BAB I PENDAHULUAN 1.1. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KOTA BANDUNG Catatan Atas Laporan Keuangan BAB I PENDAHULUAN

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2014

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN


KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

-1- CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

B U P A T I K U N I N G A N

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROVINSI JAWA TENGAH

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2014

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 18 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pemerintah Kota Bandung yang sudah membuat laporan keuangan berdasarkan

B E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI BUNGO PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2014

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN LO. 1. PENDAPATAN-LO Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih (ekuitas).

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN KERANGKA KONSEPTUAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR : 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PROVINSI BENGKULU

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15B TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Menurut PP No 71 Tahun 2010 ttg SAP)

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 029 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BERBASIS AKRUAL

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

KECAMATAN BAYAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 BAB I PENDAHULUAN

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

draft BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 87 TAHUN 2016 TENTANG SISTIM PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

DAFTAR ISI. Kesinambungan Entitas

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan entitas pelaporan selama 1 (satu) periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang ditetapkan, menilai kondisi neraca keuangan, menilai efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Laporan keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung disusun untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan cara: 1) Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan; 2) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu serta hasil-hasil yang telah dicapai; 3) Menyediakan informasi mengenai upaya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dalam mendanai seluruh kegiatan dan mencukupi kebutuhan kas; 4) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu berkaitan dengan sumbersumber penerimaan; Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 1

5) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung. Laporan keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung disusun dan disajikan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Dalam penyusunan Laporan keuangan tahun anggaran 2016 terlebih dahulu dilakukan konversi laporan keuangan yang telah disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Konversi mencakup jenis laporan, basis akuntansi, pengakuan, pengukuran dan pengungkapan pada pos-pos laporan keuangan, Struktur APBD, klasifikasi anggaran, aset, kewajiban, ekuitas, arus kas, serta catatan atas laporan keuangan. Dengan ketersediaan informasi-informasi tersebut, maka diharapkan Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung juga mempunyai peranan prediktif dan prospektif, artinya dapat menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan dan dihasilkan untuk operasi yang berkelanjutan, risiko dan ketidakpastian yang terkait, serta dapat menyajikan informasi bagi pengguna mengenai indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran. Selain itu juga untuk mengetahui apakah sumber daya uang yang diperoleh dan digunakan telah sesuai dengan ketentuan termasuk kepatuhan terhadap batas penggunaan anggaran yang telah ditetapkan dalam APBD. Laporan keuangan tahun anggaran 2016, merupakan tahun kedua laporan keuangan disusun berbasis akrual sesuai dengan amanat Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 2

Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. Dalam penyusunan laporan keuangan tahun 2016, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung tidak melakukan Penyajian kembali untuk laporan keuangan tahun anggaran 2015. Kondisi ini sesuai dengan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 04 tentang Perubahan Kebijakan Akuntansi Dan Koreksi Kesalahan tanpa Penyajian kembali Laporan Keuangan, sehingga untuk halhal yang tidak disajikan kembali tidak dilakukan perbandingan perangkaan. 1.2. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Sebagai bentuk kepatuhan terhadap amanat peraturan perundangundangan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung menyusun Laporan Keuangan Tahun 2016 sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2016, meliputi: 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); 2. Laporan Operasional (LO); 3. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); 4. Neraca; 5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). 1.3. SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 3

Bab I Pendahuluan 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, dan Capaian Kinerja Keuangan 2.1. Ekonomi Makro 2.2. Kebijakan Keuangan 2.3. Capaian Kinerja Keuangan berbasis LRA 2.4. Capaian Kinerja Keuangan berbasis LO Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan 3.2. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Berbasis LO 3.3. Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian Target yang telah Ditetapkan Bab IV Kebijakan Akuntansi 4.1. Dasar Penyajian Laporan Keuangan 4.2. Entitas Pelaporan Keuangan 4.3. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan. 4.4. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan. Bab V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan 5.1. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 5.2. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional 5.3. Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 5.4. Penjelasan Pos-pos Neraca Bab VI Penjelasan atas Informasi-informasi Non Keuangan Bab VII Penutup Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 4

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN CAPAIAN KINERJA KEUANGAN 2.1. EKONOMI MAKRO Untuk dapat memahami kondisi dan posisi keuangan, berikut ini diuraikan hal-hal mengenai kebijakan fiskal/keuangan, kondisi ekonomi makro, dan perubahan APBD dalam tahun anggaran 2016 sebagai berikut: a) Kebijakan fiskal/keuangan yang ditempuh oleh Pemerintah kota Bandung adalah dengan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2016 baik APBD murni maupun APBD perubahan. Beberapa produk hukum yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung tahun anggaran 2016 adalah : (1) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2015 tanggal 31 Desember 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016; (2) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2016 tanggal 25 November 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016; (3) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 5

