BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Serikat Petani Indonesia, Dramaga, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Balittan dan penentuan rendemen minyak atsiri kemangi dilakukan di Laboratorium Balittro. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2010. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kemangi dari Situletik, Dramaga, Bogor dan benih kemangi dari Karawang, kapur pertanian, serta pupuk kandang ayam. Alat yang digunakan yaitu alat-alat budidaya, tray, ajir, kertas label, oven, timbangan analitik, dan alat-alat tulis untuk pengamatan. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan RKLT Split Plot (Lampiran 1). Petak utama adalah kemangi yang terdiri dari 2 aksesi kemangi Bogor dan Karawang sedangkan anak petak yaitu perlakuan dosis pupuk kandang yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 10, 20, dan 30 ton/ha. Percobaan dilakukan dengan 3 ulangan. Tiap satuan percobaan berupa petakan dengan ukuran 2 m x 2 m sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Model statistik yang digunakan adalah : Y ijk = µ + V i + U j + (VU) ij + P k + (VP) ik + є ijk Keterangan : Y ijk = Nilai pengamatan pada perlakuan aksesi kemangi ke-i, ulangan ke-j, dan perlakuan pupuk kandang ke-k µ = Rataan umum V i U j = Pengaruh perlakuan aksesi kemangi ke-i = Pengaruh ulangan ke-j (VU) ij = Galat dari interaksi antara aksesi kemangi ke-i dan ulangan ke-j atau galat (a)
10 P k = Pengaruh perlakuan pupuk kandang ke-k (VP) ik = Interaksi antara perlakuan aksesi kemangi ke-i dan pupuk kandang ke-k є ijk = Pengaruh galat percobaan perlakuan aksesi kemangi ke-i, ulangan ke-j, dan perlakuan pupuk kandang ke-k atau galat (b) i = Jumlah perlakuan aksesi kemangi ke 1 dan 2 j = Jumlah ulangan ke 1, 2, dan 3 k = Jumlah perlakuan pupuk kandang ke 1, 2, 3, dan 4 Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji F pada taraf 5 %. Jika terdapat pengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji kontras polinomial. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian terdiri atas beberapa tahap yaitu : Penyemaian Penyemaian benih kemangi dilakukan di tray dengan media kompos. Penanaman benih sebanyak 2 benih per lubang dengan jarak yang tidak terlalu rapat supaya pertumbuhan kemangi baik. Penyemaian dilakukan sampai umur bibit kemangi sekitar 4 minggu lalu dipindah ke lahan. Pengolahan lahan Lahan diolah dengan menggunakan cangkul dan dibuat petak utama untuk perlakuan jenis dan anak petak untuk pupuk kandang. Luas lahan yang digunakan untuk satu petakan sebesar 4 m 2 dengan ukuran 2 m x 2 m. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm x 20 cm sehingga diperoleh satu petakan sebanyak 100 tanaman. Percobaan terdiri dari 24 satuan percobaan sehingga total populasi keseluruhan sebanyak 2 400 tanaman. Penanaman Bibit kemangi yang telah disemai lalu ditanam di lahan. Bibit yang ditanam sebanyak satu bibit per lubang. Kondisi bibit harus dalam keadaan sehat dan bebas dari serangan hama dan penyakit. Hal ini dimaksudkan supaya pertumbuhan bibit kemangi dapat berlangsung dengan baik.
11 Pemberian pupuk kandang Dua minggu sebelum tanam, pupuk kandang diaplikasikan pada lahan seluas 4 m 2 dengan dosis 0, 10, 20, dan 30 ton/ha dan dikonversi masing-masing sebesar 0, 4, 8, dan 12 kg. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman meliputi penyulaman apabila tanaman mati atau pertumbuhannya terganggu. Selain itu, penyiraman dilakukan secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelembaban tanah agar tanaman tidak mati. Penyiangan gulma juga perlu dilakukan dengan cara mencabut gulma-gulma di sekitar tanaman. Penyiangan gulma perlu dilakukan setiap minggu supaya pertumbuhan bibit tanaman tidak terganggu. Pemanenan Pemanenan dilakukan satu kali saat tanaman kemangi telah berumur 4 minggu setelah transplanting. Bagian tanaman kemangi yang dipanen adalah seluruh bagian tanaman kemangi. Pengamatan Pengamatan dilakukan pada 10 sampel tanaman kemangi pada masingmasing satuan unit percobaan. Peubah yang perlu diamati meliputi : 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman diukur saat tanaman telah dipindahkan ke lahan sampai tanaman siap dipanen. Pengukuran dilakukan dengan mengukur sampel tanaman dari pangkal batang sampai titik tumbuh tertinggi pada umur 1, 2, 3, dan 4 MST. 2. Jumlah cabang Jumlah cabang yang dihitung adalah cabang primer yang dihasilkan oleh setiap tanaman. Pengamatan dilakukan saat umur tanaman 1, 2, 3, dan 4 MST.
12 3. Jumlah daun Daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka sempurna dan berwarna hijau. Pengamatan dilakukan saat umur tanaman 1, 2, 3, dan 4 MST. 4. Bobot basah panen yang layak jual Pengukuran bobot basah panen (batang dan daun) sesuai dengan kriteria layak jual yaitu daun yang berwarna hijau, segar, rasanya renyah, dan dipetik sekitar ± 10 cm dari ujung daun yang ditegakkan. Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang bobot basah hasil panen berupa batang dan daun yang dihasilkan tiap tanaman. Panen untuk sayur konsumsi dilakukan pada saat tanaman telah berumur 4 MST. 5. Bobot basah total tanaman Pengukuran bobot basah total tanaman dilakukan setelah panen dengan cara menimbang bobot basah total pada masing-masing tanaman. 6. Bobot kering total tanaman Pengukuran terhadap bobot kering total tanaman dilakukan setelah panen dengan cara menimbang bobot kering total hasil panen yang telah dioven pada suhu 105 0 C selama 2 hari. Kadar air diukur menggunakan metode pengeringan oven dengan rumus KA (%) = (Utami et al., 2007) 7. Rendemen minyak atsiri Penentuan rendemen minyak atsiri dapat dilakukan dengan menggunakan metode destilasi air. Sampel kemangi basah komposit sebesar 4 kg dikeringanginkan selama 3 hari sampai kadar air 15-20 %. Sampel kemangi layu lalu dimasukkan ke dalam labu destilasi dan ditambah air (± 3 liter) sampai semua bahan terendam air kemudian disuling dengan uap selama 4-5 jam mulai dari mendidih. Minyak atsiri kemangi yang dihasilkan ditampung kemudian dibebasairkan dengan menambahkan larutan natrium sulfat (Na 2 SO 4 ). Minyak atsiri yang bebas air lalu ditimbang beratnya untuk menentukan kadar minyak yang diperoleh (Balittro, 2008). Rendemen minyak atsiri dihitung berdasarkan perbandingan volume minyak yang dihasilkan dari penyulingan bahan dengan bobot sampel yang
13 disuling dan dinyatakan dalam satuan persen. Penentuan rendemen minyak atsiri diperoleh dengan cara : Rendemen b/v (%) =