PERATURAN NOMOR : PER-07/MENKO/POLHUKAM/12/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TAT A KERJA SEKRETARIAT KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KANTOR STAF PRESIDEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KETUA KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

2 2. Peraturan Presiden Nomor 118 Tahun 2014 tentang Sekretariat, Sistem dan Manajemen Sumber Daya Manusia, Tata Kerja, serta Tanggung Jawab dan Penge

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 133/PMK.01/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 11 /PER/M.KOMINFO/03/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMISI INFORMASI PUSAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT KABINET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT LEMBAGA SENSOR FILM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 07/M/PER/VII/2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : Mengingat :

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2012 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Nomor : 04/P/M.KOMINFO/5/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2012 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 12 /PER/M.KOMINFO/03/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. Ombudsman RI. Organisasi dan Tata Kerja. PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2016, No Tahun 2011 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5255); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pel

2017, No Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG KANTOR STAF PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Organisasi dan Tat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.41/MENHUT-II/2006 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MATARAM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 33 /Menhut-II/2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.110,2012

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

2011, No Memperhatikan : 4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Beri

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1442/MENKES/PER/X/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

PERPUSTAKAAN NASIONAL R.I. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.597,2012

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 301/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT PRESIDEN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 32 /Menhut-II/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republ

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 20 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN SAR NASIONAL

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kemen

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PERTAHANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR : PER-07/MENKO/POLHUKAM/12/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TAT A KERJA SEKRETARIAT KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN, Menimbang : Mengingat : Memperhatikan : bahwa sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, dan dalam rangka pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, maka perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi Kejaksaan Republik Indonesia. 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi Kejaksaan Republik Indonesia. Surat Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor: B/2721/M.PAN-RB/11/2011 tanggal 11 Nopember 2011. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA.

BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Sekretariat Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, yang selanjutnya dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini disebut Sekretariat, adalah unsur staf yang membantu Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, yang selanjutnya disebut Komisi Kejaksaan, dalam menyelenggarakan kesekretariatan di Komisi Kejaksaan. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satuan organisasi di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, secara fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Komisi Kejaksaan, dan secara administratif bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. (3) Sekretariat dipimpin oleh Kepala Sekretariat. Pasal 2 Sekretariat mempunyai tugas memberikan dukungan teknis dan administratif kepada Komisi Kejaksaan. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Sekretariat menyelenggarakan fungsi: a. pemberian dukungan dalam penanganan pekerjaan terkait rencana kerja dan anggaran, organisasi, kepegawaian, ketatausahaan, keuangan, kerumahtanggaan, sarana dan prasarana, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporannya; b. pemberian dukungan dalam pengadministrasian dan penanganan laporan masyarakat, penyiapan bahan pengambilalihan pemeriksaan, pemeriksaan ulang, dan pemeriksaan tambahan, serta dukungan dalam pelaksanaan penilaian perilaku dan kinerja Jaksa dan/atau pegawai Kejaksaan, dukungan pelaksanaan dan pengadministrasian pengawasan, pemantauan dan penilaian sumber daya manusia, organisasi, sarana dan prasarana Kejaksaan; c. pengelolaan keuangan di Komisi Kejaksaan; d. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan Negara di Komisi Kejaksaan; e. pelaksanaan tugas lain yang diperlukan oleh Komisioner Komisi Kejaksaan. -2-

BAB II SUSUNAN ORGANISASI Sekretariat terdiri dari: a. Bagian Umum; b. Bagian Pelayanan Teknis; c. Bagian Hubungan Antarlembaga. Pasal 4 Bagian Kesatu Bagian Umum Pasal 5 Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan, administrasi keuangan, kepegawaian, kerumahtanggaan, sarana dan prasarana. Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: a. pengelolaan administrasi umum, penatausahaan, pengarsipan, dan pengelolaan perpustakaan; b. pengelolaan kepegawaian; c. pengadaan barang dan jasa, pemeliharaan aset kantor, dan kerumahtanggaan; d. pengelolaan perencanaan dan administrasi keuangan; e. pelaksanaan keprotokolan dan pengamanan; f. pelaksanaan tugas lain yang diperlukan oleh Komisioner dan/atau yang diberikan oleh Kepala Sekretariat. Pasal 7 Bagian Umum terdiri dari: a. Subbagian Tata Usaha, Kepegawaian, dan Rumah Tangga; b. Subbagian Keuangan Pasal 8 Subbagian Tata Usaha, Kepegawaian, dan Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan penatausahaan surat-menyurat, penggandaan, kearsipan, pengelolaan kepegawaian, pengadaan barang dan jasa, pelaksanaan keprotokolan, dan pengamanan, serta rumah tangga. -3-

