BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 1892, hlm.1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eni Suratmi Ningsih, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Data. Setelah data hasil penelitian disajikan, dapat diuraikan sebagai sebagai. berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

OLEH: DUSKI SAMAD. Ketua MUI Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2012),hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja

RIWAYAT HIDUP PENULIS

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan tersebar hampir di seluruh nusantara. Amal usaha. perguruan tinggi yang berjumlah 172 buah 1.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

A. Latar Belakang Penelitian

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman yang ke empat. Oleh

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. taat dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan. 1. merupakan salah satu konsep pendidikan yang menekankan betapa penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

BAB I PENDAHULUAN. Kisbiyanto, Ilmu Pendidikan, Nora Media Enterprise : Kudus, Cet. 1, 2010, hal. 35.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. luhur kpribadian, yang dilaksanankan secara sistematis dan terperogram.

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini dipaparkan; a) Latar belakang masalah, b) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

((((((((( ((((((((( ((((((( (((((((((( ((((((((( (((((((((( (((((((( (((((((((( ((((

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya Offset, 2008), hlm Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

BAB IV PERILAK TERPUJI

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB 1 PENDAHULUAN. disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-nya yang menang di

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, dimana anak didik belajar. Proses belajar di sekolah

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. sejak dalam kandungan dan kemudian hendaklah dilanjutkan pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Husaini Usman, Manajemen; Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, bumi aksara, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Pendidikan kepramukaan melatih

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT. Oleh karena ia memiliki keragaman kebutuhan yang. menghiasi dirinya yaitu pokok ajaran Islam yang meliputi :

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan mentaati peraturan-peraturan, nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu lingkungan tertentu. Kesadaran itu antara lain, kalau dirinya berdisiplin baik maka akan memberi dampak yang baik bagi keberhasilan dirinya pada masa depannya. Disiplin juga menjadi sarana pendidikan. Dalam mendidik, disiplin berperan untuk mempengaruhi, mendorong, mengendalikan, mengubah, membina dan membentuk perilakuperilaku tertentu sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan, diajarkan dan diteladani, karena itu, perubahan perilaku seseorang termasuk prestasinya merupakan hasil dari suatu proses pendidikan dan pembelajaran yang terencana, informal atau otodidak. Orang yang disiplin selalu membuka diri untuk mempelajari banyak hal. Sebaliknya, orang yang terbuka untuk belajar selalu membuka diri untuk belajar berdisiplin dan mendisiplinkan dirinya 1 Menurut Islam, kedisiplinan pada hakekatnya adalah amanah dan ketaatan, yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa' Ayat 58 59: %&'!" #$ 4+56. #0 2 3 -! )*+, 9: 2; 7"8? <=0> ;86 2 EF36 62CD @AB "JKL6 HE I 4T PQR>S MNO 9 H U9 V! =9:XY8 9 H!.2" \]#$ % '[! & b c %4 +_`0 a!" 2004), hlm.8. 1 Tulus Tu'u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT. Grasindo, 1

2 <=9:XY8! c %&' c6 9 "+ +_`V g8h-? ekf# d9!h;8! M Om :jk 03!iJ f Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaikbaiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (QS. An-Nisa : 58-59) 2. Berdasarkan ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan pada hakekatnya adalah amanah, berbuat adil, taat kepada Allah, taat kepada Rasulullah dan taat kepada pimpinan. Orang yang disiplin adalah orang yang amanah, taat dalam melaksanakan perintah Allah dan perintah Rasulullah, serta mentaati semua peraturan yang telah dibuat oleh pimpinan. Dalam rangka pembangunan dan kemajuan bangsa dan Negara, disiplin sangat penting dan menentukan. Karena, kemajuan pembangunan, martabat dan kesejahteraan bangsa akan tercapai karena warga masyarakatnya memiliki disiplin yang baik. Di sekolah, apabila kedisiplinan dikembangkan dan diterapkan dengan baik, konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong mereka belajar secara konkret dalam praktik hidup di sekolah tentang hal-hal yang positif, melakukan halhal yang lurus dan benar, menjauhi hal-hal yang negatif. Dengan pemberlakuan disiplin, siswa belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baik, sehingga muncul keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain. hlm. 128 2 RHA. Soenarjo, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2002),

