103 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan tentang penyelesaian kredit macet melalui penjualan di bawah tangan terhadap objek Hak Tanggungan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Alasan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta memilih penjualan objek Hak Tanggungan secara di bawah tangan sebagai upaya penyelesaian kredit produktif macet karena memberikan keuntungan-keuntungan baik kepada nasabah debitur yang kredit produktifnya dijamin dengan Hak Tanggungan maupun BRI Cabang Cik Di Tiro sebagai kreditur dan pemegang Hak Tanggungan. Bagi nasabah debitur, melalui penjualan di bawah tangan dapat diperoleh harga tertinggi serta dapat menghemat biaya-biaya yang ditimbulkan dari proses eksekusi melalui lelang. Sementara bagi BRI Cabang Cik Di Tiro yang terpenting adalah memperoleh pelunasan piutang secara cepat dan mudah, sekaligus mengurangi kekhawatiran bahwa hasil penjualan tidak mencapai nilai kredit yang terutang karena nasabah debitur pasti mengusahakan supaya objek Hak Tanggungan tersebut terjual dengan nilai di atas jumlah piutangnya.
104 2. Penyelesaian kredit macet melalui penjualan objek Hak Tanggungan secara di bawah tangan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Persetujuan antara BRI Cabang Cik Di Tiro dengan nasabah debitur bahwa akan dilakukan penyelesaian melalui penjualan terhadap objek Hak Tanggungan secara di bawah tangan, disepakati bahwa nasabah debitur mencari calon pembeli dan melakukan penjualan secara di bawah tangan; b. Pembuatan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) dan pelunasan harga jual beli objek Hak Tanggungan; c. Pelunasan terhadap utang nasabah debitur; d. Roya terhadap Hak Tanggungan; e. Proses peralihan hak melalui pembuatan Akta Jual Beli diikuti dengan pendaftaran tanah. Persyaratan untuk dapat dilaksanakannya penjualan di bawah tangan terhadap objek Hak Tanggungan sebagaimana diatur dala Pasal 20 ayat (2) dan ayat (3) tidak sepenuhnya dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta. Pengumuman melalui surat kabar atau media massa lainnya (televisi atau radio) mengenai rencana penjualan secara di bawah tangan terhadap objek Hak Tanggungan tidak dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta.
105 3. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta mengalami kendala dalam melakukan penyelesaian kredit macet melalui penjualan objek Hak Tanggungan secara di bawah tangan karena sebabsebab sebagai berikut : a. Nasabah debitur menghendaki harga yang terlalu tinggi untuk penjualan objek Hak Tanggungan; b. Nilai objek Hak Tanggungan yang tinggi sehingga tidak ada calon pembeli; c. Nasabah debitur meninggal atau melarikan diri sehingga tidak dapat dilakukan negosiasi untuk pelaksanaan penjualan terhadap objek Hak Tanggungan secara di bawah tangan. B. Saran 1. Kepada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Cik Di Tiro : a. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta hendaknya membuat persetujuan dengan nasabah debitur untuk dilakukan penjualan di bawah tangan terhadap objek Hak Tanggungan ketika debitur wanprestasi dalam bentuk perjanjian tertulis sekaligus menyepakati mengenai kisaran harga yang dikehendaki dari penjualan tersebut, untuk memberikan perlindungan hukum yang lebih kuat kepada bank dan pelaksanaan eksekusi Hak Tanggungan melalui penjualan di bawah tangan terhadap objek Hak Tanggungan dapat dilakukan dengan mudah dan lancar.
106 b. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta hendaknya melaksanakan penyelesaian kredit macet melalui penjualan di bawah tangan objek Hak Tanggungan dengan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam Pasal 20 ayat (2) dan ayat (3) UUHT. Bank hendaknya memastikan bahwa pengumunan mengenai rencana penjualan di bawah tangan terhadap objek Hak Tanggungan telah dilakukan sebelum dilaksanakannya penjualan melalui surat kabar atau media massa lainnya (radio atau televisi). c. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta hendaknya mensyaratkan dalam pelaksanaan penjualan secara di bawah tangan bahwa pembayaran harus dilakukan melalui transfer pada rekening nasabah debitur yang ada pada BRI Cik Di Tiro, sehingga bank dapat mengambil pelunasan piutangnya melalui rekening nasabah debitur tersebut. d. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta dapat mensyaratkan penjualan dilakukan oleh bank melalui surat kuasa kusus untuk menjual yang dibuat dalam bentuk akta otentik, dengan syarat kuasa tersebut harus dibuat setelah debitur wanprestasi dan tidak memuat kuasa mutlak. 2. Kepada pembentuk undang-undang : Perlu diatur lebih lanjut oleh pembentuk undang-undang mengenai pelaksanaan penjualan secara di bawah tangan terhadap objek hak tanggungan, terkait dengan mekanisme untuk mengontrol dipenuhinya
107 syarat-syarat sebagaimana telah ditentukan dalam Pasal 20 ayat (2) dan ayat (3) UUHT untuk adanya penjualan di bawah tangan terhadap objek hak tanggungan serta sanksi yang diberikan apabila syarat tersebut tidak dipenuhi sehingga ketentuan tersebut dapat dilaksanakan di lapangan.