BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecenderungan memburuk serta insidennya terus meningkat dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati ( Hadisaputro &

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia setiap tahun meningkat. World Health Organization (WHO) besar pada tahun-tahun mendatang (Gustaviani, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

BAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Prevelensi Diabetes Melitus (DM) setiap tahunnya semakin. meningkat, berdasarkan data dari World Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. Kaki diabetik merupakan komplikasi dari diabetes melitus (DM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan sehingga dapat

Obat Herbal Diabetes Kering

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk mengetahui bagaimana melakukan tindakan. Disadari bahwa bila

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

BAB 1 PENDAHULUAN. Komplikasi akut adalah gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh klien diabetes mellitus. Selain permasalahan fisik tersebut, diabetes

I. PENDAHULUAN. adekuat untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal (Dipiro et al, 2005;

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya

BAB I PENDAHULUAN. Teori kehilangan secara konstan mengakui respons dari individu. Teori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

HUBUNGAN KECEMASAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT DENGAN PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus

BAB I PENDAHULUAN. yang berbaring lama. Ulkus dekubitus sering disebut sebagai ischemic ulcer, pressure ulcer, pressure sore, bed sore.

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang. diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN LUKA GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan. membengkak menjadi 300 juta orang (Suyono, 2014).

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S 1 Keperawatan. Disusun Oleh : Rina Ambarwati J.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. resistensi insulin, serta adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronik (Bustan,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF), diabetes adalah

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan ketiadaan absolut insulin atau penurunan relative insentivitas sel

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diabetes Mellitus (DM) saat ini telah menjadi masalah kesehatan dunia yang sering ditemukan di masyarakat akibat komplikasinya yang bersifat akut maupun kronik dan merupakan salah satu penyakit yang memiliki kecenderungan memburuk serta insidennya terus meningkat dari waktu ke waktu (Bilous & Donelly, 2015). Hasil survey WHO (World Health Organization) untuk jumlah pasien Diabetes Mellitus pada tahun 2000 di Indonesia adalah 8,4 juta jiwa dan akan mengalami kenaikan pada tahun 2030 yaitu sekitar 21,3 juta jiwa. Jumlah tersebut menempati urutan ke-4 di dunia setelah India (31,7 juta jiwa), Cina (20,8 juta jiwa) dan Amerika Serikat (17,7 juta jiwa). Kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus jika tidak dapat terkendali dengan baik akan mengakibatkan komplikasi komplikasi yang dapat memperparah prognosis seperti kebutaan, gagal ginjal, stroke, ulkus kaki, dan lain lain (Lestari, 2013). Ulkus Diabetikum merupakan komplikasi yang paling ditakuti pasien Diabetes Mellitus karena berkurangnya suplay darah ke jaringan tersebut menyebabkan kematian jaringan dan diperparah dengan infeksi bakteri yang dapat menyebabkan amputasi bahkan berdampak luas karena dapat menyebabkan kematian, morbiditas, peningkatan biaya perawatan, dan penurunan kualitas hidup. Insiden ulkus kaki pada pasien Diabetes Mellitus yaitu 1-4% dan 10-30 kali lipat ulkus kaki menyebabkan risiko 1

