TANYA JAWAB PERTANYAAN UMUM TENTANG



dokumen-dokumen yang mirip
Semoga Buku Tanya Jawab ini bermanfaat. Jakarta, Februari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

1. STANDAR ISI. 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

PEMBINAAN PENGELOLAAN TUNJANGAN PROFESI GURU SEKSI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN Visit Our Website: madrasahjatim.wordpress.

STANDAR ISI 1 Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi 4 4 sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU DAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

PEDOMAN PENGHITUNGAN BEBAN KERJA GURU DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2008

Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah

A. Kriteria Guru Penerima

Model Penyelenggaraan Peminatan di SMA

Kata Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun

SMP NEGERI 1 SEMARAPURA Jalan Teratai, Semarapura Kelod, Klungkung Website:

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI

PANDUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011. Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

INFORNASI AKADEMIK SMA NEGERI 78 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU DAN PENGAWAS

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN

BAB II HASIL SURVEY. dan Kebudayaan No. 0296/0/1978, SMP Negeri 39 Surabaya dibangun di atas tanah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK)

PEMERINTAH KOTA BENGKULU DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013

Hari Sekolah. Permendikbud Nomor 23 Tahun Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Juni

PERSYARATAN DAN SELEKSI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU JALUR REGULER ONLINE SMP DAN SMA NEGERI KOTA BANDAR LAMPUNG

PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU PNSD MELALUI MEKANISME TRANSFER DAERAH

Lampiran : Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : Tanggal :

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Ditulis oleh Administrator Rabu, 08 Desember :38 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 29 Januari :19

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare.

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS GURU TIK DAN KKPI

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

I. KETENTUAN UMUM PERSYARATAN PESERTA III. TATA CARA PENDAFTARAN. Pendataan / Rekomendasi

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH. Permendikbud No 17 Tahun 2017

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Hakikat Ekstrakurikuler

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

- 1 - MEKANISME PENYALURAN DAN KRITERIA PENERIMA TUNJANGAN PROFESI

KATA PENGANTAR. Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA, Harris Iskandar, Ph.D NIP Panduan Pengembangan KTSP

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS PENDIDIKAN JL. Jend. Achmad Yani NO. 239 TELP BANDUNG

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Panduan Pengembangan KTSP KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

FUNGSI DAN TUGAS SEKOLAH DAN PENGELOLA SEKOLAH

IMPLEMENTASI KEWENANGAN PENGELOLAAN DATA PENDIDIKAN KELOMPOK IV

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. MANAJEMEN KURIKULUM. 1. Bp. Winarto, S.Pd, M.Hum selaku kepala sekolah

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA

PEDOMAN UMUM PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA TK, SD DAN SMP TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

No pembelajaran; (iii) peningkatan manajemen Guru, pendidikan keguruan, dan reformasi Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK); (iv) peningka

BIDANG KURIKULUM ( Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) /

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 ADIWERNA

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

SMA NEGERI 2 MAJALENGKA

PENDIDIKAN FORMAL PROGRAM INTRAKURIKULER PROGRAM KOKURIKULER PROGRAM EKSTRAKURIKULER

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)

PPDB BANDUNG. Kota BANDUNG OBJEKTIF TRANSPARAN ADIL AKUNTABE

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB II STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH

PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI MELALUI DIPA DIREKTORAT PEMBINAAN PTK PENDIDIKAN DASAR

PENGELOLAAN DAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 17. Jl. Mangga Besar IV/i No. 27, Kel. Kec. Tamansari, Telp , Fax Jakarta Barat 11150

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Acuan Pelaksanaan Pemenuhan Kewajiban Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan Sebagaimana Tertuang Dalam Pasal 6 Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 Tentang

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Transkripsi:

TANYA JAWAB PERTANYAAN UMUM TENTANG EKUIVALENSI KEGIATAN PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG BERTUGAS PADA SMP/SMA/SMK YANG MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI KURIKULUM TAHUN 2006 PADA SEMESTER KEDUA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 1

