HUBUNGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH PADA IBU BERSALIN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2009

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI. NY. N DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KAMAR BAYI RESIKO TINGGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita, dimana kehamilan merupakan proses fertilisasi atau

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan masyarakat merupakan salah satu tujuan Rencana. Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN-N) tahun yang

HUBUNGAN PREEKLAMSIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA PADA PRIMIGRAVIDA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD CILACAP PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KABUPATEN KLATEN TAHUN 2009

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI POLI KEBIDANAN RUMAH SAKIT KESDAM BANDA ACEH. Mayang Sari 1, Imelda 2

HUBUNGAN FREKUENSI ANTENATAL CARE DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

Hardiana 1 PENDAHULUAN

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn Mulyanti

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

BAB I PENDAHULUAN. (BBLR) adalah salah satu dari penyebab utama kematian pada neonates

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,persalinan Tindakan...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD WATES KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia.

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RSUD PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

KASUS FENOMENA ASFIKSIA PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) (Di RSUD Kota Semarang Tahun )

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR DI RSUD SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISS N KOMPETENSI BIDAN DALAM PENANGANAN AWAL PEB DAN EKLAMSIA PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI

HUBUNGAN ANTARA JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS SPONTAN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA SUAMI PEROKOK DAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2010

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRAN WONOGIRI SKRIPSI

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

Transkripsi:

HUBUNGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH PADA IBU BERSALIN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2009 Anita Retnoning Tyas 1, Farida Kartini 2 Abstract: This research aims to know corelation hypertention of pregnantcy with low birth weight infants who deliver her baby in RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta 2009.This research using survey analitik methode and by crosssectional approach, poputation and sampel this research is all of deliver her baby with hypertention of pregnantcy who deliver her baby low birth weight infants or not low birth weight infants in RSU PKU 2009 with 40 peoples. Taken by dokumentation study in registration birth book 2009 with fisher exact test and α=0,05. Hypertention of pregnantcy have urin protein (+) 34 peoples (85%). Deliver her baby not low birth weight infants 24 peoples (60%). There is a significant corelation between hypertention of pregnantcy with low birth weight infants who deliver her baby in RSU PKU 2009. Kata kunci : Hipertesi, Kehamilan, BBLR PENDAHULUAN Indonesia di Lingkungan negara ASEAN merupakan negara dengan angka kematian maternal dan neonatal tertinggi. Menurut SDKI (2003) Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2008 angka kematian bayi tahun 2008 sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan kematian bayi yang disebabkan oleh berat bayi lahir rendah sebesar 15-20% dari jumlah kematian bayi. (Sumber Sensus, SDKI, Supas, Profil Depkes, Profil Dinkes DIY). Pada tahun 2007 angka kematian ibu berkisar 248 /100000 kelahiran, (www.menegpp.go.id, 4 Januari 2010). Penanganan masalah ini tidak mudah, karena faktor yang melatarbelakangi kematian ibu dan bayi baru lahir sangat kompleks. Penyakit kematian ibu terbanyak (90%) disebabkan oleh komplikasi obstetri yaitu, perdarahan, infeksi dan eklamsi. Di Indonesia, preeklamsi dan eklamsi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi (www.adln.lib.unair.ac.id, 23 September 2009). Kejadian hipertensi pada kehamilan terjadi sekitar 5-10% dari seluruh kehamilan (www.depkesjogja.go.id, 22 Januari 2010). 1 Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES Aisyiyah Yogyakarta 2 Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta

Preeklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Angka kejadian Preeklamsi di dunia sebesar 0-13 %, sedangkan di Indonesia sebesar 3,4-8,5%. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2007 terdapat ibu hamil dengan resiko tinggi sebesar 60% dari 44.556 ibu hamil, sedangkan di Kabupaten Bantul sebesar 20% dari 13.477 ibu hamil (www.depkesjogja.go.id, 22 Januari 2010). Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di negaranegara berkembang termasuk Indonesia. Penyebab utama kematian neonatal adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 29%. Insidensi BBLR di Rumah Sakit di Indonesia berkisar 20% (Purwanto, www.rejekwesibojonegoro.org, 22 Januari 2010). Prevalensi terbesar BBLR di tahun 2006, terjadi di Kabupaten Bantul sebesar 5,65% dari 1.275 kejadian BBLR, diikuti oleh Kabupaten Kulon Progo sebesar 4,32%, Yogyakarta sebesar 3,99%, Kabupaten Gunung Kidul 1,46%, dan Kabupaten Sleman 0,65% (Profil kesehatan kabupaten/ kota 2007). Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebagian masyarakat, dan ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu. Hal ini berhubungan dengan banyak faktor terutama pada masalah perekonomian keluarga, sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan menjadi kurang. BBLR juga tejadi pada status perekonomian yang cukup. Hal ini disebabkan BBLR berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal, serta penyakit yang diderita ibu seperti anemia, preeklamsia dan eklamsia, diabetes melitus, jantung, hipertensi, dan hipoksia (Sitohang N, 2004). BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, dan morbiditas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan. Kejadian BBLR dapat dipengaruhi juga akibat tekanan darah tinggi pada kehamilan. Hipertensi pada ibu hamil dapat menyebabkan berkurangnya kiriman darah ke plasenta. Hal ini akan mengurangi suplai oksigen dan makanan bagi bayi (www.perpustakaan.depkes.go.id, 27 Desember 2009). BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh bayi meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang(www.digilib.litbang.depkes. go.id, 23 September 2009).

BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (www.digilib.litbang.depkes.go.id, 23 September 2009). Rencana stategi nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia tahun 2010 dinyatakan dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010. Visi MPS adalah semua perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi dilahirkan hidup dan sehat. Target MPS pada tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 125 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 16 per 100 kelahiran hidup (Saifudin dkk,2002). Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan perawatan yang tepat agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi. Bidan dan perawat adalah bagian dari pemberi pelayanan yang ikut berperan penting dalam memberikan perawatan pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Perkembangan bayi dengan BBLR yang dirawat di RS ini sangat tergantung pada ketepatan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (www.adln.lib.unair.ac.id, 11September 2009). RSU PKU Muhamadiyah Bantul merupakan salah satu organisasi pelayanan kesehatan, yang di dalamnya melayani persalinan, terletak di Jl. Jendral Sudirman No 124 Bantul Yogyakarta. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 31 Oktober 2009, selama tahun 2008 terdapat ibu bersalin sebanyak 581 orang, diantaranya terdapat ibu bersalin dengan bayi berat lahir rendah sebanyak 71 orang, dan ibu bersalin dengan hipertensi sebanyak 32 orang, sedangkan pada tahun 2009 terdapat ibu bersalin dengan hipertensi sebanyak 40 orang. Hal ini terjadi peningkatan jumlah ibu bersalin dengan hipertensi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian berat bayi lahir rendah di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta tahun 2009.

Berdasar latar belakang tersebut, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut, adakah hubungan hipertensi dalam kehamilan Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian berat bayi lahir rendah pada ibu bersalin di RSU PKU tahun 2009, adapun tujuan khusus METODE PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan waktu cross sectional, populasi dan sampel penelitian adalah semua ibu bersalin dengan hipertensi dalam kehamilan yang melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau tidak BBLR di dengan kejadian berat bayi lahir rendah pada ibu bersalin di RSU PKU tahun 2009? adalah diketahuinya hipertensi dalam kehamilan di RSU PKU tahun 2009, dan diketahuinya berat bayi lahir rendah pada ibu bersalin di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta tahun 2009. RSU PKU Muhammadiayah Bantul Yogyakarta pada tahun 2009 dengan jumlah 40 orang. Data diambil melalui studi dokumentasi pada buku register persalinan tahun 2009 dan status persalianan pasien tahun 2009 dengan uji statistik fisher exact test dengan α=0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2.1. Distribusi Frekuensi Hipertensi dalam kehamilan di RSU PKU tahun 2009 Hipertensi Frekuensi Prosentase Protein Urin (+) 34 85,0 Protein Urin (-) 6 15,0 Jumlah 40 100,0% Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hipertensi dengan protein urin (+) sebanyak 34 orang (85%), dan hipertensi dengan protein urin (-) sebanyak 6 orang (15%).

Tabel 2.2. Distribusi Frekuensi Kejadian Berat Badan Bayi Rendah pada Ibu Bersalin di RSU PKU tahun 2009 Kejadian BBLR Frekuensi Prosentase BBLR Tidak BBLR 16 40,0% 24 60,0% Jumlah 40 100,0% Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui responden yang mengalami BBLR sebanyak 16 responden (40%), dan yang tidak mengalami BBLR sebanyak 24 orang (60%). Tabel 2.3. Hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian berat bayi lahir rendah pada ibu bersalin di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta tahun 2009 BBLR Tidak BBLR BBLR Total Hipertensi F % F % F % Urin (-) 6 15,0 0 0,0 6 15,0 Urin (+) 18 45,0 16 40,0 34 85,0 Jumlah 24 60,0 16 40,0 40 100,0 Exact Sig. (1-sided) 0,035 Berdasarkan tabulasi silang di atas dapat diketahui bahwa hipertensi dengan protein urin (-) sebanyak 6 orang (15%), keseluruhan bayi lahir tidak mengalami BBLR. Sedangkan responden yang mengalami hipertensi dengan protein urin (+) sebanyak 34 orang (85%), dengan bayi tidak BBLR sebanyak 18 orang (45%), dan BBLR 16 orang (40%). Selanjutnya dari hasil analisis dengan fisher exact test, diperoleh nilai signifikansi 0,035. Dari hasil tersebut diketahui bahwa nilai p<0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian berat bayi lahir rendah pada ibu bersalin di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta tahun 2009.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) pada ibu bersalin di RSU PKU tahun 2009, dibuktikan dengan signifikansi fisher exact test sebesar 0,035, dengan kata lain hipertensi pada ibu hamil dapat menyebabkan kejadian BBLR. Hipertensi dalam kehamilan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta tahun 2009 mayoritas memiliki protein urin (+) sebanyak 34 orang (85%). Berat bayi lahir rendah pada ibu bersalin di RSU PKU tahun 2009 mayoirtas tidak BBLR, yaitu sebanyak 24 orang (60%). Saran Bagi Peneliti Selanjutnya agar melihat dan atau mengendalikan faktor- faktor lain yang mempengaruhi kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan belum dikendalikan oleh peneliti saat ini, seperti umur ibu, paritas ibu,anemia, diabetes miletus, jantung, dan hipoksia. DAFTAR PUSTAKA Anonim, Januari 4, 2010, Angka Kematian Ibu dan Bayi, www.menegpp.go.id, Juli 29, 2010, Rumus Fisher Exact Test, www.petra.ac.id, September 23, 2009, Sebab Kematian Maternal, www.adln.lib.unair.ac.id, September 23, 2009, Masalah pada Berat Bayi Lahir Rendah www.digilib.litbang.depkes.go. id, September 11, 2009, Peran Tenaga Kesehatan dalam Penanganan Berat Bayi Lahir Rendah, www.adln.lib.unair.ac.id, Desember 27,2009,Dampak Berat Bayi Lahir Rendah, www.perpustakaan.depkes.go.id Dorland, W.A Newman, dkk., 2002, Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29, EGC, Jakarta Notoatmodjo, S., 2005, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta Noviana, D, 2006, Hubungan antara Paritas Ibu dengan Tingkat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta tahun 2006, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Perinasia, 2000, Perawatan BBLR dengan Metode Kangguru, Perinasia, Jakarta

Putri, Y.A., 2006, Karakteristik Ibu Bersalin dengan Berat Bayi Lahir Rendah di Puskesmas Mergangsan Tahun 2005-2006, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Saifudin, A.B., Adriansz, G., Winkjosastro, G.H., Waspodo,D., 2000, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Marternal dan Neonatal, Edisi Pertama, Cetakan pertama, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta Sarwono, 2008, Buku Acuan Neonatal dan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta Sitohang, N., 2004, Asuhan Keperawatan Pada Bayi Berat Lahir Rendah, FK Universitas Sumatera Utara, Medan Sugiyono, 2007, Statistika untuk Ilmu Penelitian, CV Alfabeta, Bandung Wiknjosastro, H., 2002. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta