KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) SOSIALISASI UU PEMILU NO. 07 TAHUN 2017 DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN ANGGARAN 2019 BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2019
KATA PENGANTAR Seiring perkembangan politik di Daerah, berdampak timbulnya konflik dalam masyarakat yang sedikit banyaknya mengganggu kestabilan jalannya Pemerintahan. Dalam rangka mengantisipasi adanya ancaman terhadap integritas Nasional, dan tegaknya Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maka perlu adanya Kordinasi peran, fungsi dan koordinasi serta sinergitas seluruh pemangku kepentingan pemilu dalam upaya Menciptakan kesatuan langkah dalam rangka kelancaran pelaksanaan pemilu di Kabupaten Kepulauan Anambas yang tergabung dalam wadah pelaksanaan pemilu tersebut. Mengingat Pelaksanaan Pemilu di Kabupaten Kepulauan Anambas pada April 2019 melibatkan berbagai pihak dalam rangka mensukseskan pesta demokrasi Masyarakat dalam menentukan arah aspirasi perlu melakukan sosialisasi Undang-undang No. 07 Tahun 2017 penggunaan suara. Upaya tersebut dilakukan untuk lebih memantapkan pemahaman dan implementasi undang-undang pemilu bagi kader anggota Partai Politik dan masyarakat, pemilih pemula, perempuan dan kaum marjinal. Untuk kemudian memberikan rekomendasi atas fakta dari data tersebut sebagai bahan pertimbangan bagi Bupati/Walikota mengenai kebijakan yang berkaitan dengan Undang-undang No. 07 Tahun 2017. Tugas utamanya yaitu menjaring, menampung, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan data dan informasi dari masyarakat. Diharapkan sosialisasi ini dapat mewujudkan ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat, agar bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka perlu difasilitasi oleh Pemerintah Daerah. Semoga sosialisasi bisa membantu pembangunan di Kabupaten Kepulauan Anambas. Tarempa, November 2018 KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH EKODESI AMRIALDI, SE PEMBINA TK. I NIP. 19621225 199703 1 003
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii I. PENDAHULUAN 1 A. LatarBelakang 1 B. DasarHukum 1 C. Maksud, Tujuan,SasarandanKeluara. 2 II. TEMA DAN RUANG LINGKUP. 3 III. PELAKSANAAN KEGIATAN 4 A. WaktudanTempat. 4 B. Narasumber. 4 C. Peserta 4 IV. PENUTUP 5
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa "Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar". Makna dari "kedaulatan berada di tangan rakyat" yaitu bahwa rakyat memiliki kedaulatan, tanggung jawab, hak dan kewajiban untuk secara demokratis memilih pemimpin yang akan membentuk pemerintahan guna mengurus dan melayani seluruh lapisan masyarakat, serta memilih wakil rakyat untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Perwujudan kedaulatan rakyat dilaksanakan melalui Pemilu sebagai sarana bagi rakyat untuk memilih pemimpin melalui Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih dalam satu pasangan secara langsung serta memilih wakilnya yang akan menjalankan fungsi melakukan pengawasan, menyalurkan aspirasi politik rakyat, membuat undang-undang sebagai landasan bagi semua pihak di Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam menjalankan fungsi masing masing, serta merumuskan anggaran pendapatan dan belanja untuk membiayai pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut. Sesuai dengan ketentuan Pasal 22E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemilu untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPR, anggota DPD, serta anggota DPRD diselenggarakan berlandaskan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali. Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan dengan tujuan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden yang memperoleh dukungan kuat dari rakyat sehingga mampu menjalankan fungsi kekuasaan pemerintahan negara dalam rangka tercapainya tujuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Di samping itu, pengaturan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dalam Undang-Undang ini juga dimaksudkan untuk menegaskan sistem presidensiil yang kuat dan efektif, di mana Presiden dan Wakil Presiden terpilih tidak hanya memperoleh legitimasi yang kuat dari rakyat, namun dalam rangka mewujudkan efektivitas pemerintahan juga diperlukan basis dukungan dari DPR.
