Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Tungkai Bawah Perkutan pada Mahasiswa Ras Jawa Usia Pertumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
KORELASI DAN REGRESI ANTARA TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TUNGKAI BAWAH PERKUTANEUS PADA MAHASISAWA FKIK UMY RAS JAWA USIA PERTUMBUHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1

Abdul Gafar Parinduri RSUD Sultan Sulaiman Dinas Kesehatan Serdang Bedagai

Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Jari Tangan

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG FEMUR PADA ETNIS SANGIHE DI MADIDIR URE. Novitasari Mangayun

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PANJANG DEPA/ ARM SPAN TERHADAP TINGGI BADAN PADA SISWA SMA. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TULANG LENGAN PADA POPULASI DEWASA DI DENPASAR

Perbandingan Korelasi Penentuan Tinggi Badan antara Metode Pengukuran Panjang Tibia Perkutaneus dan Panjang Telapak Kaki

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN PANJANG TANGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT ANGKATAN 2013

KORELASI PANJANG LENGAN ATAS DENGAN TINGGI BADAN PADA WANITA SUKU BANJAR

Hubungan panjang klavikula dan tinggi badan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat angkatan 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN pulau dengan keanekaragaman suku yang tinggi (Kementerian

PENGARUH PANJANG JARI TELUNJUK TANGAN DAN JARI MANIS TANGAN TERHADAP TINGGI BADAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

KORELASI PANJANG LENGAN BAWAH DAN TINGGI BADAN MAHASISWI SUKU BANJAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG LENGAN ATAS

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Hubungan di antara merokok dengan tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2014

HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN PANJANG ULNA PADA ETNIS SANGIHE DEWASA DI MADIDIR URE

PERBEDAAN RASIO D2:D4 ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU. Oleh : RATNA MARIANA TAMBA

ESTIMASI TINGGI BADAN MENGGUNAKAN PANJANG TULANG HUMERUS PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN DOKTER FK UNS SEMESTER VII SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pertumbuhan fisik paling pesat terjadi pada masa. anak dan remaja. Pertumbuhan pada masa tersebut tidak

Panjang Langkah Berkorelasi Secara Positif dengan Tinggi Badan Manusia

I. PENDAHULUAN. Tinggi badan ditentukan olah kombinasi faktor genetik dan faktor. antropologis untuk menentukan perbedaan rasial (Patel, 2012).

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

MENENTUKAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TUNGKAI ATAS TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan. tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik (non-eksperimental)

HUBUNGAN ANTARA ESTIMASI VOLUME OTAK DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

ABSTRAK. Kata kunci: tingkat sosial ekonomi, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, indeks karies anak

HUBUNGAN ANTARA ESTIMASI KAPASITAS CRANIUM DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA LAKI-LAKI DI SMP NEGERI 19 SURAKARTA SKRIPSI

Universitas Lampung. Abstrak

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

PENGUKURAN SEFALIK INDEKS UNTUK MENENTUKAN JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh : HERNA TRI YULIANTY

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT SUGESTIBILITAS PADA MAHASISWA KEDOKTERAN TAHUN PERTAMA LAPORAN HASIL AKHIR KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA ESTIMASI KAPASITAS KRANIUM DENGAN KAPASITAS MEMORI KERJA PADA ANAK SD DI SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TELAPAK TANGAN TESIS ISMURRIZAL / IKF PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan. tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang pada

ABSTRAK HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. antara dan bujur timur dengan luas 44,91 km². Kecamatan

HUBUNGAN TINGGI BADAN (TB) DENGAN MIOPIA PADA SISWA SMA NEGERI 1 SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU QUEEN S COLLEGE

BAB I PENDAHULUAN. menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT kemudian dapat digunakan untuk

Angka Kejadian Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Luar Visum Et Repertum

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu

HUBUNGAN MOTHER-DAUGHTER RELATIONSHIP DENGAN TINGKAT SELF-ESTEEM MAHASISWA PEREMPUAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

ABSTRAK HUBUNGAN LINGKAR PINGGANG / WAIST CIRCUMFERENCE (WC) DAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI LAKI DEWASA

ABSTRAK. Calvin Kurnia, 2011 Pembimbing I : drg. Susiana, Sp.Ort Pembimbing II: dr. Winsa Husin, M.Sc, M.Kes

HUBUNGAN TINGI BADAN DAN TINGGI BAHU PASIS KODAM I/BUKIT BARISAN TAHUN Oleh : BENJAMIN RICARDO

ABSTRAK UJI VALIDITAS HASIL PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN METODE TALLQVIST TERHADAP METODE FLOW CYTOMETRY

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak.

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

ABSTRAK. Fransisca Nathalia, Pembimbing Utama: dr.adrian Suhendra, Sp.PK., M.Kes

ABSTRAK. Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, pencegahan karies, indeks karies gigi sulung

HUBUNGAN RASIO PANJANG JARI TANGAN KEDUA DAN KEEMPAT (2D:4D) DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN VERBAL DAN NUMERIK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAYANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan

Perkiraan Tinggi Badan Berdasarkan Tulang Panjang Usia Tahun

MODEL PREDIKSI TINGGI BADAN LANSIA ETNIS JAWA BERDASARKAN TINGGI LUTUT, PANJANG DEPA, DAN TINGGI DUDUK FATMAH

ABSTRAK KORELASI ANTARA BENTUK WAJAH DAN BENTUK GIGI INSISIVUS SENTRAL MAKSILA PADA ETNIS TIONGHOA USIA TAHUN

Setuju dalam mengikuti penelitian

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Di SMP 21 Rendani Manokwari. Insar Damopolii, Paskalina Th. Lefaan, Melda Manga

BAB 1 PENDAHULUAN. Diantaranya adalah korban kriminalitas dan korban kecelakaan lalu lintas.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelatif noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

ABSTRAK. Rommy Andika Kurniawan, Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., MKes., AIF

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan sampel yang telah ditentukan sebelumnya lewat rumus Slovin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KARYA TULIS ILMIAH. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP MINUMAN KERAS Studi Kasus di PT Esa Express Surabaya

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang variabel

Disajikan pada Seminar Nasional dan Kongres Himpunan Pendidik dan Peneliti Biologi Indonesia, Mataram 30 September 2017

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU METODE YMCA

BAB 4 METODA PENELITIAN. Populasi terjangkau adalah murid SMP Domenico Savio dengan hipertensi dan obesitas.

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA FOX

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE PROGRESIF

BAB III METODE PENELITIAN. descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia vii ABSTRAK

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD

ABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

Transkripsi:

ARTIKEL PENELITIAN Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Tungkai Bawah Perkutan pada Mahasiswa Ras Jawa Usia Pertumbuhan Correlation between Height and Length of The Lower Limbs Percutan at Students Ras Java Age Growth Abstrak Hendra Pamuji Pamukti 1, Dirwan Suryo Soularto 2 * 1 Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 Departemen Forensik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *Email: dirwansuryo@yahoo.com Teknik pengukuran antropometri dengan pengukuran kerangka yang kering telah lazim digunakan oleh ahli antropologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara panjang tungkai bawah perkutan dengan tinggi badan dan menentukan suatu rumus perhitungan tinggi badan pada populasi saat ini. Jenis penelitian adalah noneksperimental dengan desain cross sectional. Subyek penelitian adalah mahasiswa S1 Pendidikan Dokter FKIK UMY berusia 20-22 tahun, ras Jawa, tidak cacat pada leher, badan dan anggota gerak bawah. Data tinggi badan dan panjang tungkai bawah perkutan diambil dengan cara pengukuran langsung kemudian dianalisis dengan uji korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan tinggi badan rata-rata subyek penelitian 163,33 ± 10,78 cm. Panjang tungkai bawah perkutan rata-rata adalah 36,76 ± 2,76 cm. Rata-rata tinggi badan laki-laki adalah 172,66 ± 6,18 cm. Rata-rata tinggi badan perempuan adalah 154,50 cm dengan standar deviasi 4,91 cm. Rata-rata panjang tungkai bawah laki-laki adalah 39,11 ± 0,90 cm. Rata-rata panjang tungkai bawah perempuan adalah 34,36 cm dengan standar deviasi 1,56 cm. Disimpulkan bahwa tingkat korelasi (r) antara tinggi badan dengan panjang tungkai bawah perkutan laki-laki adalah 0,85 dan pada perempuan 0,70 dan pada populasi laki-laki dan perempuan adalah 0,94. Kata kunci : tinggi badan, Panjang tungkai bawah perkutan, ras Jawa Abstract Anthropometric measurement techniques with dry measurement framework has been commonly used by anthropologists. The purpose of this study was to determine a relationship between height and length of lower leg percutan and determine a formula of height in the current population. This was crosssectional analytical study, the data retrieved from the direct measurement of subjects. The subjects is student medical faculty aged 20-22 years, Java race, no defects in the neck, body and limbs down. Analysis of corelation and regression showed that the age of the youngest study subjects was 20 years old while the oldest 21 years. The mean age was 20.5 ± 0.5 years. The results for height all gender showed 163.33 ± 10.79 cm. The length of the lower leg percutan is 36.76 ± 2.76 cm. The male height is 172.67 ± 6.18 cm. The female height is 154.50 ± 4.92 cm. The length of male leg is 39.11 ± 0.90 cm. The length of the lower leg of women is 34.36 ± 1.57 cm. The conclusion is level of correlation (r) between height with lower leg percutan length in males was 0.85 and 0.70 in women, while the population of men and women is 0.94. Key words: Height, lower leg percutan, java race 15

Hendra Pamuji P., dkk., Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Tungkai Bawah PENDAHULUAN Banyak bencana alam yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa massal seperti tsunami, gempa bumi, banjir, gunung meletus dan lain-lain. Kecelakaan fatal pun dapat mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa. Pada tanggal 26 Oktober 2010 telah terjadi gunung meletus di Yogyakarta mengakibatkan lebih dari 100 orang meninggal, 26 Agutus 2004 terjadi tsunami di Aceh mengakibatkan 168.000 orang meninggal, 27 Mei 2006 terjadi gempa bumi di Yogyakarta mengakibatkan 5.800 orang meninggal dan 4 Oktober 2010 terjadi banjir di Wasior Papua Barat mengakibatkan 148 orang meninggal. 1 Selain itu tingkat kriminalitas saat ini juga semakin meningkat dan modus operasinyapun juga semakin bervariasi. Pembunuh seringkali berusaha menghilangkan identitas korban dengan cara memotongmotong tubuh korban dan menaruh bagian-bagian tubuh korban di tempat yang berbeda. Selama periode 2007-2008 telah terjadi 20 kasus mutilasi di Indonesia. 2 Petugas medis dan kepolisian sering mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi jenazah korban tersebut karena seringkali jenazah sudah dalam keadaan membusuk, rusak, hangus, terbakar atau hanya ditemukan sebagian potongan tubuhnya saja. Teknik pengukuran antropometri dengan pengukuran kerangka yang kering telah lazim digunakan oleh ahli antropologi. Kalangan ilmuwan menggunakan pengukuran antropometri untuk menetukan identitas seseorang sejak ratusan tahun yang lalu dalam bidang kesehatan. Teknik yang lazim digunakan untuk memperkirakan tinggi badan adalah dengan mengukur panjang tulang anggota gerak bagian bawah. Perkiraan tinggi badan ini selanjutnya dapat dicocokkan dengan data-data lain yang dimiliki korban semasa hidupnya. Berbagai referensi mengenai pertumbuhan menyatakan bahwa pertumbuhan tinggi badan seseorang dipengaruhi banyak faktor antara lain umur, jenis kelamin dan ras. 3 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara panjang tungkai bawah perkutan dengan tinggi badan dan menentukan suatu rumus perhitungan tinggi badan pada populasi saat ini. BAHAN DAN CARA Jenis penelitian adalah noneksperimental dengan desain cross sectional. Subyek penelitian adalah mahasiswa S1 Pendidikan Dokter FKIK UMY berusia 20-22 tahun, ras Jawa, tidak cacat pada leher, badan dan anggota gerak bawah. Data tinggi badan dan panjang tungkai bawah perkutan diambil dengan cara pengukuran langsung kemudian dianalisis dengan uji korelasi dan regresi. Dalam penelitian ini subyek penelitian yang digunakan adalah manusia hidup laki-laki dan perempuan. Subyek diukur tinggi badan, berat badan, panjang tungkai bawah dan diminta mengisi kuisoner. Penelitian ini terlebih dahulu dilakukan penilaian Kelayakan Etik Penelitian yang dilakukan oleh Komisi Etika Subjek sebanyak 36 orang dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, masing-masing 18 orang laki-laki dan 18 orang perempuan usia 20-22 tahun. Pengambilan data dilakukan di kampus. Data diperoleh dari tiap subyek dengan terlebih dahulu mengisi kriteria inklusi, yaitu dengan mengisi blanko identitas, siap untuk dilakukan pengukuran dan menandatangani inform consent. Selanjutnya dilakukan pengukuran tinggi badan dan panjang tungkai bawah. 16

Data yang dikumpulkan dari hasil penelitian akan dianalisis korelasi untuk menentukan hubungan antara kedua variabel dan menetukan rumus tinggi badan. Tabel 3. Tingkat Korelasi (r) Tinggi Badan dengan Panjang Tungkai Bawah Perkutan Korelasi Umum (r) Sig. (r) Sig. (r) Sig. TB PTB 0,85 0,00 0,71 0,001 0,94 0,00 HASIL Subyek terdiri dari 18 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Umur termuda subyek penelitian adalah 20 tahun, umur tertua 21 tahun. Rerata umur seluruh populasi subyek 20,5 ± 0,5 tahun. Hasil pengukuran seluruh populasi sampel tanpa membedakan jenis kelamin menunjukkan tinggi badan rata-rata subyek penelitian 163,33 ± 10,78 cm. Panjang tungkai bawah perkutan rata-rata adalah 36,76 ± 2,76 cm. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya telah ditemukan adanya perbedaan tinggi badan dan korelasinya terhadap tulang panjang yang cukup bermakna antara populasi berdasarkan jenis kelamin. Berikut ini adalah hasil uji korelasi Pearson antara tinggi badan dengan panjang tungkai bawah Perkutan yang menunjukkan keeratan hubungan di antara keduanya. Pada Tabel 3. dapat kita lihat bahwa secara keseluruhan korelasi antara panjang tungkai bawah perkutan dan tinggi badan pada grup laki-laki lebih kuat dari pada grup perempuan. Korelasi panjang Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian Umur N % N % 20 6 33,3 12 66,7 21 12 66,7 6 33,3 22 - - - - tungkai bawah perkutan dan tinggi badan sebelum dipecah dalam dua grup memberikan angka 0,943. Namun setelah dianalisis berdasarkan jenis kelamin korelasi panjang tungkai bawah perkutan dan tinggi badan pada kedua jenis kelamin mengalami penurunan nilai yaitu menjadi 0,855 untuk laki-laki dan 0,707 untuk perempuan. Standar residual (selisih prediksi tinggi badan dengan tinggi badan sebenarnya yang telah distandarisasi) untuk pengukuran panjang tungkai bawah perkutan dan tinggi badan berada di sekitar garis lurus sehingga dapat dikatakan persyaratan normalitas terpenuhi. Sebaran data membentuk arah yang disyaratkan (dari kiri bawah ke kanan atas) maka persamaan regresi memenuhi syarat digunakan untuk memprediksi tinggi badan. Selanjutnya dengan program komputer hasil uji regresi linier didapatkan koefisien konstanta dan koefisien untuk panjang tungkai bawah perkutan seperti yang tercantum pada Tabel 4. Selanjutnya diperoleh rumus penghitungan tinggi badan berdasarkan analisis regresi linier antara tinggi badan terhadap panjang tungkai bawah perkutan adalah Y = a+bx, dimana Y adalah tinggi badan dan X adalah panjang tungkai bawah perkutan. Untuk membuktikan dan menentukan tingkat Tabel 2. Hasil Pengukuran Tinggi Badan dan Panjang Tungkai Bawah Perkutan Pengukuran (cm) Tinggi Badan 172,67 ± 6,18 154,50 ± 4,92 Panjang Tungkai Bawah Perkutaneus 39,11 ± 0,90 34,36 ± 1,57 Tabel 4. Koefisien Hasil Uji Regresi Linier pada Panjang Badan dan Panjang Tungkai Bawah Perkutan Subyek Koefisien (a) Koefisien (b) Nilai r SE -57,032 5,873 0,855 3,31 78,402 2,215 0,707 3,58 17

Hendra Pamuji P., dkk., Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Tungkai Bawah Gambar 1. Uji Regresi Linier Tinggi Badan terhadap Panjang Tungkai Bawah Perkutan akurasi dari formula regresi yang telah diperoleh dari penelitian maka dilakukan uji t berpasangan terhadap panjang badan sebenarnya dengan panjang badan hasil perhitungan formula regresi. Berikut ini adalah tabel hasil analisis statistik uji t berpasangan untuk tingkat kebermaknaan dan rentang interval kepercayaan 95% antara panjang badan sebenarnya dengan panjang badan hasil perhitungan formula regresi. Pada Tabel 5. dapat kita lihat bahwa panjang badan sebenarnya dengan panjang badan hasil perhitungan rumus peneliti memiliki rentang interval kepercayaan 95% yang sempit. Secara keseluruhan semua panjang badan hasil perhitungan rumus tidak beda bermakna dengan panjang badan sebenarnya karena ditunjukkan oleh nilai p yang jauh lebih besar dari 0,05. Pada hasil, dapat kita lihat bahwa secara keseluruhan korelasi antara panjang tungkai bawah perkutan dan tinggi badan pada grup laki-laki lebih kuat dari pada grup perempuan. Korelasi panjang tungkai bawah perkutan dan tinggi badan sebelum dipecah dalam dua grup memberikan angka 0,943. Namun setelah dianalisis berdasarkan jenis kelamin korelasi panjang tungkai bawah perkutan dan tinggi badan pada kedua jenis kelamin mengalami penurunan nilai yaitu menjadi 0,855 untuk laki-laki dan 0,707 untuk perempuan. Standar residual selisih prediksi tinggi badan dengan tinggi badan sebenarnya yang telah distandarisasi) untuk pengukuran panjang tungkai bawah perkutan dan tinggi badan berada di sekitar garis lurus sehingga dapat dikatakan persyaratan normali- DISKUSI Tabel 5. Hasil Analisis Uji t Berpasangan antara Panjang Badan Sebenarnya dengan Hasil Perhitungan Rumus Penelitian Variabel Lower Upper.Sig Lower Upper.Sig TB sebenarnya TB rumus peneliti -1.86723 1.24167.677-1.71577 1.73910.989 18

tas terpenuhi. Sebaran data membentuk arah yang disyaratkan (dari kiri bawah ke kanan atas) maka persamaan regresi memenuhi syarat digunakan untuk memprediksi tinggi badan. Koefisien regresi sebesar (b) menyatakan bahwa setiap peningkatan 1% panjang tungkai bawah akan meningkatkan tinggi badan sebesar b %. Sebagai contoh, persamaan regresi untuk panjang tungkai bawah perkutan pada populasi lakilaki adalah Y = 5,873X 57,032, SE = 3,31 dengan r = 0,855, dimana Y adalah tinggi badan dan X adalah panjang tungkai bawah perkutan. Koefisien regresi sebesar 5,873 meyatakan bahwa setiap peningkatan 1% panjang tungkai bawah akan meningkatkan tinggi badan sebesar 5,873% dengan standar error + 3,31cm. Arah korelasi positif pada seluruh formula regresi menyatakan semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya. Semakin panjang tungkai bawah semakin tinggi tubuh seseorang. Nilai SE (standar error) pada penelitian ini (3,31 3,58 cm ) masih tergolong dapat diterima, karena batas standar error yang dapat diterima adalah 2,5 inchi. 4 SIMPULAN Tingkat korelasi (r) antara tinggi badan dengan panjang tungkai bawah perkutan pada laki-laki 0,855 dan pada perempuan 0,707 sedangkan pada populasi laki-laki dan perempuan 0,943. Formula regresi pada laki-laki Y= - 57,032 + 5,873 (PTB) dengan nilai SE 3,31 dan pada perempuan Y= 78,402 + 2,215 (PTB) dengan nilai SE 3,58. Berdasarkan hasil penelitian diatas disarankan agar adanya penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara tinggi badan dengan panjang tungkai bawah perkutan pada ras Jawa dengan jumlah sampel yang lebih besar dan rentang umur yang lebih lebar. Perlu juga dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan sampel jenazah karena aplikasi rumus estimasi tinggi badan banyak digunakan pada jenazah. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim. Bencana Alam di Indonesia, Kompas. (2011, 11 Januari). 2. Anonim. Jumlah Kasus Mutilasi di Indonesia, Kompas. (2008, 10 November). 3. Zaini, N.B. Tinggi Badan, Panjang Trunkus, Panjang Tungkai, Indeks Trunkus-Tinggi, Indeks Skelik dan Hubungan Panjang Trunkus dan Panjang Tungkai terhadap Tinggi Badan Pada Anak dan Usia 11-18 Tahun di D.I Yogyakarta, Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2006. 4. Atmadja, DS. Perkiraan Tinggi Badan Berdasarkan Panjang Tulang Panjang Pada Populasi Orang Indonesia, Majalah Kedokteran Indonesia, 1991; 41 (1) : 91-96. 19