Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan. perkembangan bank dan lembaga keuangan syari ah.kebijakan pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB III GAMBARAN UMUM BMT HARAPAN UMAT PATI. semakin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat kepada lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan. pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB 1 PENDAHULUAN. hlm.15. Press, 2008,hlm. 61

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB IV ANALISA KEPERCAYAAN NASABAH TERHADAP SIRELA (SIMPANAN SUKARELA) PADA BMT HARAPAN UMAT PATI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) adalah badan yang lebih mengarah pada usaha-usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB II LANDASAN TEORI. mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. memicu perbankan untuk menjalankan dual banking system yaitu bank. konvensional yang juga menjalankan unit usaha syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. muslim dihadapkan pada sutu pilihan, yaitu penyimpanan dananya di bank

BAB I PENDAHULUAN. latar belakang pada penelitian ini. Fenomena masalah adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Oleh karena itu bank dapat dikatakan sebagai baromer

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan perkembangan bank dan lembaga keuangan syari ah.kebijakan pemerintah terhadap perbankan syari ah di Indonesia terdapat dalam undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992 tentang perbankan dan undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang No. 7 tahun 1992. 1 Sejak dikeluarkannya UU Perbankan dan Undang-Undang No. 23 tahun 1999 Tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 tahun 2004 yang mengakomodasi perbankan syariah, maka sejak tahun 1998 perbankan syariah nasional berkembang cukup pesat, baik aset maupun kegiatan usahanya. Dengan berkembangnya perbankan syariah dan sektor keuangan syariah lainnya, berarti telah terbentuk dual system ekonomi di Indonesia, yaitu ekonomi konvensional dan ekonomi syariah. 2 Undang undang yang dikeluarkan oleh pemerintah tentunya merupakan salah satu acuan yang secara tidak langsung member arahan kepada bank konvensional untuk membuka cabang dengan penerapan hukum syariah.melihat banyaknya jumlah penduduk muslim yang merupakan mayoritas di Negara ini dan meningkatnya kesadaran muslim untuk mengenal dan menerapkan syariat syariat hukum islsam dalam keseharianya maka dapat diperkirakan praktek Bank 25. 1 Dwisuwiknyo, AnalisisLaporanKeuanganPerbankanSyariah,, Yogyakarta: PustakaPelajar, 2010 Hal : 2 Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta :GramediaPustakaUtama, 2012, hlm. 10 1

2 Syariah ini akan maju dan berkembang pesat. BMT merupakan kependekan dari Baitul Maal Wat Tamwil, dimana Baitul Maal disini berfungsi untuk mengumpulkan sekaligus mentasyarufkan dana sosial. Sedangkan Wat Tamwil merupakan lembaga bisnis yang bermotif laba.bmt merupakan suatu organisasi bisnis yang juga berperan sosial, lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan, yaitu simpan-pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota (nasabah) serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan. 3 Tujuan didirikannya BMT yaitu meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. BMT juga mempunyai asas dan landasan yaaitu berdasarkan pada Pancasila dan UUD 45 serta berlandaskan prinsip Syari ah Islam, keimanan, keterpaduan (kaffah), kekeluargaan/ koperasi, kebersamaan, kemandirian dan profesionalisme. Dengan demikian keberadaan BMT menjadi Organisasi yang sah dan legal.sebagai lembaga keuangan Syari ah, BMT harus berperan teguh pada prinsip syari ah. 4 Larangan kuat terhadap praktek riba telah disampaikan secara jelas dalam Al-Qur an karena riba menimbulkan kerusakan dimasyarakat baik secara ekonomi, social maupun moral.dengan demikian, setiap kegiatan muamalah tidak boleh mengandung unsure ribawi. Terkait hal itu, Majlis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa tentang haramnya riba, dan sejak dikeluarkannya Fatwa Dewan Syari ah Nasional (DSN) MUI tentang pengharaman riba tersebut, banyak masyarakat mulai merubah pola kegiatan 3 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, Jakarta : UII Pres, 2004, hlm 126 4 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, Jakarta : UII Pres, 2004, hlm 128-129. 2

3 ekonomi khususnya di bidang perbankan dengan beralih dari perbankan konvensional menuju perbankan syari ah. Lembaga keuangan syariah baik bank mapun non bank berfungsi sebagai lembaga intermediary antara pihak surplus fund dengan pihak defisit fund dituntutun tuk mengalirkan Dana Pihak Ketiga (DPK) kesektorriil. Namun fungsi tersebut belum sepenuhnya dipraktikkan oleh bank-bank, khususnya bank syari ah. Mereka lebih dominan memberikan pembiayaan berbasis jual beli (murabahah), yang memberikan return besardengntingkatresikolebihkecil, daripadapembiayaan modal kerja (mudharabah) dengan system bagi hasil. BMT Harapan Umat Pati didirikan pada Mei 2005 dengan akta pendirian koperasi usaha syariah dan disahkan oleh Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah dengan No. Badan Hukum: 518/202/BH/XI/2005. Dengan semakin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat kepada Lembaga Keuangan Syariah, menjadikan peluang BMT Harapan Umat untuk mengelola dan menyalurkan dana ke masyarakat lebih terbuka. Melalui kinerja yang berbasis syariah diharapkan BMT Harapan Umat mampu menjadi salah satu penyokong bangkitnya perekonomian di tingkat mikro yang berbasiskan syariah di daerah Pati khususnya. Dalam penghimpunan dana, BMT Harapan Umat memiliki berbagai macam produk yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. produk penghimpunan dana yang ditawarkan kepada nasabah meliputi Simpanan Sukarela (SIRELA), Simpanan Pelajar (SIMPEL), Simpanan Sukarela Berjangka (SISUKA), Simpanan Qurban (SIQURBAN), Simpanan Masa Depan (SIMAPAN), Arisan Berkah dan Arisan Wisata. Selama penulis melakukan Praktek kerja lapangan di BMT Harum Pati 3

