BAB I PENDAHULUAN. Ada banyak hal yang dapat dikaji dalam kehidupan manusia. Misalnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. Sastra tumbuh, hidup, dan berkembang seiring dengan kemajuan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lawan jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan narkoba menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. hidup ditengah-tengah masyarakat, apalagi dengan adanya reformasi. terhadap segala sesuatu melalui jalur pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Rohiman Lesmana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2014 FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal di sekolah memegang peranan yang sangat besar dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ada banyak hal yang dapat dikaji dalam kehidupan manusia. Misalnya pemakaian bahasa, media atau alat komunikasi digital, organ tubuh manusia, bakat dan minat, kejiwaan, kesehatan, serta kegiatan perekonomian manusia. Permasalahan pemakaian bahasa ataupun isi dari sebuah teks yang ditulis oleh manusia merupakan salah satu hal yang menarik untuk dikaji secara ilmiah. Hal ini menarik dikaji karena terdapat banyak gagasan dari isi sebuah teks, mengingat teks merupakan sarana manusia untuk menuangkan ide, gagasan, dan alam pikir. Gagasan-gagasan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan terdiri dari berbagai bentuk diantaranya buku teks, buku pengetahuan, tulisan di koran, dan tulisan manusia di media sosial. Buku teks merupakan salah satu bentuk tulisan manusia yang disusun secara sistematis, dan terstruktur yang ditulis untuk tujuan pendidikan tertentu. Ada buku teks yang digunakan untuk tingkat sekolah dasar. Ada yang digunakan untuk sekolah menengah pertama. Ada buku teks yang digunakan untuk sekolah menengah atas. Ada pula buku teks yang digunakan untuk tingkat perguruan tinggi, dan lain sebagainya. Isi buku teks berupa materi dan bahan ajar dari mata pelajaran atau ilmu tertentu yang dikemas dalam bentuk buku jilidan. Sebagai contoh gagasaan manusia yang tertulis dalam buku ialah buku teks Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2014 (selanjutnya disingkat BTBI SMAKX K13 ER14) dan 1

2 Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 (selanjutnya disingkat BTBI SMAKX K13 ER17) yang diterbitkan Kemdikbud RI tahun 2014 dan 2017 berisi materi ajar bahasa dan sastra. Berbagai materi tersebut tersusun secara sistematis, terstruktur, dan komprehensif. Selain berupa materi ajar, terdapat bahan muatan pengayaan, latihan soal, dan bahan diskusi untuk mengembangkan, dan memperluas wawasan peserta didik. Berdasarkan pembacaan, materi ajar dan bacaan dalam buku teks bahasa Indonesia SMA terdiri dari berbagai tema. Hal ini diungkapkan penulis buku, dalam sambutannya. Apakah benar bahwa setiap bab terdiri dari berbagai tema dan sub tema yang berbeda? Benarkah bahwa setiap buku tersebut direvisi terdapat perubahan atau penambahan tema yang berbeda? Hasil penelitian ini yang akan menjawab pertanyaan tersebut. Masing-masing dari setiap tema memiliki muatan nilai tertentu. Hasil pembacaan awal peneliti nilai pendidikan karakter merupakan salah satu muatan yang paling banyak terdapat dalam buku teks. Mengapa nilai pendidikan karakter sangat penting dimunculkan? Penelitian ini akan membahasnya lebih detail mengenai muatan dan pentingnya pendidikan karakter disajikan dalam buku teks bahasa Indonesia SMA. Para pemerhati psikologi khususnya bidang keilmuaan biblioterapi beranggapan bahwa bacaan yang menarik bagi anak akan memengaruhi (menginspirasi) anak melakukan apa yang ada dalam cerita, kemudian diterapkan dalam perilaku mereka (Agustina, 2017:17). Dengan melihat pandangan tersebut pemerintah gencar melakukan kampanye percontohan pembentukan karakter ke

3 masyarakat terpelajar (:peserta didik). Gerakan tersebut dilakukan dengan pemberian literasi berkarakter melalui buku teks dalam setiap mata pelajaran di berbagai jenjang pendidikan. Membangun karakter peserta didik merupakan salah satu aspek terpenting dalam proses pendidikan. Karakter berwujudkan standar norma dan sistem nilai yang terimplementasikan dalam berbagai bentuk kualitas diri melalui aktivitas manusia. Nilai pendidikan karakter di Indonesia hadir dengan dilandasi nilai-nilai luhur keagamaan, dan nilai-nilai kebaikan yang terdapat dalam jiwa Pancasila, yang akhirnya terwujudkan dalam perilaku. Oleh karena itu, pendidikan yang mengembangkan karakter dapat membantu peserta didik dalam menanamkan etika, moral, dan sikap tanggung jawab. Penanaman karakter merupakan isu yang sentral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, khususnya dalam kebijakan pendidikan nasional. Sejak pemerintahan era Susilo Bambang Yudhoyono sampai dengan era Joko Widodo yang mencanangkan Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025, dan Desain Induk Pendidikan Karakter tahun 2010 yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, isu dan wacana mengenai pendidikan karakter terus bergulir sebagai kepentingan bangsa di masa mendatang. Isu-isu tersebut berkembang mengingat kemajuan peradaban bangsa di masa mendatang ditentukan oleh generasi saat ini. Hal ini sesuai dengan pendapat (Basri, 2012:13) dan Jhon Dewey (dalam Nugroho, 2013:19) bahwa pendidikan

4 digunakan sebagai tumpuan membentuk peradaban bangsa dan juga sebagai upaya rekontruksi dan progresif manusia Indonesia di masa mendatang. Penanaman karakter melalui dunia pendidikan merupakan hal yang tepat. Pendidikan memiliki basis masa yang jelas, yaitu peserta didik. Peserta didik diajarkan karakter mulai dari tingkat dasar hingga tingkat sekolah menengah atas. Selain itu pelaksanaan pendidikan formal di sekolah memiliki aturan yang dapat mengikat atau memaksa peserta didik sehingga dapat menunjang keberhasilan penanaman pendidikan baik secara langsung maupun rekayasa. Pendidikan nasional memiliki beberapa fungsi. Adapun fungsi tersebut untuk membentuk watak, dan peradaban bangsa yang santun, bermartabat dalam rangka menjalankan misi mencerdaskan kehidupan bangsa, demi mewujudkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan tertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Intisari tujuan pendidikan nasional tersebut menggambarkan tujuan pendidikan untuk mewujudkan manusia yang utuh secara spiritual, moral, estetika, emosional, sosial, intelektual, dan fungsional (Nasir, 2013:14). Nilai pendidikan karakter dari setiap tema yang terdapat dalam teks atau wacana buku Bahasa Indonesia SMA kelas X terbitan Kemdikbud 2014 dan 2017 memuat ajaran kesalehan sosial, kesalehan individu, dan kepedulian terhadap sesama manusia. Nilai, dan ajaran tersebutlah yang dapat digunakan untuk membekali para generasi milenial saat ini untuk melatih rasa kepekaan sosial terhadap seasama manusia, lingkungan, dan sesama makhluk hidup. Karena kita tahu saat ini usia yang medominasi hidup di Indonesia ialah para generasi X, Z, dan Y (:generasi milenial). Generasi ini umumnya medominasi di tingkat SMA.

5 Para pemerhati teori generasi menguraikan bahwa generasi milenial ini memiliki karakteristik yang hidup berindividu, tanpa perlu hidup bersosial ataupun bermasyarakat. Untuk itu sangat perlu ditanamkan nilai-nilai pendidikan karakter dan kepekaan sosial dalam buku teks Bahasa Indonesia SMA untuk melatih kebiasaan mereka mencermati nilai-nilai kesosialan dan kebajikan dalam berbagai ilustrasi. Secara tak langsung nantinya akan memengaruhi tingkah laku generasi ini. Hal ini sejalan dengan teori filsuf etika Ibnu Miskawaih (Hidayatullah, 2018:26) bahwa sesuatu yang telah menjadi kebiasaan tidak memerlukan kinerja otak, dengan kata lain bertindak tanpa berpikir dan pertimbangan secara mendalam. Analisis yang digunakan untuk membedah tema dan nilai pendidikan karakter dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas X SMA dengan analisis wacana. Analisis wacana merupakan analisis yang merujuk pada upaya mengkaji pengaturan bahasa di atas kalimat atau di atas klausa, dan karenanya mengkaji satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas, seperti pertukaran percakapan atau teks tertulis (Stubbs dalam Oetomo, 1993:5). Wacana merupakan satu kesatuan semantik, bukan kesatuan gramatikal (Rani, Arifin & Martutik, 2006:vi). Kesatuan yang bukan lantaran bentuknya (morfem, kata, klausa, atau kalimat), tetapi kesatuan arti. Analisis wacana yang dikembangkan oleh para peneliti saat ini sebagian besar hanya menganalisis wacana dalam unsur internal bahasa itu sendiri. Membedah wacana hanya dari segi kata, kalimat, teks dan koteks dalam wacana tanpa memerhatikan konteks wacana itu hadir. Pemetaan tema dan muatan nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas X SMA akan dianalisis menggunakan analisis

6 wacana. Tentu analisis ini dengan memerhatikan konteks wacana dan melibatkan unsur lain di luar ilmu bahasa. Selain itu, penelitian ini juga akan membedah muatan keterampilan berbahasa yang terdapat dalam setiap perintah di akhir wacana. Keterampilan berbahasa yang akan dianalisis meliputi muatan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Adapun yang dijadikan sebagai sumber data pada penelitian ini berupa buku teks Bahasa Indonesia untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X. Buku yang digunakan adalah buku teks standar yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia edisi revisi 2014 dan 2017 kurikulum 2013. Buku yang dijadikan sumber data penelitian dibatasi hanya buku teks Bahasa Indonesia SMA kelas X mengingat buku teks Bahasa Indonesia kelas X, dan kelas XI sumber datanya terbatas. Penelitian lain mengenai wacana terbatas meneliti unsur yang ada di dalam teks saja, tanpa mengaitkan dengan unsur di luar kebahasaan. Berbeda dengan penelitian ini nantinya, selain mengkaji unsur wacana (:tema) dalam buku teks dikaji pula isi atau konten dari setiap tema yang ada dalam buku teks. Muatan nilai pendidikan karakter dan muatan keterampilan berbahasa yang terkandung dalam buku teks. Permasalahan latar belakang yang dipaparkan penulis di atas melatarbelakangi penelitian ini. Peneliti merumuskan dalam judul Pemetaan Tema, Pendidikan Karakter, dan Keterampilan Berbahasa dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas X SMA.

7 B. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini disajikan untuk membatasi objek penelitian supaya tidak terlalu luas. Adapun ruang lingkup pada penelitian ini mengenai pemetaan tema, penggalian muatan nilai pendidikan karakter, dan muatan keterampilan berbahasa yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia SMA. Buku teks yang dianalisis merupakan BTBI SMAKX K13 ER14 dan BTBI SMAKX K13 ER17. C. Fokus Kajian Berdasarkan latar belakang di atas, ada fokus kajian yang akan dibahas, Bagaimana pemetaan tema, pendidikan karakter, dan keterampilan berbahasa dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas X SMA?. Fokus tersebut dirinci menjadi tiga subfokus. 1. Bagaimana distribusi tema dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA edisi revisi tahun 2014 dan 2017? 2. Bagaimana muatan nilai pendidikan karakter dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA edisi revisi tahun 2014 dan 2017? 3. Bagaimana keterampilan berbahasa yang dapat diambil dari setiap wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas X SMA edisi revisi tahun 2014 dan 2017?

8 D. Tujuan Penelitian Sejalan dengan fokus penelitian di atas, ada tiga tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. 1. Mendeskripsikan distribusi tema dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA edisi revisi tahun 2014 dan 2017. 2. Mendeskripsikan muatan nilai pendidikan karakter dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA edisi revisi tahun 2014 dan 2017. 3. Mendeskripsikan keterampilan berbahasa yang dapat diambil dari setiap wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas X SMA edisi revisi tahun 2014 dan 2017. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini terdiri dari dua hal, yakni manfaat teoritis, dan praktis. Adapun kedua manfaat tersebut diuraikan di bawah ini. 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dalam penelitian ini guna memberikan sumbangan ilmu pengetahuan mengenai kandungan tema, nilai pendidikan karakter, dan muatan keterampilan berbahasa yang terdapat dalam BTBI SMAKX K13 ER14 dan BTBI SMAKX K13 ER17. 2. Manfaat Praktis Ada beberapa manfaat praktis dalam penelitian ini. (1) Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan penentuan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa. (2) Bagi penyusun buku ajar, penelitian ini dapat dijadikan

9 sebagai bahan masukan dan evaluasi pembuatan buku ajar. (3) Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pijakan, dan referensi dalam melakukan penelitian selanjutanya. F. Penjelasan Istilah Penjelasan istilah berisi uraian deskripsi istilah dalam penelitian yang disusun guna memermudah pembaca dalam memahami hasil penelitian. 1. Buku Teks : Buku yang digunakan sebagai pegangan mata pelajaran tertentu yang merupakan buku standar, buku ini disusun oleh para pakar dengan tujuan instruksional untuk menunjang kegiatan pembelajaran. 2. Tema : Pokok pikiran dari sebuah teks atau wacana yang sifatnya umum. 3. Pendidikan Karakter : Usaha sadar untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak, berkelakuan baik (:berbudi pekerti luhur) dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka memberi konstribusi positif kepada lingkungan. 4. Keterampilan Berbahasa : Kecakapan seseorang dalam memergunakan bahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.