BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember Maret 2017 di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. kecap dalam ransum dilaksanakan pada tanggal 28 November 28 Januari 2017.

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Tingkat Protein Ransum dan

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 24 Juli 2014 di kandang

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai kualitas kimiawi telur ayam hasil dari penggunaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Kapang R. Oryzae atau C.

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

BAB III MATERI METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB III MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Penambahan Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober sampai dengan 26

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap yang diproses

BAB III MATERI DAN METODE. pollard) terhadap respon fisiologi kelinci NZW betina dilaksanakan pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

METODE. Materi. Rancangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

Lampiran 1. Diagram pembuatan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi. Paku air. Diletakkan dalam bak. Diberi air. Dibersihkan.

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 28 April 2016 di CV.

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. terfermentasi (OMT) terhadap koefisien cerna dan persentase karkas pada ayam

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Frekuensi dan Periode Pemberian Pakan yang Berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

Transkripsi:

12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 - Maret 2017 di di Kandang E Fakultas Peternakan dan Pertanian dan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi Penelitian Materi penelitian yaitu 80 ekor ayam kampung persilangan umur 5 minggu unsexed dengan bobot badan 469,80 ± 38 gram (CV = 3,33%) dari peternakan rakyat di Temanggung. Ayam kampung persilangan merupakan hasil persilangan ayam kampung (jantan) dan ayam ras jenis petelur (betina). Bahan Pakan yang digunakan terdiri dari jagung, bungkil kedelai, bekatul, tepung ikan, pollard, CaCO 3, premix dan tepung Azolla microphylla fermentasi. Ransum finisher (protein 17% dan EM 2800 kkal/kg). Tepung azolla diberikan 10%, 15%, dan 20% di dalam ransum. Suhu yang digunakan pada penelitian ini, suhu di dalam kandang antara 26 C - 31 C dan suhu di luar kandang antara 24 C 30,8 C sedangkan kelembaban di dalam kandang antara 71,7% - 87,7% dan kelembaban di luar kandang antara 71,7% - 87,9% (Lampiran 2). Tepung Azolla microphylla difermentasi menggunakan EM4 untuk menurunkan serat kasar. Kandungan nutrisi tepung Azolla microphylla dan tepung Azolla microphylla difermentasi dengan EM4 dapat dilihat pada Tabel 3.

13 Tabel 3. Kandungan Nutrisi Tepung Azolla microphylla dan Tepung Azolla microphylla fermentasi dengan EM4 (% Kering Udara) Bahan Pakan EM PK LK SK Ca P KA Tepung azolla microphylla kkal/kg 2491,35 c 26,18 a 2,08 a 23,16 a 1,63 b 0,56 b 53,05 a Tepung azolla microphylla fermentasi 2514,52 c 24,33 a 3,11 a 23,84 a - - 42,11 a a. Hasil Analisis proksimat Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak dan Pakan Universitas Diponegoro, Semarang. b. Askar, S. 2001. c. EM dihitung menggunakan rumus Balton : EM (kkal/kg) = 40,81 (0,87 (PK + 2,25 x LK + BETN) + K) (Indreswari dkk. 2009). Kandang yang digunakan yaitu kandang bilah bambu menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Lampiran 1 ). Kandang ukuran 70 x 120 cm diisi 5 ekor ayam dilengkapi tempat pakan dan tempat minum 16 buah, 1 buah thermometer untuk mengukur suhu, lampu bohlam 15 watt sebagi sumber cahaya, tirai plastik, hand sprayer, timbangan digital kapasitas 5 kg, termohygrometer untuk mengukur suhu luar dan dalam kandang serta kelembaban dalam dan luar kandang, gelas ukur untuk mengukur EM4, plastik untuk membungkus azolla yang difermentasi. Peralatan yang digunakan untuk pengambilan data antara lain coolbox untuk menyimpan sampel daging, alumunium foil untuk membungkus sampel, pisau, gunting, timbangan, nampan, label, plastik sampel dan alat tulis. Vaksin yang digunakan yaitu Newcaste Disease (ND) pada umur 4 hari, gumboro A pada umur 7 hari, gumboro B pada umur 21 hari. Susunan ransum dan kandungan nutrisi bahan pakan disajikan pada Tabel 4, susunan ransum dan kandungan nutrisi ransum yang terdiri jagung, bekatul, pollard, tepung ikan,

