BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997, mengakibatkan penurunan secara drastis, sebagian masyarakat untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar rumah. Seorang anak TK

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan gizi lebih dapat terjadi pada semua tahap usia mulai dari anak -

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau lebih dari 100 juta jiwa mengalami beraneka masalah

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas Sumber Daya Manusia. (SDM), karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung. Status gizi secara langsung

I. PENDAHULUAN. suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan. terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) ialah. menurunkan angka kematian anak (Bappenas, 2007). Kurang gizi merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. anak yang rentang usianya 3 6 tahun (Suprapti, 2004). Anak usia

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji

BAB I PENDAHULUAN. mampu berperan secara optimal dalam pembangunan. Karena peranan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak antara 6-14 tahun, merupakan siklus hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah gizi, yaitu kurang energi protein (KEP). Adanya gizi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada umumnya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara. berkembang termasuk di Indonesia, masalah yang timbul akibat asupan gizi

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, dan sekaligus menambah jumlah penduduk usia lanjut. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. didalam tubuh. Kebutuhan zat gizi berkaitan erat dengan masa. perkembangan yang drastis. Remaja yang asupan gizinya terpenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, yaitu sehat, cerdas, dan memiliki fisik yang tangguh

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 adalah mengumpulkan. dan menganalisis data indikator MDG s kesehatan dan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. sangat pendek hingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau

BAB I PENDAHULUAN. perlu disiapkan dengan baik kualitasnya (Depkes RI, 2001 dalam Yudesti &

ARIS SETYADI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global.

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. yang berusia antara satu sampai lima tahun. Masa periode di usia ini, balita

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. masih berada dalam kandungan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997, mengakibatkan penurunan secara drastis, sebagian masyarakat untuk menjangkau pelayanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Salah satu kelompok rawan gizi adalah anak usia sekolah. Menurut Moehji (2004), bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan anak usia sekolah menjadi mudah mengalami gangguan gizi, yaitu anak-anak dalam usia ini umumnya sudah dapat menentukan makanannya sendiri (makanan yang disukai dan tidak disukai). Kebiasaan jajan pada anak serta biasanya anak pada usia ini lebih banyak bermain, sehingga anak sering melupakan waktu makan. Gizi yang optimal harus didapatkan seseorang mulai awal kehidupannya. Status gizi yang baik dan optimal terjadi bila tubuh kita memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan tubuh kita untuk mendapatkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum dengan optimal (Almatsier, 2006). Anak memiliki perkembangan fisik maupun fisiologis yang khusus pada setiap tahapan kehidupannya. Banyak perbedaan perkembangan saat anak masih pada

2 usia pra sekolah, sekolah, remaja, dan saat anak menjelang dewasa. Anak sekolah dasar disebut juga masa pertengahan anak-anak (middle childhood) adalah pada waktu anak berusia 7-12 tahun (Papalia & Olds 1979 dalam Lusiana 2008). Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan status gizi kategori kurus, terjadi pada 13,3% anak balita, 12,2% anak sekolah berusia antara 6 12 tahun, dan 10,1% pada remaja (13 15 tahun) dan 8,9% usia 16 18 tahun. Sementara itu obesitas (kegemukan) terjadi pada 14% anak balita, 9,2% pada anak sekolah usia 6 12 tahun, 2,5% pada remaja usia 13 15 tahun, 1,4% pada usia 16 18 tahun serta 21,7% menimpa usia diatas 18 tahun. Ada kecenderungan peningkatan kelebihan berat badan dan obesitas pada anak usia sekolah, terutama disebabkan oleh aktivitas fisik berkurang. Kegemukan adalah gangguan gizi dan merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung di usia dewasa. Obesitas juga terlibat dalam pengembangan resistensi insulin membatasi kemampuan tubuh untuk menyerap glukosa. Studi menunjukkan bahwa anak memiliki terlalu banyak lemak dalam makanan mereka. Makan diet tinggi lemak dan menjadi kurang aktif secara fisik untuk keseimbangan energi positif yang mungkin menjadi masalah kesehatan seumur hidup (misalnya, hiperlipidemia, masalah kardiovaskular, diabetes mellitus tipe 2 dan obesitas) di usia dewasa tua. Selain itu,status pekerjaan orangtua juga mempunyai andil yang cukup besar dalam masalah gizi. Pekerjaan orangtua erat kaitannya dengan penghasilan keluarga yang mempengaruhi daya beli keluarga. Keluarga dengan pendapatan terbatas besar kemungkinan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya,baik kualitas maupun

3 kuantitas. Orangtua dengan mata pencaharian yang relatif tetap jumlahnya setidaknya dapat memberikan jaminan sosial yang relatif lebih aman kepada keluarga dibandingkan dengan ayah dengan pekerjaan tidak tetap (Kuananto, 1991 dalam Maulina, 2001). Sedangkan status pekerjaan ibu dapat mempengaruhi prilaku dan kebiasaan makan anak. Meningkatnya pendapatan seseorang dalam keluarga akan mempengaruhi susunan makanan. Pengeluaran yang lebih banyak untuk pangan tidak menjamin lebih bergamnya konsumsi pangan untuk seseorang. Pendapatan yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orangtua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder (Soetjiningsih,1998). Masalah gizi di Indonesia yang terbanyak meliputi gizi kurang atau yang mencakup susunan hidangan yang tidak seimbang maupun konsumsi keseluruhan yang tidak mencukupi kebutuhan badan. Anak balita (0-5 tahun) merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi atau termasuk salah satu kelompok masyarakat yang rentan gizi (Djaeni, 2000). RPG (rencana pemulihan gizi) Balita dapat menjadi salah satu solusi untuk menurunkan prevalensi gizi kurang, meskipun untuk wilayah Indonesia bagian timur konsep yang akan dibangun tidak sama persis dengan konsep RPG Balita di Kota Yogyakarta. "Ada perbedaan budaya antara Yogyakarta dengan wilayah Indonesia bagian timur, sehingga perlu ada kajian guna menentukan konsep pembangunan RPG

4 di Indonesia bagian timur. Namun, itu harus sesuai dengan budaya setempat," (Endang Rayahu 2012). 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH Status gizi anak banyak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Pendapatan berpengaruh dalam penyediaan konsumsi makanan keluarga. Bertambahnya tingkat pendapatan perkapita, diharapkan keluarga dapat menyajikan makanan yang dianggap baik. Sebagian besar kejadian gizi buruk terjadi oleh penyediaan konsumsi yang kurang. Keluarga miskin tidak mampu menyediakan makanan yang bergizi bagi seluruh anggotanya, juga tidak mampu merawat dan membina anaknya dengan baik. Akibatnya status gizi anak menjadi rendah terutama pada usia anak dan sulit terwujud generasi selanjutnya yang berkualitas. Status gizi merupakan kondisi seseorang yang dipengaruhi secara langsung oleh asupan makanan dan kejadian infeksi. Pada usia sekolah (7-12 tahun), anak cenderung mengalami kesulitan makan, sehingga asupan makanan yang menurun tersebut dapat mengakibatkan tubuh kekurangan zat-zat gizi yang essensial. Pengaruh paling besar jika anak kekurangan sumber zat gizi akan mengakibatkan status gizi pada anak menjadi buruk atau anak mendertita gizi buruk dan daya tahan tubuhnya menurun, sehingga mudah terserang penyakit infeksi. Demikian pula, bila anak menderita penyakit infeksi maka anak akan kehilangan nafsu makan, sehingga asupan makanan jadi kurang. Alasan tersebutlah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti status gizi pada anak-anak usia 7-12 tahun yang dipengaruhi oleh status

5 ekonomi,serta asupan zat gizi makro yang terdiri dari Karbohidrat(Kh),protein(P),lemak(L). 1.3 PEMBATASAN MASALAH Karena keterbatasan waktu dan tenaga maka penelitian ini membatasi permasalahan pada hubungan tingkat pendapatan orangtua dan konsumsi zat gizi makro terhadap status gizi anak usia 7-12tahun di daerah Indonesia Timur. 1.4 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut : Adakah hubungan Asupan Energi dengan Zat Gizi Makro dan Status Gizi menurut Pendapatan Orangtua usia 7-12 tahun di Indonesia Timur? 1.5 TUJUAN 1.5.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan Asupan Energi dengan Zat Gizi Makro dan Status Gizi menurut Pendapatan Orangtua usia 7-12 tahun di Indonesia Timur. 1.5.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik responden berupa pendapatan orangtua,asupan zat gizi makro berupa Energi,Karbohidrat,Protein,Lemak dan status gizinya.

6 2. Menganalisis hubungan asupan Energi dengan status gizi anak usia 7-12 tahun di Indonesia Timur. 3. Menganalisis hubungan asupan Karbohidrat dengan status gizi anak usia 7-12 tahun di Indonesia Timur. 4. Menganalisis hubungan asupan Protein dengan status gizi anak usia 7-12 tahun di Indonesia Timur. 5. Menganalisis hubungan asupan Lemak dengan status gizi anak usia 7-12 tahun di Indonesia Timur. 6. Menganalisis hubungan status ekonomi terhadap status gizi anak usia 7-12 tahun di Indonesia Timur 1.6 MANFAAT PENELITIAN 1.6.1 Bagi Masyarakat Memberikan tambahan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada usia 7-12tahun. 1.6.2 Bagi Peneliti 1. Dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan wawasan baru bagi mahasiswa gizi mengenai hubungan status ekonomi, asupan zat gizi makro terhadap status gizi pada anak usia 7-12 tahun di Indonesia Timur. 2. Dapat digunakan sebagai syarat kelulusan Sarjana Gizi pada Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul.

7 1.6.3 Bagi Pendidikan Dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan bagi para masyarakat maupun mahasiswa gizi mengenai hubungan status ekonomi, asupan zat gizi makro terhadap status gizi pada anak usia 7-12 tahun di Indonesia bagian Timur.