BAB IV METODE PENELITIAN. 5. Timbangan analyticalbalance (Scout Pro 400g)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

BAB III METODE PENELITIAN. vitro pada bakteri, serta uji antioksidan dengan metode DPPH.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

3 METODOLOGI. Desikator. H 2 SO 4 p.a. pekat Tanur pengabuan

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

UJI PENDAHULUAN KANDUNGAN KIMIA BAHAN ALAM. Dikocok. H 2 SO 4 2 N 10 tts. Dikocok. Filtrat. Fase Air. Pereaksi Meyer. + Alkaloid Jika Terdapat Endapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III. Metode Penelitian. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC50 serta nilai SPF

III. METODE PENELITIAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Terpadu II Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang. 4.2 Alat Penelitian 4.2.1 Uji Fitokimia 1. Beaker gelas 100 ml Pyrex 2. Hotplat 3. Pipet Volume 1,0 ml ; 0,5 ml Pyrex Iwaki 4. Kertas saring Whatman 5. Corong 6. Tabung reaksi 7. Timbangan analyticalbalance (Scout Pro 400g) 8. Pipet tetes 9. Gelas ukur 10 ml 4.2.2 Preparasi sampel 1. Kertas saring Whatman 2. Juicer 3. Beaker gelas 4.2.3 Pengujian antioksidan dengan ABTS 1. Labu ukur 50,0 ml ; 10,0 ml ; 5,0 ml Pyrex Iwaki 2. Beaker gelas 100ml Pyrex 3. Mikropipet 15; 20; 25; 30; 35; 40; 45; 50; 100; 150; 200; 250; 300; 350; 400µl 4. Pipet tetes 5. Timbangan analyticalbalance (Scout Pro 400g) 6. Tisu 26

27 7. Alumunium foil 8. Sendok tanduk 9. Batang pengaduk 10. Spektrofotometer UV-VIS (UVmini-1240 Shimadzu) 11. Kuvet Hellma Analytics 12. Pipet volume 0,5 ; 1,0 ; 2,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0; 8,0 ml 13. Gelas ukur 10 ml; 500 ml Pyrex 4.3 Bahan Penelitian 4.3.1 Uji Fitokimia 1. Buah Apel Manalagi 2. Olahan Cuka Apel 3. Aquadest 4. Kloroform teknis 5. HCl encer teknis 6. Magnesium teknis 7. Fe 2% 8. Gelatin 9. NaCl 10% 4.3.2 Pengujian antioksidan dengan ABTS 1. Aquadest pro analisis 2. Etanol pro analisis 3. ABTS (2,2-Azinobis(3-etilbenzotiazolin)-6-asam sulfonat) Sigma Aldarich 4. Vitamin C Pharmaceutical grade 5. Olahan Cuka Apel 6. Buah Apel Manalagi 7. Potasium persulfat (K 2 S 2 O 8 ) Sigma Aldarich 8. Aquadest

28 4.4 Rancangan Penelitian 4.4.1 Design Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan aktivitas antioksidan buah apel segar Manalagi dan olahan cuka apel dengan metode Tahapan kegiatan yang akan dilakukan meliputi preparasi sampel, penapisan fitokimia dan pengujian aktivitas antioksidan. 4.4.2 Variabel Penelitian 4.4.2.1 Variabel Bebas Variabel bebas pada penelitian ini adalah buah apel Manalagi dan produk olahan cuka apel. Konsentrasi larutan uji yang digunakan pada masing masing sampel yaitu sebesar 6.187,5; 12.375; 24.750; 49.500; 99.000; 198.000; 396.000; 792.000; 990.000 ppm. 4.4.2.2 Variabel Tergantung Sebagai variabel tergantung pada penelitian ini adalah absorbansi dari larutan uji buah apel Manalagi dan produk olahan cuka apel dengan larutan kontrol positif. 4.5 Prosedur Kerja 4.5.1 Preparasi Sampel Untuk sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu larutan cuka apel dan buah apel Manalagisegar. Buah apel Manalagi segar ditimbang 50 gram kemudian di juicer lalu disaring dengan kain flanel sehingga dihasilkan filtrat buah apel segar. 4.5.2 Penapisan Fitokimia Buah Apel a. Uji Polifenol a. Preparasi Sampel 1. 0,3 gram ekstrak ditambah 10 ml aquadest panas, diaduk dan dibiarkan sampai temperatur kamar, lalu tambahkan 3-4 tetes 10% NaCl, diaduk dan disaring.

