SITA SOLINA E1F

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

I. PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan. selanjutnya. Masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini dengan layak. Oleh karena itu, anak memerlukan program

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PERMAINAN TEBAK SUARA PADA ANAK KELOMPOK A TK AL HIDAYAH SUMBERAGUNG 02 KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar

Membangun Kreatifitas dengan Mainan Edukatif 'Building Block'

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat sehingga masa ini disebut golden age (masa emas). Masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sangatlah penting karena dengan berbahasa kita dapat berkomunikasi dengan orang lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DENGAN METODE BERCERITA MELALUI WAYANG KERTAS DI TK MAKEDONIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan suatu alat. Perkembangan adalah bertambahnya keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998).

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH. II.1 Mainan Anak Edukatif II.1.1 Definisi Mainan Anak Edukatif

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

PENGEMBANGAN BERBAHASA PADA ANAK USIA 4 5 TAHUN MELALUI METODE BERMAIN KARTU HURUF DI TK PSM 2 KAWEDANAN MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk. pendidikan Sekolah (PP No. 27 Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS. 2.1 Perkembangan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK B1 TK TUNAS BANGSA DESA SIDERA KABUPATEN SIGI

MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk

EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TATA BALOK GAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM HERMAWITA ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR DI KELOMPOK B TK PERTIWI MOJAYAN I KLATEN TENGAH TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

PENGGUNAAN MEDIA BALOK HURUF PADA KEMAMPUAN MENGENAL HURUF ANAK JURNAL OLEH : SITI LARAS ANDIYANI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

Transkripsi:

JURNAL IDENTIFIKASI PEMANFAATAN APE DALAM MENGEMBANGKAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD SE-KECAMATAN JONGGAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Studi Pada Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru PAUD Oleh: SITA SOLINA E1F 009 037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2014 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (usia 0-6 tahun) merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan yang unik, karena proses tumbuh kembang anak terjadi secara bersamaan dengan golden age (masa peka). Golden age merupakan waktu paling tepat untuk memberikan bekal yang kuat kepada anak. Di masa ini, kecepatan pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari keseluruhan perkembangan otak anak selama hidupnya. Sehingga golden age merupakan masa yang sangat tepat untuk menggali segala potensi kecerdasan anak sebanyak-banyaknya yakni dengan mengembangkan kelima aspek perkembangan anak di antaranya adalah nilai-nilai agama dan moral, bahasa, fisik motorik, kognitif dan sosial emosional. Pada kenyataan yang terjadi di beberapa PAUD, pengembangan aspek-aspek perkembangan anak hanya difokuskan pada satu aspek perkembangan saja, sehingga kurang mengembangkan aspek-aspek perkembangan yang lain salah satunya aspek bahasa. Bahasa merupakan aspek penting dalam perkembangan anak usia dini kerena dengan adanya kemampuan berbahasa membantu anak untuk berpikir, mengekspresikan diri dan berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, stimulasi yang diberikan di lingkungan sekolah pada umumnya kurang memadai, khususnya dalam penggunaan alat permainan edukatif. Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul dengan orang lain. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak (rikeriwayanti.2010.blogspot.com). Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Sugianto (dalam Ardy & Barnawi, 2012: 149), menyatakan bahwa dengan adanya alat permainan edukatif pendidik dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangannya. Selama proses belajar mengajar berlangsung pastinya tidak terlepas dari aktivitas bermain anak. Soekresno (2009: 3 ), mengatakan bahwa bermain bagi anak sama pentingnya seperti bernapas dan makan. Semuanya dibutuhkan untuk tumbuh kembang seorang anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas keputusan anak itu sendiri sehingga tanpa adanya paksaan. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar yang baik pada anak. 2

