I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa, lebih-lebih bagi

dokumen-dokumen yang mirip
(Skripsi) Oleh : Eka Ria Nanda Putri

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. dan sebaliknya prestasi belajar yang rendah menunjukkan bahwa tujuan belajar

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melelui proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan berupa seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Japar Umar, 2014

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas hasil belajar anak didik yang diperoleh melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan dengan sengaja dan teratur

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dan berpengaruh terhadap semua dimensi kehidupan. sehingga dapat menghasilkan hasil belajar yang baik.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. kata lain, setiap individu ingin mengembangkan potensi-potensi atau kemampuankemampuan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

I. PENDAHULUAN. hakekatnya pendidikan adalah suatu tindakan yang ada unsur kesengajaan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksinya dengan lingkungan. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian adapun pembahasan secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Keempat

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai bidang kehidupan agar dapat mengikuti dan meningkatkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. lanjut dan penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPS di

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

I. PENDAHULUAN. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan di tingkat sekolah antara

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. pendidik, tujuan pendidikan, sarana dan prasarana pembelajaran. Pembelajaran tidak. pembangunan untuk masa depan bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menjadikan

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

I. PENDAHULUAN. Guru SD adalah salah satu komponen yang sangat menentukan dalam

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 1-5 Oktober 2012, rerata hasil belajar peserta didik di SD Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Melalui pendidikan

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa, lebih-lebih bagi bangsa yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Pendidikan erat kaitannya dengan sistem pengajaran yang digunakan, baik materi, anak didik, lingkungan, dan lain sebagainya. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh dibangku sekolah seringkali tidak memadai lagi untuk memenuhi syarat dalam pekerjaan. Lingkup pengetahuan dan keterampilan yang dapat diberikan oleh guru pun terbatas oleh kalender kerja, disamping pengetahuan guru sendiri yang tidak tanpa batas. Pada saat persyaratan kerja semakin ketat, tuntutan akan profesionalisme dalam bekerja menjadi keniscayaan. Dari sinilah, tuntutan akan perlunya profesionalisme dalam bekerja sangat dibutuhkan. Dalam dunia pendidikan guru merupakan figur sentral dalam penyelenggaraan pendidikan, karena guru adalah sosok yang sangat diperlukan untuk memacu keberhasilan peserta didiknya. Betapapun baiknya kurikulum yang dirancang para ahli dengan ketersediaan peralatan dan biaya yang cukup sesuai dengan pendidikan, namun pada hakikatnya keberhasilan pendidikan secara profesional terletak di tangan guru.

2 Berhasil atau tidaknya pendidikan pada siswa sangat tergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Guru merupakan kunci dalam meningkatkan mutu pendidikan dan mereka berada pada posisi yang sangat strategis bagi seluruh upaya reformasi pendidikan yang berorientasi pada pencapaian kualitas. Posisi guru menjadi semakin strategis dalam konteks persekolahan. Apapun upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas pendidikan dalam suatu sistem persekolahan menjadi tidak berarti jika tidak disertai guru profesional. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, secara formal guru mempunyai peranan penting, disamping aspek lainnya seperti sarana/prasarana, kurikulum, peserta didik dan manajemen. Guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan, sebab inti dari pendidikan adalah pembelajaran yang memerlukan peran guru di dalamnya. Peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatkan mutu pendidikan. Untuk itu guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi peserta didiknya, tentunya dituntut memahami prilaku peserta didik dengan segala aspeknya dengan memahami psikologi pendidikan. Seorang guru melalui pertimbangan-pertimbangan psikologinya diharapkan dapat: 1. Merumuskan pembelajaran secara cepat. 2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai. 3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling. 4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik. 5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif. 6. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya. 7. Menilai hasil pembelajaran (Nur, 2009: 27).