3 Jadi, disiplin menata perilaku seseorang dalam hubungannya di tengah-tengah lingkungannya 3. Disiplin bagi para siswa dapat memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, membantu memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya, menjauhkan siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah, mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar, peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat baginya dan lingkungannya, yang menyebabkan ketenangan jiwanya dan lingkungnnya 4. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap orang. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seseorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Demikian pula dalam bidang kehidupan yang lain, termasuk dalam beribadah, siswa yang berdisiplin dalam belajar biasanya juga aktif dalam beribadah, khususnya ibadah shalat. Shalat lima waktu merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang harus dikerjakan oleh setiap muslim yang mukalaf, yaitu yang telah baligh, dan berakal sehat. Shalat fardlu wajib dikerjakan dalam sehari semalam lima waktu bagi orang yang beriman karena shalat adalah merupakan rukun Islam yang kedua. Selain itu shalat adalah sebagai simbol bagi orang yang beriman dan dengan shalat dapat menjaga dari perbuatan yang keji dan mungkar, sebagai mana firman Allah dalam Al-Qur an Surat Al-Ankabuut Ayat 45 : qr &o?9&*pl8 <.! Mu?st+" &o?9&*pl8 2 e2": ;8! v E;8 y!2 J8 xc ;! M O 9 ov L z.&*+ (العنكبوت: 45 ). 3 Tu'u, Peran Disiplin, hlm.35. 4 Maman Rachman, Manajemen Kelas, (Jakarta: Depdiknas, 1999), hlm.171-172

4 Artinya : dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.Al-Ankabut: 45). 5 Dalam surat An-Nisa' Ayat 103 Allah juga berfirman tentang kewajiban shalat lima waktu, yang berbunyi : %& 0B Vg # (النسا, 103 ) &o?9&*pl8 R{5"+: ;8 M <eo V9 9 Artinya : Sesungghnya shalat itu adalah fardlu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (DS. An-Nisa : 103) 6. Berdasarkan ayat di atas dapat diketahui bahwa shalat lima waktu adalah wajib bagi setiap orang yang beriman, termasuk anak seusia murid MTs. Anak-anak seusia MTs sudah tahu dan faham tentang shalat, karena mereka telah diajarkan mata pelajaran Fiqih, yang mengajarkan tentang ibadah shalat. Bahkan mereka sudah mempelajarinya ketika masih berada pada jenjang pendidikan sebelumnya, yaitu di Taman Kanak-Kanak atau Raudlatul Athfal dan di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. Sedangkan di tingkat MTs juga diajarkan lagi mata pelajaran yang sama tentang shalat. Dengan demikian, siswa Madrasah Tsanawiyah sudah mengerti dan faham betul tentang hukum dan tata cara melaksanakan shalat. Meski siswa Madrasah Tsanawiyah sudah tahu dan faham tentang shalat, tetapi kadang mereka sering meninggalkan shalat, karena adanya godaan, baik godaan yang muncul dari dalam diri anak itu sendiri maupun godaan yang muncul dari luar diri anak. Godaan yang muncul dari dalam diri anak adalah sifat malas dan kurang adanya kesadaran anak dalam melaksanakan ibadah shalat. Sedangkan godaan yang dari luar diri anak adalah dari pengaruh lingkungan anak, baik lingkungan keluarga maupun pergaulan dan lingkungan masyarakat. Pengaruh-pengaruh tersebut seringkali 5 RHA. Soenarjo, Al-Qur'an, hlm. 635. 6 RHA. Soenarjo, Al-Qur an, hlm.138.

5 menjadikan anak malas dalam melaksanakan ibadah shalat, yang semestinya menjadi kewajibannya. Bagi anak mempunyai kedisiplinan tinggi dalam belajar, biasanya ia aktif dalam melaksanakan ibadah shalat lima waktu. Dan bagi anak yang malas belajar biasanya kurang aktif dalam menjalankan ibadah shalat. Hal ini disebabkan karena anak yang rajin belajar mempunyai kebiasaan yang baik dalam segala hal, termasuk dalam hal ibadah. Sedangkan anak yang malas belajar biasanya juga malas dalam melaksanakan kegiatan yang lain, termasuk ibadah shalat. Berdasarkan keterangan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa kedisiplinan siswa dalam belajar ada hubungannya dengan keaktifan beribadah shalat siswa. Siswa yang rajin dan disiplin dalam belajar akan aktif dalam beribadah shalat. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya juga malas dalam beribadah shalat. Berangkat dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis akan mengadakan penelitian dan membahas skripsi yang berjudul "Studi Korelasi Antara Kedisiplinan Belajar Aqidah Akhlaq dengan Keaktifan Beribadah Shalat Siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011, dengan alasan sebagai berikut : 1. Kedisiplinan sangat penting bagi setiap siswa karena kedisiplinan menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja, serta dalam kehidupan sehari-hari. 2. Keaktifan beribadah selain ditentukan oleh beberapa faktor, juga ditentukan sejauhmana siswa mempunyai kedisiplinan dalam belajar, untuk itu penulis perlu mengadakan penelitian lebih lanjut tentang sejauhmana kedisiplinan belajar tersebut mempunyai hubungan dengan keaktifan beribadah shalat siswa. 3. Siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi dalam belajar biasanya juga aktif dalam menjalankan ibadah shalat, sedangkan siswa yang malas belajar biasanya juga malas dalam menjalankan ibadah shalat. Oleh karena