KATA PENGANTAR Dalam rangka peningkatan layanan pendidikan yang berkualitas, satuan pendidikan melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Ditinjau dari beban belajar peserta didik berdasarkan struktur Kurikulum Tahun 2006 dan struktur Kurikulum 2013 terdapat perbedaan jumlah jam pelajaran secara keseluruhan dan pada beberapa matapelajaran di SMP/SMA/SMK. Dampak dari pemberlakuan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut, mengakibatkan sejumlah guru bersertifikat pendidik yang mengajar pada mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar di SMP/SMA/SMK yang sebelumnya menggunakan kurikulum 2013, tidak dapat memenuhi beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu. Hal ini berakibat SK Tunjangan Profesi guru yang bersangkutan tidak dapat diterbitkan. Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/Pembimbingan Bagi Guru yang Bertugas pada SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada Semester Kedua Tahun Pelajaran 2014/2015. Untuk memberikan persamaan persepsi dan langkah dalam melaksanakan Peraturan Menteri dimaksud di sekolah, disusun Buku Tanya tentang kemengapaan dan proses pelaksanaan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan bagi guru SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pembelajaran/pembimbingan yang dilakukan oleh para guru pada khususnya dan penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah pada umumnya. Semoga Buku Tanya ini bermanfaat. Jakarta, Februari 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2

A. UMUM 1. Apa tujuan ekuivalensi itu dilakukan? Membantu guru yang bersertifikat pendidik yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar di SMP/SMA/SMK yang sebelumnya menggunakan kurikulum 2013, kemudian menggunakan kurikulum tahun 2006 untuk memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu. 2. Mengapa Kemdikbud melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan? Pada tahun 2014/2015 Pemerintah mengevaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 dan salah satu kebijakan yang diambil adalah menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 pada sekolah yang baru melaksanakan Kurikulum 2013 selama 1 (satu) semester yaitu sekolah pelaksana Kurikulum 2013 tahap II untuk kembali menggunakan Kurikulum Tahun 2006. Dengan adanya kebijakan untuk kembali pada Kurikulum Tahun 2006 tersebut, berdampak pada terjadinya sebagian guru tidak terpenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu. Akibatnya adalah mereka tidak akan memperoleh SK Tunjangan Profesi sebagai dasar untuk memperoleh tunjangan profesi. Agar guru SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015, tetap memperoleh tunjangan profesi, perlu aturan yang mengakui kegiatan pembelajaran/pembimbingan di luar tatap muka sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja tatap muka minimal 24 jam per minggu. Khusus untuk jenjang SMP, hanya rombel yang terdaftar pada data dapodik semester pertama tahun ajaran 2014/2015 sebagai rombel yang melaksanakan kurikulum 2013. 3. Bagi siapa saja kegiatan pembelajaran dapat diekuivalensi? Kegiatan pembelajaran/pembimbingan di luar tatap muka yang dapat diekuivalensikan sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja tatap muka minimal 24 jam per minggu, diperuntukkan bagi guru SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015. 3

4. Apakah ekuivalensi dimaksud berlaku untuk semua guru? Tidak. Ekuivalensi berlaku hanya bagi guru SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015. 5. Mata pelajaran apa saja yang boleh dilakukan ekuivalensi beban mengajar guru dan pada jenjang pendidikan apa? Bukan mata pelajaran yang diekuivalensi, tetapi guru SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 yang dapat melakukan kegiatan pembelajaran/pembimbingan di luar tatap muka sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja tatap muka 24 jam per minggu. Mereka yang terkena dampak adalah yang mengajar: a. Mata pelajaran di SMP meliputi 1) Bahasa Indonesia, 2) Ilmu Pengetahuan Alam, 3) Matematika, 4) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 5) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, 6) Seni Budaya, dan 7) TIK. b. Mata pelajaran di SMA meliputi 1) Geografi, 2) Matematika, 3) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, 4) Sejarah, dan 5) TIK. c. Mata pelajaran di SMK meliputi 1) Bahasa Indonesia, 2) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, 3) Sejarah, dan 4) TIK/Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). 4

