BAB I PENDAHULUAN. efek samping obat-obatanpaling banyak adalah mulut kering (80,5%), disgeusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten yang mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kualitas hidup seseorang (Navazesh dan Kumar, 2008; Amerongen, 1991).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

HAL-HAL YANG BERPENGARUH PADA KOMPOSISI SEKRESI SALIVA. Departemen Biologi Oral FKG USU

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. yang aneh dan tidak beraturan, angan-angan, halusinasi, emosi yang tidak tepat,

b. Tujuan farmakoekonomi...27 c. Aplikasi farmakoekonomi...28 d. Metode farmakoekonomi Pengobatan Rasional...32

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat

KONDISI KEBERSIHAN MULUT DAN KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA TUNTUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui mulut, dan pada kalangan usia lanjut. 2 Dry mouth berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius. Kesehatan jiwa

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka populasi penduduk lansia juga akan meningkat. 2 Menurut Badan

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan insulin, baik total ataupun sebagian. DM menunjuk pada. kumpulan gejala yang muncul pada seseorang yang dikarenakan oleh

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan bagian dari siklus kehidupan alami yang akan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah mengalami peningkatan populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir abstrak) serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari (Keliat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor yang terdiri dari: parotis, submandibularis, sublingualis, dan

BAB 4 METODE PENELITIAN

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN JUMLAH LIMFOSIT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Skripsi

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

BAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual

TINJAUAN PUSTAKA. jiwa melipuyti biologis, psikologis, sosial dan lingkungan. Tidak seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang memiliki peran penting dalam

LAPORAN KASUS PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN PADA

BAB 1. PENDAHULUAN. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi merupakan komunitas mikroba yang melekat maupun berkembang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahid, dkk, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dimana tiap trimester berlangsung hampir 3 bulan lamanya. Trimester 1

1/17/2010. KESEHATAN JIWA DAN GIMUL Muslim, MPH KESEHATAN JIWA. tetapi KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

BAB I PENDAHULUAN. nyaman, bersih, lembab sehingga terhindar dari infeksi (Eastham et al. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

PENATALAKSANAAN PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN HIPERTENSI, DIABETES MELLITUS DAN POST STROKE. Oleh : Rozario N. Ramandey

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan rasio antara laki-laki dan perempuan berkisar 2:1 hingga 4:1.

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat gigi masih kurang.

BAB I PENDAHULUAN. serta adanya gangguan fungsi psikososial (Sukandar dkk., 2013). Skizofrenia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan rongga mulut merupakan bagian penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VISKOSITAS SALIVA TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI PADA MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlalunya waktu dan dapat meningkatkan resiko terserang penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. manusia contohnya adalah obesitas, diabetes, kolesterol, hipertensi, kanker usus,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kondisi ini dapat tercapai dengan melakukan perawatan gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

BAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan

ANTAGONIS KOLINERGIK. Dra.Suhatri.MS.Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gigi impaksi adalah gigi yang gagal untuk erupsi secara utuh pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat-obatan merupakan penyebab paling umum dari penurunan saliva. Berdasarkan penelitian, dari 200 obat yang paling sering diresepkan, menunjukkan efek samping obat-obatanpaling banyak adalah mulut kering (80,5%), disgeusia (47,5%), dan stomatitis (33,9%). Obat-obatan yang paling sering menyebabkan mulut kering adalah tricyclic antidepresan, antipsikotik, atropinik, beta bloker, serta antihistamin, karena itu keluhan mulut kering merupakan hal umum pada pasien yang menjalani perawatan hipertensi, psikiatrik, atau masalah buang air kecil. 1 Antipsikotik merupakan obat-obatan yang digunakanuntukmengobatipasien psikosis. 2 Psikosis atau gangguan jiwa merupakan keadaan abnormal yang membutuhkan perawatan jangka panjang atau bahkan selamanya. Secara garis besar, DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder-5) dan ICD-10 (International Statistical Classification of Disease and Related Health Problem-10) membagi psikosis menjadi 2 yaitu skizofrenia dan gangguan afektif. Beberapa psikiater mengemukakan karakteristik dari skizofrenia, yaitu kehilangan pergaulan, kehilangan kendali ego, tidak dapat dimengerti, dan tidak rasional. Psikosis memiliki ciri-ciri seperti delusi dan halusinasi, namun beberapa literatur sebelumnya menunjukkan bahwa suasana hati yang kurang baik dan kecemasan, gangguan persepsi dan kognisi, bisa timbul bertahun-tahun sebelum timbulnya gejala delusi 1