6 itu enulis ingin membuktikan hal tersebut perlu dengan mengadakan penelitian tentang hubungan antara kedisiplinan belajar tersebut dengan keaktifan beribadah shalat siswa. 4. Penulis pribadi adalah termasuk salah satu tenaga pengajar di MTs Miftahul Falah Talun Kayen perlu mengetahui sejauhmana hubungan antara kedisiplinan belajar Aqidah Akhlaq dengan keaktifan beribadah shalat siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011. B. Penegasan Judul Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam memahami isi kandungan skripsi yang merupakan cerminan judul, maka penulis menganggap perlu untuk memberikan batasan pengertian secara singkat. 1. Studi Korelasi Studi artinya : kajian; telaah; penyelidikan ilmiah 7. Sedangkan korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat) 8. Jadi studi korelasi adalah penyelidikan ilmiah tentang hubungan timbal balik dan sebab akibat sehingga diperoleh data yang kongkrit tentang hubungan timbal balik antara kedisiplinan belajar Aqidah Akhlaq dan keaktifan beribadah shalat siswa. 2. Kedisiplinan Belajar Aqidah Akhlaq Kedisiplinan artinya: "ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib" 9. Sedangkan belajar artinya "berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu". 10 Adapun Aqidah artinya kepercayaan dasar, keyakinan pokok 11. Dan akhlak artinya : budi pekerti; kelakuan 12. 7 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), hlm. 860. 8 Bahasa, Kamus Besar, hlm. 641. 9 WJS. Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm.208. 10 Poerwodarminto, Kamus Besar, hlm.13. 11 Poerwodarminto, Kamus Besar, hlm. 20. 12 Poerwodarminto, Kamus Besar, hlm. 20.

7 Jadi yang dimaksud dengan kedisiplinan belajar Aqidah Akhlaq adalah: ketaatan siswa terhadap tata tertib sekolah dalam usaha memperoleh kepandaian dalam mata pelajaran tentang keyakinan dan budi pekerti, guna memperdalam keimanan kepada Allah serta memiliki budi pekerti yang baik, yang dijarkan di Madrasah Tingkat Tsanawiyah. 3. Keaktifan Beribadah Shalat Keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan. 13 Menurut Mas ud Khasan Abdul Qohar, aktif adalah giat menjalankan kewajiban dengan rajin, bersemangat dan sungguh-sungguh. 14 Ibadah berasal dari bahasa arab yaitu ibadat. Ibadat adalah suatu upacara pengabdian yang sudah digariskan oleh syari at islam, baik bentuknya, caranya, waktunya serta syarat dan rukunnya, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya. 15 Sedangkan shalat adalah suatu ibadah yang mengandung beberapa ucapan dan perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. 16 Jadi keaktifan beribadah shalat siswa yang penulis maksudkan disini adalah suatu bentuk keaktifan atau kesungguhan dalam menjalankan dan mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan guna mengamalkan shalat dalam kehidupan sehari-hari. c. MTs Miftahul Falah MTs adalah singkatan dari Madrasah Tsanawiyah, yaitu "sekolah tingkat menengah pertama yang mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan umum dan agama" 17. Sedangkan Miftahul Falah merupakan nama lembaga pendidikan yang bernuansa Islam setingkat menengah pertama, yang berada di Desa Talun Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. 13 Poerwodarminto, Kamus Besar, hlm. 28. 14 Mas ud Khasan Abdul Qohar, Kamus Istilah Populer, (Jakarta: Bintang Pelajar, t.th,), hlm. 55. 15 Zakiah Daradjat dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 73 16 Masjfuk Zuhdi, Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hlm. 13. 17 Azyumardi Azra, dkk., Ensiklopedi Islam 3, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve, 2003), hlm. 108.

8 Jadi, yang dimaksud dengan judul di atas adalah penyelidikan ilmiah tentang hubungan timbal balik dan sebab akibat antara ketaatan siswa terhadap tata tertib dalam usaha memperoleh kepandaian tentang keyakinan dan budi pekerti dengan keaktifan dan kesungguhan dalam menjalankan dan mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan guna mengamalkan shalat dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa di lembaga pendidikan yang bernuansa Islam setingkat sekolah menengah pertama bernama MTs Miftahul Falah, yang berada di Desa Talun Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan penulis teliti dalam skripsi ini adalah : 1. Bagaimana kedisiplinan belajar siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011? 2. Bagaimana keaktifan beribadah shalat siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011? 3. Adakah korelasi antara kedisiplinan belajar dengan keaktifan beribadah shalat siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011? D. Tujuan Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu : 1. Untuk mengetahui kedisiplinan belajar siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011. 2. Untuk mengetahui keaktifan beribadah shalat siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011. 3. Untuk mengetahui korelasi antara kedisiplinan belajar dengan keaktifan beribadah shalat siswa di MTs Miftahul Falah Talun Kayen Pati Tahun Pelajaran 2010/2011.