PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA SIDOBINANGUN KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN Heny Ekawati, S.Kep., Ns.,M.Kes. Dosen Program Studi S Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Masih banyak ibu hamil yang kurang memahami pentingnya memberikan ASI eksklusif kepada calon bayinya sehingga bisa berdampak akan bertambahnya kerentanan terhadap penyakit baik anak maupun ibu. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan media audio visual terhadap pengetahuan ibu hamil tentang ASI Desain penelitian ini adalah pra-eksperimentaldengan pendekatan desain one group pre-post test design dengan metode consecutive sampling, sampel berjumlah 0 responden ibu hamil bulan Desember 07- Maret 08 menggunakan lembar kuesioner dan dianalisis dengan Uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat bermakna α = 0,05. Hasil penelitian didapatkan nilai p = 0,00 (α< 0,05) yang berarti bahwa H diterima artinya ada pengaruh penyuluhan dengan media audio visual terhadap pengetahuan ibu hamil tentang ASI Dengan demikian Pemberian penyuluhan melalui media audio visual dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran rangka meningkatkan pengetahuan pada ibu hamil tentang ASI Kata Kunci : Audio Visual, Pengetahuan, ASI Eksklusif PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak rakyat terutama di bidang kesehatan. Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan antara lain adalah penurunan angka kematian bayi dan peningkatan status gizi masyarakat. Indonesia saat ini masih menghadapi masalah gizi ganda yaitu kondisi dimana disatu sisi masih banyaknya jumlah penderita gizi yang kurang. Salah satu cara untuk meningkatkan pembangunan kesehatan tersebut adalah pengembangan sumber daya manusia mulai dari sejak dini melalui pemberian ASI eksklusif (Dwiana, 04). ASI eksklusif yaitu menyusui bayi secara murni, yaitu bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa makan tambahan atau cairan apapun, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa pemberian makanan tambahan lain. Setelah bayi berusia 6 bulan barulah bayi diberikan makanan pendamping ASI dengan ASI tetap diberikan sampai usia tahun atau lebih (Mulyani, 0). Menurut KEMENKES (06), dari 5.000.000 jiwa kelahiran anak pada tahun 06 yang diberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan hanya.475.000 jiwa (9,5%). Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (05), di dapatkan data dari jumlah bayi 578.6 jiwa yang diberikan ASI eksklusif usia 0-6 bulan yaitu 99.7 jiwa (68,8%). Hal ini menunjukkan cakupan ASI Eksklusif di Indonesia masih kurang. Berdasarkan hasil survey awal dilakukan pada tanggal Oktober 07 di Desa Sidobinangun Lamongan, terhadap 0 ibu hamil diperoleh data 7 (70%) ibu hamil belum mengetahui tentang ASI Sedangkan dari (0%) ibu hamil dapat menyebutkan manfaat ASI eksklusif dan mengetahui keuntungan jika diberikan ASI Sedangkan (0%) ibu hamil dapat menyebutkan dampak jika tidak diberikannya ASI Dari data di atas, dapat di lihatmasalah dalam penelitian ini adalah sebagian besar ibu hamil belum mengetahui tentang ASI Faktor yang dapat mempengaruhi kurangnya pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif diantaranya yaitu faktor pendidikan ibu yang masih rendah.ketidaktahuan akibat pendidikan yang rendah, dapat menyebabkan kesalahan dalam pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Selain itu, faktor lain seperti pekerjaan, usia, dan informasi juga dapat memberikan pengaruh SURYA Vol. 0, No. 0, Desember 08
