BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENANDATANGANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KEPADA KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN KUANTAN SINGINGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 ayat (4) Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dipandang perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pendelegasian wewenang Bidang Perizinan dan nonperizinan Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten Kuantan Singingi; b. bahwa untuk kelancaran dan mempercepat proses pelayanan kepada masyarakat perlu pendelegasian wewenang perizinan non perzinan kepada Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten Kuantan Singingi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Perizinan dan Nonperizinan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten Kuantan Singingi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di
Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor. 4861); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357); Undang- Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114); 13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 221); 14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2017 Tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 201); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1956); 16. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 tahun 2015 tentang Pedoman dan tata cara Izin
Prinsip Penanaman Modal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 853); 17. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2016 Nomor 4). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENANDATANGANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KEPADA KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN KUANTAN SINGINGI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kuantan Singingi. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi. 3. Bupati adalah Bupati Kuantan Singingi. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Kuantan Singingi. 5. Organisasi Perangkat Daerah selanjutnya disebut disebut OPD adalah Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi. 6. Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja selanjutnya disebut DPMPTSPTK adalah Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten Kuantan Singingi 7. Kepala DPMPTSPTK adalah Kepala DPMPTSPTK Kabupaten Kuantan Singingi 8. Pelayanan Terpadu Satu Pintu, yang selanjutnya disingkat PTSP adalah pelayanan secara terintegrasi dalam satu kesatuan proses
dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan melalui satu pintu dan satu tempat. 9. Perangkat Daerah Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu, yang selanjutnya disingkat PPTSP, adalah perangkat daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi mengelola semua bentuk pelayanan perizinan dan nonperizinan di daerah dengan sistem satu pintu. 10. Tim Teknis adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur OPD yang mempunyai kewenangan untuk memberikan pertimbangan teknis terhadap perizinan dan nonperizinan yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. 11. Pendelegasian wewenang adalah penyerahan tugas, hak, kewajiban dan pertanggungjawaban perizinan dan nonperizinan, termasuk penandatanganannya atas nama pemberi wewenang. 12. Perizinan adalah segala bentuk persetujuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang memiliki kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 13. Non perizinan adalah segala bentuk kemudahan pelayanan fiskal dan informasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 14. Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing, untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. 15. Penanam Modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing. 16. Pelayanan Secara Elektronik, yang selanjutnya disingkat PSE adalah pelayanan perizinan dan nonperizinan yang diberikan melalui PTSP secara elektronik. 17. Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik, yang selanjutnya disingkat SPIPISE adalah sistem pelayanan perizinan dan nonperizinan yang terintegrasi antara Pemerintah yang memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan dengan pemerintah daerah.
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud ditetapkan Peraturan ini adalah untuk memberikan pendelegasian kewenangan pelayanan Perizinan dan Nonperizinan kepada DPMPTSPTK dan sebagai pedoman bagi OPD serta dalam rangka memberikan kemudahan kepada pengguna PTSP. (2) Tujuan ditetapkan Peraturan ini adalah untuk : a. memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada masyarakat; b. memperpendek proses pelayanan; c. mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti, dan terjangkau; dan d. mendekatkan dan memberikan pelayanan yang lebih luas kepada masyarakat. Pasal 3 Ruang lingkup PTSP meliputi seluruh pelayanan Perizinan dan nonperizinan yang menjadi kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah. BAB III PENDELEGASIAN KEWENANGAN JENIS PERIZINAN DAN NONPERIZINAN Pasal 4 (1) Bupati mendelegasikan wewenang penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan kepada DPMPTSPTK. (2) Wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam hal penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan meliputi pengolahan, verifikasi, identifikasi, pengkoordinasian, validasi, evaluasi, persetujuan, penolakan, pembatalan, penandatangan, penerbitan pencabutan dan pengarsipan dokumen perizinan dan nonperizinan.
(3) Kewenangan Perizinan dan Nonperizinan yang menjadi urusan Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan serta penandatangan Sertifikat Perizinan dan Nonperizinan; (4) Kewenangan penandatangan dokumen perizinan dan nonperizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi seluruh bidang/sub bidang dari jenis perizinan dan nonperizinan sebagai berikut : a. bidang pendidikan; b. bidang kesehatan; c. bidang pekerjaan umum dan penataan ruang; d. bidang perumahan dan kawasan permukiman; e. bidang lingkungan hidup; f. bidang sosial; g. bidang tenaga kerja; h. bidang pertanahan; i. bidang perhubungan; j. bidang komunikasi dan informatika; k. bidang koperasi dan UKM; l. bidang penanaman modal; m. bidang kebudayaan; n. bidang kelautan dan perikanan; o. bidang pariwisata; p. bidang pertanian; q. bidang perdagangan; r. bidang perindustrian; s. bidang perkebunan; (5) Rincian jenis perizinan dan nonperizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 5 (1) Kewenangan penandatanganan dokumen perizinan dan nonperizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (4) didelegasikan seluruhnya kepada kepala DPMPTSPTK.
(2) Untuk mencapai tujuan PTSP sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (2) huruf c Kepala DPMPTSPTK dapat mendelegasikan sebagian kewenangannya kepada pejabat setingkat dibawahnya untuk menandatangani jenis pelayanan nonizin. (3) Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan sebagai simpul layanan PTSP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Kepala DPMPTSPTK dapat melimpahkan sebagian kewenangannya terkait dengan pelayanan perizinan dan nonperizinan kepada Camat dengan mengacu kepada peraturan perundang-undangan. BAB IV PENYELENGGARAAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN Pasal 6 (1) Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Kepala DPMPTSPTK berkewajiban untuk : a. memperhatikan dan menerapkan prinsip pelayanan publik yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti, dan terjangkau; b. menyusun dan menerapkan mekanisme perizinan dan nonperizinan, mulai dari menerima permohonan sampai dengan penyerahan dokumen perizinan dan nonperizinan kepada pemohon yang diatur dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan (SP); c. menyampaikan tembusan dokumen perizinan dan nonperizinan kepada perangkat daerah dan/atau instansi terkait; d. menyampaikan laporan pelayanan perizinan dan nonperizinan setiap 1 (satu) bulan kepada Bupati dan OPD/instansi terkait lainnya; (2) Pelayanan perizinan dan nonperizinan di bidang penanaman modal wajib diproses secara paralel dengan pelayanan perizinan dan nonperizinan sektor usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3. (3) Pelaksanaan pelayanan perizinan dan nonperizinan di bidang penanaman modal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 7 (1) Persetujuan penerbitan dan penandatanganan dokumen perizinan dan nonperizinan oleh Kepala DPMPTSPTK dilakukan setelah mendapatkan pertimbangan teknis terlebih dahulu dari Tim Teknis PTSP dari unsur OPD terkait. (2) Untuk jenis perizinan dan nonperizinan tertentu dapat diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala DPMPTSPTK secara langsung tanpa pertimbangan teknis dari Tim Teknis PTSP berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Jenis Perizinan dan Nonperizinan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mengacu kepada peraturan perundang-undangan. (4) Pertimbangan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam dokumen pertimbangan teknis dan/atau dokumen Berita Acara peninjauan lapangan yang telah ditandatangani atau disetujui oleh Tim Teknis PTSP. Pasal 8 (1) Tim Teknis PTSP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) terdiri dari tenaga teknis internal DPMPTSPTK dan/atau tenaga teknis dari OPD terkait sesuai tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2) Dalam pelaksanaan tugasnya Tim Teknis dibawah koordinasi Kepala DPMPTSPTK (3) Tim Teknis dapat diberikan insentif dan atau dengan sebutan lainnya sesuai dengan kemampuan keuangan daerah BAB V PERIZINAN NONPERIZINAN SECARA ELEKTRONIK Pasal 9 PTSP dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan. Pasal 10 (1) Penandatanganan dokumen perizinan dan nonperizinan dapat dilakukan secara elektronik.
(2) Tata cara penandatanganan dokumen perizinan dan nonperizinan secara elektronik mengacu pada ketentuan peraturan perundangundangan. BAB VI PENGADUAN Pasal 11 (1) Setiap orang berhak menyampaikan pengaduan atas pelayanan perizinan dan nonperizinan dalam hal pelayanan yang diterima tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. (2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara lisan dan atau tertulis kepada Kepala DPMPTSPTK. (3) Pengaduan yang dilakukan harus ditanggapi dan ditindaklanjuti selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengaduan diterima. BAB VII SANKSI Pasal 12 Pelanggaran yang dilakukan oleh Pejabat Daerah dan Pegawai Negeri Sipil terhadap ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini, dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VIII PEMBIAYAAN Pasal 13 Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan Peraturan Bupati ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kuantan Singingi. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14 (1) Pada saat Peraturan Bupati ini berlaku, maka kewenangan penandatanganan dokumen perizinan dan nonperizinan yang semula berada pada OPD terkait dinyatakan tidak berlaku.
(2) Seluruh perizinan dan nonperizinan yang sudah diterbitkan oleh OPD terkait sebelum diberlakukannya Peraturan Bupati ini dinyatakan tetap sah sampai berakhir masa berlakunya. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Kuantan Singingi Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Penandatanganan Perizinan, Nonperizinan dan Penanaman Modal kepada Kepala Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (Berita Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2014 Nomor 12) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 16 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kuantan Singingi. Ditetapkan di Teluk Kuantan pada tanggal 8 Januari 2018 BUPATI KUANTAN SINGINGI H. MURSINI Diundangkan di Teluk Kuantan Pada tanggal 8 Januari 2018 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, H. MUHARLIUS BERITA DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TAHUN 2018 NOMOR :7
Lampiran : Peraturan Bupati Kuantan Singingi Nomor : 7 Tahun 2018 Tanggal : 8 Januari 2018 Tentang : Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Perizinan dan Nonperizinan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten Kuantan Singingi 1. Pendaftaran /Izin Prinsip Penanaman Modal 2. Izin Usaha Penanaman Modal 3. Izin Lokasi 4. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 5. Sertifikat Laik Fungsi Bangunan (SLF) 6. Izin Usaha Industri (IUI) 7. Tanda Daftar Gudang (TDG) 8. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 9. Tanda Daftar Industri (TDI) 10. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 11. Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUP P) 12. Izin Usaha Toko Modern (IUTM) 13. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) 14. Izin Usaha Jasa Kontruksi Nasional (IUJKN) 15. Izin Mendirikan Rumah Sakit Tipe C dan D 16. Izin Operasional Rumah Sakit Tipe C dan D 17. Izin Mendirikan Klinik ( Pratama dan Utama ) 18. Izin Operasional Klinik ( Pratama dan Utama ) 19. Izin Praktik Dokter 20. Surat Izin Apotek (SIA) 21. Izin Toko Obat 22. Izin Penyelenggaraan Optikal 23. Izin Praktik Perawat 24. Surat Izin Perawat Anastesi 25. Izin Praktik Perawat Gigi 26. Izin Praktik Bidan (SIP B)
27. Izin Praktik Fisioterapi 28. Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) 29. Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) di Fasilitas Produksi 30. Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) di Fasilitas Distribusi/Penyaluran 31. Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian (SIPTTK) 32. Surat Izin Optometris 33. Izin Toko Alat Kesehatan 34. Izin dan Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik (SIP-ATLM) 35. Izin Radiografer 36. Izin Penyelenggaraan Radiologi 37. Surat Izin Refraksionis Optisien (SIKRO) 38. Surat Izin Praktik Tenaga Gizi (SIPTGz) 39. Sertifikat Laik Sehat Rumah Makan dan Restoran 40. Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Depot Air Minum (DAM) 41. Izin Praktik Dokter Hewan 42. Izin Usaha Depot Air Minum Isi Ulang 43. Izin Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) 44. Izin Reklame 45. Izin Lingkungan 46. Izin Penyimpanan Limbah B3 47. Izin Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada tanah di perkebunan kelapa sawit (Land Application) 48. Izin Persetujuan Pengkajian Pemanfaatan air limbah sawit pada tanah di perkebunan kelapa sawit 49. Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC) 50. Izin Usaha Budidaya Tanaman dan Industri Perkebunan (IUP) 51. Izin Usaha Perkebunan untuk Budi Daya (IUP-P) 52. Izin Usaha Perkebunan untuk Pengolahan (IUP-B) 53. Surat Tanda Daftar Usaha Budidaya Tanaman Perkebunan (STD-B) 54. Surat Tanda Daftar Usaha Industri Perkebunan (STD-P)
55. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) 56. Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing ( Perpanjangan IMTA ) 57. Izin Lembaga Pelatihan Kerja 58. Izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) 59. Izin Trayek 60. Izin Pendirian Satuan Pendidikan Formal 61. Izin Pendirian Pendidikan Non Formal (PNF) 62. Izin Pendirian Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) 63. Izin Pendirian Lembaga Kursus/Bimbel 64. Surat Keterangan Melaksanakan Skripsi/ Tesis 65. Surat Keterangan Penelitian (SKP) BUPATI KUANTAN SINGINGI H. MURSINI