Kenyataannya di PAUD Kecamatan Jonggat, kegiatan yang dilakukan oleh guru bersifat monoton diantaranya kegiatan menggunting, menempel, mewarnai, dan calistung (baca, tulis, hitung) dalam arti guru kurang memanfaatkan alat permainan edukatif yang ada di sekolah. Banyak alat permainan edukatif yang lebih efektif dalam mengembangkan bahasa anak usia 5-6 tahun akan tetapi jarang bahkan tidak pernah digunakan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung dalam arti hanya sebagai pajangan saja di dalam lemari mainan. Begitu pula dengan alat permainan edukatif yang diberikan kepada anak kurang bervariasi sehingga membuat anak cepat bosan untuk mengikuti kegiatan. Untuk itu pendidik perlu memanfaatkan alat permainan edukatif yang ada dalam mengembangkan bahasa anak usia 5-6 tahun agar lebih optimal. Berhubungan dengan hal di atas, maka peneliti berniat untuk melakukan penelitian sebagai berikut Identifikasi Pemanfaaatan APE Dalam Mengembangkan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Di PAUD Se- Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja APE yang digunakan dalam mengembangkan bahasa anak usia 5-6 tahun di PAUD Se-Kecamatan Jonggat tahun pelajaran 2013/2014? 2. Apa saja APE yang dominan digunakan dalam mengembangkan bahasa anak usia 5-6 tahun di PAUD Se-Kecamatan Jonggat tahun pelajaran 2013/2014? 3. Apa saja APE yang efektif digunakan dalam mengembangkan bahasa anak usia 5-6 tahun di PAUD Se-Kecamatan Jonggat tahun pelajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui apa saja APE yang digunakan dalam Jonggat tahun pelajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetahui apa saja APE yang dominan digunakan dalam Jonggat tahun pelajaran 2013/2014. 3. Untuk mengetahui apa saja APE yang efektif digunakan dalam Jonggat tahun pelajaran 2013/2014. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti 3

a. Secara akademis merupakan salah satu syarat untuk mencapai program strata satu (SI) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram. b. Untuk lebih memahami dan menambah pengetahuan kita semua tentang alat permainan edukatif apa saja yang efektif untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun. 2. Bagi Guru a. Meningkatkan wawasan guru tentang pemanfaatan alat permainan edukatif agar lebih optimal untuk mengembangkan bahasa anak. b. Menambah pengetahuan guru tentang pemanfaatan alat permainan edukatif dalam mengembangkan bahasa anak usia 5-6 tahun. 3. Bagi Lembaga a. Untuk lebih memanfaatkan APE yang ada atau yang dimiliki secara efektif sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih baik, tidak monoton dan bervariasi sesuai aspek perkembangan anak. b. Agar lebih banyak memanfaatkan APE yang dimiliki untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak. A. Alat Permainan Edukatif BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Alat Permainan Edukatif Direktorat PAUD (dalam Ardy & Barnawi, 2012: 150), mendefinisikan bahwa alat permainan edukatif adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak. Sehubungan dengan media menurut Gerlach (dalam Arsyad 2010: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Menurut Sudono (2006: 7) sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru antara lain buku referensi, buku cerita, gambargambar, nara sumber, benda atau hasil-hasil budaya. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Alat Permainan Edukatif adalah segala sesuatu atau media yang dapat digunakan sebagai sarana untuk bermain dan untuk menjadi sumber belajar anak yang dapat memberikan informasi maupun berbagai keterampilan dan pengalaman belajar. Pengalaman ini akan berguna untuk meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak PAUD seperti aspek nilai-nilai agama dan moral, fisik/motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. 4

2. Ciri-ciri Alat Permainan Edukatif Menurut Zaman, dkk (2007: 63) alat permainan dapat dikategorikan sebagai alat permainan edukatif untuk anak PAUD jika memenuhi ciri-ciri sebagai berikut: a. Ditujukan untuk anak usia PAUD. b. Berfungsi mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak PAUD. c. Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk dan untuk bermacam tujuan aspek pengembangan atau bermanfaat multiguna. d. Aman bagi anak. e. Dirancang untuk mendorong aktivitas dan kreativitas. f. Bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan. Menurut Direktorat PAUD (2005: 7) menyatakan bahwa APE adalah alat permainan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan dan mempunyai beberapa ciri yaitu: a. Dapat digunakan dalam berbagai cara, maksudnya dapat dimainkan dengan bermacam-macam tujuan, manfaat dan menjadi bermacam-macam bentuk. b. Ditujukan terutama untuk anak usia prasekolah dan berfungsi mengembangkan berbagai aspek perkembangan, kecerdasan, serta motorik anak. c. Segi keamanan sangat diperhatikan baik dari bentuk maupun penggunaan cat. d. Membuat anak terlibat secara aktif. e. Sifatnya konstruktif. Mayke (2007: 81) menyatakan bahwa APE memiliki ciri -ciri sebagai berikut: a. Dapat digunakan dalam berbagai cara, maksudnya dapat dimainkan dengan bermacam-macam tujuan, manfaat dan menjadi bermacam-macam bentuk. b. Ditujukan terutama untuk anak-anak usia prasekolah dan berfungsi mengembangkan berbagai aspek perkembangan, kecerdasan serta motorik anak. c. Segi keamanan sangat diperhatikan baik dari bentuk maupun penggunaan cat. d. Membuat anak terlibat secara aktif. e. Sifatnya konstruktif. Jadi dapat disimpulkan bahwa alat permianan edukatif yang baik harus memenuhi ciri-ciri dari alat permainan edukatif yang ada di atas. Sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat berlangsung 5

dengan baik sesuai dengan aspek-aspek perkembangan anak berdasarkan tahapan usianya. 3. Syarat-syarat Alat Permainan Edukatif Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2006: 3), ada beberapa syarat alat permainan edukatif diantaranya: 1. Syarat Edukatif a. Kesesuaian dengan kegiatan program belajar mengajar. b. Kesesuaian dengan kemampuan anak. c. Mendorong aktivitas dan kreativitas anak. d. Membantu kelancaran dan keberhasilan belajar mengajar. 2. Syarat Tehnis a. Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana. b. Media hendaknya multiguna. c. Keawetan (bahan dan konstruksi kuat dan tahan lama). d. Ketahanan (tidak mudah berubah dalam arti efektifitasnya tetap walaupun dalam perubahan cuaca). e. Kemudahan dalam pemakaian. f. Keamanan (tidak membahayakan bagi pemakai). g. Ketetapan ukuran. h. Dapat digunakan secara individu, kelompok dan klasikal. 3. Syarat Estetika a. Bentuk yang elastis (fleksibel, ringan sehingga mudah dibawa anak). b. Kesesuaian ukuran (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil). c. Kombinasi warna yang sesuai dan menarik. Soekresno (2009: 25) menyatakan bahwa agar perkembangan anak optimal, diperlukan alat permainan edukatif yang patut, yaitu memenuhi syarat-syarat umum sebagai berikut: a. Bentuknya tidak lancip atau bersudut tajam. b. Bahan pembuatnya ringan, disarankan menggunakan bahan alam seperti kayu, kain katun, atau bahan plastik aman, bukan yang beracun dan mengandung timbal. c. Ukuran mainan tidak dapat masuk ketiga lubang yakni lubang hidung, lubang telinga dan tenggorokan (khusus permainan anak balita). d. Cat aman, tidak mengandung timbal, air raksa dan besi. Menurut Ardi dkk (2012: 153 ) syarat-syarat APE adalah sebagai berikut: a. Mudah dibongkar pasang Alat permainan yang mudah dibongkar dan dapat diperbaiki sendiri lebih ideal dari pada mobil-mobilan yang dapat bergerak sendiri. b. Mengembangkan daya fantasi 6