kepada ibu dalam memberikan ASI. Meskipun ibu mempunyai tingkat pendidikan rendah, tetapi jika mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media, maka pengetahuan tentang ASI akan bertambah (Rivanica, 04). Penyebab gagalnya ibu terhadap pemberian ASI eksklusif bermacam-macam. Salah satunya adalah kebiasaan memberikan makanan pralakteal, kurangnya pengetahuan, dan pemberian susu formula karena ASI tidak keluar dan ibu sibuk bekerja (Rivanica, 04). Dampak yang terjadi jika tidak diberikannya ASI eksklusif adalah bertambahnya kerentanan terhadap penyakit baik pada anak maupun ibu. Hal ini dikarenakan karena menyusui dapat diyakini dapat mencegah kejadian ISPA, diare dan penyakit usus parah pada bayi premature. Biaya pengobatan juga akan bertambah, biaya susu formula orang tua juga dapat dihemat (IDAI, 06). Kesadaran ibu hamil setelah bayinya lahir dapat memberikan ASI eksklusif harus ditingkatkan dengan cara memberikan motivasi dengan melibatkan tenaga kesehatan. Dalam upaya untuk lebih meningkatkan motivasi pada ibu hamil, dapat dilakukan upaya preventif, yaitu salah satunya dengan memberikan penyuluhan menggunakan metode audio visual. Metode ini merupakan media penyuluhan yang menarik dan merangsang lebih banyak indra meliputi penglihatan dan pendengaran, serta menampilkan unsur gambar yang bergerak (Purwanti, 04). Media ini merupakan media yang cukup efektif dan efesien dalam penerapan pembelajaran kebanyakorang. Dengan demikian hal ini merupakan media alternatif yang disarankan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya tentang pemberian ASI. Informasi tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dianggap perlu di berikan dengan metode ini agar pemahaman ibu hamil tentang ASI eksklusif bertambah dan mereka miliki kelak agar menjadi lebih tahu, mau, dan mampu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya nanti setelah melahirkan (Yuliarti, 0). METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain menggunakan Pre-eksperimental Design dengan pendekatan one group pre-test-post test design. Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh ibu hamil di Desa Sidobinangun Lamonganpada bulan Desember 07-Maret 08. Sampel sebanyak 0ibu hamildan tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Consecutive sampling. Responden diukur tingkat pengetahuannya dengan kuesioner sebelum dilakukan penyuluhan dengan media adudio visual, kemudian tingkat pengetahuan diukur kembali setelah adanya penyuluhan dengan media adudio visual.uji statistik yang dipakai adalah uji Wilcoxon Sing Rank Test karena data berdistribusi tidak normal. HASIL PENELITIAN. Data Umum Tabel Distribusi Ibu Hamil Menurut Umur di Desa Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan pada Tahun 08. No Umur F % <0 tahun 0-5 tahun 5 tahun 6 0 7, 6,7 Jumlah 0 00 Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar (7,%) ibu hamil yang berumur 0-5 tahun. Tabel Distribusi Ibu Hamil Menurut Pendidikan di Desa Sidobinangun Lamongan pada Tahun 08. N Pendidikan F % o 4 SD SMP SMA Perguruan Tinggi 9 5 4 6, 6,7, 6,7 Jumlah 0 00 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar (6,%)ibu hamil mempunyai pendidikansddan sebagian kecil(6,7%) ibu hamil mempunyai pendidikan Perguruan Tinggi. Tabel Distribusi Ibu Hamil Menurut Pekerjaan di Desa Sidobinangun Lamongan pada tahun 08. SURYA Vol. 0, No. 0, Desember 08
No Pekerjaan F % Bekerja Tidak Bekerja 8 6,7 7, Jumlah 0 00 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa diketahui bahwa sebagian besar (7%) ibu hamil yang tidak bekerja. Tabel4 Distribusi Ibu Hamil Menurut Jumlah Anak di Desa Sidobinangun Lamongan pada tahun 08. No Jumlah Anak F % - -4 5 4 5 80 6,7, Jumlah 0 00 Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (80%) ibu hamil mempunyai anak -.. Data Khusus Tabel 5 Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil tentang ASI Eksklusif Sebelum Dilakukan Penyuluhan dengan Media Audio Visual di Desa Sidobinangun Lamongan pada Tahun 08. No Pengetahuan F % Baik Cukup Kurang 7 0,, 4, Jumlah 0 00 Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan bahwa hampir sebagian(4,4%) pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusif kurang. Tabel 6 Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil tentang ASI Eksklusif Sesudah dilakukan Penyuluhan Dengan Media Audio Visual di Desa Sidobinangun Lamongan pada Tahun 08. No Pengetahuan F % Baik Cukup Kurang 0 4 6, 46,7 0 Jumlah 0 00 Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa hampir sebagian (46,7%) pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusif cukup. Tabel 7 Perbedaan Pengetahuan Pre Post Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Audio Visual Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif di Desa Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan Tahun 08. Tingkatan Pengetahuan Pre Post 7 0 Baik,%,% 0 4 Cukup.% 46,7% 6 Kurang 4,% 0% 0 0 Jumlah 00% 00% Z = -.6 a p = 0,00 Berdasarkan tabel 7 diatas dapat dijelaskan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan menunjukkan hampir sebagian (4,%) ibu memiliki pengetahuan kurang dan setelah dilakukan pemberian penyuluhan sebagian besar (46,7%) ibu memiliki pengetahuan cukup. PEMBAHASAN. Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum Diberi Penyuluhan dengan Media Audio Visual tentang ASI Eksklusif Tabel 5 diketahui bahwa hampir sebagian (4,%) pengetahuan ibu kurang hal ini kemungkinan masih terdapat beberapa ibu hamil yang masih memiliki informasi yang kurang tentang ASI Pengetahuan ibu yang kurangdapat mengakibatkan ibu hamil dapat mengaplikasikan pemberian ASI eksklusif pada calon bayinya. Pengetahun yang kurang tentang ASI eksklusif dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya faktor yang sangat berpengaruh yaitu faktor umur. Tabel diketahui bahwa sebagian besar ada (7,%) ibu hamilyang berumur usia 0-5 tahun. Menurut Notoatmodjo (00), semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola SURYA Vol. 0, No. 0, Desember 08
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Sebagaimana ditunjukkan pada tabel diketahui bahwa sebagian besar ada (6,%) ibu hamil mempunyai pendidikan SD. Hal ini mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan seseorang untuk menyerap pengetahuan baik dalam pendidikan formal dan non formal. Pendidikan mengajarkan kepada individu berbagai macam kemampuan dan informasi, pendidikan sangat berpengaruh terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-hal baru dan juga cara berfikir (Amin, 04). Berdasarkan hasil penelitian Dewi (06) menjelaskan bahwa ada hubungan antar pendidikan dengan kemampuan ibu hamil untuk menerima informasi tentang ASI Dari fakta diatas maka peneliti berasumsi bahwa pendidikan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil dimana dalam penelitian ini sebagian besar sebelum dilakukan penyuluhan tingkat pengetahuan ibu hamil kurang tentang ASI Pengetahuan merupakan suatu pembentukan yang terus-menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahamanpemahaman baru (Nursalam, 0). Faktor yang memiliki pengaruh terhadap kurangnya pengetahuan responden tentang ASI eksklusif, dalam penelitian ini adalah kurangnya informasi. Informasi merupakan sesuatu yang dapat diketahui sedangkan pengalaman adalah sumber pengetahuan (Nursalam, 0). Hal ini didukung oleh penelitian yang dikukan Sari (00), semakin baik dan semakin banyak informasi yang diterima maka akan semakin baik dan mudah dalam menerima pengetahuan tentang ASI eksklusif begitu pula sebaliknya.. Pengetahuan Ibu Hamil Sesudah Diberi Penyuluhan Audio Visual tentang ASI Eksklusif Tabel 6 menunjukkan bahwa hampir sebagian pengetahuan cukup (46,7%) setelah diberi penyuluhan dengan media audio visual. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan tingkat pengetahuan antarapretest dan posttest. Peningkatan pengetahuan ini dapat disebabkan oleh suasana yang kondusif, kebanyakan ibu datang saat penyuluhan tidak membawa anaknya jadi untuk menerima informasi dapat berkonsentrasi dengan baik.peneliti juga menampilkan gambar gambar yang menarik dan bergerakserta banyak animasi yang akan memudahkan ibu hamil dalam menerima dan menangkap informasi yang disampaikan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan seseorang salah satunya yaitu pekerjaan. Tabel diketahui bahwa sebagian besar (7%) ibu hamil yang tidak bekerja. Adanya peningkatan pengetahuan tentang ASI eksklusif hal ini kemungkinan disebabkan karena sebagian besar ibu tidak bekerja. Responden yang mayoritas tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga sangat mendukung dalam menyediakan waktu untuk mendengarkan penyuluhan. Menurut Amin (04), ada hubungannya ibu yang tidak bekerja dengan peningkatan pengetahuan, hal ini dapat disebabkan karena pada ibu yang bekerja umumnya mendapatkan informasi dari lingkungan pekerjaan yang mendukung pekerjaan yang akan berdampak pada meningkatnya pengetahuan ibu. Responden yang tidak bekerja mempunyai peluang yang samadari responden yang bekerja, sama-sama untuk memiliki pengetahuan yang baik. Hal ini disebabkan, responden yang tidak bekerja akan lebih banyak meluangkan waktunya dan mencari lebih banyak informasi tentang pentingnya ASI eksklusif untuk calon bayinya. Jumlah anak juga mempengaruhi peningkatan pengetahuan seseorang, berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa hampir seluruhnya (80%) ibu hamil mempunyai anak -.Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang pemberian ASI eksklusif pada paritas sebelumnya.sama halnya dengan SURYA 4 Vol. 0, No. 0, Desember 08
penelitian yang dilakukan oleh (Rivanica, 04) bahwa jumlah anak sangat berpengaruh sekali terhadap penerimaan pengetahuan seseorang. Semakin banyak pengalaman seorang ibu maka penerimaan akan pengetahuan semakin mudah. Pengetahuan selain dari informasi dapat juga dari pengalaman seseorang yang pernah terjadi pada masa lalu. Perubahan kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoadmodjo, 00). Pengetahuan adalah informasi yang didapat Pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusif meningkat setelah diberikan penyuluhan melalui media audio visual yang didukung dengan meningkatnya skor pengetahuan pada saat diberikan posttest dengankuesioner yang sama saat pretest. Meningkatnya skor posttest diperoleh dari pengetahuan ibu hamil setelah mendapat penyuluhan yang berupa audio visual. Media audio visual merupakan media penyuluhan yang menarik dan merangsang lebih banyak indra meliputi penglihatan dan pendengaran, serta menampilkan unsur gambar yang bergerak dan menarik (Siti, 04). Media audio visual digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang ASI ekslusif yang mungkin lebih menarik dari media lainnya, karena media ini mengusung unsur gambar yang bergerak, jadi lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Hendra (04) bahwa pendidikan kesehatan atau penyuluhan dengan menggunakan audio visual dapat meningkatkan pengetahuan ibu karena media ini menampilkan gerak, gambar dan suara sehingga lebih menarik dan tidak monoton.. Pengaruh Penyuluhan dengan Media Audio Visual terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif di Desa Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan Tahun 08. Dari hasil analisis dan pembahasan diatas dapat dikatakan bahwa menunjukkan pengaruh penyuluhan dengan media audio visual terhadap pengetahuan ibu hamil tentang ASI Hal ini dapat dilihat pada tabel 7 pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan penyuluhan hampir sebagian (4,%) pengetahuan kurang dan sesudah diberikan penyuluhan hampir sebagian (46,7%) pengetahuan cukup.hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan didpatkan pengetahuan kurang dan sesudah dilakukan penyuluhan didapatkan peningkatan pengetahuan cukup.berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon Sign Rank Test, maka nilai Z yang didapat sebesar -.6 dengan p value (Asymp. Sign tailed) sebesar 0.00 dan α (0,05) dimana p< α sehingga hipotesis adalah H atau terdapat perbedaan bermakna antara pretest dan posttest. Yang berarti H di terima artinya ada pengaruh penyuluhan dengan media audio visual terhadap pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusif di Desa Sidobinangun Lamongan. Menurut Fitriani (0), penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahudan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan kesehatan. Menurut Nursalam (0) penyuluhan adalah hubungan timbal balik antara dua orang individu (penyuluhan dan klien) untuk mencapai pengertian tentang diri sendiri dalam hubungan memecahkan masalah yang dihadapi pada waktu yang akan datang (Siti, 04). Informasi tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dianggap perlu diberikan dengan metode ini agar pemahaman ibu hamil tentang ASI eksklusif bertambah dan mereka miliki kelak agar menjadi lebih tahu, maudan mampu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya nanti setelah melahirkan (Murdiningsih, 0). Pendapat tersebut diatas sesuai dengan keadaan yang ada di Desa Sidobinangun Lamongan bahwa dalam situasi dimana ibu hamil yang mempunyai pengetahuan kurang tentang ASI Pengetahuan ibu hamil dapat meningkat dengan diberikannya penyuluhan yang bermedia audio visual, karena didalam audio visual terdapat gambar pendukung yang menarik dan merangsang lebih banyak indra. Dengan melihat dan mendengar ibu hamil banyak menangkap dan memahami tentang pengetahuan yang telah didapat.hal ini sesuai penelitian Hendra (04), bahwa media audio visual lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu karena adanya gambar yang SURYA 5 Vol. 0, No. 0, Desember 08