2 dan halusinasi. 3 Pengobatan yang seksama dan teratur sesuai dengan anjuran akan mengurangi dan mengontrol gejala pada pasien psikosis. 2 Antipsikotik dibagi menjadi dua yaitu antipsikotik tipikal (generasi pertama) dan antipsikotik atipikal (generasi kedua). 2 Antipsikotik efektif untuk mengurangi gejala pada pasien psikosis, namun obat ini juga menimbulkan resiko yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti efek samping ekstrapiramidal (EPS) dan tardive dyskinesia. Efek farmakologis tertentu dari antipsikotik tipikal adalah kemampuannya menghambat reseptor kolinergik muskarinik di otak. Kekuatan sifat antikolinergik pada antipsikotik kemungkinan mempunyai hubungan langsung dengan kecenderungannya menimbulkan EPS. Antipsikotik atipikal memiliki efek antikolinergik yang berbeda-beda, tetapi umumnya memiliki efek samping ekstrapiramidal dan tardive dyskinesia yang lebih rendah dibandingkan antipsikotik tipikal. Efek samping antikolinergik dapat menyebabkan pasien menderita komplikasi medis serius, terutama pada pasien yang sudah tua. 4 Efek samping dari antikolinegik dapat dibagi menjadi 2, yaitu periferal dan sentral. Efek samping sentral menimbulkan gangguan pada otak seperti gangguan konsentrasi, kebingungan, kurang perhatian, dan lemahnya ingatan. Efek samping periferal lebih mudah terlihat secara fisik. Beberapa gejala khas yang ditimbulkan efek samping periferal adalah mulut kering, sembelit, sumbatan usus, dilatasi pupil, denyut jantung meningkat, dan keringat berkurang. 4 Sekresi kelenjar saliva dikontrol oleh sistem saraf otonom simpatik dan parasimpatik. Stimulasi pada sistem saraf simpatik akan melepaskan noradrenalin sedangkan stimulasi pada sistem saraf parasimpatik menyebabkan pelepasan asetilkolin. 5 Agen antikolinergik merupakan obat yang dapat mengurangi atau

3 menghambat produksi asetilkolin pada sistem saraf sentral dan perifer, sehingga menyebabkan penurunan sekresi kelenjar saliva. 6 Saliva merupakan cairan dalam rongga mulut yang berperan penting dalam kesehatan gigi dan mulut.saliva terdiri dari sekresi kelenjar ludah dan cairan kravikular gingiva. Sebagian besar saliva diproduksi oleh kelenjar saliva mayor, yaitu sekitar 90%. Pada rongga mulut yang sehat, aliran saliva rata-rata perhari adalah sekitar 500mL sampai 1500mL. 7 Obat-obatan antipsikotik dapat menyebabkan penurunan fungsi dari kelenjar saliva. Penurunan fungsi tersebut dapat menimbulkan hiposalivasi yang akibatnya dapat mengurangi aktivitas self-cleansing pada rongga mulut. 8 Selfcleansing merupakan suatu proses pembersihan gigi yang dilakukan secara alamiah di dalam rongga mulut. 9 Sekresi saliva merupakan pelindung alami karena dapat mempertahankan keadaan fisiologis jaringan rongga mulut. 10 Cairan saliva dapat menjadi pembersih mekanis dari adanya residu pada rongga mulut seperti bakteri dan sel non-adheren, serta debris makanan. Laju aliran saliva yang besar dapat meningkatkan kapasitas pembersih dan pengencer makanan dalam rongga mulut, karena itu dapat terjadi perubahan drastis pada tingkat kebersihan rongga mulut jika terjadi penurunan laju aliran saliva. 11 Aliran dan komposisi saliva dapat mempengaruhi pembentukan kalkulus, penyakit periodontal, dan karies. 10 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andriani Putri tahun 2016 di RSJ Prof H.B. Sa anin Padang, dari 30 pasien skizofrenia tidak ada responden yang memiliki status oral hygiene yang baik, seluruh responden memiliki status oral hygiene yang sedang hingga buruk, dan kedalaman