6. Mengapa ekuivalensi tidak berlaku bagi guru yang mengajar di sekolah dasar? Karena perubahan kurikulum tidak berdampak pada pemenuhan beban mengajar guru yang bertugas di sekolah dasar. 7. Mengapa guru-guru di Sekolah Dasar tidak terkena dampak? Guru yang mengajar di SD terdiri dari guru kelas dan guru mata pelajaran (Pendidikan Agama dan Penjasorkes). Bagi guru kelas tidak terkena dampak kekurangan jam mengajar akibat perubahan pelaksanaan kurikulum, karena beban mengajar guru kelas sudah dapat memenuhi 24 jam tatap muka per minggu. 8. Bagaimana dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah Dasar? Alokasi waktu mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dalam struktur kurikulum SD berdasarkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tahun 2006 tidak mengalami perubahan, sehingga tidak ada masalah dalam pemenuhan beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu. Dengan demikian tidak diperlukan kegiatan ekuivalensi dalam pemenuhan beban mengajarnya. 9. Apa dasar pemikirannya bahwa hanya guru mata pelajaran tertentu saja di SMP/SMA/SMK yang memperoleh ekuivalensi? Adanya perbedaan alokasi waktu pada mata pelajaran tertentu di SMP/SMA/SMK antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Tahun 2006, dimana secara umum jumlah alokasi waktu pada mata pelajaran tertentu pada kurikulum 2013 lebih banyak dibandingkan dengan kurikulum tahun 2006, yaitu dari 38 jam pelajaran menjadi 32 jam pelajaran dengan bobot yang berbeda pada setiap mata pelajarannya. 5

10. Mengapa hanya guru mata pelajaran tertentu tersebut dan tidak bisa untuk mata pelajaran lain? Ya itu tadi, karena pada mata pelajaran tertentu tersebut dalam struktur Kurikulum Tahun 2006 alokasi waktu jam pelajaran per minggunya lebih kecil daripada yang terdapat di dalam struktur program Kurikulum 2013, sedangkan mata pelajaran lainnya tidak ada perubahan yang signifikan. Artinya, karena tidak ada perubahan jumlah jam maka tidak akan berdampak pada guru dalam memenuhi beban mengajarnya. 11. Bagaimana dengan guru mata pelajaran lain yang memiliki kekurangan beban mengajar guru? Kekurangan jam mengajar pada guru mata pelajara lain yang tidak terkena dampak perubahan kurikulum mengikuti aturan yang berlaku. Untuk memperoleh tunjangan profesi guru, mereka harus memenuhi beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu. 12. Berapa banyak kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang dapat diekuivalensikan? Ada 5 jenis kegiatan ekivalensi pembelajaran/pembimbingan yang dapat dipilih oleh guru sesuai dengan kebutuhannya, yaitu guru menjadi: a. walikelas, b. pembina OSIS, c. guru piket, d. membina kegiatan ekstrakurikuler, seperti OSN, Keagamaan, Pramuka, Olah raga, Kesenian, UKS, PMR, Pencinta Alam, dan KIR, atau e. menjadi tutor Paket A, Paket B, Paket C, Paket C Kejuruan, atau program pendidikan kesetaraan. 13. Apa saja kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang diakui untuk diekuivalensikan dan bagaimana pengakuan ekuivalensinya? Kegiatan, tugas, jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang, ekuivalensi beban kerja per minggu dan bukti fisik untuk masing-masing kegiatan diuraikan dalam tabel berikut. 6

