ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN 50 KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN AGAM

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis data-data secara kuantitatif kemudian menginterpretasikan hasil

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia ( Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya berupa laporan-laporan, buku-buku, jurnal penelitian yang berkaitan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik atau

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didapatkan secara langsung oleh peneliti tetapi diperoleh dari orang atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di lakukan dikantor Dinas Pendapatan Pengelolaan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan data panel atau

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB III METODE PENELITIAN. data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala numeric

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

sebuah penelitian tentang: pengaruh laba akuntansi, arus kas opera- sional, ukuran perusahaan, tingkat pertum- buhan perusahaan terhadap harga saham

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk pengumpulan data dan informasi bulan Januari 2014.

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

terikat. 21 R 2 sama dengan 0, maka tidak ada BAB III sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. produk dapat menentukan permintaan produk tersebut di pasaran. Semakin baik

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pajak Reklame, dan Pajak Parkir dari tahun 2010 sampai dengan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk skala numerik (Kuncoro, 2005:124) dan merupakan data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

III. METODE PENELITIAN. Indonesia periode Penelitian ini menggunakan PBV, ROE, dan PER

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jadwal penelitian dilaksanakan mulai Maret 2016

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

Transkripsi:

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN 50 KOTA Yorri Nanda Putra, Kasman Karimi I, Firdaus sy 2 Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta E-mail : yorriananda27@yahoo.com, kasman_karimi@yahoo.com, firdaus@bunghatta.ac.id Abstract Agriculture is one of the sectors that contribute greatly of the economy, GDP is one of the indicators for the economy. On the farm s own 50 Kota is a flagship sector, it is apparent from the agriculture sector GDP value greater than other sector. Although GDP agricultural sector is the largest sector of the investment, but this is not the most massive. Meanwhile, the quality of human resources in the agricultural sector of the work belongs to the low, therefore the necessary existence of the accompaniment for the farmers through the agricultural labor. The purpose of this research is to analyze the GDP growth of the agricultural sector, the agricultural sector labor and agriculture investment against GDP 50 Kota. This study uses secondary data collected through literature study good books, research journals, as well as the source of data for specific instances of some publications. This research uses a linear multiple regression analysis, where the t-test showed that individually have all independent variables influence the dependent variable and significantly to test-f independent variable indicates that simultaneously affect significantly to the dependent variable. Keywords : GDP, Agriculture, Labor, and Investment PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia, hal ini dikarenakan sektor pertanian merupakan basis bagi pembangunan ekonomi (M.Yamin, 2006). Keadaan seperti ini menuntut kebijakan pemerintah pada sektor pertanian disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan yang terjadi dilapangan dalam mengatasi berbagai persoalan yang menyangkut kesejahteraan bangsa (Tambunan dalam Setyabudi, 2005). Pertanian di Indonesia abad 21 harus dipandang sebagai suatu sektor ekonomi yang sejajar dengan sektor lainnya. Sektor ini tidak boleh lagi hanya berperan sebagai faktor pembantu apalagi

figuran bagi pembangunan nasional seperti selama ini diperlakukan, tetapi harus menjadi pemeran utama yang sejajar dengan sektor industri. Karena itu sektor pertanian harus menjadi sektor moderen, efisien dan berdaya saing dan tidak boleh dipandang hanya sebagai katup pengaman untuk menampung tenaga kerja tidak terdidik yang melimpah ataupun penyedia pangan yang murah agar sektor industri mampu bersaing dengan hanya mengandalkan upah rendah (Napitupulu, Edward dalam dimas gadang TS, 2010). Salah satu indikator dari perekonomian yang digunakan oleh pemerintah untuk mengukur perekonomian adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada daerah Kabupaten 50 Kota sendiri PDRB nya mayoritas didominasi oleh PDRB pertanian hal ini dikarenakan besarnya jumlah PDRB pertanian dari pada sektor lainnya. Mulai tahun 2010 sampai 2014 jumlah PDRB Kabupaten 50 Kota selalu meningkat secara stabil, hingga tahun 2014 PDRB Kabupaten 50 Kota sudah mencapai 3.515.217,05 milyar rupiah. Dari kesembilan sektor lapangan usaha terlihat bahwa sektor pertanian menghasilkan PDRB yang lebih besar setiap tahunnya, hingga tahun 2014 PDRB pertanian sudah mencapi jumlah sebanyak 3.158.338,9 milyar rupiah. Sementara itu pertumbuhan PDRB pertanian di Kabupaten 50 Kota dari tahun 2010 sampai 2014 selalu berfluktuatif dan dan dapat dikatakan tinggi karena selalu berada diatas 4 persen. Kemudian masalah sumber daya manusia pada para pekerja di sektor petanian yang tergolong rendah, untuk itu diperlukan adanya solusi dalam masalah ini dengan cara menambah tenaga kerja di sektor pertanian. Tujuannya agar kemampuan para petani dalam mengolah dan memproduksi hasil pertanian bisa ditingkatkan. Jumlah tenaga kerja pertanian pada tahun 2010 di Kabupaten 50 Kota hanya berjumlah 90.353 orang dan jumlahnya pun semakin menurun dari tahun ke tahun. Namun pada tahun 2014 jumlah tenaga kerja kembali meningkat dengan jumlah 90.350 orang. Walaupun sektor pertanian menghasilkan PDRB lebih besar dari pada sektor lainnya di Kabupaten 50 Kota serta dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, namun nilai investasi sektor pertanian bukan merupakan yang paling besar. Pada tahun 2010 sampai 2013 investasi pertanian selalu berada pada posisi keempat, namun pada tahun 2014 jumlah investasi pertanian meningkat signifikan dengan jumlah sebesar 704.455,64 milyar rupiah.

Dari berbagai uraian di atas penulis tertarik menulis judul: ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN 50 KOTA. Rumusan Masalah 1. Seberapa besar pengaruh pertumbuhan PDRB sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten 50 Kota. 2. Seberapa besar pengaruh tenaga kerja sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten 50 Kota. 3. Seberapa besar pengaruh investasi pertanian terhadap PDRB Kabupaten 50 Kota. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis Seberapa besar pengaruh pertumbuhan PDRB sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten 50 Kota. 2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh tenaga kerja sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten 50 Kota. 3. Untuk menganalisis Seberapa besar pengaruh investasi pertanian terhadap PDRB Kabupaten 50 Kota. B. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai penambah khasanah ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi penelitian yang sama pada masa yang akan datang. 2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan member masukan yang berguna bagi pemerintah dalam 3. mempertimbangkan kebijaksanaan untuk meningkatkan dan mengembangkan sektor pertanian di Kabupaten 50 Kota. C. Hipotesis 1. Diduga adanya pengaruh positif dari pertumbuhan PDRB sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten 50 Kota. 2. Diduga adanya pengaruh positif dari tenaga kerja sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten 50 Kota. 3. Diduga adanya pengaruh positif dari investasi pertanian terhadap PDRB Kabupaten 50 Kota. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PDRB PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi (BPS, 2007). PDRB Sektor Pertanian Menurut Evi Susanti Tasri (2010) sektor pertanian dalam konsep pendapatan nasional lapangan usaha atau sektor produksi dipilah menjadi lima subsektor meliputi:

1. Tanaman pangan. Tanaman pangan sering disebut subsektor pertanian rakyat yang mencakup komoditas bahan makanan seperti : padi, jagung, ketela rambat, kacang tanah, kedelai, sayur-sayuran dan buah-buahan. 2. Perkebunan. Perkebunan dapat dibedakan atas dua yaitu: a. Perkebunan rakyat yaitu perkebunan yang diusahakan sendiri oleh rakyat dalam skala kecil-kecilan dengan tekhnologi yang sederhana. Hasil tanamannya berupa: karet, kopral, teh, kopi, tembakau, cengkeh, kapas, coklat dan rempah-rempah. b. Perkebunan besar yaitu kegiatan perkebunan yang dijalankan oleh perusahaan yang berbadan hokum. Hasil tanamannya berupa: karet, teh, kopi,kelapa sawit, coklat, kina, tebu dan berbagai serat. 3. Kehutanan. Hasil hutan terdiri dari tiga kegiatan yaitu: a. Penebangan kayu menghasilkan kayu glondongan, kayu bakar, arang dan bambu. b. Hasil hutan lain menghasilkan rotan, getah kayu, kulit kayu serta akar-akar dan umbi-umbian. 4. Peternakan. Subsektor ini meliputi produksi ternak-ternak besar dan kecil seperti: telur, susu segar, wool, dan hasil pemotongan hewan. 5. Perikanan. Subsektor ini meliputi semua hasil kegiatan perikanan laut,perairan umum, kolam, tambak, sawah dan keramba. Pertumbuhan PDRB Pertanian Pertumbuhan PDRB sektor pertanian merupakan nilai laju pertumbuhan PDRB pertanian setiap tahun yang dinyatakan dalam persen.cara mencari pertumbuhan PDRB sendiri dapat dicari dengan mengurangi jumlah PDRB dengan PDRB tahun yang sebelumnya dibagi dengan PDRB tahun sebelumnya. PDRB PDRB sebelumnya PDRB sebelumnya Pertumbuhan PDRB pertanian dapat dijadikan sebagai acuan untuk melihat nilai pertumbuhan sektor pertanian, tujuannya sebagai dasar untuk mengambil kebijakan dalam pembangunan ekonomi. Tenaga Kerja Pertanian Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam produktivitas pertanian. Pada awalnya, penggunaan tenaga kerja dalam pengolahan lahan pertanian masih dilakukan oleh orang perorangan (keluarga inti), namun pada perkembangan selanjutnya pemilik lahan pertanian akan menerima bantuan dari tetangga

