BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimana pasar modal dapat menunjang ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. sarana bagi pendanaan usaha dan sebagai sarana bagi pendanaan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2010). Pada akhir tahun 1994, IHSG. mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pada bulan Oktober 2012 IHSG

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

PENGARUH KURS VALUTA ASING DAN DOW JONES

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara, dalam penggerakan dana untuk menunjang pembiayaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. merasakan akibat dari krisis. Dengan adanya globalisasi, pengaruh tersebut

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ardian Agung Witjaksono (2010) Sunariyah, (2006: 20-22).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berinvestasi, maka investor tersebut harus memperhatikan resiko-resiko yang akan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Amerika Serikat yaitu subprime mortgage yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan bisnis dengan aturan-aturan yang dibuat. Sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia maupun yang belum terdaftar, yang sudah go public. maupun yang belum go public sangat membutuhkan pasar keuangan

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal merupakan. yang bersangkutan (Ang,1997). Pasar Modal memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Fungsi kedua adalah sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham. Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik (www.idx.co.id). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan suatu indeks yang menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks. IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia juga berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham perusahaan tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG (www.idx.co.id, 2017). Perusahaan yang tercatat di IHSG memiliki kapitalisasi pasar yang cukup besar dan berpotensi mempengaruhi kewajaran IHSG, maka IHSG dipilih sebagai objek dalam penelitian ini. 1

2 Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Indeks Saham, yaitu faktor internal perusahaan penerbit saham maupun eksternal. Faktor internal berasal dari kondisi perusahaan penerbit saham itu sendiri, seperti posisi laba dan hutang perusahaan atau struktur manajemen perusahaan tersebut. Faktor internal yang mempengaruhi terbentuknya harga saham berbeda-beda pada setiap emiten, maka dari itu resiko yang timbul dari faktor internal merupakan resiko yang tidak sistematis. Melalui penelitian yang dilakukan oleh Sudiyanto (2010) membuktikan risiko yang dapat dieliminasi dengan diversitifikasi disebut dengan resiko tidak sistematis. Sebaliknya risiko yang melekat pada sumber risiko pasar, disebut juga dengan risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat terdiversifikasi (Bodie, et al, 2014:206). Selain dipengaruhi oleh faktor internal, harga saham juga dipengaruhi oleh faktor eksternal (makro) yang dapat mempengaruhi perubahan harga saham antara lain perubahan tingkat suku bunga bank sentral, keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara dan bukti empiris bahwa variabel-variabel makro seperti bunga deposito, SBI, jumlah uang beredar, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan inflasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap indeks harga saham. BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap sebuah kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik (www.bi.go.id, 2017). Kebijakan tingkat suku bunga dikendalikan secara langsung oleh Bank Indonesia melalui BI rate. BI rate merupakan respon bank sentral terhadap tekanan inflasi ke depan

3 agar tetap berada pada sasaran yang telah ditetapkan. Perubahan BI rate sendiri dapat memicu pergerakan di pasar saham Indonesia. Penurunan BI rate secara otomatis akan memicu penurunan tingkat suku bunga kredit maupun deposito. Bagi para investor, dengan penurunan tingkat suku bunga deposito,akan mengurangi tingkat keuntungan yang diperoleh bila dana yang mereka miliki diinvestasikan dalam bentuk deposito. Selain itu dengan penurunan suku bunga kredit, biaya modal akan menjadi kecil, ini dapat mempermudah perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dengan biaya yang murah untuk meningkatkan produktivitasnya. Peningkatan produktivitas akan mendorong peningkatan laba, hal ini dapat menjadi daya tarik bagi para investor untuk berinvestasi di pasar modal. Saat ini industri di Indonesia sedang mengalami masa pertumbuhan (www.bappenas.go.id, 2016). Perusahaan-perusahaan tersebut aktif melakukan kegiatan ekspor dan impor. Salah satu faktor yang melancarkan kegiatan ekspor dan impor tersebut adalah adanya mata uang sebagai alat transaksi. Salah satu mata uang yang umum digunakan dalam perdagangan internasional adalah dolar Amerika Serikat. Bagi perusahaan-perusahaan yang aktif melakukan kegiatan ekspor dan impor kestabilan nilai kurs mata dolar terhadap rupiah menjadi hal yang penting. Sebab ketika nilai rupiah terdepresiasi dengan dolar Amerika Serikat, hal ini akan mengakibatkan barang-barang impor menjadi mahal. Apabila sebagian besar bahan baku perusahaan menggunakan bahan impor, secara otomatis ini akan

4 mengakibatkan kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi ini tentunya akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Turunnya tingkat keuntungan perusahaan tentu akan mempengaruhi minat beli investor terhadap saham perusahaan yang bersangkutan. Secara umum, hal ini akan mendorong pelemahan indeks harga saham di negara tersebut (Witjaksono, 2010). Dengan demikian, turunnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan akan berdampak pada penurunan IHSG. Hal ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kurs rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG serta penelitian yang dilakukan oleh Rusbariandi (2012) yang juga menunjukkan bahwa kurs rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap JII. Kenaikan harga minyak sudah terjadi sejak 1999 dan bahkan sejak 2003 telah mencapai lebih dari 25 US$ per barrel dan terus meningkat hingga mendekati 80US$ per barrel. Wilayah Asia sebagai wilayah importir minyak neto yang besar tentu saja akan terkena dampak kenaikan harga tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang membutuhkan energi yang lebih banyak untuk meningkatkan setiap satuan PDB-nya dibandingkan dengan Jepang dan Amerika Serikat. Sehingga harga minyak dunia memegang salah satu peran penting dalam perekonomian Indonesia. Kenaikan harga minyak dunia tentu akan berpengaruh pada biaya operasional perusahaan pertambangan. Hal ini dilatarbelakangi dari data pada Triwulan ke-iv tahun 2016 diketahui bahwa total nilai kapitalisasi

5 pasar dalam industri pertambangan mencapai nilai Rp 285,7 trilyun dari total nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp5.753,6 trilyun (www.idx.co.id). Sehingga dengan adanya kenaikan harga minyak dunia akan berdampak pada kenaikan harga saham perusahaan pertambangan. Selanjutnya maka dengan adanya kenaikan harga minyak dunia akan berdampak pada pergerakan IHSG di BEI. Investasi dalam bentuk emas dipercaya sebagai salah satu komoditi yang menguntungkan disebabkan selain harganya yang cenderung mengalami peningkatan, emas juga merupakan bentuk investasi yang sangat liquid, karena dapat diterima di wilayah atau di negara manapun. Ketika potensi imbalan (return) berinvestasi dalam saham atau obligasi tidak lagi menarik dan dianggap tidak mampu mengompensasi risiko yang ada, maka investor akan mengalihkan dananya ke dalam aset riil seperti logam mulia atau properti yang dianggap lebih layak dan aman (Syarofi, 2014). Emas banyak digunakan untuk mengendalikan defisit keadaan ekonomi suatu negara. Selain itu emas merupakan salah satu komoditi yang dapat mempengaruhi bursa saham. Pergerakan harga emas yang berfluktuatif tentunya akan mempengaruhi IHSG di BEI. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2010) menunjukkan hasil bahwa harga emas dunia berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG. Perekonomian Indonesia sendiri saat ini sudah semakin terintegrasi dalam perekonomian global. Perekonomian Indonesia terbuka dari sisi neraca pembayaran mulai dari perdagangan, arus modal masuk dan keluar

6 (capital inflow atau outflow), dan kegiatan pemerintah melalui penarikan dan pembayaran utang luar negeri (www.antaranews.com, 2015). China, Jepang dan Amerika Serikat adalah tiga negara tujuan ekspor non migas terbesar Indonesia, masing-masing memiliki nilai ekspor USD 20,9 miliar, USD 17,2 miliar dan USD 14,6 miliar (ekbis.sindonews.com, 2017). Terjadinya perubahan keadaan perekonomian di negara tersebut maka akan berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perekonomian di Indonesia. Jika perekonomian di ketiga negara tersebut mengalami keadaan resesi, tentu akan menyebabkan nilai ekspor non migas Indonesia ke negara-negara tersebut ikut menurun. Hal ini disebabkan konsumen di negara tersebut dalam keadaan ekonomi yang sedang resesi tentu akan mengurangi tingkat pengeluarannya. Ketiga negara tersebut selain merupakan negara tujuan ekspor untuk Indonesia, juga merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Hal ini didasari bahwa pada tahun 2016 nilai gabungan produk domestik bruto ketiga negara tersebut mewakili 49,76% dari total produk domestik bruto seluruh dunia (www.imf.org, 2016). Sehingga adanya perubahan keadaan ekonomi di ketiga negara tersebut dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia baik melalui kegiatan ekspor impor barang dan jasa, aliran dana dari investor ketiga negara tersebut, atau perubahan tingkat risiko bisnis di ketiga negara tersebut. Salah satu variabel ekonomi yang dapat dijadikan pengukuran kinerja perekonomian suatu negara adalah indeks saham di negara tersebut.

7 Faktor makro ekonomi seperti harga minyak dan harga emas dunia yang telah diuraikan di atas, penelitian ini juga menyoroti tiga Indeks saham global sebagai faktor yang mempengaruhi variabel Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ketiga Indeks saham global tersebut yaitu Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei 225 dan Indeks Hang Seng. Indeks Dow Jones dipilih sebagai variabel yang mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), hal ini dikarenakan sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar, pengaruh Amerika Serikat sangat besar bagi negaranegara lain, hal ini juga termasuk pengaruh dari perusahaan-perusahaan dan investornya. Sehingga pergerakan Indeks Dow Jones yang merupakan salah satu Indeks dalam NYSE (New York Stock Exchange) akan berpengaruh pada pergerakan Indeks saham negara-negara lain. Salah satu contoh pada tahun 2008, dimana saat itu krisis mortgage di Amerika Serikat yang akhirnya juga menyeret IHSG turun hingga sebesar 50%, padahal dampak krisis itu terhadap perekonomian Indonesia relatif kecil (finance.detik.com, 2008). Muharam dan Nurafni (2008) menjelaskan apabila Indeks saham Dow Jones Industrial Average di New York Stock Exchange mengalami peningkatan (dalam konteks ini US$ melemah atau mengalami depresiasi), maka rupiah menguat. Jika rupiah mengalami apresiasi dan ditindaklanjuti oleh otoritas moneter dengan mengambil kebijakan menurunkan tingkat suku bunga deposito, maka orang akan cenderung menarik depositonya dan mengalihkan dalam bentuk investasi saham yang akhirnya akan

8 menaikkan harga saham dan juga sebaliknya. Perubahan harga pada Indeks Dow Jones akan mempengaruhi pergerakan IHSG di BEI. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2010) dan Sari (2012) menunjukkan bahwa Indeks Dow Jones berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG. Indeks Nikkei 225 dipilih sebagai variabel yang mempengaruhi IHSG. Selain indeks tersebut paling banyak diminati para investor. Hal ini dikarenakan fluktuasi indeks cukup besar sehingga akan lebih berpotensi memberi keuntungan sekaligus kerugian. Menurut penelitian yang dilakukan Syarofi (2014), Indeks Nikkei 225 merupakan indeks perdagangan saham di negara Jepang. Keterkaitan antara Jepang dan Indonesia dapat dikatakan sangat kuat. Hal ini dikarenakan aktivitas perekonomian, terutama dari sisi ekspor. Jepang adalah negara tujuan ekspor terbesar Indonesia. Negara Jepang merupakan konsumen nomor satu ekspor material energi seperti minyak bumi dan batu bara yang berasal dari Indonesia. Sehingga adanya fluktuasi pada Indeks Nikkei akan berpengaruh terhadap pergerakan IHSG di BEI. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2010) menunjukkan bahwa Indeks Nikkei 225 berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG. Penelitian ini tidak hanya menggunakan Indeks Dow Jones dan Indeks Nikkei 225. Indeks Hang Seng selanjutnya dipilih sebagai variabel yang mempengaruhi IHSG. Menurut Sari (2012) Hang Seng Index (HSI) adalah indeks kumulatif dari 38 saham blue chip dari Hong Kong Stock

9 Market, yang merupakan salah satu indeks saham terpercaya yang digunakan para investor dan fund manager untuk berinvestasi. Ke-38 constituent stock yang dijadikan indikator berasal dari berbagai sektor, seperti Industri, Finance, Properties, dan sebagainya. Keseluruhan dari nilai saham-saham ini merupakan 70% dari nilai kapitalisasi seluruh nilai saham yang tercatat pada The Stock Exchange of Hong Kong Ltd (SEHK). Karena itu naik atau turunnya indeks Hang Seng merupakan refleksi performa dari keseluruhan saham-saham yang diperdagangkan. Pergerakan Indeks Hang Seng dapat mempengaruhi IHSG karena para investor lebih memilih untuk menanamkan modalnya di Hongkong dengan risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan berinvestasi di Indonesia. Oleh karena itu investasi di Indonesia menurun sehingga harga saham di Indonesia ikut menurun. Selain itu juga Indeks Hang Seng lebih fleksibel dan berpengaruh terhadap pergerakan saham global dibandingkan dengan IHSG. Bursa saham Hongkong juga menempati posisi sebagai bursa saham terbesar kedua di Asia. Oleh karena itu bursa saham Hongkong lebih banyak diminati oleh para investor (www.bloomberg.com, 2015). Dengan demikian, adanya perubahan harga pada Indeks Hang Seng akan berpengaruh pada pergerakan IHSG di BEI. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012) menunjukkan bahwa Indeks Saham Hang Seng berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG. Berdasarkan latar belakang dan dukungan data diatas maka penelitian tentang PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MAKRO

10 EKONOMI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (Studi Kasus pada IHSG di BEI Selama Periode 2013 2017) dianggap penting untuk dilakukan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya. Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tingkat Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei 225, Indeks Hang Seng dan variabel independenya adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Periode pengamatan penelitian ini selama 5 tahun yaitu dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, muncul beberapa masalah dalam penelitian ini, maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah faktor-faktor makro ekonomi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan? 2. Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan-tujan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Untuk menganalisis pengaruh Faktor-faktor Makro Ekonomi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

11 b. Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. 2. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang berhubungan dengan topik penelitian ini. Kegunaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut : a. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. b. Bagi Emiten Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan evaluasi agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang maksimal. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.