SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11 /SEOJK.03/2019 TENTANG PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.03/2017

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.03/2017 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan disektor perbankan dari Bank

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

2017, No Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.03/2017 TENTANG PENGGUNAAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.03/2017

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM

Yth. 1. Konsultan Aktuaria; 2. Akuntan Publik; dan 3. Penilai, di tempat.

1. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek; dan

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /SEOJK.05/2018

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.03/2017 TENTANG TINDAK LANJUT PELAKSANAAN PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Yth. 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah, di Tempat.

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

- 1 - SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

No. 13/ 14 /DKBU Jakarta, 12 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

- 2 - e. ketentuan mengenai pengangkatan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus memperoleh pers

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/2/PBI/2011 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT DEPOSITO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 2 /PBI/2011 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

- 2 - pengurus sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan mengenai perkoperasian;

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /SEOJK.05/2018

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat.

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 2 /PBI/2011 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (3) Khusus bagi kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri, pelaksanaan pengawasan terhada

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Yth. 1. Perusahaan Pialang Asuransi; 2. Perusahaan Pialang Reasuransi; dan 3. Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi di tempat.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /SEOJK.03/2017

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

- 4 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.04/2017 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

2015 IIA Indonesia National Conference. J. SINDU ADISUWONO Jogjakarta, Agustus 2015

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.03/2017

Perusahaan adalah perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah. 4. Perusahaan Asu

- 1 - SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 44 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN TUNGGAL PADA PERBANKAN INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.116 /SEOJK.04/ TENTANG PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI WAKIL MANAJER INVESTASI

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /SEOJK.03/2017

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.04/2016 PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg

TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO DAN PEMENUHAN CAPITAL EQUIVALENCY MAINTAINED ASSETS

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2014 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH

-1- SALINANSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /SEOJK.04/2016 TENTANG

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

- 5 - a. laporan pelaksanaan ujian pengetahuan dasar di bidang. b. laporan kegiatan peningkatan pengetahuan di bidang Dana

dengan ketentuan tanggung jawab penyelenggaraan tetap berada

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2016

Yth. Direksi/Pengurus Pelaku Usaha Jasa Keuangan, baik yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun secara syariah,

PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK UMUM YANG MELAKUKAN LAYANAN NASABAH PRIMA

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM

Yth. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan di tempat.

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Le

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS

Transkripsi:

Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11 /SEOJK.03/2019 TENTANG PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 24/POJK.03/2018 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, yang selanjutnya disebut POJK Tata Kelola BPRS, perlu untuk mengatur pelaksanaan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dimaksud dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan sebagai berikut: I. KETENTUAN UMUM 1. Fungsi kepatuhan merupakan serangkaian tindakan atau langkah yang bersifat pencegahan untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh BPRS telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Prinsip Syariah serta memastikan kepatuhan BPRS terhadap komitmen yang dibuat oleh BPRS kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas lain yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, antara lain Bank Indonesia (BI), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dan/atau Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). 2. Seluruh anggota Direksi BPRS bertanggung jawab menumbuhkan dan mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha BPRS. Budaya kepatuhan adalah nilai, perilaku, dan tindakan yang mendukung

- 2 - terciptanya kepatuhan terhadap ketentuan intern BPRS, ketentuan peraturan perundang-undangan, dan Prinsip Syariah. 3. Sesuai Pasal 62 ayat (7) dan Pasal 84 POJK Tata Kelola BPRS, dalam menerapkan fungsi kepatuhan, BPRS wajib: a. melaporkan penggantian sementara jabatan anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan; b. menyampaikan laporan pokok-pokok pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan; dan c. menyampaikan laporan khusus mengenai kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang menurut pendapat anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan telah menyimpang dari ketentuan peraturan perundangundangan, kepada Otoritas Jasa Keuangan. 4. Sesuai Pasal 94 POJK Tata Kelola BPRS, BPRS wajib menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf b dan huruf c kepada Otoritas Jasa Keuangan secara daring melalui sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam hal penyampaian laporan secara daring melalui sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan belum dapat dilakukan, laporan disampaikan secara luring. Penyampaian laporan terkait fungsi kepatuhan secara daring melalui sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan atau secara luring dilakukan sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai pelaporan bank perkreditan rakyat dan bank pembiayaan rakyat syariah melalui sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan. II. PEDOMAN KERJA, SISTEM, DAN PROSEDUR KEPATUHAN Pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan paling sedikit mencakup: 1. pihak yang bertanggung jawab dalam fungsi kepatuhan; 2. standar prosedur kepatuhan pada setiap satuan kerja BPRS antara lain: a. kewajiban bagi setiap satuan kerja BPRS untuk menjalankan kegiatan operasional sesuai dengan ketentuan intern BPRS,

