BAB III MATERI DAN METODE. terdiri dari dua tahap. Penelitian tahap pertama penelitian secara in-vitro yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul keluaran kreatinin lewat urin pada domba lokal

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

METODE. Materi. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Kacang jantan muda dan dewasa akibat taraf pemberian pakan yang berbeda

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

MATERI DAN METODE. Prosedur

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

Deskripsi KONSENTRAT ASAM LEMAK OMEGA-3 UNTUK SUPLEMENTASI PAKAN SAPI POTONG DAN METODE PEMBUATANNYA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

3 MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

Transkripsi:

12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan tanggal 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016 terdiri dari dua tahap. Penelitian tahap pertama penelitian secara in-vitro yang dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.Penelitian tahap kedua yaitu secara in-vivo yang dilaksanakan di Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Mulyorejo, Kabupaten Semarang. Penelitian Tahap I 3.1. Materi In Vitro Materi penelitian yang digunakan yaitu rumput raja, konsentrat dan sumber ALTJG yang dalam penelitian ini menggunakan minyak jagung (MJG) dan urea. Materi yang digunakan berupa alat dan bahan. Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi water bath yang digunakan untuk menjaga suhu pada saat fermentasi, timbangan analitik digunakan untuk menimbang sampel, sentrifus digunakan untuk memisahkan supernatan, oven listrik digunakan untuk mensterilkan alat alat sebelum digunakan, tanur listrik digunakan untuk memanaskan sampel dalam analisis serat kasar dan kadar abu, hotplate digunakan untuk memanaskan serta menghomogenkan larutan dengan cara mengaduk, pompa vacuum digunakan untuk membantu dalam proses penyaringan, ph meter digunakan untuk mengetahui keasaman pada sampel, Willey Cutting Mill dengan

13 diameter saringan 1 mm digunakan untuk menggiling sampel agar mudah dalam penyaringan, botol timbang, kertas minyak digunakan untuk membungkus sampel, kertas saring bebas abu, cawan porselin, becker glass digunakan untuk wadah menampung bahan kimia, tabung fermentasi 120 ml, rak tabung digunakan untuk wadah tabung, tutup tabung type Bunsen, termometer alkohol digunakan untuk mengukur suhu, eksikator digunakan sebagai pendingin sampel, pipet tetes digunakan untuk mengambil cairan, dan kertas label digunakan untuk memberikan tanda pada sampel. Bahan-bahan penelitian antara lain gas CO 2, cairan rumen digunakan untuk membantu proses fermentasi, larutan McDougall sebagai buffer yang meliputi, (NaHCO 3, Na 2 HPO 4, 7H 2 O, NaCl, KCl, MgSO 4. 7H 2 O, aquades), pepsin 1 : 10.000, pepsin 1 : 2.500, KOH digunakan untuk saponifikasi sampel, CaCl 2 digunakan untuk mentransformasikan menjadi garam kalsium, HgCl 2 digunakan untuk menghentikan proses fermentasi dan HCl pekat. 3.2. Metode In Vitro Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 faktor, yaitu faktor penambahan ALTJ terproteksi (3 perlakuan) dan suplementasi urea (2 perlakuan) dengan 3 kali ulangan (2x3x3). Uji in vitro yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui fenomena yang terjadi di dalam rumen. Perlakuan yang diberikan yaitu penambahan minyak jagung 2% dengan proporsi T 0 (2% tidak terproteksi), T 1 (75% minyak jagung terptoteksi), T 2 (80% minyak jagung terproteksi). Faktor perlakuan kedua yang diterapkan

14 yaitu P 1 (kadar PK ransum 12%) dan P 2 (Kadar PK ransum 16%). Variabel yang diukur adalah protein rumen. 3.2.1. Uji in vitro Tahap in vitro dilakukan dengan menganalisis kandungan nutrisi minyak jagung menggunakan metode proksimat. Rumput raja dan konsentrat diuji dengan menggunakan metode proksimat untuk melihat kandungan nutrisi. Rumput raja dikeringkan dalam oven, kemudian digiling menggunakan Willey Cutting Mill dengan diameter saringan 1 mm. Sampel ditimbang sebanyak 0,56 gram (hijauan 60%, konsentrat 40% + minyak jagung) untuk setiap tabung (18 tabung), dua tabung yang lain untuk larutan blanko.minyak jagung disaponifikasi menggunakan KOH berdasarkan bilangan penyabunan, kemudian ditransformasikan menjadi garam kalsium dengan ditambah larutan CaCl 2 yang diperhitungkan secara stokhiometri. Supernatan yang terbentuk kemudian dibuang. Cairan rumen seekor sapi yang diambil dari rumah potong hewan (RPH) diperas menggunakan kain bekas sebagai saringan, kemudian cairan rumen tersebut dimasukkan ke dalam termos air yang sebelumnya telah diatur suhunya pada 39 42 C. Sampel yang berada didalam masing-masing tabung fermentasi ditambahkan 40 ml larutan McDougall dan 10 ml cairan rumen ke masing-masing tabung fermetasi yang telah diisi dan ditambahkan gas CO 2. Sampel kemudian difermentasi pada waterbath selama 48 jam, dan digojog secara berkala setiap 6 jam. Sampel yang telah selesai difermentasi kemudian dihentikan dengan ditambahkan HgCl 2 ke dalam setiap tabung. Sampel disentrifus dengan kecepatan

15 3.000 rpm selama 8 menit dan diambil endapan yang terbentuk untuk proses fermentasi enzimatis selama 48 jam berikutnya. Sampel yang telah selesai difermentasi enzimatis kemudian dihentikan dengan menambahkan HgCl 2 ke dalam masing-masing tabung dan residu yg terbentuk disaring kemudian dikeringkan menggunakan oven listrik pada suhu 104 C selama 12 jam untuk kemudian dilakukan analisis. Penelitian Tahap II 3.3. Materi In Vivo Materi yang digunakan dalam penelitian meliputi : 3.3.1. Ternak Ternak yang digunakan dalam penelitian sapi perah FH sebanyak 18 ekor yang terdiri dari bulan laktasi 2 dan 3 yang homogen dengan bobot badan ratarata 411,77 ± 13,99 kg (CV=6,27%) (Lampiran 1.) dan produksi susu 10,23 ± 1,8 liter (CV=14,66%) (Lampiran 2.). Sapi-sapi tersebut ditempatkan di kandang individual yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. 3.3.2. Pakan Sapi diberi pakan hijauan rumput raja segar umur potong kurang lebih 45 hari dan konsentrat yang disusun dari beberapa bahan pakanserta pemberian air minum secara ad libitum.

16 Bahan penyusun ransum dan kandungan nutrisi ransum sapi penelitian disajikan pada Tabel 2, 3 dan 4. Tabel 2. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Pakan BK PK LK SK Abu TDN -------------------------------(%)--------------------------- Rumput Raja 13,26 11,56 1,32 43,01 12,12 57,77 Konsentrat Ransum (40 : 60) 88,52 58,42 12,21 11,95 6,56 4,46 40,29 41,38 8,54 9,97 56,30 56,89 Keterangan : Hasil Analisis Proksimat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro : BK = Bahan Kering; PK = Protein Kasar; LK = Lemak Kasar; SK = Serat Kasar; TDN = Total Digestible Nutrients. Bahan Pakan Asam lemak Tabel 3. Komposisi Penambahan ALTJG + Suplementasi Urea T 0 P 1 T 0 P 2 T 1 P 1 T 1 P 2 T 2 P 1 T 2 P 2 ----------------------------------------(%)------------------------------------- 2% (75% 2%(75% 2%(80% 2% tidak proteksi + proteksi + proteksi + terproteksi 25% tidak) 25% tidak) 20% tidak) 2% tidak terproteksi Urea * 0,16 0,95 0,16 0,95 0,16 0,95 Keterangan : * persen dari BK ransum 2%(80% proteksi +20% tidak) Tabel 4. Kandungan Nutrien Ransum T 0 P 1, T 0 P 2, T 1 P 1, T 1 P 2, T 2 P 1 dan T 2 P 2 Kandungan Nutrien T 0 P 1 T 0 P 2 Nutrien Ransum T 1 P 1 T 1 P 2 T 2 P 1 T 2 P 2 -------------------------- (%) ------------------------- Bahan Kering (BK) 58,42 58,42 58,42 58,42 58,42 58,42 Protein Kasar (PK) 12,00 16,00 12,00 16,00 12,00 16,00 Lemak Kasar (LK) 4,46 4,46 4,46 4,46 4,46 4,46 Serat Kasar (SK) 22,83 22,83 22,83 22,83 22,83 22,83 Abu 9,97 9,97 9,97 9,97 9,97 9,97 Bahan ekstrak tanpa Nitrogen (BETN) 32,24 34,24 32,24 32,24 32,24 32,24 Total digestible nutrients (TDN) 56,89 56,89 63,70 63,70 63,70 63,70

17 3.4. Metode In Vivo 3.4.1. Prosedur penelitian Penelitian in vivo dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, adaptasi, serta perlakuan dan pengambilan data. Tahap persiapan dilaksanakan selama 1 minggu untuk memilih sapi berdasarkan bulan laktasi ke-2 dan ke-3, analisis proksimat bahan pakan, penyusunan ransum sesuai dengan perlakuan terhadap berbagai level penambahan asam lemak tidak jenuh ganda terproteksi dan suplementasi urea. Tahap adaptasi dilakukan selama 7 hari dengan cara memberikan pakan sesuai perlakuan. Pemberian pakan dilakukan pada pukul 06.00 dan 16.00 WIB Pemberian konsentrat adalah 2 jam sebelum pemberian hijauan. Tahap adaptasi ini dilakukan untuk penyesuaian sapi terhadap ransum yang dicobakan agar pengaruh ransum sebelumnya dapat dihilangkan. Tahap perlakuan dan pengambilan data dilakukan selama 30 hari dengan memberi pakan perlakuan pada sapi penelitian. Pemberian pakan konsentrat diberikan sebelum dilakukan pemerahan, sedangkan pemberian hijauan diberikan setelah pemerahan. Frekuensi pemerahan dilakukan dua kali yaitu pukul 05.00 WIB dan 16.00 WIB. Pemberian air minum secara ad libitum. Pada tahap ini, juga dilakukan pengambilan data yaitu data konsumsi dengan cara menimbang pemberian dan sisa pakan serta mengukur produksi susu perhari. Pada tahap ini, juga dilakukan pengambilan data yaitu data konsumsi dengan cara menimbang pemberian dan sisa pakan serta mengukur produksi susu perhari.

18 3.4.2. Parameter perlakuan Susu. Parameter penelitian ini adalah konsumsi BK, Protein Rumen dan Protein 3.4.2.1. Konsumsi Bahan Kering, Mengetahui konsumsi BK per-ekor yaitu menghitung jumlah pemberian pakan yang diberikan dikurangi sisa pakan perhari. Konsumsi BK diukur selama 30 hari. 3.4.2.2. Protein rumen, Cairan rumen seekor sapi yang diambil dari rumah potong hewan (RPH) diperas menggunakan kain bekas sebagai saringan, kemudian cairan rumen tersebut dimasukkan ke dalam termos air yang sebelumnya telah diatur suhunya pada 39 42 C. Sampel yang berada didalam masing-masing tabung fermentasi ditambahkan 40 ml larutan McDougall dan 10 ml cairan rumen ke masing-masing tabung fermetasi yang telah diisi dan ditambahkan gas CO 2. Sampel kemudian difermentasi pada waterbath selama 48 jam, dan digojog secara berkala setiap 6 jam. Sampel yang telah selesai difermentasi kemudian dihentikan dengan ditambahkan HgCl 2 ke dalam setiap tabung. Sampel disentrifus dengan kecepatan 3.000 rpm selama 8 menit dan diambil endapan yang terbentuk untuk proses fermentasi enzimatis selama 48 jam berikutnya. Sampel yang telah selesai difermentasi enzimatis kemudian dihentikan dengan menambahkan HgCl 2 ke dalam masing-masing tabung dan residu yg terbentuk disaring kemudian dikeringkan menggunakan oven listrik pada suhu 104 C selama 12 jam untuk kemudian dilakukan analisis. Mengetahui

19 total protein rumen per perlakuan dengan cara menghitung hasil volume titrasi blangko dan volume titrasi sampel dalam satuan mg/ml menggunakan rumus : Protein Rumen = (volume sampel - volume blangko) x NHClx 14 g Berat sampel (mg) 3.4.2.3. Protein susu, Mengambil sampel susu pada hari ke 27 pada pemerahan pagi sampel susu dimasukan ke dalam kulkas atau refrigerator kira kira suhu 4 0 C sebelum dicampurkan dengan sampel susu sore, sampel susu pagi dihangatkan terlebih dahulu kira kira dengan suhu 37 0 C, kemudian dicampurkan dengan sampel susu sore. Jadi, hasil pemerahan yang diambil sebagai sampel susu pagi dan sore hari dengan 10% total produksi harian per ekor. Sampel susu segera dianalisis supaya tidak menggumpal dengan diuji lactoscan. Protein susu tersebut dapat dilihat dari hasil lactoscan yang tertera pada layar monitor. 3.4.3. Rancangan percobaan Rancangan Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial. Perlakuan yang diberikan yaitu terdiri dari dua yaitu 3 perlakuan sebagai faktor pertama dan 2 perlakuan sebagai faktor ke dua dengan masing-masing 3 ulangan (Steel dan Torrie, 1991). Perlakuan ransum yang digunakan sebagai berikut: T 0 P 1 = Ransum + ALTJG 2% (tanpa terproteksi) + urea 0,16% T 0 P 2 = Ransum + ALTJG 2% (tanpa terproteksi) + urea 0,95%

20 T 1 P 1 = Ransum + ALTJG 2% (75% terproteksi + 25% tidak terproteksi) + urea 0,16% T 1 P 2 = Ransum + ALTJG 2% (75% terproteksi + 25% tidak terproteksi) + urea 0,95% T 2 P 1 = Ransum + ALTJG 2% (80% terproteksi + 20% tidak terproteksi) + urea 0,16% T 2 P 2 = Ransum + ALTJG 2% (80% terproteksi + 20% tidak terproteksi) + urea 0,95% Model Linier Statistik Data yang terkumpul diolah menggunakan analisis ragam dalam rancangan acak lengkap pola faktorial. Model linier yang digunakan adalah : Y ijk = µ + αi+ βj + (αβ) ij + ɛ ijk Keterangan: Y ijk : Nilai percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij µ : Nilai tengah (rata-rata) αi βj (αβ) ij : Pengaruh penambahan ALTJG ke-i : Pengaruh suplementasi urea pada ransum ke-j : Pengaruh interaksi antara penambahan ALTJG ke-i dan urea pada ransum. ke-j ɛ ijk : Pengaruh galat percobaan petak ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij. i : Faktor pemberian ALTJG terproteksi (1,2) j : Faktor suplementasi urea (1,2) k : Ulangan (1,2,3)

21 Denah Percobaan Tabel 5. Denah Percobaan Penambahan ALTJG dan Suplementasi Urea P1 (0,16) P2 (0,95) U U 1 T0P1U1 T1P1U1 T2P1U1 U 2 T0P1U2 T1P1U2 T2P1U2 U 3 T0P1U3 T1P1U3 T2P1U3 U 1 T0P2U1 T1P2U1 T2P2U1 U 2 T0P2U2 T1P2U2 T2P2U2 U 3 T0P2U3 T1P2U3 T2P2U3 Hipotesis statistik a. H0 : (αβ) ij = 0 (tidak ada pengaruh interaksi antara perlakuan penambahan sumber ALTJG terproteksi dan suplementasi urea terhadap Protein rumen dan Protein susu) H1 : minimal ada satu (αβ) ij 0 (minimal ada satu interaksi antara perlakuan penambahan sumber ALTJG terproteksi dan suplementasi urea terhadap Protein rumen dan Protein susu) b. H0 : α i = 0 (tidak ada pengaruh penambahan sumber ALTJG terproteksi terhadap Protein rumen dan Protein susu) H1 : minimal ada satu α i 0 (minimal ada satu pengaruh penambahan sumber ALTJG terproteksi terhadap Protein rumen dan Protein susu) c. H0 : β j = 0 (tidak ada pengaruh suplementasi urea terhadap Protein rumen dan Protein susu) H1 : minimal ada satu β j 0 (minimal ada satu pengaruh suplementasi urea terhadap Protein rumen dan Protein susu)