BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra, khususnya bahasa daerah Bugis sering

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas pembelajaran bahasa dan sastra.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI DENGAN METODE PENCARIAN INFORMASI MELALUI

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang berkembang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum disetiap jenjang pendidikan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran yang penting dalam

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di tingkat Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Pada umumnya, orang-orang memilih menggunakan media tulisan dalam

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pendidikan nasional. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkai keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI COLLABORATIVE WRITING

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa dan sastra, khususnya bahasa daerah Bugis sering dianggap pelajaran yang membosankan oleh siswa, sehingga hasil pembelajaran yang dicapai tidak maksimal. Padahal setiap mata pelajaran memiliki peran penting dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Hal ini telah tercantum secara jelas dalam kurikulum 2004, disebutkan bahwa tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya bahasa daerah Bugis secara umum meliputi (1) siswa memahami bahasa daerah dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan, (2) siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa daerah untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial, (3) siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis), (4) siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (5) siswa menghargai dan membanggakan sastra daerah sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam segala hal sekaligus menjadi kebutuhan yang harus dikuasai oleh seseorang. Orang-orang pada jaman dahulu melakukan komunikasi dengan simbol-simbol, hingga pada akhirnya 1

2 ditemukanlah sebuah sistem komunikasi yang disebut bahasa. Komunikasi yang dilakukan dapat berupa bahasa lisan atau tulisan. Pada perkembangannya, manusia mulai memanfaatkan fungsi bahasa dalam segala akivitas.bahasa sebagai salah satu cara untuk mengekspresikan diri, dapat berupa ide, gagasan, atau pemikiran. Ekspresi melalui ide, gagasan, atau pemikiran menjadi sebuah bentuk penyampaian informasi, sebab hal ini dapat dilakukan dengan lisan atau tulisan. Informasi dari simbol yang berupa tulisan dan lisan ini kemudian akan disalin melalui beberapa bentuk keterampilan yang wajib dimiliki oleh seseorang yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak menjadi keterampilan awal yang dimiliki seseorang. Sejak usia balita seorang anak akan mengalami proses menyimak untuk pembelajaran bahasa. Kemudian, keterampilan selanjutnya ialah berbicara. Seorang anak akan melakukan proses berbicara dengan menyimak bunyi yang diterima dan melafalkannya. Keterampilan ketiga yang dipelajari seseorang ialah membaca. Sementara itu, menulis merupakan keterampilan yang dikuasai setelah ketiga keterampilan lainnya. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Pada kenyataanya, menulis merupakan hal yang dirasa paling sulit dibandingkan dengan ketiga keterampilan lainnya. Keterampilan menulis memang bukanlah keterampilan yang mudah. Menulis memerlukan banyak latihan secara berkelanjutan dan terus-menerus. Menulis sebagai pembelajaran yang akan diajarkan pada setiap jenjang pendidikan dari TK (Taman Kanak-kanak) hingga

3 PT (Perguruan Tinggi) tentunya menyebabkan adanya perbedaan dalam tingkatan pengajarannya. Pada tingkat terendah, pembelajaran keterampilan menulis akan mempunyai tingkat pemahaman yang lebih mudah daripada tingkatan-tingkatan di atasnya. Secara umum, keterampilan menulis yang diajarkan meliputi beberapa jenis tulisan atau karangan yakni karangan narasi, deskripsi, argumentasi, eksposisi, dan persuasi. Kelima jenis karangan ini akan dipelajari siswa pada setiap jenjang pendidikan dengan tingkat pemahaman yang telah disesuaikan. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran mengenai menulis karangan merupakan hal yang wajib untuk dikuasai sebagai salah satu bentuk keterampilan berbahasa. Pada pembelajaran menulis karangan narasi, kompetensi dasar mengubah teks wawancara menjadi narasi merupakan salah satu yang diajarkan di kelas VII. Menarasikan berarti menuliskan kembali peristiwa atau kejadian, sedangkan wawancara menurut Charles dan William (2012: 11) adalah proses komunikasi interaksi anatara dua pihak, setidaknya satu dari mereka memiliki tujuan yang telah ditetapkan dan serius, yang melibatkan bertanya dan menjawab pertanyaan. Kemudian, narasi merupakan bentuk karangan yang berisi cerita sebuah peristiwa atau kejadian. Tujuan utama narasi menurut Achmadi (1988: 113) ialah menguraikan suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang saling berhubungan sedemikian rupa sehingga maknanya muncul atau berkembang di dalamnya. Karena hal tersebut, aspek sistematika dan makna akan menjadi hal penting dari terbentuknya sebuah teks narasi. Pada pembelajaran keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi di SMP Negeri 4 Gantarang Kabupaten Bulukumba.

4 Selain itu, kemampuan siswa dalam menganalisis informasi yang tepat pada hasil wawancara juga masih rendah. Di sisi lain, terdapat pula permasalahan dalam penulisan kalimat langsung dan tidak langsung pada hasil wawancara dan menarasikan teks wawancara. Beberapa permasalahan tersebut menjadi hal harus diberikan perhatian khusus untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Keterampilan dasar mengubah teks wawancara menjadi narasi menjadi hal yang akan diperbaiki dalam upaya meningkatkan keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi. Narasi jenis ekspositoris dipilih sebagai sebuah materi yang sesuai sebab jenis tersebut memanfaatkan informasi berdasarkan fakta, benar-benar terjadi, dan terdapat bukti yang mendukungnya. Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah Rubiah (2009) berjudul Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi dengan Teknik Concept Map pada siswa Kelas VII SMP N 3 Juwana. Penelitian ini mengkaji tentang keterampilan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi dengan teknik concept map dengan tujuan memudahkan imajinasi siswa saat mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi. Penggunaan visualisasi gambar, akan dapat membantu siswa dalam proses menulis karangan narasi. Adapun hasil yang dicapai terbukti bahwa dengan menggunakan teknik concept map dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi. Selanjutnya, Susmiati (2009) melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas VII F SMP N

5 32 Semarang. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa nilai siswa dalam kompetensi mengubah teks wawancara menjadi narasi rata-rata 50,73. Setelah dilakukan tindakan siklus I rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 63,12 dan pada siklus II juga mengalami peningkatan menjadi 73,76. Dari hasil analisis deskriptif kualitatif dapat diketahui bahwa rata-rata keaktifan siswa sebesar 47%. Pada siklus I rata-rata keaktifan siswa meningkat menjadi 67% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 87% serta sudah tidak ditemukan lagi perilaku siswa yang tidak mendukung pembelajaran. Persamaan penelitian Susmiati (2009) dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu memiliki kompetensi dasar penelitian yang sama. Kelemahann yang terdapat pada penelitian ini yaitu pada subjek dan pendekatan yang digunakan. Pendekatan kontekstual komponen pemodelan memiliki kelemahan yang hampir sama dengan teknik pemodelan yakni ada beberapa siswa yang harus berperan sebagai model sehingga mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran secara maksimal. Penelitian Widyastuti (2009) berjudul Peningkatan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi dengan Teknik Menulis Cepat dan Media Video Compact Disk (VCD) Siswa kelas VII SMP N 5 Ketro Kecamatan Karangkayung Kabupaten Grobogan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan menggunakan teknik menulis cepat dan media video compact disk (VCD. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis paragraf deskriptif dari siklus I ke siklus II. Hal ini tampak

6 dari peningkatan rata-rata hasil tes keterampilan siswa dari 71,29 pada siklus I menjadi 74,52 pada siklus II dan terjadi peningkatan sebesar 13%. Berdasarkan hasil yang dicapai dari penelitian di atas, terdapat adanya usaha dalam meningkatkan keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi. Hasil yang diperoleh sangat bermanfaat baik untuk siswa maupun untuk guru. Kompetensi dasar pada penelitian yang telah dilakukan oleh Widyastuti (2009) sama dengan kompetensi yang akan diteliti oleh penulis. Perbedaan kedua penelitian tersebut terletak pada teknik yang digunakan. Teknik menulis cepat yang diterapkan pada penelitian tersebut memang dapat meningkatkan kompetensi siswa, namun pada teknik tersebut pun terdapat kelemahan. Teknik menulis cepat akan membingungkan siswa yang belum mengerti bagaimana cara mengubah teks wawancara menjadi narasi. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas XB SMA Negeri 1 Girimulyo, Kulon Progo dengan Strategi Menulis Di Sini dan Saat Ini oleh Jati Budiasih pada Tahun 2011 memberikan hasil bahwa siswa mampu melakukan praktik menulis dengan memahami kondisi yang terjadi saat itu. Siswa lebih aktif dan peka terhadap fenomena yang terjadi hingga nantinya ide pun muncul akibat rangsangan tersebut. Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Strategi Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas XI IPS1 SMA Negeri 1 Sedayu, Bantul, Yogyakarta oleh Andri Hariyadi pada Tahun 2013 memberikan hasil bahwa dengan penggunaan strategi STAD siswa mampu bekerjasama dalam mempelajari dan memahami materi. Selain itu, siswa termotivasi untuk lebih meningkatkan

7 rasa ingin tahunya pada fenomena yang menjadi objek sasaran menulis, dan mereka dibiasakan untuk menghargai pendapat orang lain pada satu kelompok. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berkedudukan sebagai penyempurna penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian tentang mengubah teks wawancara menjadi narasi sudah banyak dilakukan. Tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan masih rendahnya keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi sehingga peneliti menganggap masih perlu dilakukan penelitian yang sejenis. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengangkat judul Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Bahasa Bugis Menjadi bentuk Narasi Bahasa Bugis Siswa Kelas VII Di SMP 4 Gantarang Kabupaten Bulukumba. Karna seperti yang kita ketahui bahwa sekarang bahasa Bugis hampir punah penuturnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini ialah Bagaimanakah Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Bahasa Bugis Menjadi Narasi Bahasa Bugis Siswa Kelas VII Di SMP 4 Gantarang Kabupaten Bulukumba? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan kemampuan mengubah teks wawancara bahasa Bugis menjadi narasi bahasa Bugis siswa kelas VII di SMP 4 Gantarang Kabupaten Bulukumba.

8 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat mengubah kebiasaan mengajar guru yang masih konvensional, menambah variasi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru, menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh para peneliti, serta memperbaiki mutu pendidikan sehingga lebih baik. Penelitian yang dilakukan diharapkan mampu memberikan banyak manfaat baik bagi siswa, guru, maupun sekolah yang dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Bagi Siswa; tumbuhnya motivasi dalam kegiatan menulis, tumbuhnya sikap ingin tahu terhadap materi keterampilan mengubah teks, wawancara menjadi narasi, meningkatkan kepekaan siswa terhadap fenomena yang terjadi pada lingkungannya dan menambah pengetahuan mengenai praktik menulis. 2. Bagi Guru; meningkatkan pengetahuan mengenai pembelajaran keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi. 3. Bagi Sekolah; diperolehnya masukan positif mengenai pembelajaran menulis dengan mengubah teks wawancara menjadi narasi.