BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis

dokumen-dokumen yang mirip
2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu akan selalu dihadapkan dengan berbagai masalah dengan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk generasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sering buang air kecil, dan emesis gravidarum (Kusmiyati, 2009). Banyak wanita yang mengalami kesulitan dalam menerima semua

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan sudah ada. mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kebaikan.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. tumbang akan tetapi pendidikan tidak akan dan tidak boleh

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu peserta didik agar mampu mengembangkan potensinya baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional maupun sosial. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memiliki dampak yang besar bagi peserta didiknya. Pelaksanaan pendidikan sekolah merupakan langkah awal untuk perkembangan kehidupan seseorang, karena dalam pendidikan ditanamkan pola-pola pendidikan yang dapat membantu perkembangan peserta didiknya. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengemban potensi dirinya untuk memiliiki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa pendidikan memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kualitas manusia. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut perlu diusahakan adanya pengembangan sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikannya. 1

2 Pendidikan bertujuan mempersiapkan generasi muda untuk terjun dalam masyarakat dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan. Oleh karena itu tujuan serta isi proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi karakteristik yaitu kekayaan dan perkembangan masyarakat tersebut. Tujuan lain yang ingin dicapai untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. (Undang- Undang No. 20 Tahun 2003, pasal 3). Penyelenggara pendidikan di Indonesia secara kelembagaan memiliki beberapa jenjang. Salah satunya adalah jenjang pendidikan menengah kejuruan atau yang biasa disebut dengan Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan kepanjangan dari istilah SMK yang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, ketrampilan dan keahlian sehingga lulusannya dapat mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja (Firdausi dan Barnawi, 2012). Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui setara SMP/MTs.

3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa tujuan SMK adalah meningkatkan kemampuan peserta didik untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta menyiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap yang profesional. Semua SMK memiliki jurusan yang nantinya menjadi fokus peserta didik seperti Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Teknik Otomotif, Akutansi, Administrasi perkantoran, dan masih banyak sebagainya. Tujuannya agar setelah lulus peserta didik memiliki kemampuan, ketrampilan, serta ahli di bidang ilmu tertentu dan ketrampilan untuk diaplikasikan ke dunia kerja. Seperti halnya SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto adalah lembaga pendidikan setara dengan pendidikan tingkat SLTA yang berada di kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten banyumas. SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto memiliki tiga jurusan yang salah satunya adalah jurusan administrasi perkantoran. Jurusan administrasi perkantoran adalah jurusan yang berfokus pada perencanaan anggaran keuangan, pembayaran dan pendataan suatu perkantoran atau perusahaan Jurusan administrasi perkantoran menjadi salah satu jurusan yang paling banyak diminati oleh peserta didik perempuan. Peserta didik kelas XI jurusan administrasi perkantoran termasuk dalam kategori usia remaja. Menurut Hurlock (2001) remaja merupakan fase pertumbuhan dan perkembangan ketika seseorang berada pada rentang usia 11-18 tahun. Remaja cenderung

4 berada dalam keadaan labil dan emosional karena mengalami perubahan perubahan yang berlangsung cepat. Menurut Santrock (2007) yang menyatakan pada masa remaja terjadi proses peralihan perkembangan yang melibatkan perubahan perubahan dalam diri individu, seperti perubahan biologis atau fisik, sosio-emosional dan kognitif. Menurut Suryanie (2005) perubahan perubahan fisik yang dialami oleh remaja wanita menghasilkan suatu persepsi yang berubah-ubah dalam citra ragadan secara khas menunjukkan kearah penolakan terhadap physical self. Hal-hal yang menyebabkan wanita tidak menerima dirinya misalnya : tinggi badan, kemasakkan fisik dan jerawat. Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 10 peserta didik kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto tahun ajaran 2017/2018 ditemukan 7 peserta didik lebih mementingkan penampilan fisiknya. Data tersebut didapat melalui wawancara dan observasi, dimana dari 7 peserta didik tersebut menggunakan make-up yang berlebihan dan mereka mengaku belum merasa puas dengan bentuk tubuhnya dan penampilannya. Banyak dari mereka yang menginginkan bentuk tubuh yang langsing, tinggi dan berkulit putih. Mereka mengeluhkan sering merasa iri jika melihat perempuan atau peserta didik lain memiliki paras yang menawan atau memiliki penampilan seperti yang mereka dambakan. Berdasarkan studi pendahuluan di atas, didapatkan fakta bahwa peserta didik kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto tahun ajaran 2017/2018 masih belum bisa menerima bentuk

5 tubuh dan penampilannya. Namun apabila peserta didik perempuan mau menerima bentuk dan penampilannya, maka peserta didik tersebut akan lebih merasa menarik serta memiliki body image yang positif. Berdasarkan hasil penelitian Ratnasari dkk (2013) menunjukkan bahwa sebagian besar remaja mempunyai kepercayaan diri rendah dengan berat badan gemuk (70,0%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang mempunyai kepercayaan diri rendah dengan berat badan kurus (30%) dan normal (12%). Cash (2012) body image merupakan pengalaman individu yang berupa persepsi terhadap bentuk dan berat tubuhnya, serta perilaku yang mengarah pada evaluasi individu tersebut terhadap penampilan fisiknya. Setiap individu memiliki body image yang berbeda-beda, ada yang positif dan ada yang negatif, tergantung penilaian yang mereka berikan terhadap dirinya (Cash, 2002). Individu dengan body image negatif akan menganggap dirinya tidak menarik, melakukan usaha negatif untuk meningkatkan penampilan diri, merasa tidak puas terhadap tubuh yang dimiliki dan merasa cemas terhadap kegemukan. Lain halnya dengan individu yang memiliki body image positif, individu yang memiliki body image positif akan menganggap diri mereka menarik, melakukan usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan diri dengan usaha positif, merasa puas terhadap tubuh yang dimiliki, tidak merasa cemas terhadap kegemukan dan memiliki persepsi yang positif terhadap tubuh (Cash dan Pruzinsky, 2002).

6 Penelitian yang dilakukan Charles dan Kerr (dalam Grogan, 2008) menemukan bahwa kebanyakan wanita tidak puas dengan tubuhnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dari 200 wanita yang diwawancarai, 177 wanita peduli dengan berat badan dan 153 diantaranya cukup prihatin dengan pola makan, sedangkan 23 sisanya belum pernah melakukan diet atau khawatir tentang berat badan mereka. Sebagian besar tidak berhasil menerima tubuh mereka. Area tubuh yang paling menyebabkan ketidakpuasan adalah payudara (terlalu kecil atau 9 terlalu besar), kaki (terlalu gemuk atau terlalu kurus), perut (tidak datar cukup), dan pantat (terlalu besar atau terlalu kurus). Body image inilah yang memicu wanita untuk memperbaiki penampilan mereka. Menurut hasil penelitian Ridha (2012) kondisi fisik yang dimiliki oleh individu berkaitan dengan bagaimana mereka melakukan evaluasi terhadap diri mereka. Individu yang memilki body image yang positif akan memiliki penerimaan diri yang baik, yang ditandai dengan adanya penilaian positif dan sikap positif terhadap diri sendiri, serta menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Body image yang berkembang negatif mampu membahayakan diri karena individu akan berfokus pada kekurangan dirinya, hal ini disebut dengan gangguan body dysmorphic. Penelitian tentang hal tersebut pernah dilakukan pada subjek yang memiliki citra diri negatif. Body image pada subjek tersebut berkembang karena pada masa sekolah subjek mendapat perlakuan yang tidak baik dari teman-teman sekolahnya, kejadian ini membuat subjek menarik diri

7 dan berpikir bahwa dirinya jelek dan memiliki banyak kekurangan. Hal ini menyebabkan subjek menutupi kekurangan fisiknya dengan berbagai cara seperti memakai sepatu tinggi, memakai baju bagus, bahkan sempat berpikir untuk melakukan operasi plastik. Selain itu, subjek menjadikan kakaknya sebagai perbandingan karena subjek merasa kakaknya lebih cantik. Beberapa hal tersebut menyebabkan subjek menderita gangguan yang membuat subjek berfokus pada kekurangannya dan tidak mendapat titik akhir/kepuasan diri (Fristy, 2012). Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian deskripsi tentang body image pada peserta didik kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto tahun ajaran 2017/2018. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana deskripsi Body Image pada Peserta Didik kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto tahun ajaran 2017/2018 tahun ajaran 2017/2018? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Body Image pada pada Peserta Didik kelas XI Jurusan

8 Administrasi Perkantoran di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto tahun ajaran 2017/2018. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan memberikan wawasan keilmuan di bidang psikologi sosial, untuk memperdalam pemahaman dan memperkaya pengetahuan psikologi mengenai body. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada peserta didik mengenai body image, sehingga dapat memandang secara positif terhadap tubuhnya.