Wali Kelas Tugas a. Pengelolaan Kelas b. Berinteraksi dengan orang tua/wali peserta didik c. Penyelenggaraan Administrasi Kelas d. Penyusunan dan laporan kemajuan belajar peserta didik e. Pembuatan catatan khusus tentang peserta didik f. Pencatatan mutasi peserta didik g. Pengisian dan pembagian buku laporan penilaian hasil belajar h. dan lain-lain tugas kewalikelasan Membina Osis Jumlah Kegiatan/Kelas/ Kelompok/Orang Satu kelas per tahun Ekuivalensi Beban Kerja Per Minggu Bukti Fisik 2 jam pelajaran a. Surat tugas sebagai wali kelas dari kepala sekolah b. Program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah. c. Laporan hasil kegiatan wali kelas Tugas a. Menyusun program pembinaan OSIS b. Mengkoordinasikan kegiatan upacara rutin dan hari besar nasional c. Penyelenggaraan latihan kepemimpinan dasar bagi peserta didik d. Mengkoordinasikan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan class meeting e. Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pembinaan OSIS Jumlah Kegiatan/Kelas/ Kelompok/Orang Ekuivalensi Beban Kerja Per Minggu Bukti Fisik Pengurus OSIS 1 jam pelajaran a. Surat tugas sebagai pembina OSIS dari kepala sekolah b. Program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah. c. Laporan hasil kegiatan pembinaan OSIS 7

Guru Piket Tugas a. Meningkatkan pelaksanaan keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, keteladanan, dan keterbukaan (9K) b. Mengadakan pendataan dan mengisi buku piket c. Menjadi guru pengganti di kelas kosong d. Mencatat warga sekolah yang tidak disiplin e. Melaporkan kasuskasus yang bersifat khusus kepada kepala sekolah f. Melakukan kegiatan lainnya yang terkait tugas guru piket Jumlah Kegiatan/Kelas/ Kelompok/Orang Satu kali dalam seminggu Ekuivalensi Bukti Fisik Beban Kerja Per Minggu 1 jam pelajaran a. Surat tugas per semester sebagai guru piket dari kepala sekolah b. Jadwal piket yang ditandatangani oleh kepala sekolah. c. Laporan hasil piket per tugas Membina Ekstrakurikuler Tugas a. Menyusun program pembinaan ekstrakurikuler tertentu b. Melaksanakan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler tertentu c. Melaporkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tertentu Jumlah Kegiatan/Kelas/ Kelompok/Orang Satu paket per tahun Ekuivalensi Bukti Fisik Beban Kerja Per Minggu 2 jam pelajaran a. Surat tugas sebagai pembina ekstrakurikuler tertentu dari kepala sekolah b. Program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah. c. Laporan hasil kegiatan pembinaan ekstrakurikuler tertentu 8

Menjadi Tutor Paket A, B, atau C Tugas Mengajar peserta didik Paket A, Paket B, atau Paket C di PKBM/SKB Jumlah Kegiatan/Kelas/ Kelompok/Orang Jam pelajaran per minggu Ekuivalensi Beban Kerja Per Minggu Sesuai dengan alokasi jam pelajaran per minggu, maksimal 6 jam pelajaran Bukti Fisik a. SK mengajar sebagai tutor. b. Jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh PKBM/SKB. c. Laporan pelaksanaan tugas tutor. kepala sebagai 14. Apakah beban mengajar 24 jam beban kerja guru itu bisa diekuivalensikan seluruhnya? Tidak. Ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan diakui paling banyak 25% dari beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu atau 6 jam tatap muka per minggu yang dibuktikan dengan bukti fisik. 15. Berapa banyak kegiatan ekuivalensi pembelajaran/pembimbingan dapat dipilih oleh guru? Dapat lebih dari 1 kegiatan ekuivalensi, namun jumlah jam yang diakui paling banyak adalah 25% dari beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu atau 6 jam tatap muka per minggu. 16. Mengapa hanya kegiatan-kegiatan tersebut yang dapat diekuivalensikan dalam pemenuhan beban kerja tatap muka guru SMP/SMA/SMK? Karena 5 kegiatan ekuivalensi tersebut merupakan kegiatan yang berinteraksi langsung dengan peserta didik, sehingga sangat bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran/pembimbingan/pendidikan di satuan pendidikan. 17. Bagaimana cara melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/ pembimbingan untuk memenuhi beban mengajar guru? 9

Cara melakukan kegiatan ekuivalensi: a. Kepala sekolah melakukan pemetaan jumlah guru dan jumlah jam mengajar di satuan pendidikan. b. Kepala sekolah membagi tugas kegiatan ekuivalensi dengan memprioritaskan guru yang bersertifikat pendidik yang masih kekurangan beban mengajar pada SMP/SMA/SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015. c. Guru yang melakukan kegiatan ekuivalensi menyerahkan bukti fisik berupa surat tugas dari kepala sekolah, program dan jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala sekolah, dan laporan hasil kegiatan pembelajaran/pembimbingan. 18. Apa yang harus dilakukan agar guru yang mengekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan dapat dibayarkan tunjangan profesinya? Tahapan bagi guru yang melakukan ekuivalensi agar mendapatkan tunjangan profesi: a. Guru merencanakan tahapan kegiatan ekuivalensi yang ditugaskan oleh kepala sekolah b. Guru menyiapkan bukti fisik/dokumen kegiatan ekuivalensi yang diperlukan c. Kepala sekolah melegalisasi bukti fisik/dokumen kegiatan ekuivalensi d. Kepala sekolah menyampaikan bukti fisik/dokumen yang sudah dilegalisir ke dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi sesuai dengan kewenangannya untuk diverifikasi e. Dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi melaporkan hasil verifikasi ke Direktorat terkait yang menangani guru sebagai dasar penerbitan Keputusan Tunjangan Profesi 10

Adapun mekanisme tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Guru Kepala Sekolah Dinas Pendidikan Kemdikbud Penyiapan dan Entri Data Bukti Fisik Legalisasi Bukti Fisik Verifikasi Bukti Fisik Entry Data Beban Kerja Diakui Pengolahan Data Beban Kerja Penerbitan SKTP Dapodik 19. Apakah dengan melakukan kegiatan pembelajaran/pembimbingan, guru matapelajaran yang telah bersertifikat pendidik tersebut dapat memenuhi beban mengajar tatap muka per minggunya dan akan mendapatkan SK Tunjangan Profesi? Guru yang melakukan kegiatan ekuivalensi tidak otomatis mendapatkan SK Tunjangan Profesi karena harus memenuhi persyaratan lain sesuai peraturan perundang-undangan, seperti mengajar minimal 18 jam tatap muka per minggu sesuai dengan sertifikat pendidiknya, memiliki hasil penilaian kinerja guru (bagi guru SD dan SMP). 20. Apakah ekuivalensi berlaku bagi guru yang sebelumnya mengajar pada rombel yang melaksanakan Kurikulum 2013 kemudian berpindah tugas ke rombel yang melaksanakan Kurikulum Tahun 2006, tetapi tidak pernah melaksanakan Kurikulum 2013? Tidak berlaku 11

21. Apa himbauan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya? Kami menghimbau agar Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya melakukan: a. Penataan dan pemerataan guru agar tidak terjadi kelebihan guru di sekolahsekolah tertentu, b. Verifikasi bukti fisik ekivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang disampaikan oleh kepala sekolah. c. Pemantauan dan pengendalian dalam pembinaan kepada guru-guru di wilayahnya. Himbauan untuk dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi sesuai dengan kewenangannya: a. melakukan penataan dan pemerataan guru agar tidak terjadi kelebihan guru di sekolah-sekolah tertentu b. melakukan verifikasi terhadap bukti fisik/dokumen kegiatan ekuivalensi yang disampaikan oleh kepala sekolah c. melakukan pemantauan dan pengendalian dalam pembinaan kepada guruguru di wilayahnya 22. Apakah pembelajaran/pembimbingan yang diekuivalensi ini bersifat permanen? Berdasarkan Permendikbud tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/Pembimbingan bagi Guru yang Bertugas pada SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 Pada Semester Kedua Tahun Pelajaran Tahun 2014/2015, kegiatan ekuivalensi hanya berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016. 12

