (Tabel 2) serta evaluasi waktu proses, dimana dari 9 praktikan yang melakukan pembuatan benda uji tirus (Gambar 2), didapat waktu proses rata rata sebesar 21,36 menit. Tabel 2 Komparasi Produk Hasil Rancangan No Item Acuan Produk Hasil Rancangan Keterangan 1 Pengoperasian otomatis mesin Dapat dioperasikan dengan mengaktifkan otomatis mesin tercapai 2 Pengaturan sudut Dapat digunakan untuk membuat tercapai benda tirus dengan sudut ketirusan yang berbeda beda. Penggeseran untuk pengaturan sudut sampai dengan 30 strip 3 Panjang benda tirus Dapat digunakan untuk membuat tercapai benda tirus dengan panjang sampai dengan 200 mm

KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pembuatan benda tirus dengan menggunakan alat bantu pada mesin bubut konvensional jenis Lunan LC460A hasil rancangan dengan metode DFMA dapat mengoptimalkan waktu proses dibandingkan pembuatan benda tirus dengan menggunakan penggeseran eretan atas. Penurunan waktu proses pembuatan benda tirus dengan menggunakan alat bantu tersebut sebesar 8,33 menit, dari semula 29,69 menit menjadi 21,36 menit, atau secara prosentase penurunan waktu proses sebesar 28,06%. DAFTAR PUSTAKA Boothroyd, G., P. Dewhurst, W. Knight, 1994, Product Design for Manufacture and Assembly, Marcel Dekker - Inc, New York. Hadi, M. Elfian, dkk., 2007, Perancangan Dan Rekayasa Alat Bantu Untuk Snei Ulir Standar Pada Mesin Bubut, Politeknik Negeri Padang. Hofstatter, K., P. Houser, 1995, Teknik Logam : Buku Pelajaran, Technical And Vocational Education & Training (TVET), Jakarta. Khurmi, R.S., J.K. Gupta, 1980, A Textbook of Machine Design, Eurasia Publishing House (Pvt.) Ltd, New Delhi. Libyawati, W., 2011, Penggabungan DFMA Dalam Kompleksitas Produk Dan Proses Untuk Sand Casting Studi Kasus : Flange Yoke, Universitas Indonesia, Jakarta. Rochim, T., Teori & Teknologi Proses Pemesinan Modul 1, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Ulrich, K.T., S.D. Eppinger, 2001, Perancangan & Pengembangan Produk, Salemba Teknika, Jakarta. Van Vlack, L.H., Sriati Dj, 1985, Ilmu dan Teknologi Bahan (Ilmu Logam dan Bukan Logam) Edisi V, Erlangga, Jakarta. Walker, J.R., 1981, Machining Fundamentals, The Goodheart Willcox Company Inc. ---, Operation Manual Saddle Lathe Model LC460A, Lunan Machine Tool Works, China.