3 Guru akan dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif pada gilirannya dapat memberikan kontribusi bagi pencapain tujuan pendidikan di sekolah. Beberapa studi yang dilakukan di negara-negara berkembang menyatakan bahwa guru memberikan sumbangan terbesar yaitu (36%) dalam prestasi belajar siswa, sedangakan manajemen (23%), waktu belajar (22%) dan sarana fisik (19%) yang merupakan aspek pendukung juga memiliki pengaruh cukup signifikan (Subiyanto, 2007: 702). Kompetensi profesional guru merupakan salah satu dari kompetensi yang berkaitan dengan keahliannya dan harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Kompetensi ini terdiri dari seperangkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk dapat berperan aktif dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2003 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) komp etensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Dimensi kompetensi pedagogik menurut Rasto (2009: 3) antara lain: 1. Kompetensi menyusun rencana pembelajaran. a. Merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran. b. Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar. c. Merencanakan pengelolaan kelas.

4 d. Merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran. e. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. 2. Kompetensi melaksanakan proses pembelajaran. a. Menggunakan metode belajar, media pembelajaran, dan bahan-bahan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran. c. Berkomunikasi dengan siswa. d. Mendemonstrasikan berbagai metode mengajar, dan e. Melaksanakan evaluasi penilaian proses belajar mengajar. 3. Kompetensi melaksanakan penilaian proses pembelajaran. Tujuan utama melaksanakan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan oleh siswa, sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat diupayakan dan dilaksanakan. Melaksanakan penilaian proses belajar mengajar merupakan bagian tugas yang harus dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan mengetahui tingkat keberhasilan siswa menacapai tujuan pembelajaran, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas kompetensi pedagogik guru tercermin dari indikator yaitu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuan yang dimilikinya.

5 Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai ditentukan oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam maupun luar diri siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Walgito (2004: 41) yang menyatakan bahwa faktor-faktor prestasi belajar ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Faktor yang berada dari dalam diri individu ( faktor intern), meliputi intelegensi, motivasi belajar, sikap siswa terhadap guru, minat siswa, tehadap mata pelajaran, dan prestasi terhadap guru yang mengajar. 2. Faktor yang berada di luar diri individu ( faktor ekstern), meliputi pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, pendidikan orang tua, aktivitas belajar siswa, dan sarana belajar siswa. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan kompetensi profesional guru dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu faktor dari dalam (faktor intern) diri siswa yang diduga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini diperkuat oleh Nur (2009: 22) berpendapat bahwa persepsi adalah proses seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan, dan mengevaluasi orang lain yang ada dalam diri seseorang yang dipersepsikan. Dalam hal ini kompetensi pedagogik guru dan kompetensi profesional guru merupakan objek yang dipersepsikan siswa. Apabila persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan kompetensi profesional guru positif maka tidak menutup kemungkinan akan berpengaruh positif terhadap siswa yang nampak dalam prestasi belajar. Hal ini dikemukakan pula oleh Davidol dan Roger dalam Walgito (2004: 89) yang menyatakan bahwa persepsi adalah merupakan aktivitas yang intergraeted dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam

6 persepsi. Dalam persepsi, perasaan, kemampuan berfikir, pengalamanpengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersiapkan stimulus, hasil persepsi akan berbeda antara individu satu dengan individu lain. Persepsi itu bersifat individual. Bagi siswa yang memiliki persepsi pada mata pelajaran tertentu, misalnya pada mata pelajaran geografi, merupakan pelajaran yang membosankan, tidak menarik dan dianggap kurang penting maka siswa tersebut akan bermalas-malasan untuk belajar geografi. Mereka belajar jika akan menghadapi mid semester, ujian semester atau pun mengerjakan tugas dari guru sehingga prestasi belajar mereka rendah. Oleh karena itu, untuk mengatasinya maka seorang guru dituntut harus memiliki kompetensi guru yang optimal dalam mengajar dan mendidik siswanya, sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Kompetensi atau kemampuan yang optimal membuat proses belajar menjadi lebih menarik, sistematis, dan pandangan siswa pada guru akan lebih positif. Sehingga materi yang disampaikan akan mudah diterima. Ketidaktertarikan siswa terhadap mata pelajaran geografi dapat ditimbulkan karena guru yang mengajar kurang menguasai materi pelajaran, tidak mampu mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, tidak menggunakan media pembelajaran, mengajar tidak berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pengembangan silabus, guru tidak menguasai kompetensi melaksanakan proses pembelajaran, dan kurang memperhatikan kompetensi melaksanakan penilaian proses pembelajaran. Sehingga guru tersebut tidak dapat

7 menarik perhatian siswa untuk senang belajar geografi. Padahal jika siswa tersebut senang pada guru geografi maka ia akan memperhatikan semua materi yang disampaikan dengan baik dan penuh semangat. Akan muncul gejala persepsi siswa yang bersifat positif (baik) bahkan juga bisa negatif (tidak baik) terhadap pelajaran geografi. Pada tingkat sekolah menengah atas ada 16 mata pelajaran yang harus ditempuh siswa pada kelas XI Jurusan IPS, ke-16 mata pelajaran tersebut adalah Geografi, Sejarah, Ekonomi, PPKN, Sosiologi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, TIK, Kesenian, Pendidikan jasmani dan rohani (Penjas), Muatan Lokal (Mulok), Agama Islam, Kewirausahaan dan Bahasa Arab. Dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran tersebut diberikan secara terpisah dan diberikan oleh guru yang dianggap ahli atau bisa menguasai materi tersebut. Guru yang akan mengajar dituntut harus memiliki ilmu pengetahuan maksimal agar tidak kesulitan dalam menyampaikan materi pelajaran. Hasil belajar siswa yang dicapai selama mengikuti kegiatan belajar mengajar, tentu akan tercermin dari prestasi belajar yang biasanya dapat dilihat dari tinggi rendahnya nilai yang diperoleh pada setiap mata pelajaran yang diikutinya, salah satunya yaitu pelajaran geografi. Pada dasarnya setiap siswa belajar untuk memperoleh prestasi yang diinginkan tetapi pada kenyataannya tidak semua siswa mencapai prestasi yang diharapkan dan masih ada siswa yang kurang berhasil dalam studinya. Hal ini dapat dilihat dari hasil pra penelitian pada bulan April sebagai gambaran nilai rata-rata harian mata pelajaran geografi siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

8 Table 1. Rata-Rata Nilai Harian Geografi Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013-2014. No. Kelompok Kelas nilai XI IPS 1 Persentase % XI IPS 2 Persentase % XI IPS 3 Persentase % 1 <75 15 68% 17 65% 18 66% 2 75 8 32% 9 35% 9 34% Jumlah 23 100 26 100 27 100 Sumber: Dokumentasi Guru Geografi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013-2014. Jika dilihat secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa dari 76 siswa, sebanyak 50 siswa (65%) memiliki nilai rendah, dan sebnyak 26 siswa (35%) memiliki nilai tinggi. Jika dilihat perkelas yaitu kelas XI IPS 1 diketahui bahwa dari 23 siswa, sebanyak 15 (68%) siswa memiliki nilai rendah atau <75, dan 8 (32%) siswa memiliki nilai tinggi atau sudah memenuhi KKM. Kelas XI IPS 2 dapat diketahui bahwa dari 26 siswa, sebanyak 17 (65%) siswa memiliki nilai rendah atau <75, dan 9 (35%) siswa memiliki nilai tinggi sudah mencapai KKM. Dan kelas XI IPS 3 dapat diketahui bahwa dari 27 siswa, sebanyak 18 (66%) siswa memili ki nilai rendah atau <75, dan 9 (34%) siswa memiliki nilai tinggi atau sudah mencapai KKM. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar pada kelas XI SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat memiliki prestasi belajar yang masih rendah dan belum sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Karena berdasarkan KKM tersebut nilai yang dicapai oleh siswa minimal adalah 75 sehingga siswa yang memperoleh nilai <75 dinyatakan belum tuntas belajar.

