BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang dimaksud meliputi kegiatan perbaikan gizi, kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular maupun penyakit tidak menular dan sebagainya (Depkes RI, 2004). Upaya kesehatan lingkungan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya. Lingkungan sehat yang dimaksud mencakup lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum (UU Kesehatan RI, 2009). Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan masyarakat modern yang meliputi semua aspek manusia dalam hubungannya dengan lingkungan, yang terikat bermacam-macam ekosistem. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang mengelilingi kondisi luar manusia atau hewan yang menyebabkan
penularan penyakit. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup sumber air, kebersihan jamban, pembuangan sampah, kondisi rumah, pengelolaan air limbah (Timmreck, 2004). Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraaan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan. Dengan alasan tersebut, interaksi antara manusia dengan lingkungannya merupakan komponen penting dari kesehatan masyarakat (Mulia, 2005). Penyakit diare merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan, dua faktor yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama perilaku manusia, apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar bakteri atau virus serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan penyakit diare. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga (Depkes RI, 2005). Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang sulit untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2009, diare adalah penyebab kematian kedua pada anak dibawah 5 tahun. Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka kematian 1,5 juta per tahun (WHO, 2009).
Salah satu langkah dalam pencapaian target Millenium Development Goals/ MDG s (Goal ke-4) adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada 2015. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat (Kemenkes, 2011). Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan CFR yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %) (Kemenkes RI, 2011). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2011 diketahui bahwa dari 10 jenis penyakit terbesar, diare merupakan
penyakit kedua terbesar sesudah ISPA. Penderita diare yang tercatat dari Januari sampai Desember 2011 adalah 10.848 orang. Penderita diare dari yang berusia 1 bulan 1 tahun sebanyak 924 orang, usia 1 4 tahun sebanyak 1.790 orang, usia 5 9 tahun sebanyak 1.393 orang, usia 10 14 tahun sebanyak 933 orang, usia 15 19 tahun sebanyak 1.267 orang, usia 20 44 tahun sebanyak 1.591 orang, usia 45 54 tahun sebanyak 992 orang, usia 55 59 tahun sebanyak 789 orang, usia 60 69 tahun sebanyak 649 orang dan diatas usia 70 tahun sebanyak 520 orang (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai, 2011). Kejadian diare di Puskesmas Sialang Buah memberikan gambaran bahwa dari 10 penyakit terbesar, diare menempati urutan ke-2 setelah penyakit ISPA. Data kesakitan diare yang tercatat pada laporan bulanan Puskesmas Sialang Buah pada tahun 2011 diperoleh sebanyak 839 kasus. Kasus diare yang cukup tinggi terjadi pada kelompok umur 1 bulan-1 tahun sebesar 154 kasus dan 1-4 tahun sebesar 140 kasus (Puskesmas Sialang Buah, 2011). Desa Sialang Buah merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai yang memiliki 6 dusun dengan jumlah penduduk 3.523 orang. Berdasarkan kelompok umurnya, penduduk yang lebih besar jumlahnya adalah kelompok umur 15-19 tahun sebesar 1.730 orang dan kelompok umur 0-5 tahun sebesar 629 orang. Dari 10 penyakit terbesar di Desa Sialang Buah, diare berada di posisi ke-3 setelah ISPA dan dermatitis sebanyak 155 kasus pada tahun 2011 (Profil Desa Sialang Buah, 2011).
Dari observasi pendahuluan yang telah dilakukan pada April 2012, Desa Sialang Buah merupakan desa di pesisir pantai yang rumah penduduknya terlihat kumuh. Masyarakat Desa Sialang Buah pada umumnya bermatapencaharian sebagai nelayan. Masyarakat masih banyak menggunakan air sumur gali dan sumur bor untuk keperluan air minum, mandi, cuci, dan kakus. Masih ditemukan masyarakat yang yang tidak memiliki jamban dan membuang tinja langsung ke sungai. Di lingkungan perumahan penduduk ini juga terlihat ternak lepas seperti babi yang berkeliaran di sekitar pekarangan rumah. Berdasarkan hasil penelitian Wulandari (2009) tentang hubungan antara faktor lingkungan dan faktor sosiodemografi dengan kejadian diare, ditunjukkan bahwa ada hubungan sumber air minum, tempat pembuangan tinja, dan jenis lantai rumah dengan kejadian diare pada anak balita di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen. Berdasarkan hasil penelitian Sitinjak (2011) tentang hubungan PHBS dengan kejadian diare ditunjukkan bahwa menggunakan air bersih, air minum, jamban, dan cuci tangan pakai sabun mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian diare di Desa Pardede Onan Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan kondisi lingkungan perumahan dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.
1.2. Perumusan Masalah Angka kejadian diare yang cukup tinggi pada kelompok umur 0-5 tahun dan banyaknya rumah yang kumuh serta kondisi sanitasi yang buruk di Desa Sialang Buah, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan kondisi lingkungan perumahan dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kondisi lingkungan perumahan dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui hubungan sarana air bersih dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah. 2. Untuk mengetahui hubungan jamban dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah. 3. Untuk mengetahui hubungan sarana pembuangan air limbah dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah. 4. Untuk mengetahui hubungan sarana tempat pembuangan sampah dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah.
5. Untuk mengetahui hubungan lantai rumah dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah. 6. Untuk mengetahui hubungan kepadatan lalat dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah. 7. Untuk mengetahui hubungan sarana tempat penyimpanan makanan dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah. 8. Untuk mengetahui hubungan kandang ternak dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah. 9. Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah. 10. Untuk mengetahui hubungan menggunakan air bersih dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah. 11. Untuk mengetahui hubungan menggunakan jamban sehat dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah. 12. Untuk mengetahui hubungan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan kejadian diare di Desa Sialang Buah.
1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai informasi dan menjadi bahan masukan bagi Puskesmas Sialang Buah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai dalam pencegahan kejadian diare. 2. Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai hubungan kondisi lingkungan perumahan dengan kejadian diare sehingga masyarakat dapat memelihara kesehatan lingkungan perumahan untuk mencegah kejadian diare. 3. Menambah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam mengenai penyakit diare.