III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus. Lokasi

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak (soft clay) yang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain, adalah : 6. Mesin pencetak paving block dengan sistem getaran

III. METODOLOGI PENELITIAN. panjang, dengan panjang = 18 cm, Lebar = 9 cm, dan tebal = 4,5 cm.

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lempung lunak dari Rawa

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari. Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

Pada percobaan ini alat-alat yang digunakan adalah

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 o 71 84,26 ) dan bujur

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

III. METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah jenis tanah

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada tugas akhir ini bersifat research di laboratorium

DATA HASIL PENGUJIAN Laboratorium. Lampiran A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

III. METODOLOGI PENELITIAN. melakukan penelitian di laboratorium. Persiapan penelitian terdiri dari:

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat

BAB III METODE PENELITIAN

Revisi SNI Daftar isi

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

STUDI PENGARUH JENIS TANAH KOHESIF (IP) PADA UJI KOMPAKSI STANDAR PROCTOR ABSTRAK

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus. Lokasi pengambilan sampel tanah berada di Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung, tepatnya di Jalan Nunyai. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini merupakan sampel tanah terganggu. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan cara penggalian dengan menggunakan cangkul kemudian memasukkannya ke dalam karung plastik. Pada penelitian ini, batu bata akan dicetak menggunakan mesin cetak yang terdapat di pabrik pembuatan batu bata. Batu bata dibuat dengan ukuran standar mesin cetak tersebut. B. Metode Pencampuran Tanah dengan Bahan Additive TX-300 Pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Terdapat tiga tahapan yang dilakukan dalam pengujian, yaitu : 1. Pengujian sifat-sifat fisik tanah. 2. Pengujian kuat tekan dan daya serap air terhadap batu bata yang telah dicampur additive (campuran tambahan) TX-300 dengan kadar 0,6 ml, 0,9 ml, 1,2 ml dan 1,5 ml.

27 3. Tanah yang sudah tercampur TX-300 didiamkan selama tujuh hari sebelum dicetak menjadi batu bata. Setelah dicetak, batu bata tersebut kemudian dikeringkan dengan penganginan, setelah itu dilakukan pembakaran selama satu hari, dua hari dan tiga hari, lalu dilakukan pengujian daya serap air selama satu hari. C. Pelaksanaan Pengujian 1. Pengujian Sifat Fisik Tanah Sifat-sifat fisik tanah mempunyai hubungan yang erat dengan banyak kelayakan pada penggunaan yang diharapkan dari tanah tersebut. Seperti kekokohan dan kekuatan pendukung, kapasitas penyimpanan air, plastisitas, dll. Semua kelayakan tersebut secara erat berkaitan dengan kondisi fisik tanah. Hal ini berlaku untuk tanah yang akan digunakan sebagai bahan struktural, seperti dalam pembangunan jalan raya, bendungan, pondasi untuk bangunan, sistem pembuangan limbah, dsb. Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Adapun pengujian-pengujian fisik yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Kadar air (Water Content) Sesuai dengan ASTM D 2216, pengujian ini memiki tujuan untuk mengetahui kadar air suatu sampel tanah, yaitu perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat butir tanah kering tersebut yang dinyatakan dalam persen.

28 Cara kerja berdasarkan ASTM D-2216 : 1). Menimbang cawan yang akan digunakan, kemudian memasukkan benda uji kedalam cawan lalu menimbang kembali cawan yang telah terisi benda uji tersebut. 2). Memasukkan cawan yang berisi benda uji ke dalam oven dengan suhu 110 o C selama 24 jam. 3). Menimbang cawan berisi benda uji yang sudah di oven, lalu menghitung persentase kadar air. b. Berat Volume (Unit Weight) Sesuai dengan ASTM D-2937, pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat volume tanah dalam keadaan asli ( undisturbed sample), yaitu perbadingan antara berat tanah dengan volume tanah. Cara kerja berdasarkan ASTM D-2937 : 1). Membersihkan dan menimbang ring contoh 2). Memberikan oli pada ring contoh secara merata agar tanah atau benda uji tidak melekat pada ring. 3). Memasukkan sampel tanah atau benda uji dengan cara menekan ring ke sampel tanah sehingga ring masuk ke dalam sampel tanah. 4). Meratakan permukaan tanah dengan pisau, kemudian menimbang ring dan tanah tersebut. Perhitungan berat volume : 1). Berat ring (Wc) 2). Volume ring bagian dalam (V) 3). Berat ring dan tanah (Wcs)

29 4). Berat tanah (W) = Wcs Wc 5). Berat volume (γ) (gr/cm 3 atau t/m 3 ) c. Berat Jenis (Specific Gravity) Sesuai dengan ASTM D-854, percobaan ini dilakukan untuk menentukan kepadatan massa butiran atau partikel tanah, yaitu perbandingan antara berat butiran tanah dan berat air dengan volume yang sama pada suhu tertentu. Cara kerja berdasarkan ASTM D-854 : 1). Menimbang picnometer kosongdalam keadaan bersih dan kering. 2). Memasukkan sampel tanah atau benda uji ke dalam picnometer dan menambahkan air sampai menyentuh garis batas picnometer. 3). Mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terperangkap di dalam butiran tanah. 4). Mengeringkan bagian luar picnometer, kemudian menimbang dan mencatat hasilnya dalam temperatur tertentu. d. Batas Cair (Liquid Limit) Sesuai dengan ASTM D 423, tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batasan antara keadaan plastis dan keadaan cair. Cara kerja berdasarkan ASTM D-423 : 1). Mengayak sampel tanah yang sudah dihaluskan dengan menggunakan saringan no. 40.

30 2). Mengatur tinggi jatuh mangkuk cassagrande setinggi 10 mm. 3). Mengambil sampel tanah yang lolos saringan no. 40 sebanyak 150 gram, kemudian memasukkannya kedalam mangkuk cassagrande dan meratakan permukaan adonan sehingga sejajar dengan alas. 4). Membuat alur tepat ditengah-tengah dengan membagi benda uji dalam mangkuk cassagrande tersebut dengan menggunakan grooving tool. 5). Memutar tuas pemutar sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang 13 mm sambil menghitung jumlah ketukan. Jumlah ketukan harus berada diantara 10-40 kali. Bila kurang dari 10 kali ketukan, tanah tersebut terlalu banyak mengandung air, sedangkan bila lebih dari 40 kali ketukan, tanah tersebut kekurangan air. 6). Mengambil sebagian benda uji di bagian tengah mangkuk untuk pemeriksaan kadar air dan melakukan langkah kerja yang sama untuk benda uji dengan keadaan adonan benda uji yang berbeda, sehingga diperoleh 4 macam benda uji dengan jumlah ketukan yang berbeda pula, yaitu 2 buah dibawah 25 ketukan dan 2 buah diatas 25 ketukan. Perhitungan batas cair : 1). Menghitung kadar air masing-masing sampel tanah sesuai jumlah pukulan. 2). Membuat hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan pada grafik semi logaritma, yaitu sumbu x sebagai jumlah pukulan dan sumbu y sebagai kadar air.

31 3). Menarik garis lurus dari keempat titik yang tergambar. 4). Menentukan nilai batas cair pada jumlah pukulan ke-25. e. Batas Plastis (Plastic Limit) Sesuai dengan ASTM D-424, batas plastis adalah kadar air minimum dimana tanah dapat dibentuk secara plastis. Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat sesuai. Cara kerja berdasarkan ASTM D 424 : 1). Mengayak sampel tanah yang telah dihaluskan dengan saringan no.40. 2). Mengambil sampel tanah kira-kira sebesar ibu jari dan dibulatkan, kemudian digulung di atas plat kaca hingga terbentuk batang memanjang kira-kira berdiameter 3 mm sampai retak-retak atau putus-putus. 3). Memasukkan benda uji kedalam cawan, kemudian ditimbang. Setelah itu menentukan kadar air benda uji. Perhitungan : 1) Nilai batas plastis adalah kadar air rata-rata dari ketiga benda uji 2) Plastis Indeks (PI) : 3) PI = LL PL

32 f. Analisis Saringan (Sieve Analysis) Tujuan pengujian analisis saringan adalah untuk mengetahui persentasi butiran tanah dan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu jenis tanah yang tertahan di atas saringan No. 200 (Ø 0,075 mm). Cara kerja analisis saringan : 1). Mengambil sampel tanah sebanyak 500 gram, kemudian memeriksa kadar airnya. 2). Menimbang masing-masing saringan kemudian meletakkan susunan saringan di mesin penggetar dan memasukkan sampel tanah pada susunan yang paling atas kemudian menutup rapat. 3). Mengencangkan penjepit mesin dan menghidupkan mesin penggetar selama kira-kira 15 menit. Setelah itu, menimbang masing-masing saringan beserta sampel tanah yang tertahan di atasnya. Perhitungan : 1). Berat masing-masing saringan (Wci) 2). Berat masing-masing saringan beserta sampel tanah yang tertahan di atas saringan (Wbi) 3). Berat tanah yang tertahan (Wai) = Wbi Wci 4). Jumlah seluruh berat tanah yang tertahan di atas saringan ( Wai Wtot) 5). Persentase berat tanah yang tertahan di atas masing-masing saringan (Pi)

33 Pi Wbi Wci W total x100% 6). Persentase berat tanah yang lolos masing-masing saringan (q) : qi 100% pi% q 1 1 qi pi 1 Dimana : i = 1 (saringan yang dipakai dari saringan dengan diameter maksimum sampai saringan No. 200) g. Uji Pemadatan Tanah (Soil Compaction) Berdasarkan ASTM D 698, pengujian ini bertujuan untuk menentukan kepadatan maksimum tanah dengan cara mengetahui hubungan antara kadar air dengan kepadatan tanah. Langkah kerja uji pemadatan tanah : 1). Penambahan air a) Mengambil tanah sebanyak 12,5 kg dengan menggunakan karung goni lalu dijemur. b) Setelah kering tanah yang masih menggumpal dihancurkan dengan tangan. c) Butiran tanah yang terpisah diayak dengan saringan No. 4. d) Butiran tanah yang lolos saringan No. 4 dipindahkan atas 5 bagian masing-masing 2,5 kg, kemudian memasukkan masingmasing bagian ke dalam plastik dan ikat rapat-rapat. e) Mengambil sebagian butiran tanah yang mewakili sampel tanah untuk menentukan kadar air awal.

34 f) Mengambil tanah seberat 2,5 kg, menambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan tanah sampai merata. Bila tanah yang diaduk telah merata, dikepalkan dengan tangan. Bila tangan dibuka, tanah tidak hancur dan tidak lengket ditangan. Setelah dapat campuran tanah, mencatat berapa cc air yang ditambahkan untuk setiap 2,5 kg tanah, penambahan air dilakukan dengan selisih 3%. g) Penambahan air untuk setiap sampel tanah dalam plastik dapat dihitung dengan rumus : Wwb = wb. W 1 + wb W = Berat tanah wb = Kadar air yang dibutuhkan Penambahan air : Ww = Wwb Wwa h) Sesuai perhitungan, lalu melakukan penambahan air setiap 2,5 kg sampel di atas pan dan mengaduk sampai rata dengan sendok pengaduk, dimasukkan dalam plastik dan diperam selama 24 jam 2). Pemadatan tanah a) Menimbang mold standar beserta alas. b) Memasang collar pada mold, lalu meletakkannya di atas papan. c) Mengambil salah satu sampel tanah yang telah ditambahkan air dan diperam selama 24 jam.

35 d) Dengan modified proctor, tanah dibagi kedalam 5 bagian. Bagian pertama dimasukkan ke dalam mold, ditumbuk 25 kali sampai merata. Dengan cara yang sama dilakukan pula untuk bagian kedua, ketiga, keempat dan kelima, sehingga bagian kelima mengisi sebagian collar (berada sedikit diatas bagian mold). e) Melepaskan collar dan meratakan permukaan tanah pada mold dengan menggunakan pisau pemotong. f) Menimbang mold berikut alas dan tanah di dalamnya. g) Mengeluarkan tanah dari mold dengan extruder, ambil bagian tanah (alas dan bawah) dengan menggunakan 2 container untuk pemeriksaan kadar air (ω). h) Mengulangi langkah kerja 2.b sampai 2.g untuk sampel tanah lainnya, maka akan didapatkan 5 data pemadatan tanah. Perhitungan: 1). Kadar air (ω) a) Berat cawan + berat tanah basah : W1 (gr) b) Berat cawan + berat tanah kering : W2 (gr) c) Berat air : W1 W2 (gr) d) Berat cawan : Wc (gr) e) Berat tanah kering : W2 Wc (gr) f) Kadar air = W1W 2 W 2 Wc 2). Berat volume kering (γ d ) a) Berat mold : Wm (gr)

36 b) Berat mold + sampel : Wms (gr) c) Berat tanah (W) : Wms Wm (gr) d) Volume mold : ¼**d 2 *t e) Berat isi (γ) = W/V f) Kadar air (ω) g) Berat volume kering (γ d ) : γ d = 100 x 100 h) Berat Volume Zero Air Void (γz) Gs x w zav 1 Gs x w 2. Pengujian Batu Bata Melakukan pengujian kuat tekan dan daya serap air terhadap batu bata dengan komposisi campuran material tanah dengan kadar tertentu untuk mendapatkan kadar optimum, serta nilai daya serap dan kuat tekan optimum batu bata. Pada pengujian ini setiap sampel tanah dibuat dengan campuran TX-300. lalu diperam selama tujuh hari. Kemudian dibakar selama satu hari, dua hari dan tiga hari, lalu dilakukan pengujian kuat tekan dan daya serap air. Pelaksanaan pengujian kuat tekan dan daya serap air dilakukan di Laboratorium Bahan dan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung. a. Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan pada batu bata bertujuan untuk mendapatkan besar beban tekan maksimum yang bisa diterima oleh batu bata. Alat

37 uji yang digunakan adalah mesin desak. Pengujian ini dapat dilakukan dengan meletakkan benda uji pada alat uji dimana di bawah dan di atas benda uji diletakkan pelat baja, kemudian menjalankan mesin desak dan dicatat gaya tekan maksimumnya. Kuat tekan batu bata dihitung dengan menggunakan persamaan : 1. Keterangan : P = beban hancur A = luas bidang tekan (cm 2 ) 2. Kuat tekan yang dipersyaratkan (fc ) = fcr k.sd Keterangan : fcr = kuat tekan rata-rata k = tetapan statistic k = 1,64 SD = standar deviasi (kg/cm 2, MPa) b. Pengujian Daya Serap Air Pengukuran daya serap air merupakan persentase perbandingan antara selisih massa basah dengan massa kering dengan massa kering besarnya daya serap dikerjakan hasilnya sesuai dengan SNI 03-0691- 1996. Sampel yang sudah diukur merupakan massa kering dan direndam selama 24 jam lalu diukur massa basah menggunakan neraca analitis.

38 Penyerapan air = dengan : Wk = Berat sampel kering (g) Wb = Berat sampel setelah direndam air (g) D. Urutan Prosedur Penelitian 1. Pencampuran Material Bahan Sebelum pencampuran material bahan, sampel tanah telah diuji sifat fisik, meliputi pengujian kadar air, analisis saringan, berat jenis, berat volume, batas-batas atterberg, dan uji pemadatan untuk mendapatkan nilai kadar air optimum pada pencampuran sampel. Setelah mendapatkan data uji, maka campuran dapat dibuat dengan melakukan pencampuran tanah lempung + TX-300 + air dengan komposisi masing-masing bahan campuran. 2. Pemeraman dan Pencetakan Batu Bata Setelah campuran teraduk dengan rata, kemudian campuran tersebut diperam selama tujuh hari. Setelah diperam, batu bata dapat dicetak. Proses pencetakan batu bata dilakukan dengan menaruh bahan yang telah dicampur ke dalam mesin cetak. 3. Pengeringan Batu Bata Proses pengeringan batu bata dilakukan secara bertahap, penutup plastik dengan tujuan agar batu bata tidak terkena panas matahari langsung. Apabila panas matahari terlalu menyengat, akan timbul retakan-retakan pada batu bata nantinya. Jika kondisi cuaca baik, proses pengangingan

39 memerlukan waktu tujuh hari. Sedangkan jika kondisi udara lembab, proses pengeringan batu bata membutuhkan waktu sekurang-kurangnya tujuh hari. 4. Pengujian Daya Serap Air dan Kuat Tekan Pengujian daya serap air dilakukan untuk mengetahui besarnya daya serap benda uji tersebut. Semakin banyak daya serap yang terdapat pada benda uji, maka semakin rendah kekuatannya, begitu pula sebaliknya. Sedangkan pengujian kuat tekan pada batu bata adalah untuk mendapatkan besarnya beban tekan maksimum yang bisa diterima oleh batu bata. E. Bagan Alir Penelitian Semua hasil yang didapat dari pelaksanaan penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik hubungan serta penjelasan-penjelasan yang didapat dari: 1. Hasil yang didapat dari pengujian sampel tanah asli ditampilkan dalam bentuk tabel dan digolongkan berdasarkan sistem klasifikasi tanah AASHTO. 2. Dari seluruh analisis hasil penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan tabel dan grafik yang telah ada terhadap hasil penelitian yang didapat. Dari seluruh analisis hasil yang telah ditampilkan, dapat diuraikan bagan alir terhadap hasil penelitian, diperlihatkan pada Gambar 2.

40 Mulai Pengambilan Sampel Tanah Asli Pengujian Awal (Tanah Asli) Kadar Air Analisa Saringan Berat Jenis Batas Atterberg Sampel 1 Kadar TX-300 : 0.6 ml Pembuatan Sampel Tanah Campuran (Tanah Asli + Kadar Larutan TX-300) Sampel 2 Kadar TX-300 : 0,9 ml Sampel 3 Kadar TX-300 : 1.2 ml Sampel 4 Kadar TX-300 : 1.5 ml Pemeraman tanah tujuh hari Pengujian Kuat Tekan Pencetakan batu bata Pembakaran satu hari Pembakaran dua hari Pembakaran tiga hari Pengujian Kuat Tekan Analisis Hasil Kesimpulan Perendaman satu hari Pengujian Kadar Air Selesai Gambar 2. Diagram Alir Penelitian