BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Bayu Suhartanto, Andy Pramana,Wardoyo, M. Firman, Sumarno Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Bengkulu, Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis merupakan negara yang mempunyai ketersediaan air yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun mahluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air.

GEOFISIKA EKSPLORASI. [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

INTERPRETASI DATA KONDUKTIVITAS LISTRIK DALAM PENENTUAN INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI: STUDI KASUS DAERAH TELUK NIBUNG TANJUNG BALAI

SKRIPSI FITRIKAYANTI HASIBUAN NIM : DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

III. METODE PENELITIAN

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

METODE EKSPERIMEN Tujuan

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2012,

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN. Mardiah 1, Franto 2

PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

METODE GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POTENSI AIRTANAH DI DAERAH BEJI KABUPATEN PASURUAN - JAWA TIMUR

IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT KE DALAM AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI PANTAI BAJULMATI MALANG

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KARAKTERISTIK AKUIFER BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH

STUDI DAN PEMODELAN AIR TANAH DI PESISIR KOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

Interpretasi Kondisi Geologi Bawah Permukaan Dengan Metode Geolistrik

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS UNTUK MENENTUKAN ZONA INTRUSI AIR LAUT DI KECAMATAN GENUK SEMARANG

ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mahkluk hidup. Kebutuhan

Aplikasi Metode Geolistrik untuk Identifikasi Sebaran Limbah Lada Putih di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas Budiman a, Andi Ihwan a, Joko Sampurno a*

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

POTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG

Geo-Electrical Sounding untuk Pendugaan Keterdapatan Air Tanah dan Kedalaman Muka Air Tanah Freatik di Tegal

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

PENETROMETER TEST (DCPT) DI JALAN ARTERI

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

*

ANALISIS PERSEBARAN INTRUSI AIR LAUT PADA AIRTANAH FREATIK DI DESA RUGEMUK KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT PADA AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS 2D STUDI KASUS SURABAYA TIMUR

PENENTUAN SEBARAN DAN KANDUNGAN UNSUR KIMIA KONTAMINASI LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN DI TPA CAHAYA KENCANA, KABUPATEN BANJAR

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

LD NO.5 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH I. UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia mengalami serangkaian bencana

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY UNTUK PENDUGAAN SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI KELURAHAN KLEGO KOTA PEKALONGAN

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS

Identifikasi Intrusi Air Laut Menggunakan Metode Geolistrik Di Desa Kampung Baru, Tanah Bumbu

ANALISIS POTENSI AIR TANAH DI KELURAHAN IMOPURO METRO DENGAN MENGGUNAKAN PERHITUNGAN METODE RESTY

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 7 TAHUN TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. BAB II. GEOLOGI REGIONAL...12 II.1. Geomorfologi Regional...12 II.2. Geologi Regional...13 II.3. Hidrogeologi Regional...16.

PEMETAAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): Jurnal Einstein. Available online

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki wilayah sangat luas dan

Cristi * ), Kerista Sebayang * ), Mester Sitepu ** ) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara, MEDAN

IDENTIFIKASI AKUIFER DI ZONA PATAHAN OPAK PASCA GEMPA YOGYAKARTA 2006 DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

IDENTIFIKASI JENIS BATUAN BAWAH PERMUKAAN SEBAGAI KAJIAN AWAL PERENCANAAN PEMBUATAN PONDASI BANGUNAN MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

Studi Lapisan Air Tanah setelah 11 Tahun Tsunami Aceh Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas di Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

TINJAUAN PUSTAKA. akuifer di daratan atau daerah pantai. Dengan pengertian lain, yaitu proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Air adalah karunia Tuhan dan merupakan unsur alamiah yang paling penting.lebih dari tujuh puluh lima persen bagian bumi dilingkupi oleh air. Daratan yang menempati seperempat bagian juga tidak terpisah dari perairan perairan di dalamnya. Tidak ada bahan lain yang dapat menggantikan fungsi air. Bagi manusia kebutuhan air sangat mutlak, karena zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar adalah air, bahkan hampir 60% - 70% tubuh manusia mengandung air. Air merupakan kebutuhan yang sangat dominan dalam kehidupan sehari hari, sehingga upaya pengadaan air yang berasal dari permukaan maupun bawah tanah terus meningkat seiring waktu. Dalam pencairan air tanah perlu adanya perhatian khusus terhadap faktor faktor pendukung alami guna terpeliharanya keseimbangan alam, sehingga kelangsungan pengadaan air yang bersumber dari tanah lebih lama berlangsung. Air tanah merupakan suatu sumber alam yang dapat diperbaharui (renewable Resouces) yang sifatnya terbatas dan memainkan peran yang sangat penting dalam penyedian air bersih untuk berbagai keperluan. Tetapi meskipun sifatnya demikian waktu pembaharuan tersebut relatif tergantung dari pengimbuhan (recharnge) yang dapat berlangsung dalam ukuran detik hingga jutaan tahun. Dalam hal ini perlu adanya pemeliharaan alam agar seimbang.