Alat permainan yang sifatnya mudah dibentuk dan dapat diubahubah sangat sesuai untuk mengembangkan daya fantasi, yang memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba dan melatih daya-daya fantasinya. Sesuai dengan teori pendidikan modern, alat-alat yang dapat menunjang perkembangan fantasi itu, misalnya bak pasir, tanah liat, kertas, dan jagung. Jumlah alat-alat itu masih dapat ditambah lagi dengan kapur berwarna, papan tulis, dan sebagainya. c. Tidak berbahaya Dengan adanya syarat-syarat alat permainan edukatif dapat memudahkan pendidik dalam membuat sebuah alat permainan yang baik dan berkualitas. Disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan anak sesuai tahapan usia. B. Perkembangan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun 1. Perkembangan Bahasa Anak Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak. Bromley (dalam Dhieni dkk, 2005: 1.11) mendefinisikan bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbolsimbol visual maupun verbal. Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis dan dibaca, sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak dapat memanipulasi simbol-simbol tersebut dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan berpikirnya. 2. Aspek-Aspek Perkembangan Bahasa Anak Dhieni (2005: 3.1), menyebutkan bahwa perkembangan bahasa anak meliputi perkembangan menyimak, berbicara, menulis dan membaca. 1. Perkembangan Menyimak Kemampuan menyimak sebagai salah satu kemampuan berbahasa awal yang harus dikembangkan, memerlukan kemampuan bahasa reseptif dan pengalaman, dalam hal ini anak sebagai penyimak secara aktif memperoses dan memahami apa yang didengar. 2. Perkembangan Berbicara Berbicara bukanlah sekedar pengucapan kata atau bunyi, tetapi merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan, atau mengkomunikasikan pikiran, ide, maupun perasaaan. Berbicara dan menyimak adalah komunikasi dua arah atau tatap muka yang dilakukan secara langsung. Kemampuan berbicara anak diperoleh dari kegiatan menyimak dan membaca. 3. Perkembangan Membaca Raines dan Canad (dalam Dhieni, 2008: 3.17-3.18), berpendapat bahwa membaca bukanlah kegiatan menerjemahkan 7

kata demi kata untuk memahami arti yang terdapat dalam bacaan. Akan tetapi membaca merupakan suatu proses mengkonstruksikan arti dimana terdapat intraksi antara tulisan yang dibaca anak dengan pengalaman yang pernah di perolehnya. 4. Perkembangan Menulis Menulis merupakan salah satu media untuk berkomunikasi, dimana anak dapat menyampaikan makna, ide, pikiran dan perasaannya melalui untaian kata-kata yang bermakna. Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan bahasa anak tidak terlepas dari kemampuan anak dalam menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Sehingga keempat aspek perkembangan bahasa tersebut harus di stimulasi dengan baik. 3. Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Berdasarkan karakteristik kemampuan anak usia5-6 tahun maka peneliti dalam menyusun instrumen penelitian sesuai aspek perkembangan anak pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomer 58 Tahun 2009 dengan aspek perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun sebagai berikut: Tabel 2.1 Lingkup Perkembangan I. Bahasa A. Menerima bahasa B. Mengungkapkan Bahasa Tingkat Pencapaian Perkembangan 1. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan. 2. Mengulang kalimat yang lebih kompleks. 3. Memahami aturan dalam suatu permainan 1. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks. 2. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama. 3. Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung. 4. Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikatketerangan). 5. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain. 6. Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan. C. Keaksaraan 1. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal. 2. Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya. 3. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama. 8

4. Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf. 5. Membaca nama sendiri. 6. Menuliskan nama sendiri. C. Alat Permainan Edukatif Dalam Mengembangkan Bahasa 1. APE untuk melatih kemampuan mendengarkan/menyimak a. Papan bulletin b. Boneka tangan/boneka jari c. Miniatur Wayang d. Kresekan e. Bola Suara f. Gendang g. Angklung h. Gitar i. Rebana j. Gamelan 2. APE untuk melatih kemampuan berbicara a. Buku cerita bergambar kain flannel b. Papan cerita c. Boneka tangan/boneka jari d. Alat memasak e. Alat pertukangan f. Alat kebun g. Alat bengkel h. Kotak raba i. Kotak penting j. Lotto berpasangan 3. APE untuk melatih kemampuan membaca a. Kartu/poster kata/huruf b. Papan bongkar pasang huruf/angka c. Pohon huruf atau angka d. Bingo kata e. Mengail huruf (pancingan huruf) f. Buku tempel alphabet g. Kartu-kartu aksi h. Buku bolak balik berwarna i. Papan huruf/angka j. Kartu nama hari k. Kartu nama bulan 4. APE untuk melatih kemampuan menulis a. Alat tulis b. Papan tulis c. Majalah d. Baki garam atau pasir 9