29 2. Filtrat dibagi menjadi tiga bagian masing-masing ± 3 ml dan disebut sebagai larutan IVA, IVB, dan IVC. b. Uji Gelatin 1. Larutan IVA digunakan sebagai blanko, larutan IVB ditambah dengan sedikit larutan gelatin dan 5 ml larutan NaCl 10%. 2. Jika terjadi endapan putih menunjukkan adanya tanin. c. Uji Ferri Klorida 1. Sebagai larutan IVC diberi beberapa tetes larutan FeCl3, kemudian diamati terjadinya perubahan warna. 2. Jika terjadi warna hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin. 3. Jika pada penambahan gelatin dan NaCl tidak timbul endapan putih tetapi setelah ditambahkan dengan larutan FeCl3terjadi perubahan warna menjadi hijau biru hingga hitam, menunjukkan adanya senyawa polifenol. FeCl3 positif, uji gelatin positif tanin (+) FeCl3 positif, uji gelatin negatif polifenol (+) FeCl3 negatif polifenol (-), tanin (-) d. Kromatografi Lapis Tipis 1. Sebagian larutan IVC digunakan untuk pemeriksaan dengan KLT. Fase diam : Kiesel Gel 254 Fase gerak : Kloroform-Etil asetat-asam formiat (0,5 : 9 : 0,5) Penampak noda : Pereaksi FeCl3 2. Jika timbul warna hitam menunjukkan adanya polifenol dalam sampel. b. Uji Flavonoid a. Preparasi sampel. 1. O,3 gram ekstrak dikocok dengan 3 ml n-heksana berkali-kali dalam tabung reaksi sampek esktrak n-heksan tidak bewarna. 2. Residu di larutkan dalam 20 ml etanol dan dibagi menjadi 4 bagian, masing-masing disebut sebagai IIIA, IIIB, IIIC dan IIID.

30 b. Reaksi Warna. 1. Uji Bate-Smith dan Metcalf 1) Larutan IIIA sebagai blangko, larutan IIIB ditambah 0,5 ml HCl pekat dan diamati perubahan warna yang terjadi, kemudian dipanaskan di penangas air dan diamati lagi perubahan warna yang terjadi. 2) bila perlahan-lahan menjadi warna merah terang atau ungu menunjukkan adanya senyawa leukoantosianin (dibandingakan dengan blanko) 2. Uji Wilstater 1) Larutan III A sebagai blanko,larutan IIIC ditambah 0,5 ml HCl pekat dan 4 potong magnesium. 2) diamati perubahan warna yang terjadi, diencer dengan 2 ml air suling, kemudian tambah 1 ml butanol 3) diamati perubahan warna yang terjadi disetiap lapisan. Perubahan warna jingga menunjukkan adanya flavon, merah pucat menunjukkan adanya flavonol, merah tua menunjukkan adanya flavanon. c. Kromatografi Lapis Tipis. 1) Larutan IIID ditotolkan pada fase diam. 2) Uji kromatografi lapis tipis ini menggunakan: Fase diam : lapisan tipis selulosa (diganti kiesel gel 254) Fase gerak : klorofom: aseton: asam formiat (6:6:1) Penampak noda : asam sulfat 10% 3) Adanya flavonoid ditunjukkan dengan timbulnya noda bewarna kuning intensif. 4.5.3 Persiapan Pembuatan Larutan Uji Aktivitas Antioksidan 4.5.3.1 Pembuatan Larutan Pereaksi ABTS Membuat larutan ABTS 7mM dengan menimbang 8 mg ABTS dilarutkan dalam 10 ml aquadest. Membuat larutan potassium persulfat 2,45 mm dengan menimbang 13,2 mg potassium persulfat dilarutkan dalam 10 ml aquadest.

31 Kemudian (1:1) larutan dicampur dan diinkubasi dalam ruang gelap selama 12-16 jam (Pu, 2009). Larutan ABTS dilarutkan dengan aquades dan etanol (1:1) hingga absorbansinya 0,700 ± 0,05 pada panjang gelombang 734 nm (Wangcharoen and Morasuk, 2008). 4.5.3.2 Pembuatan Larutan Blanko (L.B). Larutan blanko yang digunakan adalah aquades dan etanol dengan perbandingan 1:1 serta ditambahkan 1µl aquadest untuk penentuan panjang gelombang maksimal. 4.5.3.3 Pembuatan Larutan Cuka Apel Sebagai Larutan Uji (L.U CA). Pembuatan larutan baku induk cuka apel dibuat dengan konsentrasi 792.000 ppm,yaitu 20 ml cuka apel kemudian dilarutkan dalam aquadest ad 25 ml pada labu ukur dan dikocok hingga larut di dapat konsentrasi (792.000 ppm) sebagai LBI. Cuka apel di uji dalam beberapa seri konsentrasi yaitu 6.187,5; 12.375; 24.750; 49.500; 99.000; 198.000; 396.000; 792.000; 990.000 ppm dimana pada larutan uji ini dilakukan pengukuran sebanyak tiga kali replikasi Pembuatan larutan uji : L.U CA 1 : Dibuat konsentrasi 396.000 ppm dengan dipipet 5,0 ml LBI L.U CA 2 : Dibuat konsentrasi 198.000 ppm dengan dipipet 5,0 ml L.U CA 1 L.U CA 3 : Dibuat konsentrasi 99.000 ppm dengan dipipet 5,0 ml L.U CA 2 hingga 10,0 ml. Dari larutan tersebut dipipet 100 µl

32 kemudiandimasukkan ke tabung reaksi dan ditambahkan 6 ml larutan peraksi L.U CA 4 : Dibuat konsentrasi 49.000 ppm dengan dipipet 5,0 ml L.U CA 3 L.U CA 5 : Dibuat konsentrasi 24.750 ppm dengan dipipet 5,0 ml L.U CA 4 L.U CA 6 : Dibuat konsentrasi 12.375 ppm dengan dipipet 5,0 ml L.U CA 5 L.U CA 7 : Dibuat konsentrasi 6.187,5 ppm dengan dipipet 5,0 ml L.U CA 6 L.U CA 8 : Diambil dari LBI dengan konsentrasi 792.000 ppm dengan dipipet 20,0 ml Cuka Apel masukkan ke dalam labu ukur 25,0 ml, kemudian ditambah aquadest hingga 25,0 ml. Dari larutan tersebut dipipet 100 µl kemudian dimasukkan ke tabung reaksi dan ditambahkan 6 ml larutan peraksi L.U CA 9 : Diambil dari larutan Cuka Apel dengan konsentrasi 990.000 ppm. Dari larutan tersebut dipipet 100 µl kemudian dimasukkan ke tabung reaksi dan ditambahkan 6 ml larutan pereaksi

33 4.5.3.4 Pembuatan Larutan Buah Apel Manalagi Sebagai Larutan Uji (L.U AM). Pembuatan larutan baku induk apel Manalagi dibuat dengan konsentrasi 125.000 ppm, yaitu dipipet 1,0 ml larutan apel Manalagi kemudian dilarutkan dalam aquadest sampai 10,0 ml pada labu ukur dan dikocok hingga larut di dapat konsentrasi (125.000 ppm) sebagai LBI 1. Kemudian dibuat LBI 2 dengan konsentrasi 625.000 ppm, yaitu dipipet 5,0 ml LBI 1 kemudian dilarutkan dengan aquadest sampai 10,0 ml pada labu ukur dan dikocok hingga larut. Larutan Apel Manalagi di uji dalam beberapa seri konsentrasi yaitu 125, 625, 6250, 15.625, 18.750, 25.000, 31.250 ppm, dimana pada larutan uji ini dilakukan pengukuran sebanyak tiga kali replikasi. Pembuatan larutan uji : L.U AM 1 : Dibuat konsentrasi 312.250 ppm dengan dipipet 5,0 ml LBI 2 L.U AM 2: Dibuat konsentrasi 25.000 ppm dengan dipipet 2,0 ml LBI 1 L.U AM 3 : Dibuat konsentrasi 18.750 ppm dengan dipipet 3,0 ml LBI 2 L.U AM 4 : Dibuat konsentrasi 15.625 ppm dengan dipipet 5,0 ml L.U AM 1