- 3 - ketentuan peraturan perundang-undangan, dan Prinsip Syariah; dan b. kewajiban untuk menyesuaikan ketentuan intern BPRS dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Prinsip Syariah; 3. prosedur pengambilan keputusan oleh manajemen terkait fungsi kepatuhan; 4. kode etik kepatuhan untuk mendukung budaya kepatuhan; 5. alur koordinasi dan prosedur pemantauan antara: a. anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan dengan anggota Direksi lain; b. anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan dengan satuan kerja kepatuhan (SKP) atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi kepatuhan (PE Kepatuhan); dan c. SKP atau PE Kepatuhan dengan unit kerja lain di BPRS; 6. ketentuan intern terkait fungsi kepatuhan yang mengatur antara lain: a. tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan paling sedikit mencakup: 1) menetapkan langkah yang diperlukan untuk memastikan BPRS telah memenuhi seluruh ketentuan intern BPRS, ketentuan peraturan perundangundangan, dan Prinsip Syariah; 2) memantau dan menjaga agar kegiatan usaha BPRS tidak menyimpang dari ketentuan intern BPRS, ketentuan peraturan perundang-undangan, dan Prinsip Syariah; 3) memantau dan menjaga kepatuhan BPRS terhadap seluruh komitmen BPRS kepada Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lain yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 4) memberikan pendapat yang berbeda (dissenting opinions) dalam hal terdapat kebijakan dan/atau keputusan yang menyimpang dari ketentuan intern BPRS, ketentuan peraturan perundang-undangan, dan Prinsip Syariah;

- 4-5) memastikan terlaksananya sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada seluruh unit kerja terkait mengenai ketentuan intern BPRS, ketentuan peraturan perundang-undangan, dan Prinsip Syariah; 6) melaporkan kepada anggota Direksi lain dan Dewan Komisaris secara tertulis terkait pelanggaran kepatuhan yang dilakukan oleh pegawai BPRS; 7) melaporkan kepada Dewan Komisaris secara tertulis terkait pelanggaran kepatuhan yang dilakukan oleh Direksi BPRS; dan 8) melakukan koordinasi dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) terkait pelaksanaan fungsi kepatuhan terhadap Prinsip Syariah; dan b. tugas dan tanggung jawab SKP atau PE Kepatuhan paling sedikit mencakup: 1) memantau dan memahami setiap perkembangan ketentuan intern BPRS, ketentuan peraturan perundang-undangan, dan Prinsip Syariah; 2) melaksanakan sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada seluruh unit kerja terkait mengenai ketentuan intern BPRS, ketentuan peraturan perundangundangan, dan Prinsip Syariah; 3) memastikan bahwa masing-masing unit kerja sudah melakukan penyesuaian ketentuan intern BPRS dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Prinsip Syariah; 4) memberikan konsultasi kepada unit kerja atau pegawai BPRS mengenai kepatuhan terhadap ketentuan intern BPRS, ketentuan peraturan perundang-undangan, dan Prinsip Syariah; 5) memberikan rekomendasi untuk produk, aktivitas, dan transaksi BPRS sesuai dengan ketentuan intern BPRS, ketentuan peraturan perundang-undangan, dan Prinsip Syariah; 6) memastikan penerapan prosedur kepatuhan pada setiap unit kerja BPRS;

- 5-7) melakukan koordinasi dan memberikan rekomendasi kepada satuan kerja audit intern atau Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern terkait pelanggaran kepatuhan yang dilakukan oleh pegawai BPRS; 8) melaporkan pelaksanaan fungsi kepatuhan dan adanya pelanggaran kepatuhan kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan; 9) melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian terhadap risiko kepatuhan sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank pembiayaan rakyat syariah, berkoordinasi dengan satuan kerja manajemen risiko atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap penerapan fungsi manajemen risiko; 10) menganalisis, mengevaluasi, dan menilai risiko kepatuhan yang berhubungan dengan kegiatan usaha BPRS; 11) mengevaluasi dan mengembangkan prosedur pemantauan secara efektif dan efisien; dan 12) melakukan koordinasi dengan DPS terkait pelaksanaan fungsi kepatuhan terhadap Prinsip Syariah. III. LAPORAN TERKAIT FUNGSI KEPATUHAN 1. Laporan Pokok-Pokok Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Direksi yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan a. Pedoman Umum Laporan pokok-pokok pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan disusun setiap akhir bulan Desember dan ditandatangani oleh anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan dan direktur utama, serta disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat tanggal 31 Maret tahun berikutnya. Jika direktur utama melaksanakan fungsi sebagai anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan maka laporan pokok-