B. WALI KELAS 1. Apa saja yang menjadi tugas wali kelas Tugas wali kelas antara lain a. Pengelolaan Kelas, b. Berinteraksi dengan orang tua/wali peserta didik, c. Penyelenggaraan Administrasi Kelas, d. Penyusunan dan laporan kemajuan belajar peserta didik, e. Pembuatan catatan khusus tentang peserta didik, f. Pencatatan mutasi peserta didik, g. Pengisian dan pembagian buku laporan penilaian hasil belajar, h. dan lain lain tugas kewalikelasan, 2. Apa saja yang termasuk dalam pengelolaan kelas? Kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan kelas antara lain: a. Memastikan ketersediaan sarana prasana penunjang kelas, diantaranya kelengkapan kelas, jadwal pelajaran, papan tulis, ATK, media pembelajaran, listrik, pengaturan sirkulasi udara, kebersihan dan kesehatan ruangan, b. Pembentukan pengurus kelas dan tugas-tugas lainnya disertai rincian tugas dan kewenangannya, c. Membuat jadwal piket kelas, d. Mengatur posisi duduk peserta didik sesuai dengan karakteristik mereka, 3. Apakah yang dimaksud dengan interaksi antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik? Hal-hal yang termasuk dalam interaksi antara lain: a. Interaksi antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik adalah pertemuan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, b. Interaksi dapat dilakukan minimal tiga kali pertemuan dalam satu semester. c. Selain tiga pertemuan, interaksi dapat juga dilakukan melalui telepon, SMS, media group online (WA, email, BB, line) maupun media cetak (brosur, buletin, majalah dinding kelas), d. Pertemuan dapat dilakukan dengan mengundang orang tua/wali peserta didik ke sekolah atau mengunjungi kediaman peserta didik, e. Pertemuan dapat dilakukan secara individu, kelompok, atau seluruh orang tua/wali peserta didik. 13

4. Apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik? Hal-hal yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik antara lain: a. Kegiatan /pertemuan rutin antara wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik b. Kebijakan dan program kegiatan sekolah dan kelas dalam bulanan, semester, dan tahunan c. Kondisi, potensi, tantangan, dan peluang di kelas dan peserta didik, d. Perkembangan peserta didik baik akademis maupun keperibadiannya, e. Hasil laporan koordinasi dengan BK/Wkl Kepala sekolah Bidang Kesiswaan, dan/atau pihak terkait lainnya 5. Langkah apa yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang lainnya? Langkah yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang lainnya antara lain: a. Memanggil peserta didik yang bermasalah. b. Mencatat permasalahan dalam buku pembinaan peserta didik. c. Berkoordinasi dengan guru BK atau pihak terkait. d. Berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik. e. Melaksanakan bimbingan dan tindak lanjut hasil pertemuan wali kelas dan peserta didik. 6. Bagaimana mengerjakan administrasi kelas? Kegiatan yang harus dilakukan dalam mengerjakan administrasi kelas adalah mengisi buku jurnal kelas, agenda kelas, buku penghubung dan daftar hadir 14