BAB III METODE PENELITIAN A. Wilayah dan Lingkup Penelitian Wilayah penelitian dilaksanakan di PAUD Se-Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2013-2014 dan lingkup penelitian mencakup pemanfaatan alat permainan edukatif dalam Jonggat Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 13 desa/kelurahan dan 44 lembaga PAUD. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kualitatif kuantitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data berupa katakata atau angka baik tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati Bogdan dan Tailor (dalam Moleong, 2005: 139). Kemudian penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu mengamati penggunaan atau pemanfaatan alat permainan edukatif yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, kemudian melakukan interaksi atau wawancara dengan guru mengenai pemanfaatan alat permainan edukatif dalam mengembangkan bahasa anak usia 5-6 tahun. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah guru yang memanfaatkan alat permainan edukatif dalam mengembangkan bahasa anak usia 5-6 tahun di PAUD Se-Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah guru yang mengajar anak usia 5-6 tahun di PAUD Se-Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah berjumlah 60 guru. 2. Sampel Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan dengan cara stratified proportional random sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila populasinya heterogen (tidak sejenis). Peneliti mengambil sampel sebanyak 20% dari 60 guru yang mengajar anak usia 5-6 tahun di 44 PAUD Se-Kecamatan Jonggat. Maka diperoleh hasil sebanyak 12 guru dari 12 lembaga PAUD. D. Metode Pengumpulan Data a. Metode Observasi b. Metode wawancara c. Metode Dokumen E. Kriteria Penilaian 10

Menurut Anita (2011: 88) skala penilaian sering digunakan untuk pencatatan hasil pengamatan. Skala penilaian memuat daftar kata-kata atau pernyataan mengenai tingkah laku, sikap, dan/atau kemampuan siswa. Skala penilaian ada yang berbentuk bilangan, huruf dan ada yang berbentuk uraian. 0 = Tidak Ada APE 1 = Ada APE Tetapi Tidak Menstimulasi 2 = Ada APE Dan Menstimulasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Peneliti Sesuaidata hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa alat permainan edukatif yang digunakan dalam mengembangkan bahasa anak usia 5-6 tahun di PAUD Se-Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 82,35% yakni sebanyak 28 alat permainan edukatif (boneka tangan/boneka jari, miniatur wayang, kresekan, gendang, angklung, gitar, rebana, buku cerita bergambar kain flanel, lotto berpasangan, alat memasak, alat pertukangan, alat berkebun, alat bengkel, papan bongkar pasang huruf/angka, buku tempel alphabet, pancingan huruf, buku bolak balik berwarna, kartu nama bulan, kartu nama hari, papan huruf/angka, kartu/poster kata/huruf, pohon angka/huruf, kartu-kartu aksi, binggo kata, baki garam/pasir, papan tulis, alat tulis dan majalah) dari 34 alat permainan edukatif yang termasuk dalam 6 indikator (mengerti beberapa perintah secara bersamaan, memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain, menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, membaca nama sendiri, mengulang kalimat yang lebih kompleks,menuliskan nama sendiri) terdiri dari 13 deskriptor (anak dapat melakukan 1-2 perintah yang diberikan guru, anak dapat menyimak cerita yang dibacakan, anak dapat memusatkan perhatian dalam jangka waktu 5 menit, anak dapat mengungkapkan pendapat kepada orang lain, anak dapat melakukan percakapan dengan teman sekelas atau guru, anak dapat menyebutkan huruf A-Z, anak dapat mengurutkan 2-5 kartu huruf, anak dapat menyusun huruf-huruf sesuai nama sendiri, anak dapat mengulang kembali 1-2 kalimat yang lebih kompleks, anak dapat menuliskan nama sendiri, anak dapat menjiplak huruf, anak dapat menebalkan huruf, anak dapat menirukan huruf dan anak dapat membuat sendiri 2-5 huruf). Alat permianan edukatif yang dominan digunakan dalam Jonggat Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 29,41% yakni sebanyak 10 alat permainan edukatif (buku cerita bergambar kain flanel, alat memasak, alat pertukangan, alat berkebun, alat bengkel, kartu/ poster kata/huruf, baki garam/pasir, papan tulis, alat tulis dan majalah) dari 34 alat permainan edukatif yang termasuk dalam 2 11