14 bungkil kedelai, CaCo 3, premix, dan tepung azolla terfermentasi dengan proporsi seperti pada periode finisher pada Tabel 5. Tabel 4. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan dalam Bahan Kering Udara Bahan Pakan EM (kkal/kg) PK LK SK Ca P KA Jagung 2.785,32 B 10,82 A 4,85 A 2,20 A 0,02 C 0,23 C 23,9 A Bekatul 2.752,27 B 11,93 A 9,95 A 11,07 A 0,04 C 1,27 C 9,96 A Tepung Ikan 2.091,40 B 38,55 A 5,18 A 2,31 A 5,68 C 3,37 C 3,17 A Pollard 2.587,10 B 13,46 A 0,70 A 4,48 A 0,13 C 1,38 C 10,42 A Bungkil Kedelai 2.985,05 B 50,02 A 3,00 A 1,90 A 0,29 C 0,60 C 14,35 A Premix - - - - 3,30 C 3,50 C 4,67 A CaCO 3 - - - - 39,00 C 0,04 C - A. Hasil Analisis Proksimat Laboratorium Ilmu Nutrisi Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. B. EM dihitung menggunakan rumus Gross Energy (GE) : EM (kkal/kg) = 70% x GE (Schaible, 1979) C. Hartadi dkk. (1980) Tabel 5. Susunan Ransum dan Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Ransum Perlakuan T0 T1 T2 T3 Jagung 55,0 54,4 54,6 54,7 Bekatul 15,3 12,5 12,0 9,1 Tepung Ikan 5,0 3,5 3,5 3,5 Pollard 11,0 7,7 4,0 3,0 Bungkil Kedelai CaCO 3 Premix Tepung azolla fermentasi 12,0 0,7 1,0 0 10,2 0,7 1,0 10,0 9,2 0,7 1,0 15,0 8,0 0,7 1,0 20,0 Total 100 100 100 100 Kandungan Nutrisi : Protein kasar 17,18 17,30 17,48 17,62 EM (kkal/kg) 2.700,38 2.914,04 3.019,23 3.119,46 Serat kasar 4,97 6,59 7,50 8,08 Lemak Kasar 4,90 4,75 4,81 4,64 Ca 0,66 0,72 0,80 0,87 P 0,75 0,66 0,63 0,60

15 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Rancangan Percobaan Untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh perlakuan data yang diperoleh dianalisis keragamannya berdasarkan rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan sehingga ada 16 unit percobaan, setiap unit terdiri dari 5 ekor ayam. Data dianalisis ragam atau analysis of variance (anova) dengan uji F. Apabila ada pengaruh perlakuan dilanjutkan uji wilayah ganda Duncan. 3.2.2. Perlakuan Perlakuan tepung Azolla microphylla berdasarkan kadar nutrisi dalam azolla microphylla adalah sebagai berikut : T0 : Ransum tanpa tepung Azolla microphylla T1 : Ransum dengan tepung Azolla microphylla 10 % T2 : Ransum dengan tepung Azolla microphylla 15 % T3 : Ransum dengan tepung Azolla microphylla 20 % 3.2.3. Prosedur penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu persiapan, pelaksanaan dan pengambilan data. 1. Persiapan Persiapan yang dilakukan meliputi persiapan kandang, peralatan, pembelian day old chick (DOC) ayam kampung persilangan dari peternakan

16 rakyat Temanggung dan pengadaan pakan. Persiapan kandang meliputi pembuatan kandang, sanitasi kandang menggunakan deterjen dan kapur serta fumigasi. Pembelian bibit Azolla microphylla di Magelang sebanyak 3 kg untuk dibudidayakan sendiri dengan cara membuat kolam budidaya dari terpal. Setelah kering, azolla kemudian dihaluskan sampai mendapatkan tepung. Tepung azolla difermentasi menggunakan EM4 peternakan kemudian disimpan selama 1 minggu pada suhu 29 0 C dan tidak ada celah udara yang masuk. Cara pembuatan larutan EM4 adalah dengan mencampurkan starter berupa EM4 kedalam air dengan perbandingan 1 ml : 100 ml, setelah itu mencampurkan larutan EM4 dan tepung azolla dengan perbandingan 3 gram : 100 ml (Noferdiman, 2012). Tepung azolla fermentasi dicampurkan dengan ransum yang sudah disusun sesuai kandungan masing-masing perlakuan selanjutnya ditimbang dan dibagi kedalam wadah guna dicampurkan pada pakan perlakuan masingmasing. Pembuatan tepung Azolla microphylla dapat disajikan pada llustrasi 1. Penjemuran azolla selama 2 hari Penepungan Tepung azolla dicampur larutan EM4 dengan perbandingan 1ml : 100 ml. Larutan EM4 dicampur tepung azolla 3gram: 100ml. Fermentasi selama 7 hari pada suhu 29 0 C dan secara anaerob Tepung azolla fermentasi dicampur dalam ransum sesuai kandungan perlakuan, dibungkus plastik hingga tidak ada celah udara Ilustrasi 1. Pembuatan Tepung Azolla Microphylla fermentasi

