BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah Mencerdaskan kehidupan bangsa. Strategi untuk mencerdaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULIAN. Dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

2016 PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tantangan dan ancaman global yang semakin ketat. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. akreditasi A dan menduduki cluster 3 di kota Bandung. Dilihat dari segi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. manusia masih ada di muka bumi, belajar sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara yang maju seperti Amerika, Jepang, atau Korea menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dunia dalam segala aspek kehidupan. Salah satu faktor penentu siap atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

HUBUNGAN KETERAMPILAN HITUNG, PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU MENGAJAR, CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

PENGARUH AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI (JURNAL) Oleh : NETI BETRIA SARI

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia yang berkualitas perlu disiapkan untuk berpartisipasi. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan untuk membangun sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoga Sidik Permana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia.

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi yang semakin berkembang pesat dengan ditandai oleh

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran kewirausahaan adalah salah satu mata pelajaran yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan negara Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut dapat terwujud melalui pendidikan. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencetak generasi penerus bangsa yang unggul yang bisa mencapai kemajuan. Apabila hasil dari pendidikan itu gagal maka kemajuan negara tidak dapat tercapai. Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi prioritas utama suatu negara dalam pembangunannya. Pendidikan diperoleh melalui lembaga-lembaga pendidikan diantaranya sekolah. Sekolah merupakan tempat orang-orang untuk menimba ilmu. Sekolah menjadi tolok ukur pendidikan. Sekarang setiap sekolah berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dalam pendidikan. Berbagai cara dilakukan oleh sekolah untuk menghadapi persaingan dalam dunia pendidikan. Cara yang dilakukan oleh sekolah diantaranya, sekolah menyediakan fasilitas untuk menunjang proses pembelajaran. Selain fasilitas, sekolah juga meningkatkan kinerja guru-guru dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah peduli terhadap pendidikan. Tolok ukur keberhasilan pendidikan adalah meningkatnya prestasi siswa. Prestasi merupakan hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran. Prestasi dapat dilihat dari hasil ulangan ataupun ujian, seperti ulangan harian, Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Sekolah (UAS), dan Ujian Nasional (UN). 1

2 Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, pemerintah melalui Dinas Pendidikan membuat peraturan tentang kriteria kelulusan belajar khususnya Ujian Nasional. Kriteria kelulusan UN dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tetapi hal ini bertentangan dengan hasil yang diperoleh siswa. Dari tahun ke tahun hasil UN mengalami penurunan. Secara nasional, hasil UN dari tahun ke tahun mengalami penurunan, terutama untuk tahun 2010. Menurut Sekretaris UN SMA dan SMK Kota Bandung Supanda menyatakan untuk siswa SMA tingkat kelulusan hanya mencapai 95.34% turun dibanding tahun lalu sebesar 99.27%. Begitu pula untuk SMK menurun dari 98.66% menjadi 94.15%. Hasil ini mengalami penurunan sebesar 2.5% dari tahun 2009. Dari hasil UN tersebut menggambarkan betapa rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa. Bagaimana suatu negara bisa maju jika prestasi yang diraih siswa sebagai generasi penerus tidak sesuai dengan yang ditargetkan. Rendahnya hasil UN siswa, harus menjadi perhatian bagi masyarakat agar masyarakat yang mempunyai anak yang masih sekolah bisa memperhatikan anak-anaknya dalam urusan pendidikannya. Selain dari hasil UN, prestasi siswa dapat dilihat dari hasil UTS (Ujian Tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Sekolah). Untuk membuktikan fenomena turunnya prestasi belajar siswa, maka peneliti memberikan gambaran nyata yang didapat di sekolah khususnya di SMAN 18 Bandung. Berikut ini hasil UAS siswa kelas XI IPS SMAN 18 Bandung:

3 No Tabel 1.1 Nilai rata-rata UAS dan tingkat pencapaian KKM siswa mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMAN 18 Bandung Nilai Jumlah Siswa yang Jumlah Kelas Rata-Rata mencapai KKM Siswa UAS Tuntas Tidak Tuntas 1 XI IPS 1 42 71.83 15 27 2 XI IPS 2 43 53.05 0 43 3 XI IPS 3 44 64.02 8 36 Sumber: SMAN 18 Bandung Berdasarkan penelitian di sekolah, ternyata prestasi siswa yang didapat tidak jauh berbeda dengan prestasi secara umum. Tabel 1.1 menunjukkan betapa rendahnya prestasi yang didapat siswa pada mata pelajaran akuntansi. Nilai yang didapat siswa banyak yang tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). KKM untuk pelajaran akuntansi sebesar 72. Dari KKM tersebut hanya 17.83% siswa yang mencapai KKM. Dari hasil tersebut diketahui bahwa prestasi siswa rendah. Padahal prestasi belajar menjadi tolok ukur dalam keberhasilan pembelajaran, sehingga perlu meningkatkan proses pembelajaran yang efektif. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi siswa. Menurut Noehi Nasution dan kawan-kawan (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2008 : 176-203) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya: 1. Faktor luar: a. Lingkungan (lingkungan alami, lingkungan sosial budaya) b. Instrumental (kurikulum, program, sarana dan fasilitas, guru) 2. Faktor dalam: a. Fisiologis (kondisi fisiologis, kondisi pancaindra) b. Psikologis (minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif) Dari kedua faktor tersebut yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor dalam yang meliputi motivasi, dan faktor luar yang meliputi guru.

4 Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu agar mencapai tujuan yang diharapkan. Seseorang akan melakukan apapun untuk mencapai tujuan yang diharapkan jika memiliki motivasi yang tinggi. Dalam pembelajaran motivasi belajar sangatlah penting. Motivasi belajar merupakan dorongan siswa untuk bisa belajar dengan baik guna menghasilkan prestasi belajar yang baik. Motivasi belajar siswa timbul baik dari diri siswa maupun dari luar diri siswa. Motivasi belajar yang timbul dari diri siswa itu sendiri dan diperkuat dengan motivasi dari luar akan menghasilkan motivasi yang luar biasa dalam pembelajaran yang akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan mengerahkan semua kemampuannya dalam belajar. Dengan motivasi tersebut, siswa bisa mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan. Oleh karena itu, motivasi belajar harus tumbuh dalam diri siswa dibantu dengan guru untuk merefleksikan motivasi yang ada. Menumbuhkan motivasi belajar siswa tidak semudah membalikkan telapak tangan, dibutuhkan strategi untuk membangkitkannya. Guru memegang peran penting untuk memotivasi siswa. Sebelum memulai pelajaran, guru harus memberikan motivasi agar siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. Dengan pemberian motivasi yang intensif diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru merupakan pihak yang memegang kendali dalam proses pembelajaran. Sekarang, guru dalam pembelajaran berperan sebagai fasilitator. Artinya guru hanya menyediakan sumber belajar dan membimbing dalam belajar agar tidak

5 keluar dari kompetensi dasar dari mata pelajaran. Tetapi, kenyataan di lapangan masih ada sebagian guru yang masih berperan sebagai teacher oriented. Mengajar merupakan proses membimbing siswa dalam belajar. Mengajar tidak semudah yang dibayangkan. Dalam mengajar seorang guru harus memiliki kompetensi. Kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang guru. Dari kompetensi yang ada, keterampilan mengajar termasuk didalammya. Guru bisa mengajar dengan baik jika memiliki keterampilan. Keterampilan mengajar merupakan kemampuan atau kecakapan guru dalam membimbing siswa dalam belajar. Keterampilan mengajar seorang guru sangat berperan penting dalam pembelajaran. Dengan perkembangan teknologi yang akhir-akhir ini semakin pesat, seorang guru dituntut untuk lebih menambah kualitas ilmu dengan banyak belajar dari berbagai sumber ilmu. Kemudian harus diajarkan kepada siswa dengan keterampilan mengajar yang baik sebagai tanggungjawab seorang pengajar. Selain pengetahuan ilmu yang harus ditambah, guru juga penting menguasai beberapa keterampilan mengajar, karena betapapun tingginya ilmu yang dimiliki oleh seorang guru, jika tidak menguasai keterampilan mengajar, maka akan sulit bagi seorang siswa menyerap ilmu yang diberikan oleh guru tersebut. Oleh karena itu keterampilan mengajar harus dimiliki oleh seorang guru guna menjadi guru yang professional. Keterampilan mengajar guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa agar siswa bisa belajar. Jika siswa bisa belajar dengan

6 senang di kelas maka kualitas pembelajaran lebih efektif. Sehingga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Menurut Usman Uzer, setidaknya ada delapan keterampilan mengajar guru yang harus dimiliki oleh seorang guru. Keterampilan tersebut diantaranya: keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membimbing diskusi, keterampilan mengajar kelompok kecil, dan keterampilan mengelola kelas. Keterampilan mengajar seorang guru, secara tidak disadari ternyata dinilai oleh siswa. Siswa menilainya dengan melihat bagaimana guru itu memberikan pelajaran mulai dari awal sampai akhir pelajaran. Penilaian siswa terhadap keterampilan mengajar guru itu berbeda tergantung apa yang mereka rasakan. Dari penilaian tersebut akan menimbulkan persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru yang berbeda-beda. Oleh karena itu, persepsi siswa itu bersifat relatif tergantung orang yang menilainya. Dengan perbedaan persepsi tentang keterampilan mengajar guru akan mempengaruhi terhadap motivasi belajar siswa yang akhirnya mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki persepsi positif terhadap keterampilan mengajar guru maka akan termotivasi untuk belajar lebih giat guna meningkatkan prestasi belajarnya. Begutu juga sebaliknya, siswa yang memiliki persepsi negatif tidak akan termotivasi untuk belajar yang akhirnya prestasi siswa rendah. Dari pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar

7 Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa dan Implikasinya Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru akuntansi di SMAN 18 Bandung 2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa di SMAN 18 Bandung 3. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa di SMAN 18 Bandung 4. Bagaimana pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 18 Bandung 5. Bagaimana pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa di SMAN 18 Bandung 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa serta implikasinya terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMAN 18 Bandung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru akuntansi di SMAN 18 Bandung

8 2. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa di SMAN 18 Bandung 3. Untuk mengetahui gambaran prestasi belajar siswa di SMAN 18 Bandung 4. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar terhadap motivasi siswa di SMAN 18 Bandung 5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa di SMAN 18 Bandung 1.4. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Menambah pengetahuan tentang pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa yang akhirnya berpengaruh terhadap prestasi siswa serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian lanjutan dalam dunia pendidikan. 2. Secara Praktis Bermanfaat bagi para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Guru dapat menggali dan memperluas keterampilan mengajar guna menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Selain itu, guru juga dapat mengetahui bagaimana membangkitkan motivasi belajar siswa melalui keterampilan mengajar yang dimiliki yang akhirnya berdampak terhadap prestasi belajar siswa.