indikator (memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain, menuliskan nama sendiri) terdiri dari 7 deskriptor (anak dapat mengungkapkan pendapat kepada orang lain, anak dapat melakukan percakapan dengan teman sekelas atau guru, anak dapat menuliskan nama sendiri, anak dapat menjiplak huruf, anak dapat menebalkan huruf, anak dapat menirukan huruf dan anak dapat membuat sendiri 2-5 huruf). Alat permianan edukatif yang efektif digunakan dalam Jonggat Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 5,88% yakni sebanyak 2 alat permainan edukatif (papan tulis dan alat tulis) yang termasuk dalam 1 indikator (menuliskan nama sendiri) terdiri dari 5 deskriptor (anak dapat menuliskan nama sendiri, anak dapat menjiplak huruf, anak dapat menebalkan huruf, anak dapat menirukan huruf dan anak dapat membuat sendiri 2-5 huruf). BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas mengenai Identifikasi Pemanfaatan APE Dalam Mengembangkan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Di PAUD Se-Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2013/2014 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Alat permainan edukatif yang digunakan dalam mengembangkan bahasa anak usia 5-6 tahun di PAUD Se-Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 82,35% yakni sebanyak 28 alat permainan edukatif dari 34 alat permainan edukatif yang termasuk dalam 6 indikator yang terdiri dari 13 deskriptor. 2. Alat permianan edukatif yang dominan digunakan dalam Jonggat Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 29,41% yakni sebanyak 10 alat permainan edukatif dari 34 alat permainan edukatif yang termasuk dalam 2 indikator yang terdiri dari 7 deskriptor. 3. Alat permianan edukatif yang efektif digunakan dalam Jonggat Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 5,88% yakni sebanyak 2 alat permainan edukatif yang termasuk dalam 1 indikator yang terdiri dari 5 deskriptor B. Saran 1. Bagi Peneliti lain Hasil penelitian ini dapat berguna bagi peneliti dan pihak lainnya dalam melakukan penelitian pada masa-masa yang akan datang yang berkaitan dengan pemanfaatan alat permainan edukatif dalam mengembangkan bahasa anak usia 5-6 tahun. 12

2. Bagi Guru Bagi guru, agar lebih banyak lagi memanfaatkan alat permainan edukatif yang sudah tersedia di sekolah, agar pembelajaran tidak monoton. Guru juga perlu mengikuti berbagai pelatihan atau seminar yang berkaitan dengan pemanfaatan alat permainan edukatif dalam mengembangkan bahasa anak usia 5-6 tahun sehingga menambah wawasan guru dalam penggunaan atau pemanfaatan alat permainan edukatif untuk mengembangkan bahasa anak. 3. Bagi Lembaga PAUD Bagi lembaga PAUD, dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi dan refleksi di dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas guru dengan memberikan pelatihan tentang pemanfaatan APE untuk mengembangkan bahasa anak usia 5-6 serta menyediakan alat permainan edukatif dalam mengembangkan bahasa anak usia 5-6 tahun lebih bervariasi, agar dapat digunakan atau dimanfaatkan guru dalam proses belajar mengajar. DAFTAR PUSTAKA Ardy,dkk. 2012. Format PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Arikunto.2006.Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Dhieni, dkk. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Moleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional. Rikeriwayanti.2010.Perkembangan Bahasa Untuk Anak Usia Dini (Usia 4-6 Tahun). Diakses tanggal 01/08/2014. Soekresno, Emmy.2009. Panduan Memilih 20 Mainan Terbaik Sepanjang Masa. Depok : PT. Luxima Metro Media. Sudono, Anggani.2006. Sumber Belajar dan Alat Permainan Pendidikan Usia Dini. Jakarta. Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. UPTD. 2013. Data Populasi Guru Usia 5-6 Tahun Dan Lembaga PAUD Se- Kecamatan Jonggat. Jonggat Lombok Tengah. Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanan-kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Zaman, Badru dkk. 2007. Media dan Sumber Belajar Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Universitas Terbuka 13