BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebudayaan nasional, tetapi juga untuk penanaman nilai-nilai positif yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI. transformatif nilai-nilai religi dan budaya dalam pendidikan sejarah di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia kaya keragaman budaya. Keragaman budaya yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORITIK. menyangkut segala sesuatu yang baik atau buruk sebagai abstraksi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ini menyebabkan perbedaan dalam pemanfaatan tumbuhan baik dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang melalui penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BNSP, 2006: 5).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Budaya Budaya = pikiran; akal budi (KBBI, 2002:169) Berasal dari kata Buddayah(Sansekerta), yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi, artinya budi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan negara berkembang lainnya, yaitu terdiri dari banyak. suku, adat, kebiasaan, dan budaya yang sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

BAB I PENDAHULUAN. (sastrawan), dan pembaca karya sastra. Oleh karena itu, karya sastra memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dimana banyak memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan dan kesenian tradisional di Indonesia sangat beragam dan karenanya perlu terus digali dan dikembangkan, bukan saja untuk memperkaya kebudayaan nasional, tetapi juga untuk penanaman nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya. Nilai positif dimaksud akan menjadi modal untuk menangkal ekses negatif modernisasi. Hal ini sejalan dengan amanat UUD 1945 pasal 32 ayat 1 dan 2, negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara kekayaan budaya nasional. Pelestarian budaya menjadi tanggung jawab bagi seluruh warga negara, termasuk generasi penerus bangsa karena budaya dapat dijadikan sebagai cermin nilai-nilai dari masyarakat, termasuk nilai-nilai spiritualnya. Nilai-nilai tersebut menjadi benteng menangkal dampak negatif modernisasi. Dengan demikian pelestarian sekaligus revitalisasi budaya menjadi tanggung jawab sesama pihak, agar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat menjadi pembimbing perilaku yang baik bagi masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupannya yang dijadikan milik bersama dengan cara belajar (Koentjaraningrat 1987: 98). Dirumuskan pula sebagai kombinasi 1

2 universal (al-murakkab al kulli) yang mencakup segala aspek pengetahuan, keyakinan, disiplin ilmu, sastra, etika, moralitas, ketetapan, ukuran-ukuran, dan adat istiadat yang dihasilkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Syahrur, 2003: 57), atau ragam perilaku yang mengantarkan manusia pada posisi (konteks yang lebih baik) dengan jalan menyingkap problematika kecenderungan tertentu dan mengantarkan manusia pada kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat baik lingkungan maupun format kehidupan yang ada disekelilingnya (Syahrur, 2003: 57). Secara sederhana dirumuskan sebagai warisan yang diturunkan tanpa surat wasiat (Sutrisno dkk, 2005: 19). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah warisan yang diturunkan tanpa surat wasiat dan keseluruhan sistem gagasan yang dikombinasikan secara universal, mencakup segala aspek pengetahuan, keyakinan, disiplin ilmu, sastra, etika, moralitas, ketetapan, ukuranukuran, dan adat istiadat untuk mengantarkan manusia pada konteks yang lebih baik dalam menyingkap problematika kehidupan yang ada disekelilingnya. Kebudayaan dibedakan dengan empat wujud, yaitu atrifacts atau bendabenda fisik, tingkah aku atau tindakan yang berpola, sistem gagasan, dan sistem gagasan yang ideologis. Adapun unsur-unsur kebudayaan, yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencarian hidup, sistem religi, dan kesenian (Koentjaraningrat, 1996: 74). Aneka budaya dan tradisi yang ada di Indonesia merupakan kekayaan yang tidak dimiliki oleh negara lain. Tradisi merupakan adat kebiasaan masyarakat yang dilakukan di daerah tertentu sebagai warisan dari nenek

3 moyangnya secara turun-temurun. Tradisi juga sebagai ekspresi kreativitas hidup manusia dalam menghadapi lingkungannya, karena tradisi menjadi sumber dari akhlak dan budi pekerti. Tradisi merupakan suatu gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu lama dan dilakukan secara turuntemurun dimulai dari nenek moyang. Tradisi menjadi sumber perilaku seseorang dalam masyarakatnya, karenanya ketika seseorang berbuat sesuatu akan melihat realitas yang ada dilingkungan sekitarnya sebagai upaya adaptasi, tradisi merupakan salah satu acuan berperilaku dimaksud. Di samping itu, manusia dalam berperilaku selalu mengidentifikasikan dirinya dengan orang lain. Dalam proses ini, keluarga dan lingkungan tempat tinggal merupakan hal yang terdekat. Oleh karena itu, gambaran kehidupan yang berlangsung lama secara turun-temurun dari nenek moyangnya, menjadi tradisi dan diidentifikasikan sebagai perilaku dirinya. Dalam jangkauan waktu tertentu, perilaku diri sendiri akan menjadi perilaku kelompok atau masyarakat. Budaya sebagai salah satu sumber akhlak dan budi pekerti, memiliki definisi dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, budaya mencakup kesenian dengan semua cabang-cabangnya sedangkan dalam arti luas, budaya mencakup semua aspek kehidupan manusia. Oleh sebab itu, disebut tradisi merupakan bagian dari kebudayaan. Masyarakat yang kaya akan nilai-nilai budaya, memiliki banyak cara untuk mengapresiasi dan mengaplikasikan nilainilai dalam kehidupan sehari-hari, melalui ungkapan, falsafah hidup sehingga dapat terjaga kelestariannya.

4 Tradisi yang berkembang di masyarakat nusantara dan terkandung nilainilai spiritual. Misalnya tradisi ziarah kubur, orang memberikan doa-doa kepada orang yang sudah meninggal supaya arwah mereka diterima di sisi Allah SWT. Tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, merupakan upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat pemeluk agama Islam agar menjalankan ajaran agamanya yang disampaikan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW. Upacara tradisional yang merupakan tradisi penyampaian pesan budaya yang telah lama digunakan jauh sebelum manusia mengenal tulisan masih terus berlanjut. Sebagian besar masyarakat memelihara upacara tradisi itu untuk keperluan berbagai kepentingan. Masyarakat pendukung tradisi memelihara upacara tradisi sebagai hal yang sudah lumrah, atau biasa karena sejak lahir mereka telah mengikuti kebiasaan itu. Misalnya upacara Garebeg Maulud di Keraton Surakarta dan Yogyakarta, keluarga dari kedua istana itu tetap menjalankan upacara tradisi Garebeg Maulud karena hal itu sudah menjadi kebiasaan yang mereka warisi dari nenek moyangnya sejak zaman Sultan Agung. Masyarakat di Kabupaten Demak menyelenggarakan tradisi Garebeg Besar pada setiap bulan Besar menurut penanggalan Jawa karena tradisi itu telah mereka warisi secara turun-temurun, mereka tidak berani meninggalkannya karena takut dampak negatifnya. Upacara tradisi yang masih berkembang dalam masyarakat di Jawa Tengah cukup banyak dan bervariatif, antara lain yang berhubungan dengan alam, daur hidup manusia, makam tokoh yang suci dan lain sebagainya.

5 Pelaksanaan Walimatul Khitan pada setiap daerah memiliki bentuk dan makna yang berbeda-beda, meski sama-sama menggunakan adat Jawa Kangean, misalnya di Jepara Jawa Tengah. Perbedaannya di Jepara Jawa Tengah tidak menggunakan peralatan dalam pelaksanaan Walimatul Khitan, hanya menekankan pada proses pelaksanaan saja. Perbedaan bentuk itulah salah satunya yang menarik peneliti untuk melakukan kajian aspek pendidikan nilai spiritual dalam tradisi Walimatul Khitan, khususnya di Dusun Pesisir Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Kangean Jawa Timur. Kebudayaan dan tradisi Walimatul Khitan penting untuk diteliti, karena sebagaimana tradisi umumnya mengandung nilai-nilai yang berhubungan dengan ajaran spiritual, ajaran yang mengarahkan kepengetahuan yang bersifat filsafat untuk mengetahui ajaran agama Islam yang sesungguhnya. Hal ini akan memberikan pengetahuan lebih mendalam bagaimana memahami Walimatul Khitan dalam tuntunan syari at Islam. B. Perumusan Masalah atau Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang munculnya Tradisi Walimatul Khitan di Dusun Pesisir Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Kangean Jawa Timur?

6 2. Peralatan apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan Tradisi Walimatul Khitan di Dusun Pesisir Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Kangean Jawa Timur? 3. Do a-do a apa saja yang dibacakan dalam pelaksaan Tradisi Walimatul Khitan di Dusun Pesisir Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Kangean Jawa Timur? 4. Bagaimana prosesi pelaksanaan Tradisi Walimatul Khitan di Dusun Pesisir Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Kangean Jawa Timur? 5. Bagaimana makna pendidikan nilai spiritual pada Tradisi Walimatul Khitan di Dusun Pesisir Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Kangean Jawa Timur? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang, identifikasi, pembatasan dan rumusan masalah di atas, sekaligus untuk membingkai agar pelaksanaan penelitian ini terfokus, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan latar belakang Tradisi Walimatul Khitan di Dusun Pesisir Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Kangean Jawa Timur. 2. Untuk mendeskripsikan alat-alat yang digunakan dalam pelaksaan Tradisi Walimatul Khitan di Dusun Pesisir Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Kangean Jawa Timur.

7 3. Untuk menggambarkan doa-doa apa saja yang dibacakan dalam pelaksaan Tradisi Walimatul Khitan di Dusun Pesisir Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Kangean Jawa Timur. 4. Untuk mendeskripsikan prosesi pelaksaan dalam Tradisi Walimatul Khitan di Dusun Pesisir Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Kangean Jawa Timur. 5. Untuk mendeskripsikan makna pendidikan nilai spiritual dalam Tradisi Walimatul Khitan di Dusun Pesisir Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep, Kangean Jawa Timur. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah khasanah teoritik mengenai makna tradisi Walimatul Khitan pada upacara tasyakuran seorang anak yang dianggap telah dapat mengaji Al-Qur an. 2. Manfaat Praktis a. Mengungkap tahapan tradisi Walimatul Khitan pada upacara tasyakuran seorang anak yang dianggap telah dapat mengaji Al Qur an. b. Sebagai calon pendidik mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan penelitian ini dapat ditransformasikan kepada peserta didik khususnya dan bagi masyarakat luas pada umumnya. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut dengan tema terkait.

8 E. Daftar Istilah 1. Aspek : Adalah sudut pandang (KBBI, 2006: 64). 2. Pendidikan : Adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1). 3. Nilai : Nilai adalah patokan normatif yang memperngaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif (Agus Prasetyo, 2011: 28). 4. Spiritual : Adalah suatu hal yang berkenaan dengan kejiwaan yang berhubungan dengan rohani (KBBI, 2006: 629). 5. Tradisi : Adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat (KBBI, 2006: 669).

9 6. Walimatul Khitan : Walimah yang diadakan untuk mensyukuri khitanan anak (Arifin, 2010:143).