Pasal 9 Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi keuangan, yang meliputi verifikasi, perencanaan dan pelaksanaan anggaran, akuntansi, penatausahaan keuangan, serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan anggaran. Bagian Kedua Bagian Pelayanan Teknis Pasal 10 Bagian Pelayanan Teknis mempunyai tugas memberikan dukungan teknis dalam penanganan pengaduan masyarakat, penyiapan bahan pelaksanaan pengambilalihan pemeriksaan, pemeriksaan ulang, dan pemeriksaan tambahan, serta pelaksanaan pengawasan dan penilaian atas perilaku dan kinerja Jaksa dan pegawai Kejaksaan, serta atas organisasi, sarana dan prasarana Kejaksaan. Pasal 11 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Bagian Pelayanan Teknis menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan administrasi pengaduan masyarakat; b. pengelolaan pengaduan masyarakat dan tanggapan klarifikasi/tindak lanjut dari internal Kejaksaan mengenai kinerja dan perilaku Jaksa dan pegawai Kejaksaan; c. pengelolaan database kinerja dan perilaku Jaksa dan pegawai Kejaksaan ; d. pemberian dukungan dalam pelaksanaan evaluasi atas hasil pendataan dari pengaduan masyarakat serta tanggapan dari internal Kejaksaan; e. penyiapan dan dukungan pelaksanaan tindak lanjut Komisi Kejaksaan atas hasil evaluasi; f. pemantauan maupun penyiapan langkah selanjutnya dari tindak lanjut yang dijalankan oleh Komisi Kejaksaan; g. pelaksanaan tugas lain yang diperlukan oleh Komisioner, dan/atau yang diberikan oleh Kepala Sekretariat. Pasal 12 Bagian Pelayanan Teknis, terdiri dari : a. Subbagian Pengaduan Masyarakat dan Pendataan; b. Subbagian Evaluasi dan Tindak Lanjut. -4-

Pasal 13 Subbagian Pengaduan Masyarakat dan Pendataan mempunyai tugas melakukan penyiapan administrasi penanganan pengaduan masyarakat dan pengolahan database kinerja dan perilaku Jaksa serta pegawai Kejaksaan. Pasal 14 Subbagian Evaluasi dan Tindak Lanjut mempunyai tugas penyiapan evaluasi hasil pendataan/hasil klarifikasi tindak lanjut internal Kejaksaan dan penyiapan tahapan rekomendasi sebagai tindak lanjut hasil evaluasi Komisi Kejaksaan. Bagian Ketiga Bagian Hubungan Antarlembaga Pasal 15 Bagian Hubungan Antarlembaga mempunyai tugas memberikan dukungan analisis atas kondisi tata kerja dan sarana prasarana di Kejaksaan, melaksanakan hubungan kelembagaan dengan kementerian, lembaga-iembaga negara, organisasi kemasyarakatan, dan perguruan tinggi dalam rangka pemberian dukungan peningkatan kapasitas kelembagaan Komisi Kejaksaan dan Kejaksaan. Pasal 16 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 15, Bagian Hubungan Antarlembaga menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan penyusunan rancangan program kerja dalam rangka penguatan kelembagaan Komisi Kejaksaan; b. pelaksanaan pemberian dukungan analisis atas kondisi tata kerja dan sarana prasarana di Kejaksaan; c. pelaksanaan pemberian dukungan hubungan dengan kementerian dan lembaga terkait; d. pelaksanaan pemberian dukungan hubungan dengan lembaga-iembaga negara; e. pelaksanaan pemberian dukungan hubungan dengan organisasi kemasyarakatan dan perguruan tinggi; f. pelaksanaan pemberian dukungan pengelolaan informasi dan hubungan masyarakat; g. pelaksanaan pemberian dukungan penyusunan laporan kepada Presiden; h. pelaksanaan tugas lain yang diperlukan oleh Komisioner, dan/atau yang diberikan oleh Kepala Sekretariat. -5-

Pasal 17 Bagian Hubungan Antarlembaga, terdiri dari : a. Subbagian Dukungan Penguatan Lembaga; b. Subbagian Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat. Pasal 18 Subbagian Dukungan Penguatan Lembaga mempunyai tugas melakukan penyiapan analisis perbaikan atas kondisi tata kerja, sarana prasarana di Kejaksaan, serta penyusunan rancangan program kerja dalam rangka penguatan kelembagaan Komisi Kejaksaan. Pasal 19 Subbagian Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan pelaksanaan pemberian dukungan hubungan dengan kementerian dan lembaga terkait, lembaga-iembaga negara, organisasi kemasyarakatan, dan perguruan tinggi, dukungan pengelolaan informasi dan hubungan masyarakat, serta pemberian dukungan penyusunan rancangan laporan kepada Presiden. BAB III JABATAN FUNGSIONAL Pasal 20 (1) Di Sekretariat dapat diangkat sejumlah pejabat fungsional sesuai kebutuhan dan beban kerja masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. (2) Pejabat fungsional mempunyai tugas sesuai dengan jabatan fungsional masing masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. (3) Pejabat fungsional dalam melaksanakan tugasnya dikelompokkan sesuai bidang keahliannya. Pasal 21 (1) Jenis dan jabatan fungsional diatur sesuai peraturan perundang-undangan. (2) Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, para pejabat fungsional berada di bawah koordinasi dan pembinaan, serta mendapatkan pelayanan administrasi dari Kepala Sekretariat. (3) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. -6-