4 penulis mengamati suatu ketertarikan mitra BMT terhadap suatu produk penyimpanan yang disebut dengan Arisan Wisata. Arisan Wisata ini merupak suatu bentuk produk tabungan rutin bulanan dengan bonur berwisata gratis diakhir periode tanpa mengurangi nominal simpanan para mitra. Produk ini termasuk produk yang masih baru di telinga penulis dan masih jarang di pakai di BMT atau lembaga keuangan pada umumnya.tidak seperti produk penyimpanan lainya arisan wisata ini mempunyai ketentuan ketentuan yang sangat mengikat terhadap mitra dengan BMT, ketentuan tersebut tertuang dalam surat perjanjian yang di sepakati di awal pembukaan rekening dalam 10 butir ketentuan yang di atur oleh BMT. Pada umumnya mitra menabung ke BMT dengan tujuan penyimpanan yang aman, dapat diambil sewaktu waktu dan mendapatkan bagi hasil secara langsung / terlihat dan dirasakan pada jangka waktu yang pendek. Tetapi pada Arisan wisata ini ketentuan yang dituliskan pada pasal kesepuluh bahwa jika mitra berhenti / keluar dari arisan maka uang dari arisan yang disimpan rutin tiap bulanya hanya dapat diambil diakhir periode bersamaan dengan peserta Arisan yang lain. dengan kata lain tidak dapat diambil sewaktu-waktu untuk keperluan mendesak. Nominal tabungan juga ditentukan diawal perjanjian sebesar 150.000 pebulanya padahal prinsip mitra pada umumnya ketika menabung adalah menyisihkan sebagian uangnya untuk disimpan dengan ketentuan semua kebutuhanya terpenuhi dan dapat digunakan ketika dibutuhkan. tetapi pada tabungan ini mitra diharuskan menyisihkan uangnya sebesar nominal tersebut, secara rutin tiap bulanya. 4

5 Dilihat dari jangka waktu akad pun waktunya tidak sebentar, yaitu selama 26 bulan setara 2 tahun lebih 2 bulan. Jangka waktu tersebut juga tidak dikategorikan sebagai jangka waktu yang pendek, seperti yang kita ketahui bahkan deposito pun mempunyai jangka waktu perjanjian / akad antara 1 bulan 3 bulan dan 6 bulan. Jika mitra tidak benar-benar bersabar atau memberikan kepercayaanya pada BMT maka tidak mungkin mereka memilih produk penyimpanan ini. Karna pihak mitrapun harus bersabar untuk dapat mengunakan uang simpananya ini. Bonus berwisata gratis merupakan suatu gaya tarik tersendiri bagi Mitra dan calon mitra BMT Harum Pati. Arisan Wisata ini sudah berjalan 3 periode dan diketahui bahwa mitra yang bergabung pada periode sebelumnya kebanyakan membuka kembali produk Arisan wisata di periode setelahnya. Hal ini9 menunjukkan bahwa adanya kepercayaan yang terbangun oleh Mitra dengan pihak BMT. dan menunjukan keberhasilan BMT untuk membangun jaringan Mitra yang memiliki loyalitas pada salah satu produk BMT. Dari uraian tersebut maka penulis semakin tertarik untuk mendalami dan membuat Penelitian dengan Judul Strategi Produk Arisan Wisata di BMT Harapan Umat Pati. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana prosedur pengajuan pembuatan rekening arisan wisata di BMT Harapan Umat pati cabang Kayen Kabupaten Pati? 2. Bagaimana Strategi Pemasaran Produk Arisan Wisata di Bmt Harapan Ummat Pati Cabang Kayen Kabupaten Pati? 5

6 C. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui prosedur pengajuan rekening Arisan Wisata di BMT Harapan Umat pati cabang Kayen Kabupaten Pati 2. Untuk mengetahui analisis strategi pemasaran Arisan Wisata di BMT Harapan Ummat Pati Cabang Kayen Kabupaten Pati. D. Manfaat 1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu ekonomi mengenai stategi pemasaran di Lembaga Keuangan khususnya di BMT serta sebagai pembanding secara teori dan fakta yang terjadi di lapangan. 2. Manfaat Praktis Sebagai hasil karya yang dapat dijadikan sebagai bahan wacana dan pustaka dalam bidang keuangan bagi mahasiswa atau pihak lain. Hasil penelitian ini akan berguna dalam memberikan jawaban terhadap masalah yang akan diteliti serta sebagai bahan informasi mengenai strategi pemasaran bagi BMT Harapan Umat. 6