- 6 - pokok pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan ditandatangani oleh direktur utama. Sesuai Pasal 115 POJK Tata Kelola BPRS, BPRS untuk pertama kali menyampaikan laporan pokok-pokok pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk posisi laporan akhir bulan Desember 2022. b. Ruang Lingkup Laporan pokok-pokok pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan paling sedikit mencakup: 1) Informasi umum BPRS sesuai dengan kondisi terkini yang paling sedikit mencakup: a) struktur organisasi yang meliputi Direksi, Dewan Komisaris, DPS, dan Pejabat Eksekutif; b) formasi sumber daya manusia pada setiap unit kerja, pendidikan, dan lama masa jabatan pada posisi saat ini, termasuk Direksi, Dewan Komisaris, dan DPS; dan c) ketentuan intern yang telah dimiliki termasuk tanggal pemberlakuan. 2) Informasi mengenai pelaksanaan fungsi kepatuhan di BPRS paling sedikit mencakup: a) pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada seluruh unit kerja terkait mengenai ketentuan intern BPRS, ketentuan peraturan perundang-undangan, dan Prinsip Syariah; b) penerapan fungsi kepatuhan pada seluruh unit kerja termasuk rencana penyesuaian ketentuan intern dengan ketentuan peraturan perundangundangan, Prinsip Syariah, dan pemenuhan struktur organisasi atau sumber daya manusia; c) penyimpangan terhadap ketentuan intern BPRS, ketentuan peraturan perundang-undangan, dan Prinsip Syariah termasuk penjelasan atas upaya

- 7 - yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan; dan d) pelaksanaan pemenuhan komitmen terhadap Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lain yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Laporan Khusus a. Pedoman Umum Laporan khusus disusun dalam hal terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang menurut pendapat anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan telah menyimpang dari ketentuan peraturan perundangundangan. Sesuai Pasal 86 POJK Tata Kelola BPRS, laporan khusus harus ditandatangani oleh anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan dan wajib disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak penyimpangan ditemukan. b. Ruang Lingkup Laporan khusus mengenai kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang menurut pendapat anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan telah menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan paling sedikit mencakup: 1) kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang menyimpang dari ketentuan peraturan perundangundangan; dan 2) upaya pencegahan yang telah dilakukan secara optimal oleh anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan terhadap kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Laporan Penggantian Sementara Jabatan Anggota Direksi yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan a. Pedoman Umum Sesuai Pasal 62 ayat (7) POJK Tata Kelola BPRS, BPRS wajib melaporkan penggantian sementara jabatan anggota Direksi

- 8 - yang membawahkan fungsi kepatuhan. Penggantian sementara jabatan anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan dilakukan apabila: 1) anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan berhalangan sementara selama lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja sampai dengan 90 (sembilan puluh) hari kerja berturut-turut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (2) POJK Tata Kelola BPRS; atau 2) BPRS dalam proses penggantian anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan akibat Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan berhalangan tetap, mengundurkan diri, atau habis masa jabatannya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (4) POJK Tata Kelola BPRS. Laporan penggantian sementara jabatan anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah penggantian sementara dilakukan. b. Ruang Lingkup Laporan penggantian sementara jabatan anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan paling sedikit mencakup: 1) alasan penggantian sementara anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan; 2) profil anggota Direksi yang menggantikan sementara anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan; 3) jangka waktu penggantian sementara; dan 4) fotokopi berita acara serah terima (BAST) dari anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan kepada anggota Direksi lain dengan persetujuan Dewan Komisaris atau fotokopi persetujuan Dewan Komisaris mengenai penunjukan anggota Direksi lain untuk membawahkan fungsi kepatuhan, dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak dapat membuat BAST.

- 9 - IV. PENUTUP Ketentuan dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Juni 2019 KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS PERBANKAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd HERU KRISTIYANA Salinan ini sesuai dengan aslinya Direktur Hukum 1 Departemen Hukum ttd Yuliana