Pemilu anggota DPR, anggota DPD, dan anggota DPRD diselenggarakan dengan menjamin prinsip keterwakilan, yang artinya setiap Warga Negara Indonesia dijamin memiliki wakil yang duduk di lembaga perwakilan yang akan menyuarakan aspirasi rakyat di setiap tingkatan pemerintahan, dari pusat hingga ke daerah. Pemilu yang terselenggara secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan wakil rakyat yang berkualitas, dapat dipercaya, dan dapat menjalankan fungsi kelembagaan legislatif secara optimal. Penyelenggaraan Pemilu yang baik dan berkualitas akan meningkatkan derajat kompetisi yang sehat, partisipatif, dan keterwakilan yang makin kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Secara prinsipil, Undang-Undang ini dibentuk dengan dasar menyederhanakan dan menyelaraskan serta menggabungkan pengaturan Pemilu yang termuat dalam tiga Undang-Undang, yaitu Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Urnum, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Selain itu, juga dimaksudkan untuk menjawab dinamika politik terkait pengaturan penyelenggara dan peserta Pemilu, sistem pemilihan, manajemen Pemilu, dan penegakan hukum dalam satu Undang- Undang, yaitu Undang-Undang tentang Pemilihan Umum. Dalam Undang-Undang ini juga diatur mengenai kelembagaan yang melaksanakan Pemilu, yakni KPU, Bawaslu, serta DKPP. Kedudukan ketiga lembaga tersebut diperkuat dan diperjelas tugas dan fungsinya serta disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam Penyelenggaraan Pemilu. Penguatan kelembagaan dimaksudkan untuk dapat menciptakan Penyelenggaraan Pemilu yang lancar, sistematis, dan demokratis. Secara umum Undang-Undang ini mengatur mengenai penyelenggara Pemilu, pelaksanaan Pemilu, pelanggaran Pemilu dan sengketa Pemilu, serta tindak pidana Pemilu. B. Dasar Hukum 1. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Undang-undang Nomor 02 Tahun 2011 tentang Partai Politik;
3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu; 4. Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; 5. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD; 6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD; 7. Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 36 Tahun 2010 Tentang Pendidikan Politik 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemantauan, Pelaporan dan Evaluasi Perkembangan Politik di Daerah C. Maksud, Tujuan, Sasaran dan Keluaran 1. Maksud dilaksanakan kegiatan ini Meningkatkan peran, fungsi dan koordinasi serta sinergitas seluruh pemangku kepentingan pemilu dalam upaya Menciptakan kesatuan langkah dalam rangka kelancaran pelaksanaan pemilu di Kabupaten Kepulauan Anambas. 2. Tujuan Kegiatan ini adalah Meningkatkan Keterlibahan Masyarakat dan Partisipasi masyarakat dalam Penggunaan Suara dalam Pemilu tahun 2019 di Kabupaten Kepulauan Anambas. 3. Sasaran kegiatan ini adalah Masyarakat, Ormas, Toga, Tomas, Todat, Stakeholder dan Partai Politik Peserta Pemilu, kaum perempuan dan pemilih pemula. 4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam penggunaan hak suara dalam pemilu serentak pada tahun 2019 II. TEMA DAN RUANG LINGKUP Tema MELALUI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG PEMILU NO. 07 TAHUN 2017 KITA TINGKATKAN PERAN, FUNGSI DAN KOORDINASI SERTA SINERGITAS SELURUH PEMANGKU KEPENTINGAN PEMILU DAN KETERLIBATAN MASYARAKAT SEHINGGA TERCIPTA KESATUAN PEMAHAMAN DALAM RANGKA KELANCARAN PELAKSANAAN PEMILU DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
Ruang Lingkup - Mengadakan Sosialisasi kepada stakeholder dan masyarakat Kab. Kep. Anambas. - Meminta kepada peserta untuk mensosialisasikan lebih lanjut di lingkungannya masing-masing. III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Waktu dan Tempat Sosialisasi akan dilaksanakan pada bulan Januari 2018 di 5 (lima) Kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas B. Peserta Peserta kegiatan Sosialisasi Undang-undang Pemilu No. 07 Tahun 2017 pada tahun 2019 berjumlah 250 (dua ratus lima puluh) orang yang masingmasing Kecamatan berjumlah 50 (lima puluh) yang terdiri dari unsur : a. Tokoh Agama. b. Tokoh Adat c. Tokoh Masyarakat. d. ORMAS (Organisasi Kemasyarakatan) e. Pemilih pemula dan kaum perempuan f. Partai politik g. Stake holder C. Narasumber Adapun Narasumber kegiatan ini adalah : 1. KPU 2. PANWASLU 3. POLRI D. Pembiayaan Sumber Pembiayaan yang di gunakan dalam Penyelenggaraan Kegiatan ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun Anggaran 2019.
IV. PENUTUP Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini di susun sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Undang-undang Pemilu No. 07 Tahun 2017 untuk pelaksanaan sosialisasi tahun 2019 Tarempa,, November 2018 KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH EKODESI AMRIALDI, SE PEMBINA TK. I NIP. 19621225 199703 1 003