7 E. Tinjauan Pustaka Dalam rangka untuk mencapai penulisan hasil secara maksimal sebagai perbandingan dengan hasil penelitian yang sudah ada oleh beberapa mahasiswa antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Kholidatul Jannah dengan judul Strategi Produk Penghimpunan Dana Deposito Mudharabah di BPRS PNM Binama Semaran Strategi Produk Penghimpunan Dana Deposito Mudharabah di BPRS PNM BINAMA Semarang.Penelitian ini menyimpulkan bahwa Dalam praktik di BPRS PNM Binama, Deposito mudharabah merupakan deposito dengan akad antara pemilik dana sebagai shahibul maal (mitra) dengan bank sebagai pengelola dana mudhorib". Penghimpunan dana yang mengunakan prinsip mudharabah yang diaplikasikan oleh banyak bank syariah dalam produk deposito mudharabah dan tabungan mudharabah. Dimana dalam produk deposito mudharabah ditargetkan orang-orang yang punya dana lebih akan tertarik mengunakan produk deposito mudharabah. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Novi ardiani dengan judul Strategi Pemasaran Produk TARBIAH (Tabungan Arisan Berhadiah) di KJKS BINAMA Cabang Weleri. penelitian ini menyimpulkan bahwa KJKS mengunakan akad wadiah yad dhamanah sehingga KJKS dapat mengelola dana yang dihimpun sehingga memperoleh keuntungan. Dari keuntungan tersebut KJKS memberikan bonus berupa hadiah sebagai imbalan atas kepercayaan mitra. Strategi penentuan produk yang memberikan diferensiasi dengan produk pada lembaga keuangan sejenis merupakan suatu keunggulan yang dimiliki oleh KJKS BINAMA berupa Tarbiyah (Tabungan Arisan Berhadiah). Formatted: Font: Italic, Complex Script Font: Italic Formatted: Font: Italic, Complex Script Font: Not Italic.Setelah mengamati dari penelitian di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa penelitian tentang implementasi Strategi produk Arisan Wisata di BMT Harapan Umat Pati belum pernah dilakukan. Maka dari itu penulis memutuskan untuk membuat Tugas Akhir dengan mengambil tema tersebut. 7

8 F. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini dijelaskan sebagai berikut : 1. Jenis penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yang hasil temuanya didapatkan dari hasil pengamatan dan wawancara. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan dimana data yang diperoleh diambil dari sumber buku buku atau bacaan bagi suatu karya yang disebut studi pustaka. 2. Sumber data a. Data Primer Data primer adalah data diperoleh secara langsung dari penelitian dari informasi yang dicari. 5 Sumber data primer dalam penelitian ini adalah pengamatan serta hasil wawancara langsung kepada karyawan BMT Harapan Umat Pati. b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang mendukung data primer dan data diperoleh dari luar objek penelitian. 3. Teknik pengumpulan data Data-data yang didapat penulis melalui beberapa teknik, yaitu : a. Metode Interview Merupakan Teknik pengumpulan data dengan car bertanya secara langsung kepada pihak karyawan BMT harapan Umat Pati untuk mendapatkan informasi atau keterangan data. b. Metode Observasi Yaitu serangkaian pencatatan dan pengamatan terhadap para marketer BMT Harapan Umat Pati dalam pemasaran produk. 5 Saidudin azwar, Metodologi Penelitian, Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, hlm.91 8

9 c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan pen[carian data mengenai hal hal atau variable yang berupa pencatatan buku dengan cara meminjam data atau laporan-laporan untuk mengumpulkan data tentang keadaan BMT Harum Pati. G. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari empat bab dengan sistematika penulisanya sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi pendahuluan untuk mengantarkan tugas akhir secara keseluruhan. Pendahuluan pada bab petama ini didasarkan pada pembahasan masih secara umum. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan juga metodologi penelitian dan disertai dengan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini berisis mengenai pembahasan umum tentang topik yang diangkat yaitu produk penghimpunan dana, pemasaran serta konsepnya. Dalam bab ini akan dijelaskan tentang wadiah dan mcamnya serta pembahasan secara spesifik konsep pemasaran yang sesuai dengan aturan aturan islam BAB III : GAMBARAN UMUM Mengulas tentang kondisi umum BMT Harum Pati, sejarah, struktur organisasi dan produk-produk di BMT Harum Pati BAB IV : PEMBAHASAN Membahas tentang oprasional produk Arisan Wisata, Strategi pemasaranya serta analisis SWOT dari produk Arisan Wisata di BMT Harum Pati cabang Kayen. 9

10 BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab akhir dalam Tugas Akhir ini.didalam bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari permasalahan yang ada dan akan memberikan saran-saran tentang hal hal yang perlu disampaikan 10