BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Paradigma pendidikan tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional sesuai yang dirumuskan dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuaan pendidikan nasional tersebut, tentu tidak bisa terlepas dari kurikulum pendidikan. Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi terlaksananya kegiatan pendidikan (Fadlillah, 2014: 13). Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan 1
2 pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Kemendikbud, 2014). Untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 pemerintah telah menetapkan Standar nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 menjelaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar ini disusun untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Pemerintah telah menetapkan 8 Standar Nasional Pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Setiap satuan pendidikan harus melakukan implementasi Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar ini harus dicapai dalam pelaksanaan urusan pemerintah dalam bidang pendidikan yang akan menjadi kewajiban pemerintah untuk memenuhi standar Nasional tersebut. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, salah satu dari 8 standar tersebut adalah Standar Penilaian. Standar Penilaian Pendidikan sesuai dijelaskan dalam PP No. 32 tahun 2013 pasal 1 ayat 12 adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Dengan demikian,
3 setiap pendidik harus dapat memberikan pelayanan yang prima dan memperlakukan peserta didik secara konsisten, obyektif dan bertanggung jawab, tidak terkecuali dalam penilaian pendidikan. Mulai tahun pelajaran 2013/2014, Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skils dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan (Fadlillah, 2014). Perubahan Kurikulum selalu berimplikasi pada perubahan guru sebagai ujung tombak pelaksanaan Kurikulum. Demikian pula perubahan dari KTSP ke Kurikulum 2013. Perubahan kurikulum 2013 berwujud pada : a) kompetensi lulusan, b) materi, c) proses, dan d) penilaian. Hal ini berimplikasi terhadap perubahan penilaian khususnya penilaian otentik yang mencakup tiga ranah yaitu penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian ketrampilan. Langkah penguatan terjadi pada proses penilaian. Penguatan pada penilaian pembelajaran, mencakup: penilaian berbasis tes dan non tes (portofolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authenthic assesment, rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan ketrampilan (Kemendikbud, 2014) Tema kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, ketrampilan dan
4 pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut dalam implementasi kurikulum, guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran efektif dan bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan (Mulyasa, 2014:99) Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pembelajaran tematik terpadu yang diciptakan baik di kelas maupun di luar kelas diharapkan dapat dikondisikan dalam suasana hubungan peserta didik dan guru yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tuladha (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan). Terlebih bagi peserta didik sekolah dasar yang masih berada di kelas 1, 2, dan 3, yang masih memerlukan bimbingan dan perhatian, sebagaimana pelayanan orang tua yang dengan kasih sayang membimbing mereka (Kemendikbud, 2014). Implementasi kurikulum 2013 masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh pemerintah. Sesuai yang diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKMP3) Agnes Tuti Rumiati dalam Dialog dan Konsultasi Nasional terkait Kurikulum 2013 di Gedung PGRI, Jakarta Pusat, dalam surat kabar harian kompas online pada kamis 16 Oktober 2014 bahwa terdapat banyak
5 hal yang belum dipahami tenaga pendidik terkait kurikulum 2013. Diantaranya guru masih kesulitan menerapkan scientific approach dalam kegiatan belajar mengajar, kesulitan membuat siswa aktif, dan masalah terbesar adalah banyak guru yang belum paham dalam memberikan penilaian dalam implementasi kurikulum 2013. Berdasarkan paparan diatas, peneliti melakukan observasi awal di beberapa sekolah dasar di Malang yang telah melakukan penilaian sesuai dengan kurikulum 2013, salah satunya yaitu SDN Kauman 01 Malang. Pada umumnya penilaian yang telah dilakukan sesuai dengan pedoman yang ada pada kurikulum 2013. Namun, sejumlah guru di SDN Kauman 01 Malang masih mengalami kesulitan dalam penilaian pembelajaran tematik dengan menggunakan kurikulum 2013. Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam memberikan penilaian meliputi tiga aspek antara lain penyusunan instrumen penilaian, pelaksanaan dan pengolahan penilaian dengan menggunkan rapor khusus sesuai dengan kurikulum 2013. Sehingga perlu dikaji bentuk penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang? 2. Bagaimana kendala yang dihadapi sekolah dalam menyusun bentuk penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang?
6 3. Bagaimana upaya yang dilakukan sekolah untuk memenuhi standar penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang? C. Tujuan Peneitian Sesuai dengan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui pelaksanaan penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang. 2. Mengetahui kendala yang dihadapi sekolah dalam menyusun bentuk penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang. 3. Mengetahui upaya yang dilakukan sekolah untuk memenuhi standar bentuk penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat secara teoritik dan praktis. Adapun manfaat secara teoritik adalah : 1. Penelitian ini dapat mendeskripsikan pelaksanaan penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang. 2. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai dasar pengembangan penelitianpenelitian selanjutnya yang berkenaan dengan kurikulum 2013 khususnya mengenai bentuk penilaian. Adapun manfaat secara praktis dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi kepala sekolah, untuk memberikan gambaran kondisi sekolah dan membantu meningkatkan kualitas sekolah karena kualitas sekolah akan
7 meningkat apabila di dukung oleh komponen penting yaitu kemampuan sekolah dalam memenuhi standar penilaian pendidikan. 2. Bagi Guru, untuk membantu meningkatkan proses penilaian yang dilaksanakan kepada siswa sehingga kualitas guru lebih baik. 3. Bagi peneliti berikutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam merancang penelitian bentuk penilaian dalam implementasi kurikulum 2013 di jenjang sekolah dasar. E. Batasan Masalah Mengingat luasnya cakupan yang akan dibahas pada penelitian yang berjudul Analisis Pelaksanaan Penilaian dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SDN Kauman 01 Malang, maka peneliti akan membatasi ruang lingkup penelitian ini. Penelitian dilakukan pada kelas 1, 2, 4 dan 5 dikarenakan dalam implementasi kurikulum 2013 pada tahun 2014 ini masih berlaku pada kelas tersebut. Pelaksanaan penilaian yang dianalisis adalah proses penilaian yang dilakukan Guru meliputi penyusunan instrumen penilaian, pelaksanaan dan pengolahan penilaian sampai dengan penuangan penilaian menggunakan rapor khusus sesuai dengan kurikulum 2013. F. Definisi Istilah Untuk menghindari terjadi kesalahan dalam menafsirkan penelitian ini, maka dianggap perlu dikemukakan tentang definisi istilah.
8 1. Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dsb) (KBBI, 2008). 2. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik (Kurinasih, 2014). Dalam penelitian ini, pelaksanaan penilaian mencakup dalam tiga ranah yaitu penyusunan instrumen penilaian, pelaksanaan dan pengolahan penilaian sampai dengan penuangan penilaian menggunakan rapor khusus sesuai dengan kurikulum 2013. 3. Implementasi adalah pelaksanaan, penerapan (KBBI, 2008). Dalam penelitian ini, implementasi dimaksudkan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di jenjang sekolah dasar. 4. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi : (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Kemendikbud, 2014).