BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara dengan nilai kebudayaan yang tinggi. Setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan budaya. Seluruh suku yang tersebar mulai dari sabang sampai

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DALAM KONTEKS MUSIK MELAYU. Sarah Marliesa Hutapea. Abstrak. Kata Kunci : Pembelajaran, Seni Budaya, Konteks, Musik Melayu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara dengan penduduk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

OLEH : YUDHA FAHLEVI AMRI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB II MUSIK TIUP PADA UPACARA ADAT KEMATIAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Musik dapat

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni

BAB I PENDAHULUAN. terbesar terjadi karena pecahan terhadap tahap pertama disebut unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

menerjemahkan setiap konteks yang ada di dalam suatu karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya terdiri dari suku yang berbeda-beda, dan hal itu menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB I PENDAHULUAN. persembahan, dan pelayanan. Kata seni berkaitan erat dengan upacara keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan

BAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100

BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Selain etnis asli yang ada di Sumatera Utara yaitu Melayu, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau terdiri dari etnik - etnik yang memiliki kesenian

KEBERADAAN MUSIK TRADISIONAL SIMALUNGUN DALAM PESTA MARSOMBUH SIHOL DI KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, adat-istiadat, aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara

BAB I PENDAHULUAN. umumnya musik sangat berkaitan penting dengan keberadaan tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki dengan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat beberapa pendapat tentang sejarah permulaan Jikey. Secara umumnya terdapat tiga keterangan mengenai permulaan Jikey.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

EKSPLORASI MELODI PATAM PATAM KARO PADA GITAR ELEKTRIK. Tugas Akhir S1 Seni Musik. Oleh: Jacky Raju Sembiring NIM

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini banyak ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan nilai kebudayaan yang tinggi. Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya. Masing-masing daerah memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Kebudayaan itu antara lain bahasa, pakaian adat, makanan tradisional, sastra, tari dan juga musik tradisional. Dari berbagai jenis kebudayaan tersebut, maka kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan Indonesia. Pada awalnya, fungsi kesenian tradisional di Indonesia lebih mengarah kepada upacara atau ritual. Namun seiring perkembangan, kesenian tradisional juga dapat dinikmati sebagai hiburan, yang tentu saja tetap menonjolkan ciri khas daerahnya. Di samping itu, seni juga berfungsi sebagai media untuk mengekspresikan keindahan dari dalam jiwa manusia. Dengan kata lain, kesenian merupakan salah satu identitas bangsa yang tentu saja harus dijaga agar tidak mengalami kepudaran dan pada akhirnya dilupakan (punah). Di Sumatera Utara terdapat delapan etnik yang membuat provinsi ini cukup beragam penduduknya (multietnis). Delapan etnik tersebut yaitu, Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Pak-pak, Dairi dan Nias. Sementara itu, beberapa etnik pendatang di Sumatera Utara antara lain, Padang, Aceh, Jawa, Tionghoa dan lain sebagainya. Etnik Melayu yang ada di Sumatera Utara pun 1

terbagi lagi menjadi empat bagian, yang dibagi berdasar pada kesultanannya, yaitu, Kesultanan Deli, Kesultanan Serdang, Kesultanan Langkat dan Kesultanan Asahan. Berbicara mengenai musik, pada awalnya Musik Melayu hanya digunakan untuk mengiringi upacara atau ritual kepercayaan seperti animisme, dinamisme, semacam sebuah aliran kepercayaan yang meyakini bahwa setiap benda di bumi memiliki roh atau jiwa yang harus dihormati agar tidak mengganggu manusia. Contohnya adalah Lagu Mengirik Padi (A Hoi-A Hoi), Senandung memanggil angin, Lagu Memuja Kayu, Nyanyian Pawang Lebah dan lain sebagainya. Dalam hal ini musik dilakukan oleh shaman atau pawang, yang biasanya berbentuk nyanyian atau tetabuhan. Bagi Etnik Melayu, musik dan tari adalah bagai dua mata dalam satu cincin. Lagu (musik) dan tari dimasukkan dalam satu kategori yaitu seni pertunjukan. Contoh ini dapat ditemukan dalam Teater-teater Melayu, seperti Makyong, Menora, Bangsawan dan lain sebagainya. Teater-teater tersebut merupakan perkembangan dari Musik Melayu yang dulunya digunakan dalam ritual kepercayaan. Seperti etnik lain pada umumnya, Etnik Melayu juga memiliki ansambel. Biasanya ansambel yang dimainkan dalam Musik Melayu adalah ansambel campuran yang menggunakan biola, rebab, akordion dan gitar bass. Tetapi, ada satu ansambel yang sangat istimewa pada ansambel tradisional Melayu dan dianggap masih sangat kuat dengan unsur magisnya, yaitu Ansambel Nobat Diraja. 2

Ansambel Nobat Diraja bukanlah ansambel yang dapat dimainkan kapan saja, seperti ansambel pada umumnya. Ansambel ini hanya digunakan ketika sultan ditabalkan gelar, ketika sultan mangkat dan juga ketika sultan memakai pakaian kebesarannya untuk menghadiri upacara resmi. Dengan kata lain, ansambel ini hanya digunakan dan dimainkan untuk sultan. Keunikan lain yang ada pada ansambel ini adalah pantang larang yang berlaku pada Ansambel Nobat Diraja. Lagu pada Ansambel Nobat Diraja tidak boleh dimainkan secara sembarangan, di mana setiap lagu yang berbeda diperuntukkan pada acara atau tujuan yang berbeda pula. Selain itu, alat musiknya juga tidak boleh dilangkahi. Adapun alat musik yang digunakan dalam Nobat Diraja adalah Nengkara (gendang besar), Nafiri, Serunai, Gendang Panjang yang terdiri dari Gendang Induk dan Gendang Anak, Kesi dan Gong Mahaguru. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan terhadap alat musik tradisional melayu dengan alat musik tradisional etnik lain, khususnya yang ada di Sumatera Utara, terdapat kemiripan bentuk dan juga nama. Gendang (gondang, gonrang), serunai (sarune), gong, juga dapat dijumpai pada alat musik tradisional etnik lain. Namun tidak demikian dengan Nafiri. Alat Musik Nafiri menjadi sesuatu yang baru atau jarang muncul pada sebuah ansambel tradisional di Sumatera Utara. Dengan kata lain, tidak dimiliki oleh etnik lain tersebut. Inilah awal ketertarikan peneliti untuk lebih mendalami tentang bagaimana sesungguhnya Alat Musik Nafiri yang ada pada etnik Melayu di Sumatera Utara yang ternyata hanya dikhususkan untuk Ansambel Nobat Diraja. 3

Ansambel Nobat Diraja tidak hanya terdapat di Indonesia, tetapi juga dimiliki oleh Etnik Melayu yang ada di luar wilayah Indonesia, yang tersebar di kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan lain sebagainya. Ansambel Nobat Diraja menjadi musik istiadat di istanaistana di wilayah tersebut, seperti Pattani, Melaka, Kedah, dan sebagainya. Namun, untuk Etnik Melayu di Sumatera Utara, sampai saat ini hanya Kesultanan Serdang yang masih memiliki Ansambel Nobat Diraja. Untuk itulah, peneliti memilih Ansambel Nobat Diraja yang ada di Kesultanan Serdang untuk menjadi materi pendukung dalam penelitian mengenai Nafiri yang akan peneliti lakukan. Asal-usul tentang Alat Musik Nafiri tidaklah begitu jelas. Hal ini mungkin disebabkan karena alat musik ini dikhususkan untuk digunakan pada Ansambel Nobat Diraja yang hanya dimainkan pada saat tertentu pula, sehingga mengakibatkan pembahasan mengenai alat musik ini kurang popular dan tidak begitu terperinci. Alat Musik Nafiri merupakan alat musik tiup yang panjangnya hampir mencapai dua meter dan tergolong cukup panjang untuk ukuran alat musik tiup pada umumnya. Berdasarkan sejarah singkatnya, Alat Musik Nafiri yang ada pada Kesultanan Serdang hanya pernah dibuat dua kali semenjak digunakan pertama kalinya dan Nafiri yang ada saat ini hanya tinggal satu buah dan disimpan di Sanggar Sinar Budaya Group, Medan. Sinar Budaya Group merupakan grup musik dan tari yang berada di bawah naungan Yayasan Kesultanan Serdang, yang dibentuk oleh Tengku Luckman Sinar, SH. Beberapa anggota dari grup inilah yang memainkan Ansambel Nobat 4

Diraja tiap kali ada acara kesultanan. Karena Nafiri di Kesultanan Serdang hanya digunakan untuk acara kesultanan, dan bukan untuk dinikmati khalayak ramai sebagai alat musik hiburan, maka alat musik ini tidak bisa sembarang dimiliki secara umum dan hanya ada di Sanggar Sinar Budaya Group yang bertempat di Medan, Sumatera Utara. Di tempat inilah, Nafiri dan seperangkat alat musik Nobat Diraja lainnya disimpan pada saat ini. Faktor lain yang menyebabkan alat-alat musik Nobat tersebut ditempatkan di sebuah sanggar dan bukan istana adalah karena Kesultanan Serdang sudah tidak mempunyai istana lagi, sebab sudah dibumihanguskan pada sebuah revolusi sosial yang terjadi sekitar tahun 1946. Sejak saat itu, pemerintahan tetap berjalan, namun tidak lagi memiliki istana sebagai tempat kediaman khusus para pemegang mahkota Kesultanan Serdang. Bangunan yang menjadi Sanggar Sinar Budaya Group ini juga merupakan bagian dari kediaman Almarhum Tengku Luckman Sinar, termasuk semasa menjadi Sultan Serdang ke-viii. Itulah alasan mengapa alat-alat musik tersebut saat ini disimpan di sana. Setelah melihat dan memahami topik di atas serta berdasarkan pada fenomena yang ada, maka peneliti tertarik untuk mendeskripsikan Keberadaan Alat Musik Nafiri pada Ansambel Nobat Diraja di Sanggar Sinar Budaya Group Medan. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah suatu tahapan awal dari penguasaan masalah, di mana suatu obyek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Tujuannya adalah agar peneliti mendapat gambaran-gambaran masalah 5

yang berhubungan dengan judul penelitian. Hal ini dilakukan agar peneliti menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Hal ini sejalan dengan pendapat Sukmadinata (2008:310) yang menjelaskan bahwa: Identifikasi masalah merupakan mendaftar, mencatat masalahmasalah penting dan mendesak yang dihadapi dalam suatu bidang keahlian atau profesi tertentu untuk kemudian dipilih satu yang dijadikan fokus atau masalah penelitian. Sementara itu, Margono (2009:54) menjelaskan mengenai pengertian masalah, bahwa masalah adalah kesenjangan antara harapan sesuatu yang seharusnya ada (das sollen) dengan kenyataan yang ada (das sein). Dari uraian yang terdapat dalam latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Bagaimana keberadaan Alat Musik Nafiri pada Ansambel Nobat Diraja di Sanggar Sinar Budaya Group Medan? 2. Bagaimana fungsi Alat Musik Nafiri pada Ansambel Nobat Diraja di Sanggar Sinar Budaya Group Medan? 3. Bagaimana bentuk dan karakteristik Alat Musik Nafiri pada Ansambel Nobat Diraja di Sanggar Sinar Budaya Group Medan? 4. Instrumen apa saja yang digunakan pada Ansambel Nobat Diraja di Sanggar Sinar Budaya Group Medan? 5. Apakah ada dampak magis yang terkandung pada Alat Musik Nafiri terhadap kelangsungan peranannya di Sanggar Sinar Budaya Group Medan? 6

6. Bagaimana pengetahuan Masyarakat Melayu, khususnya Kesultanan Serdang mengenai Alat Musik Nafiri? C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah ialah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah dilakukan untuk menjaga agar topik pembahasan menjadi terfokus dan tidak melebar, serta agar dana dan waktu peneliti dapat dimaksimalkan kepada beberapa masalah yang sudah dipilih menjadi lingkup permasalahan saja. Selanjutnya menurut pendapat Sukmadinata (2008:301) menjelaskan bahwa pembatasan masalah adalah membatasi variabel atau aspek mana yang diteliti dan mana yang tidak diteliti. Untuk membatasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian dan faktor mana yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian, maka peneliti menetapkan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keberadaan Alat Musik Nafiri pada Ansambel Nobat Diraja di Sanggar Sinar Budaya Group Medan? 2. Instrumen apa saja yang digunakan pada Ansambel Nobat Diraja di Sanggar Sinar Budaya Group Medan? 3. Bagaimana fungsi Alat Musik Nafiri pada Ansambel Nobat Diraja di Sanggar Sinar Budaya Group Medan? 7

D. Perumusan Masalah Perumusan masalah ialah usaha yang dilakukan peneliti untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan keluar. Dalam menentukan rumusan masalah peneliti berpedoman pada pendapat Maryaeni (2005:14) yang menjelaskan bahwa: Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya dalam menentukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana keberadaan Alat Musik Nafiri pada Ansambel Nobat Diraja di Sanggar Sinar Budaya Group Medan? E. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ialah pernyataan mengenai apa yang hendak kita capai dalam penelitian. Tujuan penelitian dicantumkan agar peneliti maupun pihak lain yang membaca laporan penelitian dapat mengetahui dengan pasti tujuan penelitian tersebut. Maka dari itu, tujuan yang ingin peneliti capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keberadaan Alat Musik Nafiri pada Ansambel Nobat Diraja di Sanggar Sinar Budaya Group Medan. 8

2. Untuk mengetahui instrumen apa saja yang digunakan pada Ansambel Nobat Diraja di Sanggar Sinar Budaya Group Medan. 3. Untuk mengetahui fungsi Alat Musik Nafiri pada Ansambel Nobat Diraja di Sanggar Sinar Budaya Group Medan. F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini nantinya, peneliti sangat mengharapkan agar penelitian ini bermanfaat sebagai: 1. Bahan masukan bagi peneliti dalam menambah pengetahuan dan wawasan mengenai keberadaan Alat Musik Nafiri pada Ansambel Nobat Diraja. 2. Bahan masukan bagi peneliti untuk menambah wawasan mengenai etnik melayu yang bukan merupakan asal peneliti. 3. Bahan masukan bagi guru-guru seni budaya untuk menambahkan materi tentang Alat Musik Nafiri Etnik Melayu pada Ansambel Nobat Diraja, mengingat alat musik ini jarang disinggung atau dibahas dalam mata pelajaran, padahal memiliki nilai keunikan. 4. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta para pelestari budaya, untuk memperkenalkan Alat Musik Nafiri pada Etnik Melayu dalam Ansambel Nobat Diraja pada masyarakat, minimal dalam bentuk buku atau tulisan. 5. Sebagai bahan perbandingan yang relevan bagi peneliti berikutnya. 9