menarik jadi lebih mudah untuk memahami materi yang telah disampaikan. PENUTUP. Kesimpulan ) Hampir sebagian besar responden di Desa Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan memiliki pengetahuan kurang tentang ASI eksklusif sebelum diberikan penyuluhan dengan media audio visual. ) Sebagian besar responden didesa Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan memiliki pengetahuan cukup tentang ASI eksklusif sesudah diberikan penyuluhan dengan media audio visual. ) Terdapat pengaruh pemberian penyuluhan dengan media audio visual terhadap pengetahuan ibu hamil tentang ASI eksklusifdi Desa Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan tahun 08.. Saran ) Bagi Kader / Puskesmas :Diharapkan pihak puskesmas dapat melaksanakan program penyuluhan bulan sekali di semua wilayah kerja puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan kepada ibu hamil tentang ASI eksklusif dan pendidikan kesehatan lainnya. ) Bagi Perawat / Bidan : Hasil penelitian ini untuk mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berkaitan dengan ASI ) Bagi Responden:Diharapkan agar ibu hamil lebih meningkatkan pengetahuan tentang ASI eksklusif yang baik dan benar, Sehingga dengan pengetahuan yang baik dapat meningkatkan motivasi untuk mengaplikasikan pemberian ASI eksklusif kepada calon bayinya. 4) Bagi Peneliti Selanjutnya :Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya, dapat memperluas penelitian dengan menggunakan populasi yang lebih besar dan variabel yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Amin Wirawati, I. W. (04). Pengaruh Faktor sosial Ibu terhadap Keberhasilan Menyusui pada Bulan Pertama. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol 46-47. Dewi, U. M. (06). Pengaruh Karakteristik Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0-6 Bulan Di BPM Nurul Trianawati,SST Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan vol 9, nomor, 47. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (05). Profil Data Kesehatan, Jawa Timur Indonesia Dwiana, E. (04). ASI Eksklusif dan 000 Hari Pertama Kehidupan.D.I Yogyakarta: Dinas Kesehatan. Fitriani, S. (0). Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hendra, T. R. (04). Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Desa Sindangraja Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur. Tidak di publikasikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (06). Perawatan Bayi. Jakarta: Redaksi Kemenkes. (06). Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan. Mulyani, N. S. (0). ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika. Murdiningsih, M. (0). ASI Ekesklusif dan Tingkat Kecerdasan Anak - Anak di Taman Kanak - Kanak. www.jurnal.politekkespalembang.ac.i d. Diakses tanggal 7 Januari 08 Notoadmodjo, S. (00). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (0). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Purwanti. (04). Konsep Penerapan ASI Ekslusif. Jakarta: EGC. Rivanica. (04). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Teknik SURYA 6 Vol. 0, No. 0, Desember 08
Menyusui. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol. 0. Sari Luvita, S. E. (05). Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Perawatan Payudara di Klinik Pratama Bina Sehat Kasihan, Bantul Yogyakarta. Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia. Siti, M. (04). Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: EGC. Yuliarti, N. (0). Keajaiban ASI: Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: Graha Ilmu. SURYA 7 Vol. 0, No. 0, Desember 08