34 L.U AM 5 : Dibuat konsentrasi 6250 ppm dengan dipipet 1,0 ml LBI 2 masukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml, kemudian ditambah aquadest hingga 10,0 ml. Dari larutan tersebut dipipet 100 µl kemudian dimasukkan ke tabung reaksi dan ditambahkan 6 ml larutan peraksi L.U AM 6 : Dibuat konsentrasi 625 ppm dengan dipipet 1,0 ml L.U AM 5 L.U AM 7 : Dibuat konsentrasi 125 ppm dengan dipipet 2,0 ml L.U AM 6 4.5.3.5 Pembuatan Larutan Vitamin C Sebagai Kontrol Positif (K.P) Pada penelitian ini menggunakan vitamin C sebagai kontrol positif dengan berbagai konsentrasi yaitu ditimbang 50 mg Vitamin C dan dilarutkan dengan aquadest sampai 50 ml pada labu ukur dan dikocok hingga larut di dapat konsentrasi (1067,4 ppm) sebagai LBI 1. Dibuat juga LBI 2 dengan konsentrasi 320,22 ppm, yaitu dipipet 3,0 ml dari LBI 1 dan dilarutkan dengan aquadest sampai 10,0 ml di labu ukur dan dikocok hingga larut. Konsentrasi vitamin C yang digunakan yaitu 0,32; 3,20; 16,01; 32,02; 64,05; 96,07; 128,09 ppm. Pembuatan larutan uji : L.P 1 : Dibuat konsentrasi 128,09 ppm dengan dipipet 4,0 ml LBI 2 masukkan ke tabung reaksi dan ditambahkan 6 ml larutan peraksi L.P 2 : Dibuat konsentrasi 96,07 ppm dengan dipipet 3,0 ml LBI 2 masukkan ke tabung reaksi dan ditambahkan 6 ml larutan peraksi

35 L.P 3 : Dibuat konsentrasi 64,05 ppm dengan dipipet 5,0 ml L.P 1 masukkan ke tabung reaksi dan ditambahkan 6 ml larutan peraksi L.P 4 : Dibuat konsentrasi 32,02 ppm dengan dipipet 1,0 ml LBI masukkan ke tabung reaksi dan ditambahkan 6 ml larutan peraksi L.P 5 : Dibuat konsentrasi 16,01 ppm dengan dipipet 5,0 ml L.P 4 masukkan ke tabung reaksi dan ditambahkan 6 ml larutan peraksi L.P 6 : Dibuat konsentrasi 3,20 ppm dengan dipipet 1,0 ml L.P 4 masukkan ke tabung reaksi dan ditambahkan 6 ml larutan peraksi L.P 7 : Dibuat konsentrasi 0,32 ppm dengan dipipet 1,0 ml L.P 6 masukkan ke tabung reaksi dan ditambahkan 6 ml larutan peraksi 4.5.4 Pengukuran Aktivitas Antioksidan dengan Spektrofotometri UV-Vis 4.5.4.1 Pengukuran Maks Larutan ABTS Pada pengukuran maks di ukur larutan ABTS kontrol pereaksi dan blangko yang digunakan adalah aquadest dan etanol 1:1.Pengukuran dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Panjang gelombang maksimum yang di dapatkan sebagai pengukuran absorbsi larutan uji.

36 4.5.4.2 Pengukuran Absorbansi Larutan Uji dan Kontrol Positif dengan Metode ABTS Larutan uji cuka apel (L.U CA), larutan uji apel segarmanalagi (L.U RB), kontrol positif (K.P) dengan berbagai seri konsentrasi di ukur nilai absorbsinya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan maks yang telah ditentukan. 4.6 Analisis Data Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif. Analisi secara deskriptif akan diketahui nilai penghambatan ( dari larutan uji cuka apel dan apel segar Manalagi serta kontrol positif. 4.6.1 Perhitungan Persen Penghambatan Persen penghambatan diperoleh dari data pengukuran absorbsi sampel yaitu seri konsentrasi larutan uji dan vitamin C sebagai kontrol positif dengan absorbansi larutan blangko dengan rumus sebagai berikut Persen penghambatan larutan cuka apel = 100% Persen penghambatan apel segar = 100% 4.6.2 Perhitungan IC 50 Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan yaitu konsentrasi sampel yang dapat merendam sebanyak radikal bebas Nilai merupakan konsentrasi yang diperoleh dari perhitungan pada saat nilai persen penghambatan sebesar 50 dari persamaan regresi linier y = bx+a. Nilai dari x pada persamaan tersebut menunjukkan konsentrasi yang akan dicari atau yang diperlukan untuk merendam 50% radikal bebas ABTS, sedangkan nilai y pada persamaan ini adalah persen penghambatan. Dari persamaan tersebut dapat dibandingkan nilai pada produk olahan cuka apel dengan vitamin C dan apel segar Manalagi dengan vitamin C sehingga dapat diketahui perbedaan aktivitas antioksidan pada produk olahan cuka apel dan apel segar Manalagi.