2 amputasi (ujung kaki, kaki maupun tungkai bawah). Diperkirakan setiap tahunnya satu juta pasien yang menderita Ulkus Diabetik menjalani amputasi ekstremitas bawah (85%) dan angka kematian yaitu 15-40% setiap tahunnya serta 39-80% setiap 5 tahunnya (Bilous & Donelly, 2015). Berdasarkan data rekam medis RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2013 Pasien Ulkus Diabetikum yang berobat ke rawat jalan berjumlah 112 orang dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 293 orang, serta tahun 2015 dari bulan Januari hingga Agustus 2015 yaitu sebanyak 189 orang (Data Rekam Medis RSUD Dr. Moewardi). Pada saat peneliti melakukan wawancara pada 4 orang pasien Ulkus Diabetikum yang berobat di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi, dari 3 pasien mengatakan sudah menderita DM > 10 tahun, dengan adanya luka diabetes mereka merasa malu akibat aroma luka yang khas, bentuk kaki yang berubah, luka yang susah sembuh dan merasa takut jika luka semakin parah dan harus diamputasi sehingga menyusahkan anggota keluarga yang harus mengantar dan membayar biaya perawatan luka sedangkan satu orang lainnya mengatakan biasa saja, dan pasrah karena faktor usia penyakit pasti menghampiri. Hal ini juga berkaitan dengan penelitian (Adabiah, 2014) yang mengatakan bahwa sebagian besar pasien Ulkus Diabetikum mengalami gangguan harga diri, mereka merasakan dirinya sebagai beban bagi keluarga karena mereka tidak bisa bekerja dan tidak bisa bertanggung jawab dalam memberi nafkah untuk keluarga, justru banyak biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan dan

3 perawatan. Pasien cenderung menghindar dari interaksi sosial karena bau yang tidak sedap dari lukanya, pasien tampak berekspresi sedih, cemas dan tidak berdaya dengan kondisi penyakit yang dideritanya. Penyempitan pembuluh darah pada tungkai dan kaki (Pheripheal Artery Disease) memberi gejala luka sukar sembuh, berwarna merah kehitaman dan berbau busuk, yang akhirnya harus dilakukan amputasi (Marewa, 2015). Masalah kesehatan yang berdampak pada kehilangan fungsi tubuh, penurunan toleransi aktivitas dan kesulitan dalam penanganan penyakit kronis sepeti Ulkus Diabetikum inilah yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada konsep diri individu khususnya harga diri sehingga dapat menimbulkan perasaan bersalah atau menyalahkan, perilaku menyendiri, atau menghindar dari interaksi sosial yang akan berdampak pada proses penyembuhan bahkan memperparah prognosis (Bilous & Donelly, 2015). Dukungan sosial, efektifitas strategi koping dan sumber daya pendukung lainnya sangat membantu individu dalam berespon terhadap kenyataan atau situasi yang penuh tantangan baik dalam mempertahankan maupun meningkatkan harga diri (Potter & Perry, 2010). Gangguan interaksi sosial dapat mempengaruhi harga diri seseorang, menurut Harry Stack Sullivan (1953) kita akan diterima, dihormati, dan disenangi orang lain karena keadaan diri kita maka kita akan cenderung menghargai dan menerima diri kita namun sebaliknya jika orang lain menolak, meremehkan dan menyalahkan diri kita maka kita tidak akan menyenangi diri kita (Sobur, 2011).

4 Menurut Friedman (2010) dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap peningkatan harga diri pasien karena dengan dukungan keluarga, pasien akan merasa diperhatikan, disayangi, dihargai oleh keluarga, lebih iklas dan positif dalam menerima kondisi penyakit yang berpengaruh pada harga dirinya sehingga penyembuhan dan pengobatan akan lebih baik. Dukungan keluarga tersebut terdiri dari dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental dan dukungan penilaian (Adabiah, 2014). Dalam mengatasi masalah tersebut, perawat diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan yang terstruktur, memfasilitasi pemberian dukungan sosial kepada pasien, serta memberikan intervensi yang dapat mencegah koping individu yang tidak efektif (Hidayat, 2013). Adapun pencegahan Ulkus Diabetikum yaitu harus ada kerja sama yang baik antara pasien, perawat dan dokter untuk pencegahan timbulnya komplikasi Ulkus Diabetikum yang dapat mengakibatkan gangren bahkan amputasi, agar bisa dideteksi untuk mendapatkan terapi dan pencegahan sedini mungkin sehingga angka morbiditas dapat ditekan serendahrendahnya (Wijaya & Putri, 2013). Pemeriksaan rutin dengan inspeksi pada kaki secara mandiri, pendidikan kesehatan mengenai alas kaki, dan strategi untuk meminimalkan terjadinya Ulkus Diabetikum sangat diperlukan bagi pasien Diabetes Mellitus, terutama pasien yang beresiko tinggi dan yang mempunyai riwayat Ulkus (Bilous & Donelly, 2015).

5 Berdasarkan masalah diatas, peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluargadengan harga diri pada pasien Ulkus Diabetikum di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi. B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan harga diri pada pasien Ulkus Diabetikum di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi?. C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga dengan harga diri pada pasien Ulkus Diabetikum di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi dukungan keluarga pada pasien Ulkus Diabetikum di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi. b. Mengidentifikasi harga diri pada pasien Ulkus Diabetikum di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi. c. Menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan harga diri pada pasien Ulkus Diabetikum di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi.

6 D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan teoritis dalam perkembangan ilmu kesehatan khususnya keperawatan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Memberikan masukan dan informasi bagi Rumah Sakit dalam meningkatkan pelayanan profesional yang menitik beratkan kepada respon psikologis dan sosial pada pasien dengan Ulkus Diabetikum. b. Bagi Institusi Pendidikan Memberikan informasi bagi mahasiswa untuk mengembangkan penelitian selanjutnya. c. Bagi Responden dan Keluarga Memberikan informasi pada responden dan keluarga. d. Bagi Peneliti Memberikan informasi, menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian. E. KEASLIAN PENELITIAN 1. Mekanisme Koping Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Poli Penyakit Dalam RSUD DR. Soegiri Lamongan (2012) oleh Devi Hijratur Rohmah. Pada penelitian ini menggunakan desain Quasy Experimental pre dan post test. Menggunakan teknik Purposive Sampling dengan

7 lima orang sampel. Data diperoleh dengan wawancara dan diperoleh hasil penelitian bahwa responden menerima kondisi mereka dan melakukan manajemen diri yang baik, dan mendapat dukungan sosial. Perbedaan dengan penelitian Rohmah adalah jenis penelitian ini kuantitatif dengan desaincross Sectional, pada pasien DM dengan komplikasi Ulkus Diabetikum, teknik sampling penelitian ini adalah Quota Sampling dan instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. 2. Kualitas Hidup Pasien Ulkus Diabetik Di RSUD Serang (2012) oleh Aji Firman. Dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, teknik Accidental Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari dimensi kesehatan fisik sebagian besar responden merasa terganggu dari segi terapi medis yang dilakukan, rasa sakit yang dirasakan bahkan pola istirahat. Dimensi kesehatan psikologis, responden sering muncul perasaan negatif, penurunan harga diri dan perubahan citra tubuh yang negatif. Dimensi hubungan sosial responden lebih puas terhadap dukungan sosial. Dimensi lingkungan responden lebih puas terhadap mendapatkan informasi yang baru. Perbedaan dengan Firman yaitu jenis penelitian Firman menggunakan deskriptif kuantitatif dengan satu variabel saja. 3. Hubungan Konsep Diri Dengan Interaksi Sosial Pada Pasien Ulkus Diabetik Di RSUD Banyudono, oleh (Praptono, Mardini, & Indriyati, 2014). Metode penelitian deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional, teknik Purposive Sampling dan analisa data dengan uji Chi

8 Square. Hasil penelitian sebagian besar (82,4%) responden memiliki konsep diri yang kurang baik dan sebanyak (58,8%) responden interaksi sosialnya kurang baik. Perbedaan dengan penelitian ini adalah Praptono, dkk menggunakan teknik Purposive Sampling sedangkan penelitian ini menggunakan teknik Quota Sampling dan variabel yang berbeda. 4. Adabiah, 2014. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Harga Diri Pada Pasien Ulkus Diabetikum Di Ruangan Rawat Inap Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Menggunakan desain penelitian Cross Sectional, pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling, instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan uji korelasi menggunakan Spearmen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakintinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi harga diri pada pasien Ulkus Diabetikum. Perbedaan dengan penelitian ini adalah teknik sampling, penelitian ini menggunakan teknik Quota Sampling, perbedaan lokasi dan waktu penelitian.