(4) Peraturan Walikota Bandung Nomor 1249 Tahun 2015 tanggal 31 Desember 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Nomor 1305 Tahun 2016 tanggal 25 November 2016 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Walikota Nomor 1249 Tahun 2016 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016; (5) Keputusan Walikota Bandung Nomor 954/Kep.002 DPKAD/2016 tanggal 4 Januari 2016 tentang Penunjukan Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang, Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan Pembantu dan Bendahara Pengeluaran Pembantu Kota Bandung Tahun Anggaran 2016. di Lingkungan Pemerintah (6) Keputusan Walikota Bandung Nomor 954/Kep.001- DPKAD/2016 tanggal 4 Januari 2016 tentang Penunjukkan Sekretaris Daerah Kota Bandung selaku Koordinator Pengelola Keuangan Daerah, Kepala Dinas Kota Bandung Selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dan Bendahara Umum Daerah, serta pejabat pada Kota Bandung selaku Kuasa Bendahara Umum Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung Tahun Anggaran 2016. b) Indikator Ekonomi Makro Hasil Pelaksanaan kebijakan fiskal/keuangan yang telah diimplementasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kota Bandung Tahun Anggaran 2016, dapat dilihat dalam salah satu indikator Ekonomi Makro, yaitu Tingkat Inflasi. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 6

Adapun tingkat inflasi di Kota Bandung tahun 2015 menunjukkan angka sebesar 3,93%, sedangkan tingkat inflasi pada tahun 2016 adalah sebesar 2,93% lebih rendah dibandingkan dengan angka inflasi pada tahun 2015, dengan demikian perekonomian Kota Bandung pada tahun 2016 sudah lebih terkendali dibanding tahun 2015. c) Perubahan APBD Tahun Berjalan APBD Kota Bandung Tahun Anggaran 2016 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2016. Selanjutnya APBD murni dimaksud dilakukan perubahan dengan Perda Kota Bandung Nomor 9 Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016. Rincian APBD Tahun 2016 dan Perubahan APBD Tahun 2016 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung diuraikan sebagai berikut: (dalam rupiah) NO U R A I A N SEBELUM PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN TAMBAH/(KURANG) 1. Pendapatan 84.564.205.000,00 84.564.205.000,00 0,00 2. Belanja 32.387.942.527,00 35.832.662.292,00 3.444.719.765,00 3. Surplus/(Defisit) 52.176.262.473,00 48.731.542.708,00 (3.444.719.765,00) Perubahan anggaran Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung dilakukan mengingat adanya kebijakan-kebijakan strategis yang harus diakomodir, disamping adanya pergeseranpergeseran antar kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan kode rekening pada pos belanja sehingga target kinerja dari pelaksanaan program/kegiatan dapat tercapai. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 7

2.2. KEBIJAKAN KEUANGAN Penyerahan sumber keuangan daerah baik berupa pajak daerah dan retribusi daerah maupun berupa dana perimbangan merupakan konsekuensi dari adanya penyerahan Urusan Pemerintahan kepada Daerah yang diselenggarakan berdasarkan Asas Otonomi. Untuk menjalankan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangannya, Daerah harus memberikan pelayanan dan kesejahteraan kepada rakyat di Daerahnya. Pemberian sumber keuangan kepada Daerah harus seimbang dengan beban atau Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah. Keseimbangan sumber keuangan ini merupakan jaminan terselenggaranya Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah. Sejalan dengan pembagian kewenangan yang disebutkan di atas, maka pengaturan pembiayaan daerah dilakukan berdasarkan asas penyelenggaraan pemerintahan tersebut. Pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan asas desentralisasi dilakukan atas beban APBD, sedangkan pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelaksanaan asas dekonsentrasi dilakukan atas beban APBN dan pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka tugas pembantuan dibiayai atas beban anggaran tingkat pemerintahan yang menugaskan. Selanjutnya dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayananan kepada masyarakat berdasarkan asas desentralisasi, kepada Daerah diberikan kewenangan untuk memungut retribusi. Transparansi dan akuntabilitas merupakan wujud pertanggungjawaban pemerintah daerah terhadap pelaksanaan anggaran, sementara disiplin anggaran ditunjukkan untuk tercapainya keseimbangan antara pendapatan dan belanja. Prinsip yang lain yang dilaksanakan adalah prinsip partisipatif untuk Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 8

mengakomodir aspirasi dan kebutuhan masyarakat serta prinsip anggaran kinerja yang didasarkan pada indikator-indikator yang jelas dan terukur. Sumber-sumber pembiayaan Daerah yang utama dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal yang ada di Badan Pelayanan Perijian Terpadu Kota Bandung adalah : Pendapatan Asli Daerah Salah satu wujud dari pelaksanaan desentralisasi fiskal adalah pemberian sumber-sumber penerimaan bagi Daerah yang dapat digali dan digunakan sendiri sesuai dengan potensinya masingmasing. Kewenangan Daerah untuk memungut retribusi daerah diatur dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 yang merupakan penyempurnaan dari Undang- undang Nomor 34 Tahun 2000. Berdasarkan Undang-Undang, Daerah diberikan kewenangan untuk memungut 28 jenis retribusi. Penetapan jenis pajak dan retribusi daerah tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa jenis retribusi daerah tersebut secara umum dipungut hampir di semua Daerah dan merupakan jenis pungutan yang secara teoritis dan praktik merupakan jenis pungutan yang potensial. Sesuai dengan amanat Perundangan yang berlaku dan potensi yang ada pada Badan Pelayanan Perijian Terpadu Kota Bandung jenis retribusi yang dipungut meliputi 3 jenis yaitu : (1) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan; (2) Retribusi Izin Gangguan Tempat Usaha/Kegiatan; dan (3) Retribusi Pemberian Izin Trayek. Pengaturan pengelolaan pendapatan asli daerah Kota Bandung berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 9

(1) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Penggantian Biaya Peta; (2) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perhubungan dan Retribusi di Bidang Perhubungan; (3) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 19 Tahun 2012 tentang Izin Gangguan dan Retribusi Izin gangguan; (4) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 7 Tahun 2016 tentang Izin Gangguan dan Retribusi Izin Gangguan; dan (5) Peraturan Walikota Nomor 624 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Retribusi Daerah. 2.3. CAPAIAN KINERJA KEUANGAN BERBASIS LRA Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun Anggaran 2016, menunjukkan bahwa pendapatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung sebesar Rp53.927.406.864,00 atau 63,77% dari target pendapatan Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp84.564.205.000,00. Apabila dibandingkan dengan realisasi pendapatan Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp31.301.966.107,00 maka mengalami kenaikan sebesar Rp22.625.440.757,00 atau 72,28%. Realisasi belanja Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp32.867.112.569,00 atau 91,72% dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp35.832.662.292,00. Apabila dibandingkan dengan realisasi belanja Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp31.233.184.621,00 maka mengalami kenaikan sebesar Rp1.633.927.948,00 atau 5,23%. Dengan demikian, berdasarkan realisasi pendapatan dan realisasi belanja Tahun Anggaran 2016 tersebut diperoleh surplus sebesar Rp21.060.294.295,00. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 10

2.4. CAPAIAN KINERJA KEUANGAN BERBASIS LO Laporan Operasional Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016, menunjukkan pendapatan sebesar Rp53.722.355.013,00. Apabila dibandingkan dengan pendapatan tahun 2015 sebesar Rp29.833.074.373,00 maka mengalami kenaikan sebesar Rp23.889.280.640,00 atau 80,08%. Beban pada Tahun 2016 sebesar Rp27.889.560.694,07. Apabila dibandingkan dengan beban pada Tahun 2015 sebesar Rp26.314.868.346,00 maka mengalami kenaikan sebesar Rp1.574.692.348,07 atau 5,98%. Dengan demikian, berdasarkan pendapatan dan beban pada Tahun 2016 tersebut diperoleh surplus dari kegiatan operasional sebesar Rp25.832.794.318,93. Apabila dibandingkan dengan surplus dari kegiatan operasional pada Tahun 2015 sebesar Rp3.518.206.027,00 mengalami kenaikan sebesar Rp22.314.588.291,93 atau 634,26%. Surplus dari kegiatan non operasional Tahun 2016 sebesar Rp0,00, dan surplus kegiatan non operasional pada Tahun 2015 sebesar Rp.0,00. Pos Luar Biasa pada Tahun 2016 sebesar Rp0,00 dan pada Tahun 2015 sebesar Rp0,00. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 11

BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1. IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN 1. Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2016 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun Anggaran 2016 Periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 menunjukkan pendapatan sebesar Rp53.927.406.864,00 atau 63,77% dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp84.564.205.000,00. Adapun realisasi belanja sebesar Rp32.867.112.569,00 atau 91,72% dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp35.832.662.292,00. Dengan demikian berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja diperoleh surplus sebesar Rp21.060.294.295.00. Realisasi Pendapatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung sebesar Rp53.927.406.864,00 terdiri dari: - Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Rp 49.162.898.976,00 - Retribusi Izin Gangguan Tempat Rp 605.238.888,00 Usaha/Kegiatan kepada Orang Pribadi - Retribusi Izin Gangguan Tempat Usaha/Kegiatan kepada Badan - Retribusi Pemberian Izin Trayek kepada Orang Pribadi - Retribusi Pemberian Izin Trayek kepada Badan - Pendapatan Denda Retribusi Izin Rp Rp Rp Rp 3.867.789.504,00 45.300.000,00 160.600.000,00 85.579.496,00 Mendirikan Bangunan Jumlah Rp 53.927.406.864,00 Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 12

2. Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2016 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun Anggaran 2016 Periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 menunjukkan realisasi belanja daerah sebesar Rp32.867.112.569,00 atau mencapai 91,72% dari anggaran belanja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung sebesar Rp35.832.662.292,00. Realisasi belanja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung sebesar Rp32.867.112.569,00 tersebut terdiri dari: - Belanja Tidak Langsung Rp 13.578.114.332,00 - Belanja Langsung Rp 19.288.998.237,00 Jumlah Rp 32.867.112.569,00 3.2. IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN BERBASIS LO 1. Pendapatan-LO Tahun 2016 Laporan Operasional Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 untuk periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 menunjukkan pendapatan sebesar Rp53.722.355.013,00 dan beban sebesar Rp27.889.560.694,07 sehingga diperoleh Surplus Laporan Operasional sebesar Rp25.832.794.318,93. Pendapatan sebesar Rp53.722.355.013,00 terdiri dari: - Pendapatan Asli Daerah Rp 53.722.355.013,00 - Pendapatan Transfer Rp 0,00 - Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Rp 0,00 Jumlah Rp 53.658.584.663,00 2. Beban Tahun 2016 Laporan Operasional Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 untuk periode 1 Januari 2016 sampai Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 13

dengan 31 Desember 2016 menunjukkan Beban sebesar Rp27.889.560.694,07 yang terdiri dari Beban Operasi sebesar Rp27.889.560.694,07 dan Beban Transfer sebesar Rp0,00. Beban Operasi sebesar Rp27.889.560.694,07 terdiri dari: - Beban Pegawai - Beban Barang dan Jasa Rp Rp 13.673.672.454,00 13.971.111.037,07 - Beban Bunga Rp 0,00 - Beban Subsidi Rp 0,00 - Beban Hibah Rp 0,00 - Beban Bantuan Sosial Rp 0,00 - Beban Penyusutan Rp 0,00 - Beban Penyisihan Piutang Rp 244.777.203,00 - Beban Lain-lain Rp 0,00 Jumlah I Rp 27.889.560.694,07 Adapun beban transfer Tahun 2016 untuk periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp0,00. 3.3 HAMBATAN DAN KENDALA YANG ADA DALAM PENCAPAIAN TARGET YANG TELAH DITETAPKAN Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target yang telah ditetapkan antara lain sebagai berikut : 1. Pendapatan Daerah Secara umum pencapaian target kinerja keuangan khususnya pendapatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung, bila dilihat dari realisasi pendapatan daerah maka secara umum target yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai, yaitu pencapaian target pendapatan daerah hanya sebesar 63,77% Antara lain disebabkan tidak tercapainya target Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, Retribusi Izin Gangguan Tempat Usaha/Kegiatan kepada Orang Pribadi dan Retribusi Pemberian Izin Trayek kepada Orang Pribadi. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 14

Hambatan tersebut antara lain: (a) Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung terkait dengan pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Bandung Utara (KBU) berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara, dimana lokasi dimaksud sampai dengan saat ini masih menjadi tujuan investasi pembangunan; (b) Menurunnya pembangunan di sektor property (pembangunan Apartemen, Mall dan Hotel); (c) Belum dilakukan survey yang secara khusus mengenai berapa potensi retribusi yang bisa dicapai; (d) Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengurusan perijinan; (e) Belum terintegrasinya pelayanan perijinan secara penuh dari persyaratan-persyaratan yang menjadi syarat dalam pengajuan perijinan; dan (f) Meskipun ijin sudah dilakukan secara on line namun masih banyak masyarakat kota Bandung yang belum mengerti dan memahami proses permohonan perijinan secara on-line. 2. Belanja Daerah Penyerapan belanja daerah Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar 91,72%. Rendahnya tingkat penyerapan tersebut disebabkan antara lain: (a) Terlambatnya penetapan APBD perubahan tahun 2016; (b) Terjadinya kelebihan beban kerja bagi pejabat yang ditunjuk menjadi Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) disebabkan penunjukan PPTK belum didasarkan atas pertimbangan anggaran kegiatan, beban kerja dan pertimbangan objektif lainnya; dan Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 15

(c) Adanya ketentuan dari DPKAD Bidang Anggaran bahwa kegiatan-kegiatan yang tidak terserap di anggaran murni tidak bisa dipindahkan ke anggaran perubahan, sehingga ada kegiatan di anggaran murni yang tidak terserap. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 16

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1. ASUMSI DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN 1) Asumsi Dasar Kemandirian Entitas Setiap unit organisasi merupakan unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. 2) Asumsi Kesinambungan Entitas Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut keberadaanya. Dengan demikian Pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek. 3) Asumsi Keterukuran dalam Satuan Uang Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. 4.2. ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Sedangkan entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 17

Pasal 51 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menyatakan bahwa tiap-tiap kementerian negara/lembaga merupakan entitas pelaporan yang tidak hanya wajib menyelenggarakan akuntansi, tetapi juga wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pada Pasal 232 ayat (1) menyatakan bahwa : Entitas pelaporan dan entitas akuntansi menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan daerah. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, menyatakan bahwa Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) terdiri atas sistem akuntansi Dinas dan sistem akuntansi SKPD. Laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan memiliki komponen-komponen yang meliputi: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Operasional (LO); c. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); d. Neraca; dan e. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). 4.3. BASIS AKUNTANSI YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN Basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung adalah basis basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 18

ekuitas dalam neraca, pengakuan Pendapatan-LO dan beban dalam laporan operasional. Basis akrual untuk LO berarti pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi, walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Daerah Kota Bandung, dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah Kota Bandung. Basis akrual untuk neraca dan berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah Kota Bandung. Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis kas maka LRA disusun berdasarkan basis kas berarti pendapatan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah Kota Bandung, serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah Kota Bandung. Pemerintah daerah tidak menggunakan istilah laba, melainkan menggunakan sisa perhitungan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap tahun anggaran. Sisa perhitungan anggaran tergantung pada selisih realisasi penerimaan pendapatan dan pembiayaan dengan pengeluaran belanja dan pembiayaan. 4.3.1 Kebijakan Akuntansi Pendapatan-LO 1. Definisi Pendapatan-LO adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. 2. Pengakuan Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 19

Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan (earned) atau saat pendapatan direalisasi yaitu aliran masuk sumber daya ekonomi (realized). 3. Pengukuran Pengukuran pendapatan-lo menggunakan mata uang Rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima dan atau akan diterima. Pendapatan yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang Rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat terjadinya pendapatan. 4.3.2 Kebijakan Akuntansi Pendapatan-LRA 1. Definisi Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. 2. Pengakuan Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan dan saat pendapatan kas yang diterima oleh bendahara penerimaan yang sebagai pendapatan daerah dan hingga tanggal pelaporan belum disetorkan ke RKUD, dengan ketentuan bendahara penerimaan tersebut merupakan bagian dari BUD; 3. Pengukuran Pengukuran pendapatan-lra menggunakan mata uang Rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima dan atau akan diterima. Pendapatan yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang Rupiah berdasarkan Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 20

nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat terjadinya pendapatan. 4.3.3 Kebijakan Akuntansi Beban 1. Definisi Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. 2. Pengakuan Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, Saat terjadinya konsumsi aset dan saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. 3. Pengukuran Pengukuran beban menggunakan mata uang Rupiah berdasarkan nilai sekarang yang dikeluarkan dari kas daerah Kota Bandung. Beban yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang Rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat terjadinya belanja. 4.3.4 Kebijakan Akuntansi Belanja 1. Definisi Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas daerah Kota Bandung yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. 2. Pengakuan Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas daerah Kota Bandung. Khusus pengeluaran Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 21

yang dilakukan melalui bendahara pengeluaran, pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. 3. Pengukuran Pengukuran belanja menggunakan mata uang Rupiah berdasarkan nilai sekarang yang dikeluarkan dari kas daerah Kota Bandung. Belanja yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang Rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah bank Indonesia) pada saat terjadinya belanja. 4.3.5 Kebijakan Akuntansi Aset 1. Definisi Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau dikuasai dan dapat diukur dengan satuan uang. Aset terdiri dari Aset Lancar, Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, Dana Cadangan, Aset Lainnya. Aset Lancar adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat kurang dari 12 (dua belas) bulan (satu periode akuntansi). a. Aset Lancar, antara lain terdiri dari : 1) Kas (1) Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di Bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. (2) Kas dinyatakan dalam Rupiah. Apabila dalam kas terdapat valuta asing maka valuta asing tersebut dikonversikan terlebih dahulu berdasarkan nilai kurs pada tanggal transaksi. Pada akhir tahun, saldo kas dalam valuta asing dikonversi ke dalam Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 22

Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca. (3) Nilai kas pada tanggal neraca adalah hasil kas 2) Piutang opname di masing-masing pemegang kas (Bendahara Umum Daerah dan Pemegang Kas). (1) Piutang adalah hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi. (2) Piutang dapat berupa tagihan hasil penjualan barang, kewajiban pihak ketiga yang belum dilunasi, seperti pajak/retribusi atau pinjaman uang yang belum dilunasi pada saat pencatatan. (3) Piutang dinilai serta disajikan di neraca sebesar jumlah yang dapat direalisasikan setelah memperhitungkan penyisihan piutang tidak tertagih dan penghapusan piutang. (4) Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas piutang tersebut. (5) Piutang Pajak/Retribusi diakui sebagai piutang apabila telah diterbitkan dasar ketetapan pajak/retribusi yaitu Surat Keputusan Pajak Daerah/Surat Keputusan Retribusi Daerah (SKPD/SKRD). 3) Persediaan (1) Persediaan adalah barang yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah dan atau untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 23

(2) Persediaan pada akhir periode akuntansi dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik persediaan. (3) Saldo persediaan dinilai dan disajikan dalam neraca berdasarkan: - Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh; - Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; - Nilai wajar apabila persediaan diperoleh dengan cara lain seperti donasi/rampasan. (4) Jenis-jenis persediaan: b. Aset Tetap - Persediaan Pakai Habis, adalah barang-barang yang bekas penggunaannya tidak dapat digunakan kembali, misalnya ATK. - Persediaan Tak Habis Pakai, adalah persediaan yang dapat digunakan berulang kali, misal kotak file. - Persediaan untuk dijual, misal aspal dalam drum, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bibit tanaman, benih ikan dan sebagainya. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan kepemerintahan dan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap dapat diperoleh melalui pembelian dan atau pembangunan yang sumber dananya baik sebagian atau seluruhnya berasal dari APBD, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 24

Aset tetap dicatat dengan nilai historis. Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun. Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. Nilai tercatat (carrying amount) aset adalah nilai buku aset, yang dihitung dari biaya perolehan suatu aset setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Konstruksi dalam pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan. Apabila biaya perolehan suatu konstruksi dalam pengerjaan dinyatakan dalam valuta asing, penyajian dalam neraca dicatat dengan nilai rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan. c. Aset Lainnya Aset dalam Proses Penghapusan/Aset Rusak Berat adalah aset yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. Hal tersebut sesuai dengan PSAP No. 07 Paragraf 79. 4.3.6 Kebijakan Akuntansi Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban Jangka Pendek adalah kelompok kewajiban yang diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 25

Kewajiban jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam valuta asing (valas) dikonversikan ke dalam Rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi. Kewajiban Jangka Panjang merupakan kewajiban yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Kewajiban jangka panjang dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Kewajiban jangka panjang dicatat pada saat dana tersebut diterima sebesar nilai nominal. 4.3.7 Kebijakan Akuntansi Ekuitas 1. Definisi Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo Ekuitas berasal dari ekuitas awal ditambah (dikurang) oleh surplus/defisit-lo, SiLPA/SiKPA, penutupan saldo perubahan SAL, dan perubahan lainnya seperti koreksi nilai persediaan, selisih evaluasi aset tetap, dan lain-lain yang tersaji dalam Laporan Perubahan Ekuitas (LPE). 2. Pengakuan Ekuitas diakui pada saat terjadi kenaikan atau penurunan hak pemerintah atas kekayaan pemerintah, yang diakibatkan oleh adanya surplus/defisit-lo, SiLPA/SiKPA. 3. Pengukuran Ekuitas dicatat sebesar nilai nominal yang mencerminkan nilai kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah pada tanggal laporan. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 26

4.4. BASIS PENGUKURAN YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Sehubungan dengan penyusunan laporan keuangan, beberapa informasi penting yang perlu disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini adalah sebagai berikut: 1) Penyusunan Neraca Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung menganut prinsip substansi mengungguli bentuk formalnya (substance over form). Artinya informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. 2) Basis akuntansi yang digunakan adalah basis kas dan basis akrual yaitu: (1) Basis kas digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran. (2) Basis Akrual digunakan untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam Neraca dan pengakuan pendapatan dan beban dalam Laporan Operasional. 3) Periode Akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung adalah tahun anggaran (periode tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016). 4) Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 27

5) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 28

BAB V PENJELASAN POS POS LAPORAN KEUANGAN 5.1. PENJELASAN POS POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN 5.1.1.Dasar Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Dasar Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran adalah: a) Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010 tanggal 22 Oktober 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan khususnya Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas yang diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP); b) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah; c) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. d) Peraturan Walikota Bandung Nomor 1136 Tahun 2015 Tanggal 26 Nopember Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Bandung Nomor 528 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi. e) Peraturan Walikota Bandung Nomor 1137 Tahun 2015 Tanggal 26 Nopember Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Bandung Nomor 529 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 29

5.1.2.Tujuan Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran bertujuan memberikan informasi tentang kinerja keuangan berupa realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding. Penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan perundang-undangan. 5.1.3.Definisi a) Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. b) Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/ Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. c) Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/ Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. d) Surplus/defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan. 5.1.4.Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun Anggaran 2016 Periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 menunjukkan pendapatan daerah sebesar Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 30

Rp53.927.406.864,00 atau 63,77% dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp84.564.205.000,00. Adapun realisasi belanja berjumlah Rp32.867.112.569,00 atau 91,72% dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp35.832.662.292,00 sehingga diperoleh surplus antara realisasi pendapatan daerah dan realisasi belanja sebesar Rp21.060.294.295,00. Realisasi Pendapatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp53.927.406.864,00 terdiri dari: - Pendapatan Retribusi Daerah Rp 53.841.827.368,00 - Lain-Lain PAD Yang Sah Rp 85.579.496,00 Jumlah Rp 53.927.406.864,00 Sedangkan realisasi belanja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung secara keseluruhan untuk periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp32.867.112.569,00 atau mencapai 91,72%. Realisasi belanja tersebut terdiri dari: Belanja Operasi Rp 27.273.327.704,00 Belanja Modal Rp 5.593.784.865,00 Belanja Tak Terduga Rp 0,00 Belanja Transfer Rp 0,00 Jumlah Rp 32.867.112.569,00 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun Anggaran 2016 diuraikan sebagai berikut: 5.1.4.1. Realisasi Pendapatan Asli Daerah Realisasi Pendapatan Asli Daerah Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung periode 1 Januari Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 31

2016 sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp53.927.406.864,00 atau mencapai 63,77% dari target anggaran sebesar Rp84.564.205.000,00 yang terdiri dari: No Uraian Anggaran 2016 Realisasi 2016 % Realisasi 2015 1 Retribusi Daerah 84.564.205.000,00 53.841.827.368,00 63,67 31.044.458.910,00 2 Lain-lain PAD 0,00 85.579.496,00 0,00 257.507.197,00 Jumlah 84.564.205.000,00 53.927.406.864,00 63,77 31.301.966.107,00 Realisasi Pendapatan Asli Daerah masing-masing diuraikan sebagai berikut : a. Pendapatan Retribusi Daerah Realisasi pendapatan retribusi daerah Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp53.841.827.368,00 atau 63,67% dari target anggaran sebesar Rp84.564.205.000,00 dengan rincian sebagai berikut : No Uraian 1 Izin Mendirikan Bangunan 2 Retribusi Izin Gangguan Tempat Usaha/Kegiatan kepada Orang Pribadi 3 Retribusi Izin Gangguan Tempat Usaha/Kegiatan kepada Badan 4 Retribusi Pemberian Izin Trayek kepada Orang Pribadi Anggaran 2016 Realisasi 2016 Realisasi 2015 % 79.665.669.000 49.162.898.976 61.71 26.133.792.450 1.237.524.900 605.238.888 48.91 582.088.034 2.887.558.100 3.867.789.504 133.95 3.847.428.426 696.107.700 45.300.000 6.51 472.550.000 Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 32

No Uraian Anggaran 2016 Realisasi 2016 Realisasi 2015 % 5 Retribusi Pemberian Izin Trayek kepada 77.345.300 160.600.000 207.64 8.600.000 Badan Jumlah 84.564.205.000,00 53.841.827.368,00 63,67 31.044.458.910,00 b. Pendapatan Lain Lain PAD Yang Sah Realisasi penerimaan Lain-lain PAD yang sah periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp85.579.496,00 atau 0,00% dari target anggaran sebesar Rp0,00 dengan rincian sebagai berikut : No Uraian Anggaran 2016 Realisasi 2016 Realisasi 2015 % 1 Pendapatan Denda Retribusi Izin 0,00 85.579.496,00 0,00 257.507.197,00 Mendirikan Bangunan Jumlah 0,00 85.579.496,00 0,00 257.507.197,00 5.1.4.2. Realisasi Belanja Operasi Realisasi Belanja Operasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp27.273.327.704,00 atau mencapai 90,94% dari alokasi anggaran sebesar Rp29.991.336.592,00. Realisasi Belanja Operasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung sebesar Rp27.273.327.704,00 terdiri dari: URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 % REALISASI 2015 Belanja Pegawai 17.452.658.288,00 15.928.934.582,00 91,27 13.420.541.813,00 Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 33

Belanja Barang 12.538.678.304,00 11.344.393.122,00 90,48 14.069.327.448,00 Jumlah Belanja Operasi 29.991.336.592,00 Rp27.273.327.704,00 90,94 27.489.869.261,00 Realisasi belanja operasi diuraikan masing-masing sebagai berikut: 1) Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung sebesar Rp15.928.934.582.00 dianggarkan dalam klasifikasi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dengan masing-masing realisasi sebesar Rp13.578.114.332,00 dan Rp2.350.820.250,00. Realisasi belanja pegawai dengan klasifikasi belanja tidak langsung sebesar Rp13.578.114.332,00 terdiri dari: No 1 2 3 URAIAN Gaji dan Tunjangan Tambahan Penghasilan PNS Insentif Pemungutan Retribusi Daerah TAHUN 2016 REALISASI ANGGARAN REALISASI % TAHUN 2015 7.436.407.726,00 7.212.910.878,00 96,99 6.979.717.971.00 3.357.265.311,00 3.187.676.406,00 94,95 2.503.151.342.00 4.228.210.251,00 3.177.527.048,00 75,15 2.049.905.500.00 JUMLAH 15.021.883.288,00 13.578.114.332,00 90,39 11.532.774.813,00 Adapun belanja pegawai dengan klasifikasi belanja pegawai langsung, yaitu belanja pegawai yang berkaitan dengan pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung sebesar Rp2.350.820.250,00 terdiri dari : No URAIAN TAHUN 2016 REALISASI ANGGARAN REALISASI % TAHUN 2015 Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 34

1 Honorarium PNS 2.345.766.000,00 2.267.323.250,00 96,66 1.559.675.000,00 2 Honorarium Non PNS 34.800.000,00 34.800.000,00 0,00 34.800.000,00 3 Uang Lembur 50.209.000,00 48.697.000,00 96,99 293.292.000,00 JUMLAH 2.430.775.000,00 2.350.820.250,00 96,71 1.887.767.000,00 2) Realisasi Belanja Barang Realisasi belanja barang Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung sebesar Rp11.344.393.122,00 atau sebesar 90,48% dari alokasi anggaran sebesar Rp12.538.678.304,00. Belanja barang dalam dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dianggarkan sebagai belanja barang dan jasa untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung. Belanja barang terdiri dari : No 1 2 3 4 5 6 7 8 URAIAN Belanja Bahan Pakai Habis Kantor Belanja Jasa Kantor Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor Belanja Cetak dan Penggandaan Belanja Sewa Rumah/Gedung/ Gudang/Parkir Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor Belanja Makanan dan Minuman Belanja Kerja Pakaian TAHUN 2016 REALISASI ANGGARAN REALISASI TAHUN 2015 % 1.644.065.804,00 1.616.499.850,00 98,32 1.233.418.290,00 2.492.913.600,00 2.337.370.889,00 93,76 2.229.659.304,00 735.000.000,00 524.634.192,00 71,38 442.919.506,00 1.384.193.750,00 1.369.336.250,00 98,93 1.579.811.279,00 150.000.000,00 60.050.000,00 40,03 83.750.000,00 73.250.000,00 72.772.000,00 99,35 47.789.600,00 625.580.000,00 622.422.500,00 99,50 610.629.735,00 25.000.000,00 0,00 0,00 0,00 Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 35

No 9 10 11 12 13 14 14 URAIAN Belanja Pakaian Khusus dan harihari Tertentu Belanja Perjalanan Dinas Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS Belanja Pemeliharaan Belanja Jasa Konsultansi Belanja Jasa Tenaga Ahli/Narasumber Belanja Peralatan dan Mesin serta Alat Olah Raga yang tidak dikapitalisasi TAHUN 2016 REALISASI ANGGARAN REALISASI TAHUN 2015 % 488.745.000,00 399.168.000,00 81,67 195.822.550,00 1.615.000.000,00 1.309.164.571,00 81,06 738.852.752,00 708.500.000,00 650.770.900,00 91,85 603.022.500,00 1.066.311.650,00 1.064.805.560,00 99,86 5.089.026.832,00 1.324.648.500,00 1.116.357.000,00 84,28 1.021.006.800,00 71.000.000,00 66.600.000,00 93,80 0,00 134.470.000,00 134.441.410,00 99,98 193.618.300,00 JUMLAH 12.538.678.304,00 11.344.393.122,00 90,48 14.069.327.448,00 5.1.4.3 Realisasi Belanja Modal Realisasi Belanja Modal Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp5.593.784.865,00 atau 95,76% dari anggaran sebesar Rp5.841.325.700,00 terdiri dari : URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 % REALISASI 2015 Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 5.815.225.700.00 5.567.940.365.00 95,75 3.718.053.860.00 26.100.000,00 25.844.500,00 99,02 25.261.500,00 Jumlah 5.841.325.700,00 5.593.784.865,00 95,76 3.743.315.360,00 5.2. PENJELASAN POS-POS LAPORAN OPERASIONAL 5.2.1 Dasar Penyusunan Laporan Operasional Dasar Penyusunan Laporan Operasional adalah: Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 36

a) Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010 tanggal 22 Oktober 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan khususnya Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas yang diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP); b) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah; c) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. d) Peraturan Walikota Bandung Nomor 1136 Tahun 2015 Tanggal 26 Nopember 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Bandung Nomor 528 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi. e) Peraturan Walikota Bandung Nomor 1137 Tahun 2015 Tanggal 26 Nopember 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Bandung Nomor 529 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. 5.2.2 Tujuan Laporan Operasional Laporan Operasional bertujuan menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam Pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit Operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. 5.2.3 Definisi Laporan Keuangan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun 2016 37