BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

dokumen-dokumen yang mirip
Pelaksanaan Tes Kemampuan Berpikir Kritis

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, memiliki definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. a. Model pembelajaran inkuiri pictorial riddle merupakan model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan memecahkan masalah merupakan cara atau tahapan yang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Mind map dalam penelitian ini merupakan teknik mencatat yang dikembangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel-variabel yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode True Eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas. (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Profil merupakan suatu gambaran secara umum atau secara terperinci tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

BAB II MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM, KETERAMPILAN PROSES SAINS, SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM REGULASI...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan sesuatu yang diteliti dengan apa adanya (Best, 1982 dalam Hartoto, 2009: 1). Penelitian ini juga sering disebut non-eksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian (West, 1982 dalam Hartoto, 2009: 1). B. Definisi Operasional 1. Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis yang diukur dengan tes kemampuan berpikir kritis berbentuk tes uraian pada konsep pencemaran lingkungan yang mengacu pada indikator berpikir kritis menurut Ennis (1985 dalam Costa ed., 1985: 54-57). Kemampuan berpikir kritis mencakup lima indikator dan dijabarkan dalam 12 sub-indikator. 2. Pendekatan SETS Pendekatan SETS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Biologi pada konsep pencemaran lingkungan 39

40 yang di dalam pembelajaran dilakukan dengan mengaitkan konsep pencemaran lingkungan dengan unsur lingkungan, teknologi, dan masyarakat secara timbal balik. Pembelajaran dengan pendekatan SETS dilakukan dengan berbagai metode, seperti ceramah, diskusi, ataupun pemecahan masalah. C. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Bandung, kelas X semester genap tahun ajaran 2009/2010. Sekolah yang menjadi tempat penelitian ini termasuk cluster I. D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri X Bandung. Sampel dalam penelitian ini adalah karakteristik kemampuan berpikir kritis siswa kelas X-8 SMA Negeri X Bandung yang terjaring melalui instrumen penelitian. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-8 yang berjumlah 38 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan. E. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan tipe judgement sampling (Mustafa, 2000). Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan dari guru mata pelajaran Biologi, yang menyatakan bahwa tingkat keaktifan dan tingkat prestasi akademik siswa kelas X-8 heterogen.

41 F. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan menggunakan beberapa instrumen, antara lain: 1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Instrumen ini digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa yang meliputi 12 soal uraian. Tiap soal uraian mewakili satu sub-indikator kemampuan berpikir kritis. Sub-indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada 12 sub-indikator berpikir kritis yang dikemukakan Ennis (1985 dalam Costa ed., 1985: 54-57). Pemberian skor masing-masing soal bervariasi, disesuaikan dengan pertimbangan bobot soal uraian dan jawaban-jawaban yang mungkin dimunculkan siswa. Untuk lebih jelasnya mengenai instrumen ini, dapat dilihat pada Lampiran B.1. Adapun kisikisi soal tes kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Elementary clarification (memberikan penjelasan sederhana) Sub-indikator Kemampuan Berpikir Kritis Nomor Soal Jumlah Soal 1. Memfokuskan pertanyaan 1 1 2. Menganalisis argumen 2 1 3. Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau tantangan 3 1 Basic support (membangun keterampilan dasar) 4. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber 5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 4 1 5 1

42 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Inference (membuat inferensi) Lanjutan Tabel 3.1 Sub-indikator Kemampuan Berpikir Kritis 6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 7. Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi 8. Membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya Nomor Soal Jumlah Soal 6 1 7 1 8 1 Advance clarification (memberikan penjelasan lebih lanjut) Strategy and tactics (mengatur strategi dan taktik) 9. Mendefinisikan istilah dan 9 1 mempertimbangkan definisi 10. Mengidentifikasi asumsi 10 1 11. Memutuskan suatu tindakan 11 1 12. Berinteraksi dengan orang lain 12 1 Jumlah Soal 12 2. Lembar Angket Lembar angket digunakan sebagai instrumen untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran melalui pendekatan SETS, pembelajaran yang biasa dilakukan dan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis. Angket yang digunakan berbentuk format checklist ( ) dengan kriteria pilihan ya atau tidak. Untuk pernyataan siswa dengan kriteria ya, diberi nilai 1, demikian pula untuk pernyataan dengan kriteria tidak juga diberi nilai 1. Kisi-kisi format angket dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini dan lebih lanjut pada Lampiran B.3.

43 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Siswa mengenai Pendekatan SETS dan Kemampuan Berpikir Kritis No. Aspek yang Ditanyakan No. Soal Jumlah Soal 1 Pembelajaran konsep pencemaran lingkungan 1,2,3,4,5,6,7 7 melalui pendekatan SETS 2 Memfokuskan pertanyaan 8,9 2 3 Menganalisis argumen 10 1 4 Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang 11 1 suatu pertanyaan atau tantangan 5 Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber 12 1 6 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil 13,14 2 observasi 7 Membuat deduksi dan mempertimbangkan 15 1 hasil deduksi 8 Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil 16 1 induksi 9 Membuat keputusan dan mempertimbangkan 17 1 hasilnya 10 Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan 18,19 2 definisi 11 Mengidentifikasi asumsi 20 1 12 Memutuskan suatu tindakan 21 1 13 Berinteraksi dengan orang lain 22 1 Jumlah Soal 22 3. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara digunakan sebagai instrumen untuk mengetahui tanggapan guru mengenai pembelajaran melalui pendekatan SETS dan pembelajaran yang biasa dilakukan yang berkaitan dengan berpikir kritis. Kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan lebih lanjut pada Lampiran B.5.

44 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru mengenai Pendekatan SETS dan Kemampuan Berpikir Kritis No. Aspek yang Ditanyakan No. Soal Jumlah Soal 1 Pembelajaran konsep pencemaran lingkungan 1,2,3,4,5,6 6 melalui pendekatan SETS 2 Memfokuskan pertanyaan 7,8 2 3 Menganalisis argumen 9,10 2 4 Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang 11 1 suatu pertanyaan atau tantangan 5 Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber 12 1 6 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil 13 1 observasi 7 Membuat deduksi dan mempertimbangkan 14 1 hasil deduksi 8 Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi 9 Membuat keputusan dan mempertimbangkan 15 1 hasilnya 10 Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan 16 1 definisi 11 Mengidentifikasi asumsi 17 1 12 Memutuskan suatu tindakan 18 1 13 Berinteraksi dengan orang lain 19 1 Jumlah Soal 19 G. Uji Coba Instrumen Penelitian Setelah mendapatkan pertimbangan dari dosen ahli, instrumen penelitian yang berupa tes kemampuan berpikir kritis, diujicobakan pada siswa kelas X yang telah mendapatkan materi pencemaran lingkungan dan diperkirakan memiliki kemampuan yang sama dengan subjek penelitian. Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui keterbacaan soal atau kepahaman, pengalaman melaksanakan pengumpulan data, mengidentifikasi masalah yang mungkin dijumpai, mengetahui

45 perkiraan alokasi waktu dalam menjawab soal (Arikunto, 2006: 211), menentukan kriteria jawaban soal, dan menentukan skor tiap soal (Ennis & Weir, 1985). Uji keterbacaan soal dilakukan dengan cara mencatat soal-soal yang kurang dipahami atau membingungkan siswa ketika dilakukan uji coba instrumen. Kemudian dilakukan revisi instrumen berdasarkan umpan balik yang diperoleh. Revisi instrumen dapat berupa revisi kalimat atau bahasa soal yang membingungkan, keterangan tabel, bagan atau grafik yang kurang dimengerti siswa. Selain itu, tujuan uji coba instrumen penelitian adalah untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Hasil uji coba instrumen ditampilkan dalam Lampiran C.1 dan Lampiran C.2. Uji butir soal dilakukan dengan bantuan software ANATES TM Uraian 0.4.7 version. Berikut analisis uji butir soal yang dilakukan. 1. Validitas Butir Soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2009:64). Oleh karena itu, untuk mengetahui bahwa instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid maka dilakukan analisis validitas. Untuk menguji validitas butir soal digunakan rumus koefisien Product Moment sebagai berikut: = 2 2 2 2 (Arikunto, 2009: 72) Keterangan: = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan = Skor tiap butir soal

46 = Skor total tiap butir soal = Jumlah siswa Nilai yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut: Tabel 3.4. Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai Kriteria 0,80 < 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < 0,80 Tinggi 0,40 < 0,60 Cukup 0,20 < 0,40 Rendah 0,00 < 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2009:75) 2. Reliabilitas Tes Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau konsisten (tidak berubah-ubah) walaupun diujikan pada situasi yang berbeda-beda (Arikunto, 2009: 86). Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 11 = 1 1 2 2 ) (Arikunto, 2009:109) Keterangan: r 11 = Reliabilitas yang dicari n = Jumlah butir soal = Jumlah varians skor tiap-tiap item σ2 t = Varians total σ

47 Nilai r 11 yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan reliabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut: Tabel 3.5. Interpretasi Reliabilitas Tes Nilai r 11 3. Tingkat Kesukaran Butir Soal Kriteria 0,801 < 1,000 Sangat Tinggi 0,601 < 0,800 Tinggi 0,401 < 0,600 Cukup 0,201 < 0,400 Rendah 0,000 < 0,200 Sangat Rendah (Ruseffendi, 1998: 114) Tingkat kesukaran butir soal uraian dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: = + ( ) Keterangan: TK = Tingkat Kesukaran SA = Jumlah skor kelas atas SB = Jumlah skor kelas bawah T = Jumlah peserta kelas atas dan bawah S max = Skor tertinggi soal S min = Skor terendah soal (Subiyanto, 1988) Nilai TK yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut: Tabel 3.6. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Nilai TK Kriteria 0,00 < 0,30 Sukar 0,31 < 0,70 Sedang 0,71 < 1,00 Mudah (Arikunto, 2009: 210)

48 4. Daya Pembeda Soal Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009: 211). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: = 100% (Karno To, 1996: 10) Keterangan: DP = Daya pembeda butir soal SA = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah SB = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA = Jumlah skor ideal salah satu kelompok atas atau bawah pada butir soal Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut: Tabel 3.7. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Nilai DP Kriteria 50% ke atas Sangat Baik 30% - 49% Baik 20% - 29% Cukup 10% - 19% Buruk 0% - 9% Sangat Buruk (Karno To, 1996: 10) H. Prosedur Penelitian Penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pasca pelaksanaan.

49 1. Tahap Persiapan a. Kajian pustaka mengenai masalah yang diteliti. b. Studi pendahuluan ke sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di sekolah yang dijadikan tempat penelitian, peneliti mendapatkan informasi bahwa dalam membelajarkan konsep pencemaran lingkungan, guru biasanya menggunakan pendekatan salingtemas, atau dengan istilah lain adalah pendekatan SETS. c. Penentuan subjek penelitian. d. Penyusunan proposal penelitian dengan berkonsultasi dengan dosen pembimbing. e. Penyusunan instrumen penelitian yang meliputi tes kemampuan berpikir kritis, lembar angket siswa, dan pedoman wawancara guru. f. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran Biologi di sekolah tempat dilakukannya penelitian. g. Pengajuan proposal penelitian pada seminar proposal penelitian. h. Pertimbangan (judgement) instrumen kepada dosen ahli. i. Revisi instrumen penelitian berdasarkan hasil judgement. j. Uji coba instrumen tes kemampuan berpikir kritis. k. Analisis hasil uji coba instrumen tes kemampuan berpikir kritis. l. Perbaikan instrumen penelitian berdasarkan analisis hasil uji coba instrumen penelitian.

50 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Pembelajaran melalui Pendekatan SETS. Pendekatan SETS yang digunakan dalam pembelajaran pada penelitian ini hanyalah sebagai salah satu alat untuk memunculkan kemampuan berpikir kritis siswa. Pembelajaran melalui pendekatan SETS, dilakukan dalam dua kali pertemuan (3 jam pelajaran), Langkah-langkah pembelajaran secara lengkap dapat dilihat pada RPP (Lampiran A.1). Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, kemudian dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang bertemakan pencemaran tanah, pencemaran air dan pencemaran udara. Setiap kelompok bertugas menganalisis kasus pencemaran dari salah satu tema tersebut (Lampiran A.2). LKS berisi pertanyaan-pertanyaan tentang definisi, penyebab, dampak dari pencemaran lingkungan dan solusi dalam menanggulangi pencemaran lingkungan sehingga diharapkan siswa dapat menganalisis dan mengaitkan konsep pencemaran lingkungan dengan unsur lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Serta dapat memecahkan permasalahan pencemaran lingkungan. Setelah menganalisis kasus pencemaran yang ada dalam LKS, siswa diminta mempresentasikan hasil analisis dan diskusi kelompoknya di depan kelas, kemudian siswa yang lain mengkritik, menanggapi atau bertanya. Setelah itu, guru melakukan pemantapan konsep dengan menjelaskan kembali hal-hal yang masih keliru atau hal-hal yang ditanyakan siswa. Di dalam menjelaskan materi pencemaran lingkungan, guru tetap mengaitkan antara unsur sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, sehingga diharapkan siswa memahami materi

51 pencemaran lingkungan secara terintegrasi. Selama pembelajaran berlangsung, aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran diamati dan dicatat oleh peneliti. b. Pemberian tes kemampuan berpikir kritis kepada siswa. c. Pemberian angket kepada siswa. d. Wawancara terhadap guru. 3. Tahap Pasca Pelaksanaan a. Analisis data, meliputi analisis data hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa, data hasil angket tanggapan siswa, dan data hasil wawancara guru. b. Pembahasan hasil penelitian melalui kajian pustaka yang menunjang. c. Perumusan kesimpulan. d. Penyusunan laporan berdasarkan hasil analisis dan pembahasan. I. Analisis Data Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis terhadap data penelitian yang meliputi hasil tes kemampuan berpikir kritis, angket siswa, dan wawancara guru. Adapun langkah analisis tersebut adalah sebagai berikut: 1. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis a. Rekapitulasi hasil tes kemampuan berpikir kritis yang didapat masing-masing siswa yang mencakup seluruh sub-indikator kemampuan berpikir kritis. b. Rekapitulasi hasil tes kemampuan berpikir kritis berdasarkan tiap subindikator kemampuan berpikir kritis. c. Skor yang didapat diubah dalam bentuk persentase dengan perhitungan: % kemampuan = Skor yang diperoleh Skor total X 100 %

52 d. Interpretasi kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan cara mengonversi nilai persentase ke dalam skala kategori kemampuan sebagai berikut: Tabel 3.8. Skala Kategori Kemampuan Persentase 2. Analisis Angket Siswa Kategori 81% - 100% Sangat baik 61% - 80% Baik 41% - 60% Cukup 21% - 40% Kurang 0% - 20% Sangat kurang a. Tabulasi jawaban angket dari seluruh siswa. (Syah, 1995) b. Perhitungan persentase jawaban siswa untuk masing-masing aspek yang ditanyakan dengan perhitungan sebagai berikut: % Jawaban siswa = c. Interpretasi jawaban angket dengan cara membuat tafsiran berdasarkan nilai persentase. Tabel 3.9. Tafsiran Nilai Persentase Jawaban Angket Persentase Tafsiran 0 % Tidak ada 1 % - 25 %. Sebagian kecil 26 % - 49 % Hampir separuhnya 50 % Separuhnya 51 % - 75 % Sebagian besar 76 % - 99 % Hampir seluruhnya 100 % Seluruhnya (Koentjaraningrat, 1990)

53 3. Analisis Hasil Wawancara Guru a. Pembuatan transkrip wawancara. b. Interpretasi hasil wawancara. c. Pengelompokan keterangan hasil wawancara. J. Alur Penelitian TAHAP PERSIAPAN Perizinan penelitian Penyusunan kelengkapan penelitian Proposal Penelitian RPP, LKS, Instrumen Seminar Proposal Judgement dan Uji Coba Instrumen REVISI TAHAP PELAKSANAAN Pembelajaran melalui pendekatan SETS Observasi proses pembelajaran Tes kemampuan berpikir kritis Pemberian angket dan wawancara Hasil Penelitian dan Pembahasan Kesimpulan Gambar 3.1. Alur Penelitian