4 probing pada seluruh responden menunjukkan nilai 4mm, hal tersebut menyatakan bahwa mereka memiliki penyakit jaringan periodontal yang parah. 12 Kondisi kebersihan rongga mulut pada pasien psikosis juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti ketidakmampuan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut, terbatasnya akses layanan kesehatan gigi karena sumber daya keuangan yang rendah, 13 atau karena pengetahuan/pendidikan kesehatan gigi (DHE) yang kurang. 14 OHI (Oral Hygiene Index) merupakan indeks yang digunakan untuk menilai kebersihan gigi dan mulut. Hasil dari indeks ini merupakan gambaran keadaan kebersihan rongga mulut dari responden yang dinilai dari adanya sisa makanan / debris yang menempel di gigi dan kalkulus (karang gigi) pada permukaan gigi. Nilai Oral Hygiene Index merupakan jumlah dari Indeks Debris (DI) dan Indeks Kalkulus (CI). 15 Antipsikotik merupakan obat yang digunakan pasien psikosis, yang umumnya menyebabkan penurunan laju aliran saliva, sehingga banyak pasien mengeluhkan mulut kering. Mulut kering dapat mengakibatkan buruknya kondisi kebersihan rongga mulut. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran laju aliran saliva dan indeks kebersihan mulut pada pengguna antipsikotik.

5 1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimana gambaran indeks kebersihan rongga mulutdan laju aliran saliva pada pengguna antipsikotik pasien rawat inap di RSJ Prof. H.B. Sa anin? 2. Bagaimana hubungan indeks kebersihan rongga mulut dengan laju aliran saliva pasien rawat inap di RSJ Prof. H.B. Sa anin? 1.3 Tujuan penelitian 1. Mengetahui gambaran indeks kebersihan rongga mulutdan laju aliran salivapada pengguna antipsikotik pasien rawat inap di RSJ Prof. H.B. Sa anin. 2. Menganalisishubungan indeks kebersihan rongga mulut dengan laju aliran saliva pasien rawat inap di RSJ Prof. H.B. Sa anin. 1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Responden Sebagai informasi mengenai efek dari pemakaian obat antipsikotik terhadap kesehatan rongga mulut sehingga lebih memperhatikan lagi kebersihan rongga mulutnya. b. Bagi Dinas Kesehatan dan RSJ Diharapkan dapat menambah informasi tentang efek pemakaian obat antipsikotik terhadap laju alir saliva dan hubungannya dengan kebersihan gigi dan mulut, sehingga dapat dicarikan solusi untuk menghindari atau mengurangi dampak dari penggunaan antipsikotik.

6 c. Bagi Fakultas Kedokteran Gigi Menjadi tambahan bacaan, masukan, dan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti berikutnya. d. Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan mengenai efek penggunaan obat antipsikotik terhadap laju alir saliva dan hubungannya dengan nilai kebersihan gigi dan mulut. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh obat antipsikotik terhadap laju aliran saliva dan hubungannya dengan kebersihan rongga mulut. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel penelitian pada pengguna antipsikotik pasien rawat inap di RSJ Prof. H. B. Sa anin Kota Padang.