C. PEMBINA OSIS 1. Berapa jumlah pembina Osis pada setiap satuan pendidikan yang dapat diberikan nilai ekuivalensi? Ekuivalensi pembina OSIS adalah 1 jam pelajaran. Satuan pendidikan dapat mengangkat Pembina OSIS berdasarkan rombongan belajar. a. 1 rombongan belajar sampai dengan 9 rombongan belajar diangkat satu pembina OSIS. b. 10 rombongan belajar sampai dengan 18 rombongan belajar diangkat dua pembina OSIS. c. 9 rombongan belajar sampai dengan 27 rombongan belajar diangkat tiga pembina OSIS. d. Lebih dari 27 rombongan belajar diangkat 4 Pembina OSIS. Mereka yang diangkat hanya yang bagi guru yang kurang jam akibat perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum Tahun 2006. 2. Bagaimana sistematika penyusunan program pembinaan OSIS yang dapat dijadikan bukti fisik? Sistematika penyusunan program pembinaan OSIS antara lain: Cover, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, Maksud dan Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup kegiatan, Tempat, Strategi pelaksanaan, Jadwal Kegiatan, Peserta, Indikator Keberhasilan, Pendanaan, Sarana Prasarana yang dibutuhkan, Penutup. 3. Bagaimana sistematika penyusunan laporan hasil kegiatan pembinaan OSIS yang dapat dijadiikan bukti fisik? Sistematika penyusunan program pembinaan OSIS antara lain: Cover, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, Maksud dan Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup kegiatan, Tempat, Strategi pelaksanaan, Jadwal Kegiatan, Peserta, Indikator Keberhasilan, Pendanaan, Sarana Prasarana yang dibutuhkan, Hasil Pelaksanaan kegiatan, Dampak Kegiatan, Hambatan pelaksanaan, Solusi atas hambatan pelaksanaan Penutup, Kesimpulan, Rekomendasi, dan Lampiranlampiran. 15

4. Bolehkah saya mendapatkan jam tambahan ekuivalensi sebagai Pembina OSIS di satuan pendidikan lain? : Tidak boleh. 5. Siapa saja yang boleh menjadi Pembina OSIS terkait dengan Ekuivalensi : Hanya guru yang mengalami kekurangan jam mengajar yang diakibatkan oleh perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum 2006. 6. Mengapa membina OSIS dapat dijadikan salah satu untuk penambahan jam ekuvalensi. : Karena guru Pembina OSIS melakukan bagian dari tugas pokok guru dalam rangka membimbing. 16

D. GURU PIKET 1. Berapa jumlah minimal dan maksimal guru piket yang di perbolehkan? dan rasio perhitungannya? Ekuivalensi guru piket adalah 1 jam pelajaran. Satuan pendidikan dapat mengangkat guru piket berdasarkan rombongan belajar. a. 1 rombongan belajar sampai dengan 9 rombongan belajar diangkat satu guru piket. b. 10 rombongan belajar sampai dengan 18 rombongan belajar diangkat dua guru piket. c. 19 rombongan belajar sampai dengan 27 rombongan belajar diangkat tiga guru piket d. Lebih dari 27 rombongan belajar diangkat 4 guru piket. 2. Adakah kriteria tertentu yang dijadikan dasar untuk menentukan guru piket selain kekurangan beban mengajar akibat K13 kembali ke K2006 Tidak ada kriteria khusus yang penting sehat jasmani dan Rohani dan dapat bertugas penuh dalam 1 hari sesuai jadwal 3. Adakah format isian yang diperlukan untuk ekuivalensi? Tidak ada format isian khusus, yang diperlukan SK kepala sekolah dan jadwal piket. 4. Bagaimana cara menghitung jam piket untuk dapat diekuivalensi? Jam piket dihitung dari jam pertama sd jam terakhir (sesuai jadwal yang berlaku di sekolah ) minimal 1 hari dalam seminggu. 17

5. Jika kekurangan beban mengajar 5 jam, dapatkah kekurangan ini diatasi dengan 5 hari sebagai guru piket. Tidak bisa, yang diakui adalah pelaksanaan tugas piket 1 hari atau lebih dalam seminggu ekuivalen dengan 1 jam mengajar. 6. Berapa lama masa berlaku SK Guru Piket? SK berlaku selama 1 (satu) semester. 7. Dapatkah diperhitungkan sebagai ekuivalensi, jika guru tidak dapat menjalankan tugas sebagai guru piket sehari penuh (dari jam pertama sampai jam terakhir)? Tidak dapat diekuivalensikan. 18

E. MEMBINA EKSTRAKURIKULER 1. Apakah yang dimaksud Kegiatan Ekstrakurikuler? : Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan. 2. Apa saja bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler? : a. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya; b. Karya ilmiah, misalnya: kegiatan ilmiah remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya; c. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, fotografi, teater, debat, bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya; d. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran, retreat, perayaan idul qurban, perayaan galungan, perayaan waisak, dan lain-lain; e. Bentuk kegiatan lainnya, seperti penyiapan lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), cerdas cermat 4 pilar, dan lain-lain 3. Apakah Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler? : Lingkup kegiatan ekstrakurikuler meliputi: a. Individual, yakni kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik secara perorangan. b. Berkelompok, yakni kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik secara: 1) Berkelompok dalam satu kelas (klasikal). 2) Berkelompok dalam kelas parallel 3) Berkelompok antar kelas. 19

4. Bagaimana tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan? : Tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler melalui: (1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; (2) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan; (4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5) menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler. 5. Komponen apa saja yang terdapat dalam Program Kegiatan Ekstrakurikuler? : Komponen Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya memuat: a. rasional dan tujuan umum; b. deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler; c. pengelolaan; d. pendanaan; dan e. evaluasi 6. Bagaimana penyusunan jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler? : Penjadwalan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di awal tahun pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala sekolah/madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan kokurikuler. 7. Komponen apa saja dalam menyusun jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler? : Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler terdiri dari jadwal latihan rutin dan jadwal yang bersifat incidental Jadwal Latihan rutin NO HARI/TGL PUKUL URAIAN KEGIATAN PNJWB 1. 2. X. 20

Sedangkan jadwal yang bersifat incidental sesuai dengan kebutuhan. 8. Penilaian seperti apa yang dilakukan dalam kegiatan Ekstrakurikuler? : Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler berupa penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian dilakukan secara kualitatif. Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal baik pada setiap semesternya. 9. Unsur apa saja yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler? : Unsur-unsur yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler adalah: a. Satuan Pendidikan, b. Komite Sekolah/Madrasah, c. Orangtua, d. Dunia usaha dan dunia industri. 10. Siapakah yang berhak menjadi Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler terkait dengan ekuivalensi? : Guru mata pelajaran yang terkena dampak kebijakan yang melaksanakan kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi kurikulum tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015. 11. Berapa banyak Kegiatan Ekstrakurikuler bagi guru mata pelajaran terkait ekuivalensi? : Hanya 1 (satu) Kegiatan Ekstrakurikuler. 12. Berapa jam yang diakui bagi guru mata pelajaran yang membina Kegiatan Ekstrakurikuler : 21

Guru mata pelajaran yang membina kegiatan Ekstrakurikuler sebagai bagian dari pemenuhan beban mengajar guru dengan beban mengajar paling banyak 2 jam pelajaran per minggu. 22

F. TUTOR PAKET A,B, ATAU C 1. Mata pelajaran apakah yang diakui sebagai ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan dalam pendidikan kesetaraan? : Mata pelajaran yang sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki dari mata pelajaran tertentu yang diakui dalam peraturan menteri. 2. Mata pelajaran apakah yang mendapat pengakuan ekuivalensi? a. Mata pelajaran di SMP meliputi 1) Bahasa Indonesia, 2) Ilmu Pengetahuan Alam, 3) Matematika, 4) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 5) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, 6) Seni Budaya, dan 7) TIK. b. Mata pelajaran di SMA meliputi 1) Geografi, 2) Matematika, 3) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, 4) Sejarah, dan 5) TIK. c. Mata pelajaran di SMK meliputi 1) Bahasa Indonesia, 2) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, 3) Sejarah, dan 4) TIK/Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). 3. Berapa jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang yang diakui sebagai jam ekuivalensi? Jam pelajaran per minggu sesuai dengan yang diampunya 23

4. Berapa ekuivalensi beban kerja per minggu? Sesuai dengan alokasi jam pelajaran per minggu, maksimal 6 jam pelajaran. 5. Bukti fisik apa yang diperlukan untuk perhitungan ekuivalensi? Bukti fisik yang diperlukan adalah: a. SK mengajar sebagai tutor. b. Jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala PKBM/SKB. c. Laporan pelaksanaan tugas sebagai tutor. 24