Pemanfaatan air tanah merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan air di masa sekarang dan yang akan datang, serta merupakan alternatif yang terbaik apabila air di permukaan sudah tidak mencukupi atau terjangkau. Air tanah bebas dari penularan penyakit, lebih terlindung dari polusi atau pencemaran serta pengotoran lainnya. Kebutuhan air bersih akan terus meningkat. Peningkatan kebutuhan air bersih sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya suatu daerah. Semakin meningkatnya kebutuhan air bersih, maka eksploitasi air tanah akan semakin besar. Hal ini mengakibatkan persediaan air tanah semakin berkurang, berkurangnya kandungan air tanah pada lapisan akifer dapat mengakibatkan masuknya air laut (yang massanya lebih berat) ke dalam akifer. (sosrodarsono dan Takeda, 1993). Eksploitasi air tanah yang dilakukan secara berlebihan (penggunaan sumur bor) khususnya pada daerah berpantai atau pesisir dapat menyebabkan suatu persoalan dimana air laut akan masuk dan terpenetrasi pada daerah pedalaman. Air laut akan menyusup kezona air tanah. Peristiwa ini disebut intrusi air laut atau menyusupnya air laut pada ke daratan. (sosrodarsono dan Takeda, 1993). Ada beberapa penelitian mengenai intrusi air laut, seperti penelitian Ginting, Efendi (2011), penelitian tersebut tentang intrusi air laut pada sumur bor dan sumur gali dengan metode konduktivitas listrik di wilayah Kecamatan Hamparan Perak. Sampel air sumur diambil sebanyak 22 titik sumur bor dan 20 titik sumur gali pada 5 desa. Dari nilai DHL,untuk sumur gali dari 20 titik sampel semua air sumur telah terintrusi air laut dan untuk sumur bor 21 titik sampel air sumur telah terintrusi,mulai dari tingkat terintrusi sedikit sampai terintrusi tinggi. Kemudian penelitian dari Kemudian penelitian dari Heri Yanti Siska (2008) dengan menggunakan alat G-Sound Resistivitymeter konfigurasi Wenner Sclumberger, dengan jarak elektroda 3m. Dari hasil pengolahan dan interpretasi data maka diperoleh kedalaman maksimal yaitu 17,2 m yang terdiri dari lapisan akuifer endapan lumpur (alluvial) dengan volume air tawar yang sedikit

bercampur pasir (sandstones), kerikil (gravel) dan batuan pasir berlempung. Ditemukan intrusi air laut pada lokasi pengukuran pertama dengan volume air laut yang cukup besar, Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai resistivitasnya. Sedangkan pada lokasi pengukuran kedua tidak ditemukan adanya intrusi air laut. Penelitian dari Mides Adriani (2005) menggunakan metode konduktivitas listrik, untuk pendeteksian intrusi air laut di Kecamatan Sibolga. Dimana dari 35 titik sampel sumur yang diuji nilai DHLnya terdapat 30 titik sampel sumur terkena intrusi mulai dari terkena intrusi sedikit sampai terintrusi tinggi. Wilayah Kecamatan Pantai Cermin merupakan salah satu wilayah yang memiliki luas 80.296 km 2, yang terdiri dari 12 desa dan ketinggian dari permukaan laut berkisar 1-50m dan merupakan daerah pantai. Dimana penduduk disekitar bibir pantai menggunakan sumur bor dan sumur gali, yang kemungkinnya sebagian sumur bor ataupun sumur gali tersebut terkena rembesan air laut. Sebagai konsekuensinya, perlu ditingkatkan sarana maupun prasarana seperti halnya pengadaan air bersih yang merupakan kebutuhan hidup di wilayah tersebut. Salah satu kemungkinan pengadaan air dari air bawah tanah, karena air tersebut dapat digunakan secara mudah dan ekonomis, yang diambil dengan cara penggalian tanah. Metodologi yang di usulkan dalam proposal ini merupakan metoda pendugaaan bawah permukaan, dengan melihat dari nilai resistivitas dari tiap material/ batuan. Metoda geolistrik merupakan metoda yang sering digunakan untuk eksplorasi geofisika struktur dangkal. Metoda geolistrik yang digunakan untuk mengukur resistivitas bumi dikenal dengan metoda geolistrik resistivitas. Berdasarkan kuat arus dan beda potensial yang terukur pada jarak elektroda yang berbeda, dapat diturunkan variasi harga resistivitas masing masing lapisan bumi baik secara vertikal maupun secara lateral. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan suatu penelitian atau survei dengan menggunakan metode tahanan jenis (resistivity). Sejauh ini belum pernah dilakukan suatu penelitian dengan metode tahanan jenis (resistivity)

mengenai penyebaran intrusi air pada Kecamatan Pantai Cermin desa Pantai Cermin Kiri, sehingga penelitian ini sangat penting untuk dilakukan. Maka penulis mencoba melakukan penelitian yang berjudul Penyelidikan Intrusi Air laut dengan Menggunakan Metode Resistivitas Listrik Konfigurasi Wenner Schlumberger di Kecamatan Pantai Cermin. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Pada kedalaman berapa terjadi intrusi air laut pada sumur-sumur di desa Pantai Cermin Kiri di Kecamatan Pantai Cermin? 2. Berapa batas kedalaman antara air tawar dengan air asin berdasarkan prinsip Wenner Schlumberger. 3. Bagaimanakah citra bawah permukaan berdasarkan nilai tahanan jenis untuk setiap lapisan bawah permukaan di desa Pantai Cermin Kiri di Kecamatan Pantai Cermin? 4. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya intrusi air laut desa Pantai Cermin Kiri Kecamatan Pantai Cermin. 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Menjelaskan bagaimana terjadinya intrusi air laut terhadap air bawah tanah dengan metode resistivitas listrik. 2. Menerangkan suatu gambaran atau pencitraan bawah permukaan secara 2 dimensi mengenai nilai tahanan jenis batuan dengan menggunakan prinsip Wenner-Schlumberger.

3. Penelitian merupakan penelitian langsung yang dilaksanakan desa Pantai Cermin Kiri di Kecamatan Pantai Cermin. 4. Jumlah elektroda yang digunakan 32 buah, dengan jarak antar elektroda 5 meter. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk menentukan kedalam intrusi air laut berdasarkan nilai tahanan jenis. 2. untuk menentukan batas kedalaman antara air tawar dengan air asin berdasarkan prinsip Wenner-Schlumberger. 3. Untuk memperoleh citra bawah permukaan berdasarkan nilai tahanan jenis untuk setiap lapisan bawah permukaan. 4. Untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang memepengaruhi terjadinya intrusi air laut. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Sebagai informasi sampai sejauh mana intrusi air laut di sekitar desa Pantai Cermin Kiri Kecamatan Pantai Cermin. 2. Sebagai informasi bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar desa Pantai Cermin Kiri Kecamatan Pantai Cermin dalam pemakaian air sumur untuk mendapatkan air yang bersih. 3. Sebagai informasi kepada instansi yang terkait terutama dinas kesehatan dalam pemakaian air sumur bor dan penyediaan sarana air bersih untuk kebutuhan penduduk desa Pantai Cermin Kiri di Kecamatan Pantai Cermin.

1.6 Sistematika penulisan Adapun sistematika yang akan digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi untuk mempermudah dalam menelaahnya adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini mencakup latar belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan untuk proses pengambilan data, analisa data serta pembahasan. Bab III Metodologi Penelitian Bab ini membahas tentang peralatan, diagram alir penelitian, tempat penelitian dan prosedur penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi hasil hasil penelitian dan pembahasannya Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitiandan membe rikan saran saran untuk penelitian lebih lanjut.