BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ terbesar dari tubuh manusia. Kulit memiliki fungsi utama sebagai pelindung tubuh untuk menutupi struktur jaringan dan organ dari setiap potensi cedera (perlindungan mekanik terhadap tekanan dan gesekan, suhu panas atau dingin, radiasi dan merupakan pertahanan defensif terhadap mikroba). Sebagai pelindung tubuh kulit sangat mudah mengalami cedera. 1,2 Menurut RISKESDAS 2013 prevalensi cedera secara nasional adalah 8,2 persen, dengan prevalensi tertinggi ditemukan di Sulawesi Selatan (12,8%) dan terendah di Jambi (4,5%). Penyebab cedera terbanyak, yaitu jatuh (40,9%) dan kecelakaan sepeda motor (40,6%). Proporsi jatuh tertinggi di Nusa Tenggara Timur (55,5%) dan terendah di Bengkulu (26,6%). Penyebab cedera transportasi sepeda motor tertinggi ditemukan di Bengkulu (56,4%) dan terendah di Papua (19,4%). Tiga urutan terbanyak jenis cedera yang dialami penduduk adalah luka lecet/memar (70,9%), terkilir (27,5%) dan luka robek (23,2%). Luka sayatan atau tusukan menyebabkan kurang lebih 2 juta pasien yang dirawat tiap tahun. 3,4 Luka adalah terputusnya kontinuitas sebagian jaringan tubuh. Luka adalah kejadian yang sering dialami sehari hari pada masyarakat. Luka secara umum dibedakan menjadi luka yang disengaja misalnya luka bedah dan luka yang tidak disengaja misalnya karena trauma. Penanganan luka yang tepat sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. 5 Infeksi luka paska bedah mengenai paling sedikit 920.000 orang dari 23 juta pasien yang menjalani pembedahan setiap tahun di Amerika Serikat. Perkiraan 27 juta pembedahan yang dilakukan setiap tahun di Amerika Serikat dan ternyata 290.000 pasien mengalami Infeksi luka operasi dan 8000 pasien meninggal karena infeksi. 6 Berbagai macam penanganan luka agar tidak menyebabkan infeksi dengan pemberian obat luka seperti feracrylum. Larutan feracrylum adalah agen hemostatik 1
2 topikal digunakan dalam berbagai prosedur bedah. Feracrylum juga memiliki sifat antimikroba dan mengurangi infeksi pasca operasi. Cara kerjanya melalui aktivasi trombin, yang kemudian menyebabkan konversi fibrinogen menjadi fibrin dan dengan demikian membentuk bekuan. Meskipun demikian ketersediaan feracrylum masih terbatas dan kurang dikenal masyarakat. Hal ini menyebabkan perlunya alternatif penanganan luka antara lain menggunakan tanaman herbal. Tanaman herbal banyak tersedia di Indonesia. 7 Indonesia sebagai negara tropis kaya akan berbagai macam tanaman yang berpotensi besar untuk dimanfaatkan dan dikembangkan secara maksimal. Sejak dulu tanaman sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit, salah satunya dalam pengobatan luka. Beberapa tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan luka antara lain binahong, iler, tempuyung, daun dewa, daun mangkokan, daun jambu biji, bandotan. 8 Daun binahong dan daun iler memiliki kandungan yang mirip. Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan salah satu tumbuhan obat yang dimiliki Indonesia dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku obat, karena tumbuhan ini bermanfaat bagi masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit, antara lain diabetes, analgetik, pembengkakan sendi-sendi, diare dan memar. Untuk mengurangi dan menghilangkan nyeri luka maupun peradangan masyarakat telah biasa menggunakan daun binahong sebagai obat luar maupun obat dalam, misalnya remasan daun binahong oleh masyarakat Desa Mugirejo Kota Samarinda digunakan sebagai obat luka terbuka maupun luka terbakar. 9 Iler (Coleus atropurpureus [L] Benth.) adalah tanaman yang sering ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau tanaman obat. Tanaman ini berkhasiat sebagai peluruh haid, perangsang nafsu makan, penetralisis racun (antitoksik), menghambat pertumbuhan bakteri (antiseptik), membuyarkan gumpalan darah, mempercepat pematangan abses, dan pembunuh cacing (vermisida). 8 Penelitian oleh Ines (2017) tentang Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Insisi (vulnus incisivum) pada mencit (Mus musculus) disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun binahong pada konsentrasi 15% dapat menyembuhkan dan mempercepat
3 proses penyembuhan luka insisi pada mencit dibandingkan dengan konsentrasi 10% dan 5%. 10 Penelitian oleh Rudianto Tari dkk (2013) dari Universitas Sam Ratulangi yang menggunakan tumbukan daun iler tentang Uji Efek Daun Iler (Coleus atropurpureus [L] Benth.) Terhadap Penyembuhan Luka Insisi Pada Kulit Kelinci (Oryctolagus cuniculus) menunjukkan bahwa daun iler dapat mempercepat penyembuhan luka insisi pada kulit kelinci. 11 Berdasarkan uraian diatas peniliti tertarik untuk meneliti perbandingan efek air perasaan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan air perasan daun iler (Coleus atropurpureus [L] Benth.) dalam mempercepat penyembuhan luka insisi pada mencit Swiss 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat disusun identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Apakah air perasan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) berefek 2. Apakah air perasan daun iler (Coleus atropurpureus [L] Benth.) berefek 3. Apakah air perasan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan air perasan daun Iler (Coleus atropurpureus [L] Benth.) memiliki efek yang setara dalam penyembuhan luka insisi mencit Swiss 4. Apakah air perasan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan feracrylum 1% memiliki efek yang setara dalam penyembuhan luka insisi mencit Swiss 5. Apakah air perasan daun iler (Coleus atropurpureus [L] Benth.) dan feracrylum 1% memiliki efek yang setara dalam penyembuhan luka insisi mencit Swiss
4 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk menilai : 1. Air perasan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) berefek 2. Air perasan daun iler (Coleus atropurpureus [L] Benth.) berefek mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss 3. Air perasan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan air perasan daun Iler (Coleus atropurpureus [L] Benth.) memiliki efek yang setara dalam penyembuhan luka insisi mencit Swiss 4. Air perasan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan feracrylum 1% memiliki efek yang setara dalam penyembuhan luka insisi mencit Swiss 5. Air perasan daun iler (Coleus atropurpureus [L] Benth.) dan feracrylum 1% memiliki efek yang setara dalam penyembuhan luka insisi mencit Swiss 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat akademis penelitian ini adalah memperluas pengetahuan mengenai herbal khususnya air perasan daun binahong dan daun iler dalam mempercepat penyembuhan luka insisi. Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat bahwa air perasan daun binahong dan daun iler dapat mempercepat penyembuhan luka sehingga dapat digunakan sebagai terapi alternatif untuk penyembuhan luka. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran Proses penyembuhan luka terdiri atas beberapa fase yaitu : fase hemostasis, fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi. Pada fase hemostasis terjadi
5 kontriksi pembuluh darah, trombosit di dalam darah akan membentuk bekuan, kemudian fibrin di dalam bekuan akan menautkan kedua tepi luka. Pada Fase inflamasi terjadi peningkatan permeabilitas kapiler, tepi luka membengkak, sel darah putih di sekitar luka memakan bakteri dan debris selular sehingga menghancurkan bekuan. Pada fase proliferasi terjadi pembentukan jaringan granulasi, sintesis kolagen, epitelisasi, dan angiogenesis. Pada fase maturasi terjadi remodeling. Binahong dan Iler dapat membantu proses penyembuhan luka melalui berbagai mekanisme. 12 Binahong mempunyai banyak sifat farmakologis seperti antimikroba, antiinflamasi, antikanker, anti jamur, dan anti tumor. Zat aktif yang terkandung dalam binahong seperti saponin, tanin, alkaloid, flavonoid, dan vitamin C (asam askorbat). Iler memiliki zat aktif seperti alkaloid, saponin, flavonoid, dan minyak atsiri. 13,14 Saponin memiliki efek pada aktivasi dan sintesis growth factor (TGF-β1) dan juga modifikasi reseptor TGF-β1 dan TGF-β2 pada fibroblast. Hal ini penting untuk pembentukan matriks kolagen. Saponin juga dapat mempercepat proses migrasi keratinosit yang memiliki peran penting pada proses reepitelisasi. 13,14 Tanin berfungsi sebagai astringent yang dapat menyebabkan kontriksi poripori kulit menghentikan eksudat dan perdarahan ringan, menyebabkan luka menutup dan mencegah perdarahan pada luka, tanin berperan dalam migrasi dan proliferasi fibroblas pada luka, membuat luka menutup lebih cepat. 14 Flavonoid bekerja dengan menginhibisi proses lipid peroksidasi dan dapat menghilangkan radikal bebas, selain itu dapat mencegah dan memperlambat kematian sel, serta meningkatan vaskularisasi pada daerah luka. 13 Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri dengan menghambat sintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut. 15 Minyak Atsiri secara kimiawi tersusun dari campuran senyawa steroid dan senyawa lainnya yang berperan sebagai antibakteri dengan cara mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk. 16
6 Asam askorbat (vitamin C) penting dalam mengaktifkan enzim prolyl hydroxylase yang mendukung tahap hidroksilasi pada deposisi kolagen, dengan adanya asam askorbat serat kolagen yang terbentuk akan lebih kuat. Asam askorbat (vitamin C) dapat meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, memelihara membran mukosa dan mempercepat penyembuhan luka. 17,18 Saponin, tanin dan vitamin C dapat membantu fase proliferasi pada penyembuhan luka, tanin juga dapat membantu fase hemostasis. Alkaloid, flavonoid, vitamin C dan minyak atsiri dapat membantu fase inflamasi pada proses penyebuhan luka karena memiliki sifat antibakteri. 1.5.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis Penelitian ini adalah : 1. Air perasan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) berefek 2. Air perasan daun Iler (Coleus atropurpureus [L] Benth.) berefek mempercepat penyembuhan luka insisi mencit Swiss 3. Air perasan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan air perasan daun Iler (Coleus atropurpureus [L] Benth.) mempunyai potensi yang setara dalam penyembuhan luka insisi mencit Swiss 4. Air perasan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan feracrylum 1% memiliki efek yang setara dalam penyembuhan luka insisi mencit Swiss 5. Air perasan daun iler (Coleus atropurpureus [L] Benth.) dan feracrylum 1% memiliki efek yang setara dalam penyembuhan luka insisi mencit Swiss