BAB IV ESELON JABATAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Pasal 22 (1) Kepala Sekretariat merupakan jabatan struktural eselon II.a. (2) Kepala Bagian merupakan jabatan struktural eselon lii.a. (3) Kepala Subbagian merupakan jabatan struktural eselon IV.a. Pasal 23 (1) Kepala Sekretariat diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, atas usul Komisi Kejaksaan. (2) Pejabat struktural eselon III dan eselon IV diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Pasal 24 Pejabat fungsional di Sekretariat diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan sesuai peraturan perundangundangan. BAB V TATA KERJA Pasal 25 (1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Sekretariat memberikan dukungan teknis dan administratif kepada Komisi Kejaksaan. (2) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik di lingkungan satuan organisasi masing-masing maupun instansi lain. (3) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi kebijakan, strategi, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Pasal 26 Setiap pimpinan di lingkungan satuan organisasi masing-masing bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan bawahannya dan memberikan bimbingan, arahan bagi pelaksanaan tugas bawahan, serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya dan laporan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Pasal 27 Semua unsur di Sekretariat wajib menerapkan sistem pengendalian internal di lingkungan masing-masing. -7-

Pasal 28 (1) Pemberian dukungan teknis dan administratif kepada Komisi Kejaksaan dapat dilakukan melalui: a. rapat koordinasi dalam rapat pleno Komisioner Komisi Kejaksaan; b. koordinasi dalam melaksanakan tugas dengan Komisioner Komisi Kejaksaan; c. rapat koordinasi Komisi Kejaksaan dengan kementerian dan lembaga terkait; d. konsultasi langsung dengan para Menteri dan pimpinan lembaga lain yang terkait; e. rapat koordinasi tingkat eselon I dengan kementerian dan lembaga terkait; f. rapat kelompok kerja yang dibentuk oleh Ketua Komisi Kejaksaan; g. rapat koordinasi internal dan eksternal. (2) Pelaksanaan koordinasi dilakukan secara berkala dan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. (3) Hasil pelaksanaan koordinasi Sekretariat dilaporkan dalam Rapat Pleno Komisioner dan/atau Ketua Komisi Kejaksaan guna dijadikan bahan laporan kepada Presiden, ataupun menjadi bahan tindak lanjut kepada Jaksa Agung, maupun menjadi bahan tindak lanjut lainnya yang diperlukan, baik oleh Sekretariat maupun bersama Komisioner dengan unsur kementerian dan lembaga terkait. Pasal 29 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Ketua Komisi Kejaksaan dapat membentuk perangkat kerja dan memberikan penugasan yang bersifat ad-hoc dan non struktural di Sekretariat, berupa pembentukan Tim Kerja berdasar kebutuhan, guna melakukan koordinasi pembahasan atau pengkajian masalah yang bersifat strategis, untuk merumuskan saran atau konsep kebijakan, dan pemecahan masalah yang memerlukan penyelesaian bersama yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan di Komisi Kejaksaan, maupun untuk pelaksanaan suatu pekerjaan yang perlu ditangani bersama. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 30 Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas dan wewenang Sekretariat Komisi Kejaksaan Republik Indonesia dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara cq Anggaran Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. -8-

BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 31 Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini, maka Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: Per- 071/A/JA/08/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi Kejaksaan Republik Indonesia dinyatakan tidak berlaku. Pasal 32 Perubahan atas susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat diatur oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan berdasarkan usulan Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi. Pasal 33 Untuk mencapai dayaguna dan hasil guna dalam pelaksanaan tugas, Sekretariat diwajibkan mengadakan evaluasi tentang organisasi, tata kerja serta kinerja Staf beserta analisis atas volume dan beban kerja guna lebih memantapkan tujuan dan pelaksanaan tug as dan fungsi Komisi Kejaksaan Republik Indonesia. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 34 Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 16 Desember 2011 MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN ttd. DJOKO SUYANTO -9-

MENTERI KOORDINATOR LAMPIRAN PERATURAN MENKO POLHUKAM BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR : PER-07 /MENKO/POLHUKAM/12/2011 REPUBLIK INDONESIA TANGGAL : 16 DESEMBER 2011 STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOORDNATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN ttd. DJOKO SUYANTO