9 Berdasarkan observasi awal dan wawancara lima orang siswa tentang guru geografi di SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat diketahui bahwa guru geografi di SMA tersebut masih menggunakan pembelajaran yang berfokus pada guru sebagai sumber belajar utama, guru tidak mampu mengelola kelas sehingga suasana kelas tidak kondusif dan pembelajaran menjadi sangat membosankan bagi siswa. Guru hanya menggunakan metode ceramah pada setiap pelajaran sehingga proses pembelajaran tidak menarik perhatian siswa. Selain itu guru tidak memperhatikan siswanya ketika proses pembelajaran berlangsung sehingga menyebabkan persepsi siswa kepada guru tersebut menjadi rendah dan kurang aktifnya siswa ketika mengikuti pelajaran serta rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Guru geografi tersebut dapat diartikan sebagai guru yang belum memiliki kompetensi atau kemampuan mengajar yang optimal. Oleh karena itu, untuk mengukur bagaimana kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru tersebut maka diperlukan penilaian oleh siswa. Siswa tersebut akan mengamati, memberikan gambaran dan menanggapi bagaimana kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam aplikasinya di dalam kelas. Sehingga hal inilah yang menyebabkan diadakan penelitian dengan judul Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013-2014.

10 B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Kurang perhatiannya guru ketika proses pembelajaran sedang berlangsung menyebabkan rendahnya prestasi belajar geografi. 2. Guru kurang mengerti dan tidak menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologi, sosiologi dan sebagainya. 3. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran oleh guru mata pelajaran geografi. 4. Kurang aktifnya siswa ketika mengikuti pelajaran geografi di dalam kelas. 5. Perangkat pembelajaran yang dimiliki oleh guru mata pelajaran geografi kurang lengkap. 6. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru geografi masih negatif. 7. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru geografi masih negatif. 8. Rendahnya prestasi belajar siswa. C. BATASAN MASALAH Mengingat banyak faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar maka dalam penelitian ini membatasi masalah yang hanya berasal dari dalam diri siswa yaitu persepsi. Batasan masalah tersebut adalah: 1. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru. 2. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru geografi. 3. Rendahnya prestasi belajar siswa.

11 D. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Adakah hubungan positif antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru secara bersamaan dengan prestasi belajar siswa? 2. Adakah hubungan positif antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar siswa? 3. Adakah hubungan positif antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa? E. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru secara bersamaan dengan prestasi belajar siswa. 2. Untuk menganalisis hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar siswa. 3. Untuk menganalisis hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa. F. MANFAAT PENELITIAN 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu

12 Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. 2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi siswa untuk lebih meningkatkan persepsi terhadap guru yang mengajar agar disetiap pembelajaran tidak terasa membosankan dan siswa akan memperoleh prestasi belajar yang memuaskan. 3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru geografi khususnya di SMA Negeri 1 Belalau Lampung Barat dalam upaya untuk lebih meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionalnya. 4. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai bidang pendidikan, khususnya arti penting akan kompetensi pedagogik guru dan kompetensi profesional guru dalam kegiatan proses belajar mengajar. 5. Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis. G. RUANG LINGKUP Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arah yang jelas maka ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Ruang lingkup objek penelitian adalah persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik, persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru, dan prestasi belajar siswa 2. Ruang lingkup subjek adalah siswa/siswi kelas XI SMA Negeri 1 Belalau yang terdiri dari tiga kelas. 3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat.

13 4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2013-2014 semester genap. 5. Ruang lingkup ilmu adalah pembelajaran geografi Pembelajaran geografi hakekatnya adalah pembelajaran aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat dengan variasi kewilayahannya. Dengan kata lain, pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing (Sumaatmadja, 1997: 12).