BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi dan otonomi daerah sekarang ini daerah membutuhkan kemampuan dalam memberdayakan potensi dan karakter lokal yang mampu bersaing baik secara nasional maupun internasional. Sesuai perkembangan yang ada maka pemenuhan akan kebutuhan pelayanan pun akan meningkat yang mengakibatkan banyak pergeseran sosial, ekonomi dan kebudayaan. Pergeseran secara sosial ini nampak dari masyarakat agraris atau pertanian ke industri yang biasanya menggantungkan hidupnya dari produksi pertanian ke jasa atau tenaga kerja pabrik, pengangkutan dan lainnya. Penting bagi suatu daerah maupun negara bagaimana bisa memanfaatkan perubahan dan kecenderungan sosial ini yang positif berupa aktifitas jasa seperti kegiatan jasa pariwisata. Kabupaten Tapanuli Tengah memerlukan dukungan ekonomi wilayah dari sektor jasa selain sektor pertanian, pertambangan dan industri. Sektor jasa tersebut yang diharapkan bisa memunculkan kekuatan ekonomi baru. Sektor pariwisata merupakan salah satu andalan penerimaan ekonomi negara berkembang pada umumnya, karena melibatkan sektor lain di luar pariwisata dan secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan. Dalam meningkatkan devisa bagi Negara, sektor pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan bagi pemerintah Republik Indonesia. Pertumbuhan ekonomi
yang relatif meningkat tersebut memberikan harapan dan juga peluang bagi negara-negara di dunia untuk ikut mengembangkan pariwisata dan menjadikannya sebagai sumber pendapatan negara. Indonesia mempunyai sumber daya dan modal yang besar dalam usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan, karena bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam, peninggalan sejarah, peninggalan purbakala, serta seni dan budaya yang dapat dijadikan aset-aset wisata. Keadaan ini selaras dengan isi Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan diantaranya dikemukakan bahwa keadaan alam, flora, fauna, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal yang besar nilainya bagi usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan. Disamping mendatangkan devisa bagi negara dan pemasukan pendapatan asli daerah bagi daerah kabupaten/kota, kegiatan kepariwisataan juga mampu mendatangkan investor untuk menanamkan modalnya, keadaan ini secara langsung akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekeliling daerah wisata tersebut. Pembukaan lapangan pekerjaan akan semakin merangsang penduduk sekitar daerah wisata untuk ikut serta sebagai pelaku-pelaku insan wisata. Signifikansi dari pariwisata nasional bahwa negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan keindahan alam serta kekayaan alam yang terbentang di segenap kepulauan Indonesia. Keunggulan atau ciri khas pariwisata di Indonesia antara lain : 1. Indonesia kaya dengan kekayaan alam, pemandangan, kebudayaan, dan nilainilai budaya yang, tersebar di kepulauan Indonesia.
2. Pariwisata Indonesia didukung dengan the way of life atau tata cara hidup bangsa Indonesia yang ramah dan bersahabat sehingga dapat mendukung penyelenggaraan pariwisata. 3. Pariwisata dikembangkan dengan cara mengirimkan duta-duta pariwisata, misalnya pengiriman grup-grup kesenian atau paket kebudayaan ke luar negeri dengan tujuan memperkenalkan kebudayaan pariwisata Indonesia. 4. Negara Indonesia terletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta termasuk kawasan Asia Tenggara. Keberadaan Indonesia tersebut menjndikan daerah atau negara transit sehingga menguntungkan Indonesia yaitu dalam pemasukan pendapatan, misalnya pendapatan dari sektor pariwisata. 5. Kurs nilai mata uang asing yang menguat terhadap nilai mata uang rupiah Indonesia, sehingga dapat mendukung dan menarik wisatawan agar berkunjung ke Indonesia. Pariwisata akan mendukung kegiatan pembangunan secara luas serta meningkatkan pendapatan daerah bahkan memperbesar perolehan devisa negara. Di samping itu, pariwisata juga akan membuka usaha dan lapangan kerja yaitu dengan adanya pedagang asongan dan pedagang eceran. Besar kecilnya perolehan sumber pendapatan dari pariwisata tergantung dengan banyak sedikitnya wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata. Pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan terjaganya mutu lingkungan, sebab dalam industri pariwisata, lingkungan itulah yang sebenarnya dijual. Seperti halnya dalam industri lainnya, dalam pariwisata pun barang yang dijual menjadi tidak laku jika mutu lingkungannya tidak memadai. Karena itu di
dalam pengembangan pariwisata, asas pengelolaan lingkungan untuk melestarikan kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan bukanlah merupakan hal yang abstrak, melainkan benar-benar konkrit dan sering mempunyai efek jangka pendek (Soemarwoto, 1992). Salah satu masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah jumlah pengangguran yang semakin meningkat, sedangkan lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah tidak sebanding dengan jumlah pengangguran yang ada. Perlu disadari bahwa lapangan pekerjaan tidak harus selalu berupa/disediakan oleh perusahaan industri, tetapi juga dapat melalui usaha sosial, pemberdayaan sektor informal atau wiraswasta dan/atau kegiatan yang menciptakan usaha. Salah satu contohnya adalah pariwisata dan kegiatan yang menunjang kegiatan pariwisata. Hal inilah yang menjadi fenomena berkembangnya pariwisata di Propinsi Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Tapanuli Tengah, yang banyak memfokuskan kegiatan pembangunan pada sektor pariwisata, dengan salah satu obyek pariwisata yaitu yang terdapat di Kecamatan Pandan. Pada saat ini Kecamatan Pandan banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara yang secara khusus untuk menikmati panorama alamnya. Besarnya pengeluaran wisatawan di Pandan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, yang ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat yang memiliki usaha di bidang pariwisata seperti penginapan, restoran, cenderamata, serta alatalat musik. Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya Kecamatan Pandan selama tahun 2006 2010 meningkat setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan semakin baiknya tatanan lokasi wisata dan semakin banyak
melakukan renovasi sehingga semakin menarik perhatian para wisatawan baik domestik dan mancanegara untuk berkunjung. Lebih spesifik lagi tabel dibawah akan menunjukkan kunjungan wisatawan khusus selama tahun 2010 yang berjumlah 11.298 orang di Kecamatan Pandan seperti tertera pada Tabel 1.1. berikut: Tabel 1.1. Jumlah Wisatawan Selama Tahun 2010 No. Bulan Jumlah Wisatawan Persent (%) 1 Januari 1.102 9,75 2 Pebruari 781 6,92 3 Maret 792 7,02 4 April 698 6,17 5 Mei 801 7,16 6 Juni 1.122 9,94 7 Juli 1.309 11,59 8 Agustus 1.198 10,60 9 September 821 7,27 10 Oktober 722 6,39 11 Nopember 689 6,09 12 Desember 1.263 11,09 Jumlah 11.298 100,00 Rata-rata Perbulan 941 jiwa Sumber : Kantor Kecamatan Pandan, 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya Kecamatan Pandan selama tahun 2010 berjumlah 11.298 jiwa dan rata-rata berjumlah 941 jiwa berkunjung setiap bulannya. Jika diteliti lebih jauh lagi, jumlah wisatawan yang berkunjung pada awal tahun, pertengahan tahun dan akhir tahun jauh lebih banyak dari bulan yang lain, hal ini dikarenakan pada awal, pertengahan dan akhir tahun merupakan hari libur, sehingga semakin banyak wisatawan yang memiliki waktu untuk bertamasya khususnya ke Kabupaten Tapanuli Tengah. Jika ditinjau dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2010, maka PDRB Kabupaten Tapanuli
Tengah sebesar 2.294.071,7 juta rupiah. Sektor pertanian merupakan kontributor utama dalam pembentukan nilai PDRB yaitu mencapai 41,6%, selanjutnya diikuti oleh sektor jasa-jasa (19,8%), industri pengolahan (13,4%), serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (12,2%), sedangkan sektor-sektor yang lain hanya memberikan kontribusi dibawah 6%. Berikut disajikan PDRB Kabupaten Tapanuli Tengah Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2010. PDRB ADHB 2010 Pertanian Bangunan Jasa-jasa Listrik, Gas dan Air Minum Bank dan Lembaga Keuangan Industri Pengangkutan & Komunikasi Penggalian Perdagangan, Hotel dan Restoran 1% 1% 12% 20% 4% 42% 2% 5% 13% Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah, 2010 Source: BPS-Statistic of Tapanuli Tengah Regency, 2010 Dari gambar di atas terlihat bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran yang menjadi pendukung dalam hal pariwisata menyumbang 12,2% dalam PDRB ADHB tahun 2010. Sektor ini menjadi sektor keempat yang menjadi penyumbang terbesar bagi PDRB Tahun 2010 Kabupaten Tapanuli Tengah setelah sektor pertanian, sektor jasa-jasa dan sektor industri pengolahan.
Pariwisata di Kabupaten Tapanuli Tengah dibedakan menjadi 4(empat) sektor, yaitu: 1. Wisata kuliner dan hotel meliputi berbagai menu makanan khas Tapanuli Tengah yang disajikan diberbagai Restoran dan Rumah Makan serta Pusatpusat Jajanan yang tersebar di sekitar pesisir pantai. Selain itu, dukungan ketersediaan Hotel yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga dapat mendukung peningkatan arus kunjungan wisatawan nusantara (wisnu) dan wisatawan manca negara (wisman), sehingga ke depan Kabupaten Tapanuli Tengah akan menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang berdaya saing. 2. Wisata alam pegunungan meliputi keindahan Air Terjun, Danau, Sungaisungai, Alam perbukitan Bukit Barisan dan Kawasan Hutan Lindung Batang Toru. 3. Wisata sejarah/cagar budaya meliputi keindahan situs makam yang berhubungan dengan masuknya agama Islam dan Kristen melalui Barus Kabupaten Tapanuli Tengah di Indonesia, makam Pahlawan Nasional Dr. Ferdinand Lumbantobing dan berbagai bukti perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia di bumi Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. 4. Wisata bahari-pantai 25 pantai yang terbentang sepanjang pesisir Barat Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, 30 pulau-pulau kecil dengan keindahan pantai dan bawah lautnya, dan terumbu karang dengan berbagai ekosistem bawah laut yang mempesona khususnya di sekitar Pulau Mursala dan Pulau Ungge. Pada hakekatnya, objek wisata sangat berkaitan erat dengan sosial ekonomi masyarakat karena tujuan pengembangan wisata menyangkut
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Wisata alam, budaya dan minat khusus merupakan obyek wisata andalan Kabupaten Tapanuli Tengah yang telah banyak memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berkembanganya objek wisata di Kabupaten Tapanuli Tengah akan merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat dan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga semakin bertambah. Dampak lain yang ditimbulkannya adalah terbukanya kesempatan kerja yang luas bagi masyarakat di sekitarnya, sektorsektor pekerjaan lain yang berhubungan dengan objek wisata akan semakin tumbuh dan berkembang. Berhubungan dengan latar belakang di atas, penulis ingin mencoba melakukan penelitian yang berjudul pengaruh kunjungan wisatawan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat di Kecamatan Pandan dalam rangka Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. 1.2. Permasalahan Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh kunjungan wisatawan terhadap jumlah pengunjung fasilitas wisata di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. 2. Bagaimana pengaruh kunjungan wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tapanuli Tengah. 3. Bagaimana pengaruh kunjungan wisatawan terhadap pendapatan pemilik fasilitas wisata (Hotel, Restoran dan pemilik boat). 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk :
1. Menganalisis pengaruh kunjungan wisatawan terhadap jumlah pengunjung fasilitas wisata di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. 2. Menganalisis pengaruh kunjungan wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tapanuli Tengah. 3. Menganalisis pengaruh kunjungan wisatawan terhadap pendapatan pemilik fasilitas wisata (Hotel, Restoran dan pemilik boat). 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah manfaat untuk : 1. Ilmu Pengetahuan : bahan masukan dalam kajian ilmiah. 2. Pemerintah : sebagai bahan masukan untuk menentukan arah kebijakan dalam pengelolaan/pengembangan wisata daerah kabupaten/kota khususnya di Kabupaten Tapanuli Tengah dan di Provinsi Sumatera Utara pada umumnya. 3. Masyarakat : sebagai masukan tentang pengaruh kunjungan wisatawan terhadap pendapatan masyarakat. 4. Investor : sebagai masukan informasi dan menjadi acuan untuk menanamkan modal di bidang usaha kepariwisatan di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.