LAPORAN SURVEY SEDEKAH AIR Kampung Kubang Rt.03 Rw. 04 Desa Nanjung Jaya, Kersamanah, Garut, Jawa Barat 44185

dokumen-dokumen yang mirip
Bab V Korelasi Hasil-Hasil Penelitian Geolistrik Tahanan Jenis dengan Data Pendukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, baik untuk kebutuhan sehari-hari yang bersifat individu maupun

BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Mitra

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Perancangan Perkuatan Longsoran Badan Jalan Pada Ruas Jalan Sumedang-Cijelag KM Menggunakan Tiang Bor Anna Apriliana

BAB IV HIDROGEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap barang ini pun kian meningkat seiring bertambahnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat penting. Namun, pada

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian mengenai geokimia air tanah adalah salah satu jenis penelitian

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Perumusan Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

PROSPEK DAN POTENSI AIR TANAH DI DAERAH LAPANGAN GOLF BADDOKA KOTA MAKASSAR BERDASARKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH

Bab IV Akuisisi, Pengolahan dan Interpretasi Data

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

Powered by TCPDF (

- : Jalur utama Bandung-Cirebon BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Oktober 2014

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

BAB II TINJAUAN UMUM

Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasrkan peta geologi daerah Leles-Papandayan yang dibuat oleh N.

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah

Studi Investigasi Longsor di Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan ABSTRAK

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

IDENTIFIKASI KEDALAMAN MUKA AIR TANAH MENGGUNAKAN STUDI GEOLOGI DAN GEOFISIKA UNTUK PERENCANAAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH DUSUN SILUK II, IMOGIRI

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

BAB III TINJAUAN LOKASI

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: I Nengah Simpen. Promotor: Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sutarpa Sutama, M.S Ko Promotor: 1. Prof. Ir. I Wayan Redana, M.Sc, Ph.D

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SISTEMATIKA DOKUMEN RENCANA PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN AIR TANAH

Pemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Pasirmunjul, Kabupaten Purwakarta, masuk ke dalam zona

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITAS JEMBER

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

Pengukuran Geolistrik Tahanan Jenis untuk Menentukan Letak Akuifer Air Bawah Tanah (Studi Kasus : Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara)

BAB I PENDAHULUAN. Batuan sedimen merupakan salah satu aspek penting dalam melihat sejarah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI

Bab I. Pendahuluan. I Putu Krishna Wijaya 11/324702/PTK/07739 BAB I PENDAHULUAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN RESAPAN AIR BAWAH TANAH DI KECAMATAN BUKIT RAYA KOTA PEKANBARU. Juandi 1)

BAB V ANALISIS 5.1 Penampang Hasil Curve Matching

BAB II TINJAUAN UMUM

Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM 3.1 Lokasi, Administrasi, dan Transportasi 3.2 Geologi dan Bahan Induk

BAB I PENDAHULUAN. pembangkit tenaga listrik. Secara kuantitas, jumlah air yang ada di bumi relatif

PENENTUAN POLA PENYEBARAN BATUBARA BERDASARKAN DATA SINAR GAMMA DAN RESISTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOGGING GEOFISIKA

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Yuliyanti,2013

BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir merupakan mata kuliah wajib dalam kurikulum pendidikan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS POTENSI LONGSORAN PADA DAERAH RANU PANI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG

senyawa alkali, pembasmi hama, industri kaca, bata silica, bahan tahan api dan penjernihan air. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... ii. Daftar Tabel... vii. Daftar Gambar... ix. Daftar Lampiran... xiv. Intisari... xv. Abstract...

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

*

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak, Batas, dan Luas Daerah Penelitian. Sungai Oyo. Dalam satuan koordinat Universal Transverse Mercator

Transkripsi:

LAPORAN SURVEY SEDEKAH AIR Kampung Kubang Rt.03 Rw. 04 Desa Nanjung Jaya, Kersamanah, Garut, Jawa Barat 44185 1. Nama: Zayyed Akhmed Assidqie, Raymond J.T.P 2. Lokasi usulan: Kampung Kubang Rt.03 Rw. 04 Desa Nanjung Jaya, Kersamanah, Garut, Jawa Barat Koordinat, 07 03 9.17 S, 108 01 48 E. 3. Deskripsi kondisi air dan permasalahan air: Kampung Kubang berada di Desa Nanjung Jaya, Kersamanah, Garut Jawa Barat dengan Koordinat 07 03 9.17 S, 108 01 48 E, daerah survey di kampung kubang ini tepatnya di Musholla Ar-Rahman di Rt. 03 Rw. 04. Daerah pada musholla ini merupakan daerah yang kesulitan air, begitupula dengan warga sekitar, terdapat sumur gali sedalam 6m di musholla ini, namun airnya hanya keluar saat 2 hari sekali, dan itupun hanya dapat mengisi satu penampungan air dan airnya pun mengalir dengan pelan. Warga sekitar juga menggunakan sumur bor dengan kedalaman 18m namun memiliki masalah yang sama dengan musholla tersebut, warga sekitar sudah mencoba untuk mengebor lebih dalam lagi namun menemukan batuan keras sehingga tidak dapat dilakukan pengeboran lebih dalam lagi. Permasalahan ini ditemukan saat musim kemarau, apabila musim hujan, air melimpah di sana. Berjalan sekitar 10m ke arah selatan dari musholla, ditemukan daerah yang subur air, dimana pada daerah ini terdapat sumur gali milik pribadi dengan kedalaman 18m dimana air pada sumur tersebut tidak pernah habis, dan terdapat juga sumur gali dengan kedalaman yang sama yang digunakan untuk warga yang kekurangan air dan dihubungkan dengan pipa ke musholla untuk keperluan musholla jika musholla tersebut tidak tersedia air, sehingga daerah ini terdapat daerah yang subur air di selatan musholla dan daerah sulit air karena daerah ini merupakan daerah dengan batuan keras dari musholla ke arah utara. 4. Jumlah Penerima Manfaat: Kurang Lebih 70 KK Seluruh Rw 04 dan Jamaah Musholla.