dikarenakan tebaga kerja yang berasal dari keluarga tidak cukup untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja sedangkan lahan yang harus dikerjakan luas. Dengan imbalannya pada saat tetangga membutuhkan bantuan untuk lahan miliknya, mereka akan saling membantu. Pada masa kini, pertanian yang luas merupakan permasalahan yang sangat komplek yakni menyangkut 4 faktor produksi pertanian.dalam hal faktor tenaga kerja petani modern sudah menyewa tenaga kerja dengan imbalan upah. Dengan adanya mekanisasi dalam bidang pertanian, kebutuhan akan tenaga kerja manusia maupun hewan semakin rendah. Walau demikian, yang meningkat adalah kebutuhan akan tenaga kerja manusia yang berpotensi tinggi dan punya keterampilan dalam mengoperasikan alatalat tersebut. Investasi Pertanian Pengertian Investasi dan Modal Investasi diartikan sebagai penanaman modal pada berbagai kegiatan ekonomi (produksi) atas keterlibatannya dalam suatu proses produksi dengan harapan akan memperoleh keuntungan (benefit) pada masa-masa yang akan datang. Investasi Pada Sektor Pertanian Kuncoro (1997) berpendapat bahwa faktor-faktor yang yang mendorong tingginya kenaikan output dan produktivitas sektor pertanian, antara lain disebabkan oleh penyediaan pelayanan bagi sektor pertanian. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Data kuantitatif ini berupa data runtut waktu (time series) yaitu data yang disususn menurut waktu pada suatu variabel tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang dikumpulkan melalui studi litartur baik buku, jurnal penelitian, serta sumber data terbitan beberapa instansi tetentu. Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain adalah: I. Data mengenai besarnya PDRB Kabupaten 50 Kota II. Data mengenai besarnya pertumbuahan PDRB Sektor pertanian di Kabupaten 50 Kota. III. Data mengenai tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten 50 Kota. IV. Data mengenai jumlah investasi pertanian di kabupaten 50 Kota. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data Metode yang dipakai dalam pengumpulan data adalah melalui studi

pustaka. Studi pustaka merupakan teknik untuk mendapatkan informasi melalui catatan, literatur, dokumentasi dan lainlain yang masih relevan dalam penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten 50 Kota dan Badan Perencana Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten 50 Kota. Data yang diperoleh adalah data dalam bentuk tahunan untuk masing-masing variabel. Metode Analisis dan Prosedur Pengujian Statistik A. Metode Analisis Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pertumbuhan PDRB sektor pertanian, investasi sektor pertanian dan penyuluh pertanian sebagai variabel independen terhadap PDRB sebagai variabel dependen dapat dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut: Y=f(X1,X2,X3) (1) Dengan metode statistik ekonometrika, selanjutnya fungsi diatas secara linear dapat dibentuk persamaan regresi,sehingga fungsi diatas dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut: (Sulianto, 2011) Y=α+b1X1+b2X2+b3X3 μ. (2) Dimana: Y = α+b1x1+b2x2+b3x3+ μ Dimana: Y = PDRB X1 = Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian X2 = Investasi Sektor Pertanian X3 = Penyuluh Pertanian α = Kostanta b1 = Koefisien Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian b2 = Koefisien Investasi Sektor Pertanian b3 = Koefisien Penyuluh Pertanian μ = Disturbance Terms B. Prosedur Pengujian Statistik Uji signifikansi merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kesalahan dari hasil hipotesis nol dari sampel, Ide dasar yang melatarbelakangi pengujian signifikanasi adalah uji statistik (estimator) dari distribusi sampel dari suatu statistik di bawah hipotesis nol. Keputusan untuk mengolah Ho dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data yang ada (Gujarati, 2003). 1. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2), baik dalam kasus regresi dengan menggunakan dua variabel maupun lebih biasanya merupakan ukuran yang menggambarkan seberapa besar variasi dalam variabel tak

bebas (Y) mampu dijelaskan oleh variasi variabel bebas (X). Untuk mengetahui nilai R2, maka perlu memperhatikan persamaan: R2adj = R2 P(1 R2)N P 1 Diamana: R2 = Koefisien determinasi Besaran R2 yang didefinisikan tersebut dikenal dengan koefisien determinasi dan biasanya digunakan untuk mengukur kebaikan-sesuai suatu garis regresi. Adapun ciri ataupun sifat dasar dari R2 adalah: 1. Nilai merupakan R2 besaran non negatif 2. Nilai adalah terletak 0 R2 1. Suatu nilai R2 sebesar 1 berarti suatu kesesuaian sempurna. Sedangkan nilai R2 yang bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel yang menjelaskan (variabel bebas). 2. Uji Signifikansi Parameter (Uji t) Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menjelaskan variasi variabel tak bebas. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: bj b i = sbj Dimana : T = Nilai t hitung bj = Koefisien Regresi Sbj = Kesalahan baku koefisien regresi Dengan ketentuan : 1. Terima Ho jika nilai t staistik < nilai t tabel, artinya suatu variabel bebas bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. 2. Tolak Ho jika nilai t statistik > nilai t tabel, artinya suatu variabel bebas merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. 3. Pengujian F (F-test) Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat : R 2 (k-1) F test = 1- R 2 (n-k) Dimana: F test = Nilai F yang dihitung R 2 k n = Koefisien Determinasi = Jumlah Variabel = Jumlah tahun pengamatan 1. Terima Ho jika F hitung < F tabel, artinya tidak ada hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat. 2. Tolak Ho jika F hitung > F tabel, artinya terdapat hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji Asumsi Klasik A. Pengujian Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

dalam penelitian berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, normalitas diuji dengan menggunakan Kolmogorov- Smirnov (K-S). Dasar pengambilan keputusannya, jika nilai probabilitas lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual dari model regresi berdistribusi normal (Setyadharma, Andrian, 2010). B. Pengujian Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dengan model regresi linear ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series). Pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson untuk melihat gejala autokorelasi (Sulianto, 2011). C. Pengujian Multikolinearitas Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian multikolinearitas digunakan apabila model regresi menggunakan lebih dari satu variabel independen. Pada penelitian ini menggunakan model nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Apabila tolerance 0,1 atau sama dengan nilai VIF 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali,2011). D. Pengujian Heteroskedastisistas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pada penelitian ini digunakan dengan cara melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependence) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID (Ghozali, 2011). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Statistik A. Koefisien Determinasi (R 2 ) Dari hasil analisis dapat diketahui nilai R square adalah 0,986, ini berarti variasi naik turun nya PDRB dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB sektor pertanian, investasi sektor pertanian dan penyuluh pertanian sebesar 98,6 persen sedangkan 1,4 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. B. Uji Persial (Uji t-test) Untuk melihat hubungan dan pengaruh variabel independen yaitu pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian (X1), Tenaga Kerja Sektor Pertanian (X2), Investasi Pertanian (X3) secara individu terhadap PDRB (Y) dapat dilihat melalui hasil estimasi dibawah ini: 1. Pengaruh Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian (X1) Terhadap PDRB di Kabupaten 50 Kota Periode 2000-2014. Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk pertumbuhan PDRB sektor pertanian sebesar 0,073 dan t-tabel sebesar 1,753 dengan tingkat kepercayaan

95% (α = 5 %). Disini terlihat bahwa t- hitung <dari t-tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak yang berarti pertumbuhan PDRB sektor pertanian berpengaruh tidak signifikan terhadap PDRB Kabupaten 50 Kota. 2. Pengaruh tenaga kerja Sektor Pertanian (X2) Terhadap PDRB di Kabupaten 50 Kota Periode 2000-2014. Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk tenaga kerja sektor pertanian sebesar 3,483 dan t-tabel sebesar 1,753 dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 5 %). Disini terlihat bahwa t-hitung > dari t-tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima yang berarti tenaga kerja sektor pertanian berpengaruh signifikan terhadap PDRB di Kabupaten 50 Kota. 3. Pengaruh Jumlah investasi Pertanian (X3) Terhadap PDRB di Kabupaten 50 Kota Periode 2000-2014. Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk investasi sektor pertanian sebesar 24,524 dan t-tabel sebesar 1,753 dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 5 %). Disini terlihat bahwa t- hitung > dari t-tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima yang berarti investasi sektor pertanian berpengaruh signifikan terhadap PDRB di Kabupaten 50 Kota. C. Uji Signifikan Parameter Simultan (Uji F-test) Dari hasil regresi diketahui F-hitung sebesar 254,437 maka dapat dijelaskan bahwa: Dimana α = 5 %, df1 = k = 3 df2 = n - k = 15-3 - 1 = 11 Maka F-tabel = 3,29 Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh bahwa F-hitung 254,437 > F- tabel 3,29. Dengan demikian, Ha diterima yang artinya bahwa variabel independen yaitu Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian, tenaga kerja sektor pertanian dan investasi pertanian secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap PDRB Kabupaten 50 Kota pada derajat kepercayaan 95 persen. Uji Asumsi Klasik A. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan memiliki distribusi normal atau tidak. Data yang baik memiliki distribusi yang normal atau mendekati normal. Normalitas dapat dideteksi dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov (K-S) dan metode grafik. Uji ini untuk menguji normalitas residual. Data residual berdistribusi normal jika Asymp.sig (2 tailet) <0,1. Data residual tidak berdistribusi normal jika Asymp.sig (2 tailed) > 0,1 yang kedua

adalah dengan metode grafik normal probably plot yang membandingkan distribusi kumulatif. Jika garis data menggambarkan data sesungguhnya yang akan mengikuti garis diagonal maka data residual tersebut terdistribusi secara normal (Gujarati,2012). Berdasarkan hasil output terlihat bahwa sig. (2-tailed) sebesar 0,522> 0,05. Oleh sebab itu Ho diterima. Hal ini berarti nilai residual terstandarisasi dinyatakan menyebar secara normal. B. Uji Autokorelasi Dari hasil output estimasi dapat dilihat model bebas nilai DW sebesar 1,275 sehingga dapat diartikan bahwa: Dari output terlihat nilai DW sebesar 0,647 Dari Tabel Watson dengan (0,95,3,15) dl = 0,81 4-dL = 3,19 du = 1,75 4-dU = 2,25 Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai DW berada diantara dl dan du dan maka dapat dikatakan tidak ada autokorelasi positif dan autokorelasi negatif. C. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian multikolinearitas digunakan apabila model regresi menggunakan lebih dari satu variabel independen. Pada penelitian ini menggunakan model nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Apabila tolerance 0,1 atau sama dengan nilai VIF 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali,2011). Dari hasil analisis dapat diketahui nilai toleransi semua variabel independen (Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian, Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan Investasi Pertanian) lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. D. Uji Heteroskedastisitas Pada penelitian ini digunakan dengan cara melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependence) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16 dapat diketahui bahwa titik-titik yang menyebar secara acak baik diatas maupun di bawah angka nol, serta tidak membentuk pola atau kecendrungan tertentu pada diagram plot. sehingga dapat kita ketahui tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pertumbuhan PDRB sektor pertanian yang berpengaruh tidak signifikan terhadap PDRB. Hal ini terlihat dari hasil regresi yang ditunjukan oleh hasil t hitung sebesar 0,073 < t tabel 1,753 pada tingkat kepercayaan 95 persen. 2. Variabel tenaga kerja sektor pertanian yang berpengaruh signifikan terhadap PDRB, ini berarti semakin meningkat jumlah tenaga kerja sektor pertanian, maka jumlah PDRB Kabupaten 50 Kota juga meningkat. Hal ini terlihat dari hasil regresi yang menunjukan nilai t hitung sebesar 3,483 > t-tabel 1,753 dengan tingkat kepercayaan 95 persen. 3. Investasi sektor pertanian juga mempengaruhi besarnya jumlah PDRB di Kabupaten 50 Kota juga berpengaruh signifikan terhadap PDRB yang berarti semakin meningkat jumlah investasi sektor pertanian, maka PDRB Kabupaten 50 Kota juga meningkat. Hal ini terlihat dari hasil regresi yang menunjukan nilai t hitung sebesar 24,524 > t-tabel 1,753 dengan tingkat kepercayaan 95 persen. 4. Secara keseluruhan nilai pertumbuhan PDRB sektor pertanian, tenaga kerja sektor pertanian dan investasi sektor pertanian berpengaruh signifikan terhadap PDRB Kabupaten 50 Kota. Hal ini terlihat dari hasil estimasi F hitung sebesar 254,437 > F-tabel sebesar 3,29 pada tingkat kepercayaan 95 persen. B. Saran 1. Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa variabel indenpenden berpengaruh signfikan terhadap PDRB Kabupaten 50 Kota, baik secara individu yaitu dengan uji t maupun secara bersama yaitu melalui uji f. Oleh sebab itu pemerintah harus memperhatikan lagi sektor pertanian terutama dalam hal investasi. Nilai investasi harus ditingkatkan lagi seperti yang terjadi pada tahun 2014, dimana nilai investasi pertanian lebih besar dari investasi sektor lain. Pemerintah harus mempertahankan nilai investasi tersebut untuk tahuntahun berikutnya agar sektor pertanian Kabupaten 50 Kota bisa lebih maju dan berkembang lagi. 2. 2.Untuk penelitian selanjutnya penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan serta dapat dijadikan bahan referensi yang memadai, peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel lain diluar model penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Anonymus., 2014, Angka sementara BPS Kabupaten 50 Kota, kerja sama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten 50 Kota..,.,2013, Kegiatan Percepatan Penyediaan Data Statistik Dalam Rangka Dana Perimbangan. Badan Pusat Statistik.,.2008, Bantuan Langsung Masyarakat Untuk Keringanan Investasi Pertanian, Pusat periinan dan investasi departemen pertanian. Benu, Olfie L.S. DKK 2005, Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Minahasa, Penelitian ini menggunakan metode Location Quotient (LQ). Dombusch, Rudiger. DKK., 2004, Makro Ekonomi Edisi Delapan. PT. Media Global Edukasi, Jakarta. Gadang T.S, Dimas., 2010, Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Jawa Tengah (Pendekatan Analisis Input Output), Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati, DN. 2003. Basic Econometric. 4th Ed. McGraw-Hill. Ghozali, Imam., 2011, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 (edisi kelima): Universitas Diponegoro, Semarang. Hermanto, Bambang., 2012, Analisis Fungsi Produksi Usaha Tani Padi Sawah dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk Pengembangan Wilayah di Deli Serdang, Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda. Jhingan, 1993, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, rajawali Pers, Jakarta. Kalangi, L.S., 2006, Dampak Investasi di Sektor Pertanian dan Agro Industri Dalam Penyerapan Tenaga Kerja dan Distribusi Pendapatan, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana Institusi Pertanian Bogor, Bogor. Kuncoro, Mudrajat., 2004, Otonomi dan Pembangunan Daerah, Erlangga, Jakarta. Ruswandi A., 2005, Dampak Konversi lahan Pertanian Terhadap Perubahan Kesejahteraan Petani dan Perkembangan Wilayah, Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Setyadharma, Andryan., 2010, Uji Asumsi Klasik dengan SPSS 16.0, Fakultas Ekonomi UNS Semarang, Semarang. Sulianto., 2011, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, Andi Yogyakarta, Yogyakarta.

Susanti Tasri, Evi., 2010, Perekonomian Indonesia, Bung Hatta University Press, Padang. Ulfah uzzam, Fatimah., 2011, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi di Kabupaten Solok, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang. Van Den Ban, A.W. dan Hawkins., 1999, Penyuluhan Pertanian, Kanisius, Yogyakarta. Zulhadi, Trian. 2003, Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Riau, Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda.