1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan dengan dampak yang serius karena dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang maupun jangka pendek yang sangat berbahaya. Semakin tinggi tekanan darah, maka semakin besar pula risiko terjadinya serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) didapatkan bahwa 62% dari penyakit cerebrovascular dan 49% dari penyakit jantung iskemia disebabkan oleh peningkatan tekanan darah (Chobanian, dkk., 2004). Peningkatan tekanan darah yang terlalu tinggi dalam jangka waktu pendek juga dapat mengakibatkan encephalopathy hipertensi, kejang, dan gagal jantung kongestif (Falkner, 2005). Berdasarkan laporan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) nasional tahun 2007 didapatkan hasil bahwa stroke yang merupakan penyakit cerebrovascular merupakan penyebab terbanyak kematian di Indonesia dan hipertensi merupakan penyebab kematian ketiga di Indonesia (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008a). Semakin tinggi kejadian hipertensi tentunya akan mengakibatkan meningkatnya morbiditas, mortalitas, serta beban biaya kesehatan akibat penyakit ini. Prevalensi hipertensi pada penduduk dunia diperkirakan mencapai 1 miliar orang dan 7,1 juta kematian setiap tahunnya berkaitan dengan masalah hipertensi (Chobanian, dkk., 2004). Berdasarkan Riskesdas nasional tahun 2007
2 didapatkan prevalensi hipertensi di Indonesia pada penduduk usia 18 tahun sebesar 31,7% dan prevalensi hipertensi di Provinsi Bali pada usia 18 tahun mencapai 29,1% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008a). Hipertensi pada anak umumnya kurang mendapatkan perhatian karena dianggap sebagai sesuatu yang jarang, tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Hipertensi pada anak ini merupakan faktor risiko untuk terjadinya hipertensi pada saat dewasa dan terjadinya komplikasi jangka panjang maupun jangka pendek (Falkner, dkk., 2005). Prevalensi hipertensi pada anak tampaknya cenderung meningkat seiring dengan peningkatan obesitas pada anak (Luma dan Spiotta, 2006; Falkner, 2010). Saat ini diperkirakan prevalensi hipertensi pada anak sebesar 3 sampai dengan 5% (Falkner, 2010; Falkner, dkk., 2010). Beberapa penelitian prevalensi hipertensi pada anak usia sekolah menunjukkan hasil yang berbeda-beda dengan rentang yang cukup jauh. Prevalensi sebesar 1,7% didapatkan pada penelitian di Iraq oleh Subhi (2006), prevalensi 4,9% didapatkan oleh Salman, dkk. (2010) di Sudan, prevalensi 18,4% pada skrining pertama didapatkan oleh Moore, dkk. (2006), prevalensi 20,6% didapatkan oleh Urrutia- Rojas, dkk. (2006) di Texas, dan prevalensi 24,2 % didapatkan oleh Mohkam, dkk. (2011) di Iran. Penelitian tentang hipertensi pada anak di Indonesia termasuk di Bali sangat sedikit dipublikasikan. Berdasarkan hasil Riskesdas 2007 didapatkan prevalensi hipertensi pada usia 15-17 tahun di Indonesia sebesar 8,4% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008a) dan prevalensi hipertensi di Bali pada usia 15-24 tahun sebesar 13% (Departemen Kesehatan Republik
3 Indonesia, 2008b). Sedangkan untuk data prevalensi hipertensi di bawah umur 15 tahun termasuk anak usia sekolah dasar, baik di Indonesia maupun di Provinsi Bali belum tersedia. Salah satu penyebab belum tersedianya data ini adalah belum tersedianya secara merata alat pengukur tekanan darah yang sesuai untuk anak di tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas, klinik, maupun rumah sakit. Beberapa kondisi yang berkaitan dengan gaya hidup (obesitas, stres, rendahnya aktivitas fisik, makanan tinggi kalori) serta faktor genetik (etnis dan riwayat hipertensi pada orang tua) sering dihubungkan sebagai faktor risiko pada hipertensi anak. Kejadian hipertensi diperkirakan dua kali lebih banyak pada orang dengan riwayat hipertensi pada salah satu ataupun kedua orang tuanya (Beevers, dkk., 2001). Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian tentang hubungan antara overweight dan obesitas dengan hipertensi pada anak, hampir semua mendapatkan bahwa hipertensi cenderung meningkat pada anak yang mengalami overweight dan obesitas. Selain itu, di Indonesia dari hasil riskesdas 2007 didapatkan prevalensi kurang aktivitas fisik pada usia 10 tahun ke atas cukup tinggi mencapai 48,2%, serta prevalensi berat badan lebih usia 6 sampai dengan 14 tahun sebesar 9,5% pada laki-laki dan 6,4% pada perempuan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008a). Berdasarkan data tingginya kejadian hipertensi di Indonesia dan kecenderungan meningkatnya gaya hidup berisiko yang kemungkinan juga terjadi pada masa anak-anak sehingga diperlukan deteksi dini terhadap penyakit hipertensi ini beserta faktor risikonya pada semua kelompok usia. Upaya deteksi dini yang dilanjutkan dengan intervensi sedini mungkin akan dapat mengurangi
4 komplikasi, morbiditas, mortalitas, serta biaya kesehatan yang timbul akibat penyakit ini. Sebagai langkah awal untuk memperoleh data hipertensi pada anak, maka diperlukan penelitian untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor risikonya pada anak sekolah dasar di Indonesia termasuk di Provinsi Bali. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1. Berapa prevalensi hipertensi pada anak sekolah dasar di Bali? 2. Apakah ada hubungan antara obesitas dengan hipertensi pada anak sekolah dasar di Bali? 3. Apakah ada hubungan antara riwayat hipertensi orang tua dengan hipertensi pada anak sekolah dasar di Bali? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada anak. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Menentukan prevalensi hipertensi pada anak sekolah dasar di Bali. 2. Membuktikan bahwa ada hubungan antara obesitas dengan hipertensi pada anak sekolah dasar di Bali. 3. Membuktikan bahwa ada hubungan antara riwayat hipertensi orang tua dengan hipertensi pada anak sekolah dasar di Bali.
5 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan ilmu pengetahuan baru bagi sejawat dokter spesialis anak, dokter umum, bidan, dan mahasiswa kedokteran terutama bagi mereka yang bertugas di Bali, sehingga dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk memulai pemeriksaan tekanan darah pada anak sedini mungkin. Selain itu, diharapkan pula penelitian ini dapat menjadi data dasar pada penelitian lebih lanjut mengenai hipertensi pada anak di Indonesia. 1.4.2 Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pemegang kebijakan agar mulai dilakukan deteksi dini hipertensi dengan pengukuran tekanan darah pada anak di sekolah dasar. Selain itu, agar dimulai pelatihan dan penyediaan alat pengukur tekanan darah yang sesuai untuk anak di pusat-pusat pelayanan kesehatan, termasuk puskesmas, klinik-klinik, maupun rumah sakit.