5. Jenis penerima manfaat (pondok pesantren, masyarakat, masjid, dll): Seluruh warga Rw 04 dan Jamaah Musholla. 6. Bila terjadi kerusakan fasilitas air bersih, siapa yang bersedia melakukan perbaikan? Pengurus Rw 04. 7. Catatan khusus lainnya: Terdapat sumur yang tidak pernah surut untuk keperluan musholla dan warga sekitar di selatan musholla berjarak sekitar 30m. TEKNIS SURVEY GEOLISTRIK Lokasi Survey Kampung Kubang berada di Desa Nanjung Jaya, Kersamanah, Garut Jawa Barat dengan Koordinat 07 03 9.17 S, 108 01 48 E.

Gambar Lokasi Survey Kampung Kubang Kondisi Geologi dan Hidrogeologi Daerah Kampung Kubang Geologi di daerah pondok pesantren menurut peta Geologi, yaitu hasil dari Gunung Api tua dimana formasinya terdiri dari breksi gunung api, breksi aliran, tuva dan lava yang tersusun dari andesit sampai basal. Gambar Kondisi Geologi daerah Pondok Pesantren DAARUSUNNAH

Peta Hidrogeologi Kampung Kondang Menurut peta Hidrogeologi, daerah Kampung Kubang berada di daerah yang berkauifer produktif namun setempat, berada di daerah irigasi dan endapan gunung api tua sehingga dapat ditemukan batuan beku.

Hasil Survey Geolistrik Survey Geolistrik di Daerah ini ini dibagi menjadi 4 lintasan dimana pengukuran geolistrik ini berada di lahan depan musholla yang merupakan tanah waqaf dari salah satu warga kampung kubang. Lintasan 1 yang ditunjukan garis merah dengan panjang lintasan 10 m dan spasi antar titik adalah 1 m. Lintasan 2 pada survey geolistrik ini ditunjukan garis berwarna biru, panjang lintasan 15 m dan spasi antar titik adalah 1 m. Lintasan 3 pada survey geolistrik ini ditunjukan garis berwarna hijau dengan panjang lintasan 12 m dan spasi antar titik adalah 1m. Lintasan 4 pada survey geolistrik ini ditunjukan garis berwarna orange dengan panjang lintasan 10 m dan spasi antar titik adalah 1m Survey geolistrik ini menggunakan metode tempel, dikarenakan tanah pada lahan ini merupakan tanah yang tidak memungkinkan untuk menggunakan metode tancap. Gambar Lintasan 1 Gambar Lintasan 2

Gambar Lintasan 3 Gambar Lintasan 4 Sketsa Lintasan Pengukuran Geolistrik

Hasil Geolistrik Lintasan 1 Hasil Geolistrik Lintasan 2 Hasil Geolistrik Lintasan 3 Hasil Geolistrik Lintasan

Hasil geolistrik di lintasan 1 memiliki pamjang lintasan 10m dengan spasi antar titik 1m, memiliki rentang nilai dari 1,5 10,8 Ohm.m dengan nilai resistivitas kecil berkisar 1,5 4 Ohm.m, resistivitas sedang adalah 4,5 7 Ohm.m dan resistivitas tinggi adalah 7,5 10,8 Ohm.m dimana nilai resistivitas sedang sampai tinggi mendominasi daerah tersebut. Hasil geolistrik lintasan 2 dengan panjang lintasan 15 m dan spasi antar titik adalah 1 m terdapat rentang resistivitas antara 2,6 11 Ohm.m, pada lintasan ini terdapat nilai resistivitas rendah, mulai dari 2,6 5,3 Ohm.m, resistivitas sedang berkisar dari 5,8 7 Ohm.m dan resistivitas tinggi 8 11 Ohm.m. Pada lintasan 3 ini panjang lintasan 12 m dan spasi antar titik adalah 1 m memotong lintasan 1 dan lintasan 2 secara diagonal. Terdapat nilai resistivitas dari 2 14 Ohm.m, nilai resistivitas kecil adalah 2 5 Ohm.m resistivitas sedang dari 6 8 Ohm.m dan resistivitas tinggi dari 9 14 Ohm.m. Hasil geolistrik lintasan 4 berada di belakang musholla, dengan panjang lintasan 10 m dan spasi antar titik adalah 1 m, panjang yang sama dengan lintasan 1 terdapat rentang resistivitas antara 0 46 Ohm.m, pada lintasan ini terdapat nilai resistivitas rendah, mulai dari 0 15 Ohm.m, resistivitas sedang berkisar dari 20 25 dan resistivitas tinggi 30 46. Berdasarkan hasil geolistrik, daerah survey ini di dominasi oleh nilai resistivitas yang besar Dokumentasi Survey Geolistrik Mushola Ar-Rahman

Sumur Gali Musholla dengan Kedalaman 6m Sumur Gali dengan Kedalaman 18m untuk keperluan warga Sumur Bor Milik Warga Sumur Gali Milik Warga Kedalaman 18m