17 2. Pelaksanaan Pemeliharaan di mulai dari DOC. Pemeliharaan ayam kampung persilangan selama 10 minggu. Setelah umur 4 minggu ayam diberi perlakuan T0, T1, T2, dan T3. Pemberian pakan akan dilakukan setiap 2 kali yaitu pada pagi hari pukul 07.00 WIB sebanyak 50% dan pada siang hari pukul 14.00 WIB sebanyak 50%. Air minum diberikan ad libitum. 3. Pengambilan Data Pengambilan data kualitas kimia daging dilakukan saat ayam umur 10 minggu, tiap unit percobaan diambil 1 ekor secara acak kemudian dilakukan pemotongan. Sampel daging berasal dari bagian paha dan dada dipisahkan dari tulang, lemak dan kulit kemudian daging diambil masing- masing sebanyak 50 g Daging bagian dada dan paha di haluskan menggunakan blender kemudian dihomogenkan dibungkus dengan alumunium foil dimasukkan kedalam plastik klip berlabel dan dimasukkan kedalam cool box berisi es batu untuk mempertahankan kualitas daging ayam. Sampel daging dianalisis kadar protein, lemak dan kalsium. Pengujian sampel adalah sebagai berikut : 3.2.4. Parameter Penelitian Parameter penelitian yang diamati adalah sebagai berikut : 1. Pengujian kadar protein, dianalisis menggunakan metode Kjedahl. Ditimbang sampel sebanyak 0,1 gram kemudian dimasukan kedalam labu mikro kjedahl 100 ml ditambahkan sebanyak 1-3 gram dan 1,5 ml H 2 SO 4

18 pekat. Destruksi di dalam lemari asam sampai berwarna hijau jernih kemudian di dinginkan sampai suhu kamar. Dimasukan hasil destruksi pada 15 alat destilasi kemudian ditambahkan 10 ml NaOH 40 % kemudian labu dibersihkan dengan aquades dan kran penutup corong ditutup. Penampung hasil destilasi menggunakan tabung erlenmeyer 125 ml kemudian diisi dengan 10ml asam borat 2 3 % dan di campur. Destilasi di akhiri setelah volume erlenmeyer mencapai 60 ml. Titrasi hasil destilasi menggunakan HCl 0,1 N hingga terjadi perubahan warna (Prasetyo et al., 2013). Kadar protein daging dihitung menggunakan rumus : Kadar Protein Daging = x 100 % 2. Pengujian kadar lemak, di analisis menggunakan metode ekstraksi soxhlet. Kertas saring di oven dengan suhu 105 C kemudian dinginkan dalam esikator. Menimbang kertas saring (W1) dan menimbang sampel 2 gram (W). Sampel yang telah dibungkus kertas saring dimasukkan ke dalam tabung soxhlet. Labu penampung diisi dengan pelarut lemak petrilium benzen. Labu pendingin disiapkan. Tabung soxhlet dipasang dengan labu penampung dan di tambahkan petrolium benzen pada tabung soxhlet. Exstrasi dihentikan apabila palarut lemak sudah berwarna jernih ± 3-4 jam. Kertas saring diambil dalam tabung soxhlet kemudian di oven pada suhu 105 C selama satu jam. Persentase lemak kasar dihitung menggunakan perhitungan (Prasetyo et al., 2013). Kadar lemak daging dihitung menggunakan rumus :

19 Kadar Lemak Daging = x 100 % 3. Pengujian kadar kalsium, di analisis menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). diawali dengan preparasi sampel daging yaitu 10 gram sampel daging diletakan dalam gelas beker dan ditambahkan dengan N hexan lalu diaduk dan disaring hingga terpisah lemak/minyaknya yang berwarna kuning terpisah dari residunya. Residu yang didapatkan lalu dioven pada suhu 10 C. Sampel sebanyak 5 gram diabukan dalam tanur bersuhu 50 C selama 4 jam hinga abu berwarna keputih- putihan. Indukan dibuat dengan ditambahkan 50 ml HNO 3 3 N kemudian didihkan selama 10 menit. Penyaringan larutan dengan kertas Whattman 41 di dalam labu ukur 50 ml dan ditambahakan aquades. Larutan indukan diambil 1 ml lalu dilakukan pengenceran dengan aquades dan penambahan 10 ml La 2 O 3 5%. Sampel yang sudah siap lalu dibaca dengan mengunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) dengan panjang gelombang 42,7 nm (Hanifa et al., 2013). Kadar kalsium daging dihitung menggunakan rumus : Kadar Kalsium Daging = 3.2.5. Analisis data Setelah data terkumpul, data diolah secara statistik analisis ragam analysis of variance (annova) dengan uji f untuk mengetahui pengaruh perlakuan, jika pengaruh perlakuan nyata dilanjutkan dengan uji wilayah ganda (multiple range

20 test). Duncan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan model linier sebagai berikut : Y ij = µ + i + ij i = (0, 1, 2, 3) dan j = (1, 2, 3, 4, ) Dimana : Y ij = nilai hasil pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah umum (rata-rata populasi) dari perlakuan i = pengaruh aditif dari penambahan tepung Azolla microphylla ke-i ij = pengaruh galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j i = perlakuan (0, 1, 2 dan 3) J = ulangan (1, 2, 3, dan 4) Hipotesis Statistik H0 : = 0 tidak terdapat pengaruh perlakuan Azolla microphylla terdahap kualitas kimia daging H1 : 0 ada pengaruh perlakuan Azolla microphylla terdahap kualitas kimia daging Kriteria Pengujian Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak Jika F hitung F tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima