BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hidayat (2013:111) mengemukakan bahwa kurikulum di Indonesia telah

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Jika sebelumnya pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

Perbedaan antara KBK, KTSP dan kurikulum 2013 KBK 2004: Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

OKYENDRA PUTRI BESTARI, 2015 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK SWASTA SE-KECAMATAN CIMAHI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sejarah pendidikan Indonesia 1. Dyah Kumalasari

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR BERBASIS TEMATIK SEBAGAI PANDUAN PEMBELAJARAN BAGI GURU KELAS IV SD BERDASARKAN KURIKULUM 2013 ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk kepentingan mengubah dan memperbaiki cara belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia,

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Paradigma pendidikan tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional sesuai yang dirumuskan dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuaan pendidikan nasional tersebut, tentu tidak bisa terlepas dari kurikulum pendidikan. Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi terlaksananya kegiatan pendidikan (Fadlillah, 2014: 13). Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan 1

2 pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Kemendikbud, 2014). Untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 pemerintah telah menetapkan Standar nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 menjelaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar ini disusun untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Pemerintah telah menetapkan 8 Standar Nasional Pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Setiap satuan pendidikan harus melakukan implementasi Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar ini harus dicapai dalam pelaksanaan urusan pemerintah dalam bidang pendidikan yang akan menjadi kewajiban pemerintah untuk memenuhi standar Nasional tersebut. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, salah satu dari 8 standar tersebut adalah Standar Penilaian. Standar Penilaian Pendidikan sesuai dijelaskan dalam PP No. 32 tahun 2013 pasal 1 ayat 12 adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Dengan demikian,

3 setiap pendidik harus dapat memberikan pelayanan yang prima dan memperlakukan peserta didik secara konsisten, obyektif dan bertanggung jawab, tidak terkecuali dalam penilaian pendidikan. Mulai tahun pelajaran 2013/2014, Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skils dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan (Fadlillah, 2014). Perubahan Kurikulum selalu berimplikasi pada perubahan guru sebagai ujung tombak pelaksanaan Kurikulum. Demikian pula perubahan dari KTSP ke Kurikulum 2013. Perubahan kurikulum 2013 berwujud pada : a) kompetensi lulusan, b) materi, c) proses, dan d) penilaian. Hal ini berimplikasi terhadap perubahan penilaian khususnya penilaian otentik yang mencakup tiga ranah yaitu penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian ketrampilan. Langkah penguatan terjadi pada proses penilaian. Penguatan pada penilaian pembelajaran, mencakup: penilaian berbasis tes dan non tes (portofolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authenthic assesment, rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan ketrampilan (Kemendikbud, 2014) Tema kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, ketrampilan dan

4 pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut dalam implementasi kurikulum, guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran efektif dan bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan (Mulyasa, 2014:99) Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pembelajaran tematik terpadu yang diciptakan baik di kelas maupun di luar kelas diharapkan dapat dikondisikan dalam suasana hubungan peserta didik dan guru yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tuladha (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan). Terlebih bagi peserta didik sekolah dasar yang masih berada di kelas 1, 2, dan 3, yang masih memerlukan bimbingan dan perhatian, sebagaimana pelayanan orang tua yang dengan kasih sayang membimbing mereka (Kemendikbud, 2014). Implementasi kurikulum 2013 masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh pemerintah. Sesuai yang diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKMP3) Agnes Tuti Rumiati dalam Dialog dan Konsultasi Nasional terkait Kurikulum 2013 di Gedung PGRI, Jakarta Pusat, dalam surat kabar harian kompas online pada kamis 16 Oktober 2014 bahwa terdapat banyak

5 hal yang belum dipahami tenaga pendidik terkait kurikulum 2013. Diantaranya guru masih kesulitan menerapkan scientific approach dalam kegiatan belajar mengajar, kesulitan membuat siswa aktif, dan masalah terbesar adalah banyak guru yang belum paham dalam memberikan penilaian dalam implementasi kurikulum 2013. Berdasarkan paparan diatas, peneliti melakukan observasi awal di beberapa sekolah dasar di Malang yang telah melakukan penilaian sesuai dengan kurikulum 2013, salah satunya yaitu SDN Kauman 01 Malang. Pada umumnya penilaian yang telah dilakukan sesuai dengan pedoman yang ada pada kurikulum 2013. Namun, sejumlah guru di SDN Kauman 01 Malang masih mengalami kesulitan dalam penilaian pembelajaran tematik dengan menggunakan kurikulum 2013. Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam memberikan penilaian meliputi tiga aspek antara lain penyusunan instrumen penilaian, pelaksanaan dan pengolahan penilaian dengan menggunkan rapor khusus sesuai dengan kurikulum 2013. Sehingga perlu dikaji bentuk penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang? 2. Bagaimana kendala yang dihadapi sekolah dalam menyusun bentuk penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang?

6 3. Bagaimana upaya yang dilakukan sekolah untuk memenuhi standar penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang? C. Tujuan Peneitian Sesuai dengan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui pelaksanaan penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang. 2. Mengetahui kendala yang dihadapi sekolah dalam menyusun bentuk penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang. 3. Mengetahui upaya yang dilakukan sekolah untuk memenuhi standar bentuk penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat secara teoritik dan praktis. Adapun manfaat secara teoritik adalah : 1. Penelitian ini dapat mendeskripsikan pelaksanaan penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang. 2. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai dasar pengembangan penelitianpenelitian selanjutnya yang berkenaan dengan kurikulum 2013 khususnya mengenai bentuk penilaian. Adapun manfaat secara praktis dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi kepala sekolah, untuk memberikan gambaran kondisi sekolah dan membantu meningkatkan kualitas sekolah karena kualitas sekolah akan

7 meningkat apabila di dukung oleh komponen penting yaitu kemampuan sekolah dalam memenuhi standar penilaian pendidikan. 2. Bagi Guru, untuk membantu meningkatkan proses penilaian yang dilaksanakan kepada siswa sehingga kualitas guru lebih baik. 3. Bagi peneliti berikutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam merancang penelitian bentuk penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di jenjang sekolah dasar. E. Batasan Masalah Mengingat luasnya cakupan yang akan dibahas pada penelitian yang berjudul Analisis Pelaksanaan Penilaian dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang, maka peneliti akan membatasi ruang lingkup penelitian ini. Penelitian dilakukan pada kelas 1, 2, 4 dan 5 dikarenakan dalam implementasi kurikulum 2013 pada tahun 2014 ini masih berlaku pada kelas tersebut. Pelaksanaan penilaian yang dianalisis adalah proses penilaian yang dilakukan Guru meliputi penyusunan instrumen penilaian, pelaksanaan dan pengolahan penilaian sampai dengan penuangan penilaian menggunakan rapor khusus sesuai dengan kurikulum 2013. F. Definisi Istilah Untuk menghindari terjadi kesalahan dalam menafsirkan penelitian ini, maka dianggap perlu dikemukakan tentang definisi istilah.

8 1. Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dsb) (KBBI, 2008). 2. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik (Kurinasih, 2014). Dalam penelitian ini, pelaksanaan penilaian mencakup dalam tiga ranah yaitu penyusunan instrumen penilaian, pelaksanaan dan pengolahan penilaian sampai dengan penuangan penilaian menggunakan rapor khusus sesuai dengan kurikulum 2013. 3. Implementasi adalah pelaksanaan, penerapan (KBBI, 2008). Dalam penelitian ini, implementasi dimaksudkan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di jenjang sekolah dasar. 4. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi : (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Kemendikbud, 2014).